DISTRIBUSI DAN RUAYA UDANG JARI (Metapenaeus elegans de Man 1907) DI LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
(Metapenaeus elegans de Man 1907) Berdasarkan Model Thompson dan Bell di Laguna Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

Aspek Reproduksi dan Daerah Pemijahan Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) di Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah

STATUS PEMANFAATAN LOBSTER (Panulirus sp) DI PERAIRAN KEBUMEN

ANALISIS STOK UDANG PENAEID DI PERAIRAN PANTAI SELATAN KEBUMEN JAWA TENGAH

DINAMIKA POPULASI UDANG JARI (Metapenaeus elegans de Man 1907) DI LAGUNA SEGARA ANAKAN, CILACAP, JAWA TENGAH

KERAGAMAN GENETIK UDANG JARI (Metapenaeus elegans DE MAN 1907) BERDASARKAN KARAKTER MORFOMETRIK DI LAGUNA SEGARA ANAKAN, CILACAP, JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STOK UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis de Man ) MENGGUNAKAM MODEL HASIL RELATIF PER REKRUIT (Y /R) DI LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP

KONDISI PERAIRAN SEGARA ANAKAN CILACAP BERDASARKAN VARIABEL SALINITAS DAN KEKERUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Segara Anakan merupakan ekosistem mangrove dengan laguna yang unik dan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

Hubungan panjang berat, makanan dan sebaran ikan kating, Mystus gulio (Hamilton 1822) di Segara Anakan, Cilacap

Dr. Ir. Suradi Wijaya Saputra, M.S. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauan Universitas Diponegoro

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (2): ISSN:

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

POTENSI KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes) DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Oleh : Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Sri Pratiwi S. Dewi. Surat elektronik :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

POTENSI KERANG SIMPING (AMUSIUM PLEURONECTES) DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Terkini dan Alternatif Pengelolaan di Laguna Segara Anakan, Cilacap (D.W.H. Tjahjo & Riswanto)

Aspek Biologi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Sebagai Landasan Pengelolaan Teknologi Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan 48 ISSN

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

penangkapan, maka jumlah ketersediaan udang akan semakin menurun pada musim Pada umumnya hasil tangkapan yang diperoleh dapat berupa udang muda atau

Gambar 1. Diagram TS

Analisis Panjang-Berat dan Faktor Kondisi pada Udang Rebon (Acetes japonicus) di Perairan Cilacap, Jawa Tengah

Efektifitas Modifikasi Rumpon Cumi sebagai Media Penempelan Telur Cumi Bangka (Loligo chinensis)

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA IKAN PELAGIS DI ESTUARIA PELAWANGAN TIMUR, SEGARA ANAKAN, CILACAP

PENDUGAAN UMUR LARVA IKAN GERONG-GERONG (Hypoatherina sp.) YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN PELAWANGAN TIMUR, SEGARA ANAKAN, CILACAP MELALUI STUDI OTOLITH

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PASANG SURUT TERHADAP REKRUITMEN LARVA IKAN DI PELAWANGAN TIMUR SEGARA ANAKAN CILACAP

3. METODE PENELITIAN

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XII (2): ISSN:

3. METODE PENELITIAN

WORKSHOP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

SELEKTIFITAS ALAT TANGKAP TRAMMEL NET TERHADAP UDANG PENAEID DI KABUPATEN TAKALAR PROPINSI SULAWESI SELATAN

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

BAWAL. 9 (3) Desember 2017:

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Metapenaeus elegans), udang dogol (Metapenaeus ensis), udang pasir

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAMPAK PERUBAHAN LUASAN HABITAT SUMBER DAYA IKAN TERHADAP PERIKANAN PERANGKAP PASANG SURUT (APONG) DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN HIU MACAN (Galeocerdo cuvier Peron & Lesuer, 1822) DI PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. Common property & open acces. Ekonomis & Ekologis Penting. Dieksploitasi tanpa batas

3. METODE PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN WARNA KRENDET DAN KEDALAMAN DAERAH PENANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PANTAI WARU PERAIRAN WONOGIRI

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lalu Wima Pratama dan Andik Isdianto (2017) J. Floratek 12 (1): 57-61

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

SEBARAN SPASIAL DAN KELIMPAHAN JUVENIL UDANG DI PERAIRAN MUARA SUNGAI WULAN, DEMAK

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Cilacap dan sekitarnya adalah merupakan bagian perairan di Selatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL PENELITIAN. 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang

oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove


PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

ANALISIS BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus Merguiensis DE HANN) DI PERAIRAN PEMANGKAT, KALIMANTAN BARAT

Daerah penangkapan ikan pelagis kecil di Selat Sunda yang diamati dalam

3. METODE PENELITIAN

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

Abstract PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif (Muhamad Ali, 1992). Jenis penelitian ini memberikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Rekrutmen, Mortalitas, dan Laju Eksploitasi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Walbaum 1792) di Perairan Selat Sunda

ABSTRAK IDENTIFIKASI DAN KERAPATAN UDANG DI BAWAH TUMBUHAN NIPAH KAWASAN MANGROVE DESA SWARANGAN KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT.

ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

EVALUASI LUASAN KAWASAN MANGROVE UNTUK MENDUKUNG PERIKANAN UDANG DI KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

DISTRIBUSI DAN RUAYA UDANG JARI (Metapenaeus elegans de Man 1907) DI LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP JAWA TENGAH Dispersion of Fine Shrimp (Metapenaeus elegans de Man 1907) on Segara Anakan Lagoon Cilacap Central Java Suradi Wijaya Saputra 1 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang Jl. Prof. Soedharto, SH Semarang Diserahkan 21 Agustus 2007; Diterima 6 Januari 2008 ABSTRAK Penelitian distribusi dan ruaya udang Jari (Metapenaeus elegans) dilakukan di Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah, bertujuan untuk mengkaji pola distribusi dan ruayanya. Penelitian dilakukan sejak Februari sampai dengan Desember 2004, menggunakan metode survei,dan pengambilan sampel menggunakan metode sistematik sampling. Berdasarkan kondisi habitat dan distribusi Apong, daerah penelitian dibedakan menjadi tiga wilayah perairan, yaitu wilayah Barat, wilayah Tengah dan wilayah Timur. Pada setiap wilayah ditentukan tiga lokasi sampling. Hasil penelitian menunjukkan udang jari tertangkap sepanjang tahun, terdistribusi ke seluruh pelosok perairan Segara Anakan. M. elegans lebih banyak tertangkap di wilayah perairan Sungai Donan dan sekitarnya (wilayah timur). M. elegans yang tertangkap di perairan laguna (wilayah barat) berukuran lebih besar dan lebih banyak yang telah matang gonad dibanding wilayah perairan lainnya. M. elegans memijah sepanjang tahun dengan puncak bulan Mei. Daerah pemijahan di perairan zona barat, terutama laguna sebelah timur Karanganyar. Kata kunci : M. elegans, Distribusi, ruaya, Laguna Segara Anakan ABSTRACT The research of the dispersion of fine shrimp (Metapenaeus elegans de Man 1907) was held on Segara Anakan Lagoon, Cilacap Central Java. Sampling was collected systematically during survey from February to December 2004. Based on habitat condition and the distribution of Apong (small size set net) fishing units, study area was divided into three zone : the West, Central and the East Zone. Results showed that fine shrimp caught along the year, was distributed to all Segara Anakan waters. M. elegans catched more in Donan river waters (East zone). Shrimp caught in the lagoon (West zone) was lagger in size than those collected from other zone and they were in the maturing reproductive status. Specimens caught from Tritih Kulon and west Kutawaru were reconded on the smallest. Spawning occurred along the year, with peak seasons in May. The spawning ground in the West Zone, is mainly the lagoon of East Karanganyar. Key word : M. elegans, dispersion, Segara Anakan Lagoon PENDAHULUAN Metapenaeus elegans de Man (1907) disebut juga fine shrimp (Inggris), crevette elegance (Prancis), camaron fino (Spanyol) (Chan 1998), dengan nama lokal udang jahe, udang jari atau dogol hijau. M. elegans termasuk kategori spesies yang seluruh daur hidupnya berada di muara sungai atau laguna dengan salinitas rendah (Motoh, 1981; Miquel, 1983; Dall et al., 1990; Chan, 1998; Dudley 2000 a ). Dudley (2000 a ) menyatakan bahwa udang jari hampir tidak pernah ditemukan di laut, dan hanya sesekali ditemukan di mulut laguna selama pasang tinggi. Sebaliknya, Chan (1998) menyebutkan kadang-kadang spesies ini ditemukan juga di laut sampai kedalaman 55 meter. Dall et al. (1990) dan Chan (1998) menyatakan bahwa M. elegans dapat matang seksual dan melengkapi seluruh siklus hidupnya 1

dalam laguna atau estuaria. Di perairan laguna Segara Anakan dan sekitarnya, udang jari tertangkap dengan jaring apong. Bentuk jaring apong sama dengan trawl, hanya dioperasikan secara pasif/statis, dengan menghadang arus. Alat tangkap ini sangat berkembang, karena efektif untuk menangkap udang. Apong sudah ada sekitar tahun 82, beberapa saat setelah trawl dilarang beroperasi di kawasan perairan barat. Zarochman (2003) menyebutkan jumlah Apong di Segara Anakan mencapai 1660 unit. Di samping mendapat tekanan dari eksploitasi yang tinggi, keberadaan udang jari juga mendapat tekanan akibat sedimentasi, penebangan bakau illegal dan peningkatan beban pencemaran dari daerah sekitarnya, sehingga akan mengancam keberadaannya di Laguna Segara Anakan. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian yang mencakup aspek-aspek distribusi, biologi reproduksi dan ruaya M. elegans perlu dilakukan. Aspek-aspek tersebut sangat penting sebagai dasar penyusunan konsep pengelolaan udang jari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola distribusi dan pergerakan atau ruaya M. elegans di perairan Segara Anakan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di perairan Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sejak 4 Februari sampai dengan 27 Desember 2004. Daerah penelitian berada di antara 07 o 39 47 LS - 108 o 48 14 BT dan 07 o 45 36 LS - 109 o 01 47 BT. Penelitian menggunakan metode survei. Penentuan lokasi sampling dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan perairan dan daerah penangkapan apong. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa perairan sebelah barat memiliki salinitas rendah dan kekeruhan tinggi, sedangkan di wilayah timur memiliki kekeruhan rendah dengan salinitas tinggi. Berdasarkan kedua hal tersebut maka daerah penelitian dipisahkan menjadi tiga wilayah (Gambar 1), yaitu 1) Perairan wilayah Barat, meliputi perairan dari Plawangan Barat sampai perairan dekat desa Klaces dan perairan laguna. 2) Perairan wilayah Tengah meliputi perairan sekitar Ujunghalang dan Muaradua, dan 3) Perairan wilayah Timur meliputi Plawangan Timur, Sungai Sapuregel (ke arah barat) dan Tritih Kulon (ke arah utara). Jumlah stasiun pengamatan masing-masing wilayah sebanyak 3 stasiun. Stasiun pengamatan tersebut adalah : Wilayah Timur : a. perairan Tritih Kulon, b. perairan Karangtalun, c. perairan muara Donan; Wilayah Tengah meliputi: d. sebelah Barat Kutawaru, e. sebelah Timur Motean, f. perairan sebelah barat Motean. Wilayah barat meliputi g. perairan laguna dekat Klaces, h. laguna dekat muara Sungai Cibeureum i. laguna sebelah timur Karanganyar (Gambar 1). ZONA BARAT ZONA TENGAH ZONA TIMUR a h g i Pulau Nusakambangan f e d c b SAMUDERA HINDIA : Lokasi sampling a. Perairan Tritih Kulon, b. Perairan Karangtalun, c. perairan muara Donan; d. Sebelah Barat Kutawaru e. Sebelah timur Motean, f. sebelah barat Motean,. g. Laguna dekat Klaces, h. Laguna dekat muara S. Cibeureum i. laguna timur Karanganyar Gambar 1. Lokasi Sampling 2

Feb mrt apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Proporsi (%) Jurnal Saintek Perikanan Vo. 3 No. 2 2008 : 1 8 Contoh udang adalah udang yang diperoleh dari hasil tangkapan tiga unit apong untuk setiap stasiun pengamatan. Variabel yang diamati meliputi jumlah spesimen udang jari, berat hasil tangkapan (kg), panjang karapas (mm), berat individu (gram), dan Tingkat Kematangan Gonad (TKG). TKG udang penaid diidentifikasi berdasarkan Primavera (1983), yang membadi menjadi lima tahapan perkembangan gonad, yaitu : Tingkat I: gonad tipis dan transparan, sehingga masih belum dapat terlihat; Tingkat II: gonad terlihat seperti benang halus yang berwarna hijau pekat; Tingkat III: gonad semakin tebal dengan warna semakin gelap, Tingkat IV: gonad semakin melebar, di bagian anteriornya (ruas badan pertama dan kedua) terlihat adanya lekukan-lekukan dan bulatanbulatan. Pada tahapan ini udang sudah siap memijah. Tingkat V: gonad berwarna jernih atau pucat karena seluruh atau sebagian telurnya telah dilepas. Bahan yang digunakan adalah : udang hasil tangkapan apong dan bahan pengawet (alkohol, formalin dan es). Analisis distribusi dilakukan berdasarkan jumlah individu, struktur ukuran panjang karapas, dan TKG, dilakukan secara deskriptif dengan menampilkan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Pengelompokan habitat berdasarkan ukuran udang yang tertangkap dilakukan dengan analisis gerombol (cluster analysis). HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi M. elegans berdasarkan Jumlah Individu Distribusi populasi M. elegans berdasarkan jumlah individu menurut waktu sampling dan wilayah penelitian disajikan pada Gambar 2. Jumlah individu M. elegans lebih banyak ditemukan di wilayah Timur (24.884 individu) dibanding wilayah Tengah (18.610 individu) dan wilayah Barat (11.233 individu). Dominasi M. elegans di perairan wilayah Timur terutama terjadi pada bulan Februari, Mei, Juni dan September, Oktober, November dan Desember. Pada wilayah Tengah M. elegans lebih melimpah pada bulan April dan Juli. Distribusi M. elegans berdasarkan stasiun pengamatan (Gambar 2). Udang M. elegans paling banyak ditemukan di perairan sebelah barat Motean, perairan sekitar Tritih Kulon dan perairan S. Donan. Pada perairan laguna (sebelah timur Karanganyar, Klaces dan dekat muara Sungai Cibeureum), jumlah individunya paling sedikit. Berdasarkan dua pola distribusi (waktu dan lokasi pengamatan) yang didasarkan pada jumlah individu, wilayah Timur dan Tengah lebih melimpah dibanding wilayah Barat. Distribusi M. elegans Berdasarkan Ukuran Panjang Karapas Rata-rata ukuran panjang karapas paling besar ditemukan pada bulan November (20,8 mm) dan Desember (18 mm) (Gambar 3A). Berdasarkan lokasinya, ukuran panjang karapas rata-rata paling besar ditemukan pada stasiun pengamatan perairan laguna sebelah timur Karanganyar (17,3 mm) (Gambar 3B). Udang yang berasal dari wilayah Timur dan Tengah umumnya lebih kecil dibanding udang yang berasal dari wilayah Barat. Ukuran terkecil ditemukan pada udang yang tertangkap di perairan Tritih Kulon (wilayah Timur) dan di perairan sebelah Barat Kutawaru (wilayah Tengah). Berdasarkan ukuran panjang karapas udang jari yang tertangkap, maka berdasarkan analisis gerompol (cluster analysis) lokasi sampling dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok (Gambar 4). Kelompok pertama, terdiri dari perairan Tritih Kulon dan sebelah barat Kutawaru. Kelompok kedua terdiri dari perairan Karangtalun, muara Sungai Donan, perairan Timur Motean dan Barat Motean. Kelompok ketiga terdiri dari Wilayah Barat atau perairan laguna (sekitar Klaces, sekitar muara S. Cibeureum dan sebelah timur Karanganyar). 100% 80% 60% 40% 20% 0% Bulan Zona Barat Zona Tengah Zona Timur Gambar 2. Distribusi Jumlah Individu M. elegans Berdasarkan Wilayah Penelitian. 3

P. karapas rata-rata (mm) Klaces Muara Cibeureum Timur Karanganyar Barat Motean Timur Motean Barat Kutawaru Muara Donan Karangtalun Tritih Kulon 4 Feb 20-Feb 22-Mar 24-Apr 23-Mei 18-Jun 16-Jul 19-Agust 15-Sep 13-Okt 28-Nop 27-Des P. karapas rata-rata (mm) Jurnal Saintek Perikanan Vo. 3 No. 2 2008 : 1 8 20 18 A 16 14 12 10 Waktu sampling 18 16 14 12 10 B Lokasi Sampling Gambar 3. Distribusi Udang Berdasarkan Panjang Karapas Karapas ( mm ) Rata-rata di Segara Anakan Dendrogram A D B C E F G H I 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Gambar 4. Pengelompokan Habitat Berdasarkan Panjang Karapas Udang Keterangan : A : Tritih Kulon B : Karangtalun, C : Muara S. Donan, D : Barat Kutawaru, E : Timur Motean, F : Barat Motean, G : Klaces, H : Timur Karanganyar, I : Muara S. Cibeureum. index Apabila kisaran perbedaan panjang karapas diperlonggar, dari indeks perbedaan 0,11 menjadi 2,2 (Gambar 4), untuk melihat lokasi pengamatan yang masih memiliki kesamaan dengan indeks perbedaan 2,2, ternyata lokasi pengamatan dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama yang terdiri dari perairan wilayah barat (perairan laguna), dan kelompok dua yang meliputi perairan wilayah tengah dan timur (perairan di luar laguna). Distribusi M. elegans Berdasarkan TKG Berdasarkan 30 sampel udang jari betina yang diambil setiap bulan per stasiun pengamatan, diperoleh gambaran tentang udang betina yang gonadnya telah berkembang. Udang betina matang gonad adalah udang betina yang gonadnya telah berkembang mencapai TKG 3 (King 1995). Komposisi udang betina dengan TKG 3 dan 4 berdasarkan waktu dan lokasi sampling, disajikan pada Gambar 5. 4

Tritih Kulon Karang Talun Muara Donan Jojok barat UH Timur UH Barat Klaces Timur Kr. Anyar Cibeureum Jumlah matang gonad Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jumlah matang gona Jurnal Saintek Perikanan Vo. 3 No. 2 2008 : 1 8 50 40 30 20 10 TKG 4 TKG 3 0 Waktu sampling 60 50 TKG 3 TKG 4 40 30 20 10 0 Lokasi sampling Gambar 5. Udang M.elegans Betina Matang Gonad Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Selama penelitian, udang M. elegans yang gonadnya telah berkembang ditemukan terbanyak di wilayah Barat, yaitu sebanyak 293 ekor. Berdasarkan waktu sampling, bulan Mei merupakan waktu terbanyak ditemukannya udang betina matang gonad sebanyak 75 ekor (27,78%), disusul bulan November 53 ekor (18,89%), Desember 52 ekor (18,52%) dan Oktober 51 ekor (18,89%). Perairan Wilayah Barat (laguna) paling banyak dihuni oleh udang betina matang gonad (137 ekor). Pada wilayah Timur (muara S. Donan, Karangtalun dan Tritih Kulon) tidak ditemukan udang betina dewasa matang gonad, sedangkan pada wilayah Tengah (Barat Kutawaru sampai dengan Barat Motean), selama penelitian ditemukan delapan ekor udang betina matang gonad. Hampir semua udang betina dengan TKG 4 hanya ditemukan di perairan wilayah Barat (laguna), kecuali di perairan sebelah barat Motean (Ujungalang) ditemukan satu ekor. Berdasarkan data tersebut dapat diduga bahwa wilayah Barat (laguna) merupakan daerah pemijahan udang M. elegan, sedangkan berdasarkan waktunya, bulan Mei merupakan puncak musim pemijahan. Distribusi dan Pergerakan Udang M. elegans di Perairan Segara Anakan Berdasarkan identifikasi persebaran M. elegans menurut modus ukuran panjang karapas, observasi lapang dan pola ruaya daur hidup berdasarkan Dall et al. (1990), pergerakan ruaya M. elegans di perairan Segara Anakan diperkirakan sebagai berikut. Telur udang M.elegans menetas di dalam laguna, dan larva planktonis dari perairan laguna terbawa arus pasang surut ke perairan sekitar laguna. Pada perairan tepi laguna yang ditunjang oleh hutan mangrove, nauplii tumbuh menjadi pascalarva. Setelah mencapai pascalarva, akan beruaya ke perairan hulu yang memiliki salinitas rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Dall et al. (1990) yang menyatakan bahwa pada tahapan pascalarva udang penaid yang seluruh daur hidupnya berada di estuaria akan bermigrasi ke bagian hulu sungai dengan salinitas rendah (Gambar 6). 5

Pergerakan ruaya pascalarva udang jari ke seluruh pelosok hulu sungai atau perairan dengan salinitas rendah terbantu oleh arus pasang. Melalui sungai dan alur di antara hutan mangrove, pascalarva udang jari dapat mencapai perairan dengan salinitas rendah. Pada wilayah Barat, perairan hulu dengan salinitas rendah antara lain terdapat pada hulu Sungai Cibeureum, hulu Sungai Kayumati, dan hulu Sungai Cikonde (banyak ditemukan udang stadia pascalarva dan udang muda). Pada wilayah Tengah, perairan hulu dengan salinitas rendah terdapat pada perairan hulu Sungai Ujungalang dan Sungai Dangal. Pada wilayah Timur, perairan dengan salinitas rendah antara lain pada perairan hulu Sungai Donan (salinitas 7,72 pada bulan November 2004, 21,6-22 pada bulan September2004) dan hulu Sungai Sapuregel (8-9 pada bulan Desember 2004, 21-22 pada bulan September 2004). Sebagaimana dijelaskan di depan pada kedua perairan tersebut ukuran rata-rata panjang karapas udang M. elegans paling kecil (14,16 mm dan 14,17mm), dan banyak ditemukan stadia pascalarva (ukuran panjang karapas kurang dari 3 mm). Setelah tumbuh menjadi udang muda, udang tipe estuarine species, akan bergerak kembali ke muara sungai dengan salinitas yang lebih tinggi (Dall et al. 1990). Perairan Tritih Kulon merupakan pintu masuk udang muda dari hulu Sungai Donan ke daerah pembesaran. Perairan Barat Kutawaru sebagai pintu masuk udang muda dari daerah asuhan hulu Sungai Sapuregel. Hal ini terlihat berdasarkan distribusi ukuran panjang karapas, dimana pada dua perairan tersebut memiliki ukuran panjang karapas terkecil dibanding tujuh lokasi pengamatan lainnya. Pengaruh arus surut yang kuat saat pasang purnama, populasi udang jari di muara S. Donan dan muara S. Sapuregel dapat terdorong sampai ke Plawangan Timur, tetapi akan kembali beruaya ke perairan Segara Anakan. Hal ini terbukti karena selama penelitian tidak ditemukan udang jari yang didaratkan di TPI yang terdapat di pantai Cilacap, dan hanya ditemukan di TPI Sleko yang menampung hasil tangkapan dari Segara Anakan. Pulau Nusakambangan SAMUDERA HINDIA Keterangan : : Lokasi pemijahan : Ruaya post larva ke daerah nursery : Ruaya udang dewasa ke daerah pemijahan : Lokasi pengamatan / sampling Gambar 6. Pola Ruaya M. elegans di Perairan Segara Anakan 6

Udang muda pada perairan sebelah Timur Motean berasal dari hulu Sungai Dangal, sedangkan udang muda di perairan Barat Motean berasal dari hulu Sungai Ujungalang. Pada perairan tersebut udang jari ukuran kecil bercampur dengan udang dewasa yang sedang dalam perjalanan ruaya ke laguna untuk memijah. Hal ini dibuktikan dengan adanya udang jari yang tertangkap di daerah tersebut dalam kondisi gonadnya sedang berkembang (TKG I dan II) atau bahkan matang gonad dengan TKG IV (di perairan Barat Motean). Hal ini terlihat dari panjang karapas rata-rata udang jari pada kedua lokasi pengataman tersebut yang lebih besar dari panjang karapas udang di perairan sebelah Barat Kutawaru dan Tritih Kulon. Juvenil dan udang muda dari daerah hulu Sungai Cibeureum, Sungai Cikonde dan sungai lainya di Wilayah Barat akan beruaya ke perairan laguna. Pada daerah laguna tersebut udang jari muda akan tumbuh sampai dewasa, bercampur dengan udang jari dewasa yang berasal dari seluruh penjuru perairan untuk memijah. Oleh karenanya meskipun di perairan laguna merupakan daerah pemijahan, namun tetap banyak tertangkap udang jari ukuran kecil. Uraian tersebut didukung fakta bahwa pada perairan hulu seperti disebutkan di depan, hasil tangkapan udang jari didominasi oleh udang ukuran kecil. Penangkapan menggunakan waring surungan di perairan Tritih Kulon pada alur di antara hutan mangrove, diperoleh udang jari ukuran kecil (juvenil dan udang muda). Ukuran udang jari yang relatif sama juga mendominasi hasil tangkapan di Muara Dua, bagian hulu (utara) Motean dan di bagian hulu Sungai Cibeureum. Hasil tangkapan dari saluran-saluran tambak dan alur-alur di antara hutan mangrove di daerah tersebut didominasi udang ukuran kecil. Udang muda yang tertangkap tersebut diduga dalam perjalanan ruaya dari daerah asuhan ke daerah pembesaran. KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Udang M. elegans tertangkap sepanjang tahun, terdistribusi merata ke seluruh pelosok perairan Segara Anakan. 2. Udang M.elegans lebih banyak tertangkap di wilayah perairan Sungai Donan dan sekitarnya (wilayah timur). 3. Udang M.elegans yang tertangkap di perairan laguna (wilayah barat) berukuran lebih besar dan lebih banyak yang matang gonad dibanding udang dari wilayah perairan lainnya, sedangkan udang jari yang tertangkap di perairan Tritih Kulon dan sebelah barat Kutawaru didominasi oleh udang berukuran kecil. 4. Udang M.elegans memijah sepanjang tahun di perairan laguna, dengan puncak pemijahan terjadi pada bulan Mei. DAFTAR PUSTAKA Chan TY. 1998. Shrimps and Prawns dalam : Carpenter KE, VH Niem. eds. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Vol. 2. Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Sharks. Food and Agriculture Organization of the United Nations Rome. Croccos DJ, JD Keer. 1983. Maturation and spawning of the banana prawn Penaeus merguensis de Man (Crustacea : Penaeidae) in the Gulf of Carpentaria, Australia. J. Exp. Mar. Biol. Eco. 69 : 39-59. Dall W, BJ Hill, PC Rothlesberg, DJ Sharples. 1990. The Biology of the Penaeidae. Advance dalam: Blaxter JHS, AJ Southward. Eds. Marine Biology Vol. 27. Academic press. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers. London. Dudley RG. 2000a. Segara Anakan fisheries management plan. Specialist fisheries consultant report. BCEOM-DITJEN BANGDA, Jakarta. King M. 1995. Fisheries Biology, Assessment and Management. Fishing News Books. A Division of Blackwell Science Ltd. London. Miquel JC. 1982. Supplementary notes on species of Metapenaeus (Decapoda, Penaeidae). Crustaceana 45, 71-76. Motoh H. 1981. Study on fisheries biology of the Giant Tiger prawn Penaeus monodon in the Philippines. SEADEC. Technical report no.7. Saputra SW, S Sukimin, M Boer, R Affandi, DR Monintja. 2005 a. Dinamika Populasi Udang Jari (Metapenaeus elegans de Man 1907) di Laguna Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan IPB. 7

.2005 b. Aspek reproduksi dan spawning ground udang jari Metapenaeus elegans di Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kelautan (Indonesian Journal of Marine Science).10(1) : 41-49. Zarochman. 2001. Penataan apong untuk keselamatan udang dalam kawasan Segara Anakan. Jurnal Gema Segara Anakan. III (9 : 11-19).. 2003. Laju tangkap udang dan masalah jaring apong di Plawangan Timur Laguna Segara Anakan. [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. 8