penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

dokumen-dokumen yang mirip
Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

Penguat Inverting dan Non Inverting

Modul 02: Elektronika Dasar

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

Modul VIII Filter Aktif

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

Modul 1 : Respons Impuls

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 5 RANGKAIAN AC

PERANCANGAN DAN SIMULASI LOW PASS FINITE IMPULSE RESPONSE DENGAN METODE WINDOWING

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III PERANCANGAN ALAT

Program Studi Teknik Mesin S1

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

Sistem Pengaturan Waktu Riil

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 4 (LOW PASS FILTER )

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Telekomunikasi telah menempati suatu kedudukan yang penting

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

Penguat Oprasional FE UDINUS

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : : Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

PERANCANGAN FETAL DOPPLER MENGGUNAKAN BAND PASS FILTER

PERANCANGAN IC CMOS LOW PASS FILTER SALLEN-KEY ORDE 2 DENGAN MICROWIND

APLIKASI PERANGKAT LUNAK ELECTRONICS WORKBENCH PADA ALAT ELEKTRONIK ANALOG

Filter Gelombang Mikro (1) TTG4D3 Rekayasa Gelombang Mikro Oleh Budi Syihabuddin Erfansyah Ali

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

DTG2D3 ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI FILTER ANALOG. By : Dwi Andi Nurmantris

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

Transkripsi:

PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id 3 Email : mkaryadi@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Pengolahan sinyal digital tak akan lepas dari proses pengkonversian sinyal analog menjadi sinyal digital sehingga sinyal siap diolah oleh sistem digital. Sayangnya sebuah fenomena yang disebut aliasing dapat menyebabkan terjadinya kesalahan selama pemrosesan sinyal digital. Aliasing adalah peristiwa penumpukan frekuensi pada spektrum sinyal karena sinyal mengandung komponen dengan frekuensi lebih dari setengah frekuensi sampling yang telah dicuplik sehingga terjadi kerusakan pada kandungan informasi dalam sinyal informasi. Fenomena aliasing pada proses sampling muncul pada sinyal hasil sampling jika syarat Nyquist tidak terpenuhi atau juga dikenal dengan undersampling. Dalam perkembangannya selain harus memenuhi syarat Nyquist, diperlukan proses tambahan untuk mendukung syarat Nyquist yaitu dengan melakukan pemfilteran sinyal sebelum dicuplik sehingga sinyal dengan frekuensi tertentu saja yang akan dicuplik. Antialiasing filter digunakan untuk menghindari kesalahan dalam proses sampling yaitu dengan menghilangkan komponen dengan frekuensi lebih dari setengah frekuensi sampling. Kata Kunci : Aliasing, Anti-Aliasing Filter, Pengolahan Sinyal Digital, Sampling, Syarat Nyquist. PENDAHULUAN Pada proses sampling terdapat suatu syarat Nyquist atau yang lebih dikenal dengan nama teorema sampling supaya sinyal yang telah tercuplik sebagai pembawa informasi tidak rusak dan mampu mewakili sifat sinyal aslinya dalam proses rekonstruksi menjadi sinyal analog kembali. Syarat Nyquist secara teoritis dapat memperoleh sinyal analog yang dapat direkonstruksi secara lengkap lewat sampling diskrit waktu. Proses sampling harus memenuhi syarat Nyquist yaitu bahwa frekuensi sinyal sampling harus lebih besar dua kali dari frekuensi sinyal informasi yang akan disampel. Fenomena aliasing pada proses sampling akan muncul pada sinyal hasil sampling jika syarat Nyquist tidak terpenuhi atau juga dikenal dengan undersampling yang mengakibatkan rusaknya kandungan informasi dalam sinyal informasi. Aliasing adalah peristiwa penumpukan frekuensi pada spektrum sinyal yang telah dicuplik sehingga terjadi kerusakan pada kandungan informasi dalam sinyal informasi. Dalam perkembangannya selain harus memenuhi syarat Nyquist, diperlukan proses tambahan untuk mendukung syarat Nyquist yaitu dengan melakukan pemfilteran sinyal sebelum dicuplik sehingga sinyal dengan frekuensi tertentu saja yang akan dicuplik. Hal ini memberikan suatu gagasan bagi penulis untuk merancang rangkaian filter khususnya anti-aliasing filter. Sehingga penulis memberi judul

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampling adalah sebuah teori yang pertama kali dikemukakan oleh Harold Nyquist pada tahun 1920. Sampling berarti mengambil atau mencuplik sinyal pada waktu-waktu tertentu saja dan untuk selanjutnya sinyal yang telah tercuplik tersebut akan didekatkan atau dikodekan dalam suatu nilai-nilai bit yang merepresentasikan informasi dari sinyal informasi melalui proses kuantisasi. Gambar 2.5 Proses Kuantisasi. [13] 2.3 Aliasing Aliasing adalah peristiwa penumpukan frekuensi pada spektrum sinyal yang telah dicuplik sehingga terjadi kerusakan pada kandungan informasi dalam sinyal informasi. Fenomena aliasing terjadi akibat dari syarat Nyquist yang tidak terpenuhi. Gambar 2.1 Blok Diagram Dari Rangkaian Sample/Hold. [13] 2.2 Kuantisasi Sinyal digital merupakan sebuah deretan angka yang diwakili oleh beberapa digit dengan jumlah tertentu. Proses melakukan konversi sinyal yang telah dicuplik menjadi sinyal digital yang diwakili oleh sebuah nilai dengan jumlah digit tertentu disebut kuantisasi. 2.4 Filter Gambar 2.8 Spektrum Hasil Sampling f < 2f. [13] Suatu sinyal umumnya mempunyai lebar pita frekuensi dan mungkin juga pada sinyal tersebut terdapat juga derau yang mempunyai frekuensi tersendiri ataupun frekuensi ikutan dari hasil modulasi. Apabila diinginkan suatu sinyal dengan lebar frekuensi tertentu saja, maka dapat menggunakan rangkaian filter yang mampu meredam frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan. Filter dapat

dikatakan ideal jika mempunyai rugirugi penyisipan sebesar nol, group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang besar pada stopband. Pada hakikatnya, sebuah filter menyimpang dari kondisi ideal, yang terbaik adalah filter yang dapat bekerja dengan baik pada frekuensi yang dibutuhkan. Pada filter, diperlukan faktor redaman agar sinyal dengan frekuensi yang tidak diinginkan betulbetul dapat diredam. PERANCANGAN 3.1 Situasi Dan Asumsi Diinginkan sebuah anti-aliasing filter dengan spesifikasi Low Pass Filter Butterworth orde ke-4 yang memiliki frekuensi daya setengah (cutoff frequency) 500 Hz dan penguatan DC sebesar 1, filter ini diimplementasikan sebagai RC op amp circuit. Antialiasing filter akan dirancang sebagai rangkaian berpasangan (cascade circuit) yang terdiri dari 2 buah Sallen-Key Low Pass Filter dan sebuah operational amplifier yang berguna untuk mendapatkan penguatan DC sebesar 1. Operational amplifier pada Sallen-Key filter dianggap ideal. Resistansi akan dibatasi pada rentang 2 KΩ hingga 500 KΩ dan kapasitansi akan dibatasi pada rentang 1 nf hingga 10 µf. Karena Sallen-Key filter tidak akan memenuhi besaran dari penguatan DC, maka sebuah operational amplifier dibutuhkan untuk mengatur penguatan DC. Anti-aliasing filter akan terdiri dari sebuah rangkaian berpasangan (cascade circuit) dan sebuah operational amplifier. 3.2 Rangkaian Sallen-Key Low Pass Filter Rangkaian Sallen-Key merupakan rangkaian yang dirancang untuk menyatakan bahwa sebuah rangkaian filter merupakan rangkaian orde ke-2. Pada rangkaian Sallen-Key untuk low pass filter hanya menggunakan 1 operational amplifier, 4 resistor dan 2 kapasitor seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.1. Gambar 3.1 Rangkaian Sallen-Key. [4] 3.3 Perhitungan Fungsi Transfer Fungsi transfer dari Butterworth low pass filter orde ke-4 berdasarkan polinomial faktor Butterworth adalah : H (s) 1 = (s + 0.765s + 1)(s + 1.848s + 1) H (s) adalah fungsi transfer dari filter yang memiliki frekuensi daya setengah sebesar 1 rad/s. Selanjutnya penskalaan frekuensi dapat digunakan untuk menyesuaikan frekuensi daya setengah sebesar : 500 Hz = 3142 rad/s Lalu penskalaan frekuensi dapat dicari dengan mengganti s oleh padah (s). H(s) = s = s ω 3142. )(. ) 3.4 Perhitungan Parameter Filter Kita akan menyatakan fungsi transfer filter orde ke-4 H(s) merupakan produk dari fungsi transfer filter orde ke-2. Untuk masing-masing dari fungsi transfer orde ke-2 ini, untuk itu kita akan :

3.4.1 Perhitungan Parameter Filter ω 0 Berdasarkan pembilang H(s) : ω = 3142 rad/s Maka parameter filter ω untuk rangkaian H (s) dan H (s) adalah 3142 rad/s. 3.4.2 Perhitungan Parameter Filter Q Tinjau faktor kedua dari penyebut H(s) sekali lagi suku konstan menunjukkan bahwa ω = 3142 rad/s. Sekarang parameter Q dapat dihitung dari koefisien s menjadi : ω Q = 2403.6 Q = 3142 2403.6 Q = 1.31 Berdasarkan persamaan untuk rangkaian Sallen-Key untuk low pass filter, diketahui bahwa : Q = 1 3 A Sehingga : A = 3 1 Q = 3 1 1.31 = 2.24 Penguatan DC pada tahapan filter H (s) adalah k = A = 2.24. Sehingga fungsi transfer pada tahapan ini adalah : H (s) = 2.24 3142 s + 0.765s + 3142 Selanjutnya dari koefisien s pada penyebut : Q = 3142 5806.4 = 0.541 Kita membutuhkan Sallen-Key low pass filter dengan ω = 3142 rad/s dan Q = 0.541, maka : A = 3 1 Q = 3 1 0.541 = 1.15 Penguatan DC pada tahapan filter H (s) adalah k = A = 1.15, Sehingga fungsi transfer pada tahapan ini adalah : H (s) = 1.15 3142 s + 1.848s + 3142 3.4.3 Perhitungan Parameter Filter k, k m dan k f Tinjau faktor pertama penyebut H(s) dari suku yang konstan maka : ω = 3142 Sehingga besarnya nilai parameter k adalah : k = 500 Hz = 3142 rad/s Dimana nilai tersebut berlaku pada rangkaian H (s) dan H (s). Sedangkan besarnya nilai k untuk rangkaian H (s) dan H (s) adalah 10000, dimana nilai tersebut merupakan sebuah ketetapan. 3.5 Perhitungan Komponen Filter 3.5.1 Resistor Berdasarkan persamaan untuk rangkaian Sallen-Key untuk low pass filter, diketahui bahwa :

ω = 1 RC Maka nilai resistor yang baru adalah : R = 1 ω C = 1 = 3183 Ω 3142 10 Nilai resistor tersebut berlaku pada R dan R pada rangkaian H (s) dan H (s). 3.5.2 Kapasitor G = 7.76 kω 20 kω = 0.388 3.7 Rangkaian Anti-Aliasing Filter Setelah kita menghitung parameter-parameter filter, dapat kita nyatakan bahwa hasil dari tahapan filter yang diperoleh adalah : H (s) H (s) = 2.576 H(s) H(s) = 0.388 H (s) H (s) Besarnya nilai kapasitor yang digunakan pada rangkaian H (s) dan H (s) adalah C = 0.1 μf. Nilai kapasitor tersebut merupakan nilai kapasitor yang tersedia dan nilai tersebut bisa diganti dengan berapa saja asalkan tersedia dan berlaku pada C dan C pada rangkaian H (s) dan H (s). 3.6 Rangkaian Inverting Amplifier Inverting amplifier pada antialiasing filter digunakan untuk mengatur penguatan DC sebesar 1. Karena penguatan DC yang hendak diatur sebesar 1, inverting amplifier digunakan agar menghasilkan penguatan sebesar 0.388. Gambar 3.2 Rangkaian Inverting Amplifier. [4] Agar menghasilkan penguatan sebesar 0.388, kita gunakan atutran pemisalan. Misalkan resistor yang digunakan R = 20 kω dan R = 7.76 kω, maka pembuktiannya adalah sebagai berikut: Gambar 3.4 Rangkaian Anti-Aliasing Filter PEMBAHASAN 4.1 Anti-Aliasing Filter 4.1.1 Analisa Berdasarkan Pengamatan Langsung Prosedur ini terdiri dari pengukuran Vout dengan nilai frekuensi masukkan yang berbeda, lalu hasilnya digunakan untuk memplot tanggapan frekuensi hasil dari hubungan antara frekuensi dan Vout, jika tanggapan frekuensi sama dengan tanggapan frekuensi filter Butterworth, maka fungsi transfer dari rangkaian adalah merupakan fungsi transfer yang disyaratkan.

penuh. Jika periode untuk satu gelombang pada osiloskop adalah T, maka: T = Jumlah Kotak x Time /Div T = 4 x 100 x 10 = 0.4s Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Frekuensi Dan Vout 4.1.2 Analisa Berdasarkan Simulasi Rangkaian Dan f = 1 T = 1 = 2.5 Hz 0.4 4.2 Inverting Amplifier 4.2.1 Analisa Berdasarkan Pengamatan Langsung Gambar 4.3 Masukkan Rangkaian Anti-Aliasing Filter Berikut bentuk gelombang keluaran sinyal inverting amplifier berdasarkan pengamatan langsung seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Tabel 4.2 Masukkan Inverting Amplifier Frekuensi Amplitudo (volt/div) Periode (time/div) Gelombang 1 KHz 1 Vpp 0.5 ms Sinusoidal Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Keluaran Rangkaian Anti- Aliasing Filter Dari keterangan pada gambar 4.3 diketahui bahwa kondisi gambar tersebut memenuhi 4 kotak pada osiloskop untuk 1 gelombang Gambar 4.5 Bentuk Gelombang Keluaran Inverting Amplifier

Dari keterangan tabel 4.2, pada gambar 4.5 diketahui bahwa kondisi gambar tersebut memenuhi 2 kotak pada osiloskop untuk 1 gelombang penuh. Jika periode untuk satu gelombang pada osiloskop adalah T, maka: T = Jumlah Kotak x Time /Div T = 2 x 0.5 x 10 = 1x10 s Dan f = 1 T = 1 = 1Khz 1x10 Persentase Kesalahan = 1x103 1x10 3 1x10 3 x100% = 0% 4.1.2 Analisa Berdasarkan Simulasi Rangkaian Gambar 4.7 Bentuk Gelombang Keluaran Rangkaian Inverting Amplifier Dari keterangan pada gambar 4.3 diketahui bahwa kondisi gambar tersebut memenuhi 4 kotak pada osiloskop untuk 1 gelombang penuh. Jika periode untuk satu gelombang pada osiloskop adalah T, maka: T = Jumlah Kotak x Time /Div T = 2 x 10 x 10 = 0.02s Dan KESIMPULAN f = 1 T = 1 = 50 Hz 0.02 Gambar 4.6 Masukkan Rangkaian Inverting Amplifier Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian serta analisa rangkaian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rangkaian anti-alasing filter yang dirancang memenuhi

fungsi transfer hasil dari perhitungan. 2. Rangkaian anti-aliasing filter yang dirancang memiliki tanggapan frekuensi yang serupa seperti tanggapan frekuensi Butterworth low pass filter. 3. Rangkaian anti-aliasing filter yang dirancang, menggunakan prinsip kerja dari sebuah rangkaian low pass filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi dibawah frekuensi cut-off dan meredam sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off. 4. Perbandingan hasil pengamatan dengan analisa berdasarkan pengamatan langsung pada inverting amplifier dapat disimpulkan bahwa perbandingan hasil pengamatan dengan analisa berdasarkan pengamatan langsung pada inverting amplifier memiliki persentase kesalahan sebesar 0%. SARAN 1. Aturlah frekuensi cut-off sesuai dengan kebutuhan, karena prinsip sebuah filter ideal adalah bekerja sesuai dengan frekuensi yang diinginkan. Jilid 2, Gunadarma, Jakarta, 1995 4. Svoboda, James A. dan Dorf, Richard C., Introduction To Electric Circuit 5 th Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York, 2001 5. Wilskky, Alan S. dan Oppenheim, Alan V., Signals & Systems 2 nd Edition, Prentice- Hall International, Inc., New Jersey, 1997 6. Zhanggischan dan Zuhal, Prinsip Dasar Elektroteknik, Gramedia Pustaka Utama, 2004 7. http://en.wikipedia.org/wiki/ban d_pass_filter Desember 2010 8. http://en.wikipedia.org/wiki/ban d_stop_filter Desember 2010 9. http://en.wikipedia.org/wiki/butt erworth_filter Desember 2010 10. http://en.wikipedia.org/wiki/che byshev_filter Desember 2010 11. http://en.wikipedia.org/wiki/hig h_pass_filter Desember 2010 12. http://en.wikipedia.org/wiki/lo w_pass_filter Desember 2010 13. http://vtin3091.blog.friendster.c om/2006/12/sampling Desember 2010 DAFTAR PUSTAKA 1. Chi Kong Tse, Analisis Rangkaian Linear, Hong Kong, Erlangga, 2002 2. Soepono Soeparlan dan Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik Jilid 1, Gunadarma, Jakarta, 1995 3. Soepono Soeparlan dan Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik