Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)"

Transkripsi

1 Lampiran A Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate) Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Menganalisa dan mempelajari karakteristik dari op-amp current feedback meliputi transimpedans (Z) hambatan masukan (R in ) untuk kaki inverting dan non-inverting, nilai keluaran maksimum (Vomax), dan Slew rate (SR), sehingga dapat mengetahui cara kerja dan kelebihan dari dari op-amp current feedback ini. B. DASAR TEORI Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran terhadap karakteristik op-amp diantaranya R in, Vomax, dan Slew rate. Untuk hambatan masukan akan terjadi perbedaan antara hambatan masukan pada kaki inverting dan non-inverting. Pada kaki non-inverting nilai hambatan masukan besar karena merupakan hambatan dari input buffer sedangkan pada kaki inverting nilai hambatan dalamnya kecil dimana nilai hambatan dalam yang terukur adalah nilai dari Z B. Gambar. Untai internal CFA Untuk Vo max nilainya akan tergantung pada nilai V cc dan V ee jika nilai output melebihi nilai dari V cc dan V ee maka akan terjadi cliping. Hal ini hampir sama dengan op-amp voltage feedback pada biasanya. Jika op-amp yang digunakan adalah op-amp reel to reel maka Vo max -nya dapat persis mencapai tegangan catu. Slew rate adalah laju perubahan tegangan keluaran terhadap waktu baik saat pulsa naik maupun turun (saat terjadi perubahan input). Secara ideal nilai slew rate yang baik pada sebuah Op-amp adalah tak ber-hingga, artinya ketika terjadi perubahan tegangan input, tegangan outputnya langsung berubah sesuai dengan nilai penguatan dalam waktu 0 detik, namun tidak pada kenyataannya. Nilai Slew rate pada op-amp current feedback umumnya lebih baik dari op-amp voltage feedback. 04

2 transimpedansi pada CFA memiliki kesamaan fungsi sebagai bati pada VFA, dimana transimpedansi menjadi parameter yang berpengaruh pada performa CFA. Biasanya nilai transimpedansi sangat tinggi berkisar pada jangka M. Transimpedansi berpengaruh pada penguatanyang dihasilkan oleh op-amp current feedback, misalnya aplikasi op-amp current feedback sebagai penguat membalik dan penguat tidak membalik yang ditunjukan pada persamaan dibawah ini:. Penguatan pada penguat non inverting = + + = Penguatan pada penguat inverting = + Karena nilai transimpedansi berkisar pada M, nilai ini dapat diabaikan apabila nilai Z F atau impedansi umpan balik nilainya jauh lebih kecil dari transimpedansi (Z). C. LANGKAH PRAKTIKUM. Pengukuran Hambatan Masukan Kaki Inverting dan Non-inverting Opamp (R in ) Langkah percobaan : a. Ukur amplitude tegangan kaki non-inverting ( V + ) / pada titik A pada untai gambar a dengan menggunakan osiloskop. Lakukan pada 0 frekuensi yang berbeda. b. Ukur amplitude tegangan kaki inverting ( V - ) / pada titik B pada untai gambar b dengan menggunakan osiloskop. Laporan: - Berdasarkan nilai tegangan tersebut carilah R in pada kaki-kaki masukan opamp. Jelaskan. 05

3 2. Pengukuran Nilai Transimpedansi Langkah percobaan: a. Susun rangkaian seperti diatas, kemudian catat Vo b. Ubah nilai R dan R2 menjadi 0k, 00k, 200k catat nilai Vo, jika terjadi penurunan nilai penguatan dari 2kali, cari nilai transimpedansi. c. ubah2 nilai Frekuensinya sebanyak 0 kali untuk setiap nilai R dan R2 yang digunakan, kemudian perhitungkan nilai transimpedansi dari nilai tegangan keluaran yang didapatkan dari percobaan Laporan: hitung nilai transimpedansi pada percobaan diatas, apakah frekuensi mempengaruhi nilai transimpedansi? 3. Pengukuran Tegangan Keluaran Maksimum (Vo max ) a. Dengan Vi = Vpp, khz, ukur amplitude Vo dengan osiloskop. b. Naikkan amplitude Vi sampai Vo mulai cacat (terjadi clipping), catat amplitude Vi dan Vo tersebut sebagai Vi max dan Vo max. c. Ulangi langkah a dan b, untuk untai penguat non-inverting di bawah ini. 06

4 Laporan: - Apakah Vi max dan Vo max nilainya sama untuk kedua untai tersebut? Jelaskan. 4. Pengukuran Slew rate op-amp Current feedback (SR) Langkah percobaan : a. Pasang Vi gelombang kotak Vpp, KHz, lalu amati Vo dengan osciloscope, catat slew rate (SR) opamp yaitu laju perubahan Vo (SR = Vo/ t) baik pada saat pulsa naik maupun turun. Laporan: - Buat kesimpulan mengenai nilai slew rate opamp current feedback dan bandingkan dengan datasheet. Lampiran B Praktikum Current Feedback OP-AMP 07

5 Percobaan II Karakteristik rangkaian dasar Op-Amp CFA(penguat membalik, penguat tak membalik, dan penguat penjumlah) Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Mempelajari aplikasi op-amp current feedback sebagai rangkaian dasar penguat, yaitu penguat membalik, penguat tak membalik dan penguat penjumlah B. DASAR TEORI Untuk rangkaian penguat tak membalik atau penguat non inverting betuk rangkaiannya sama seperti penguat non-inverting pada umumnya dimana pada rangkaian ini terdapat feedback negatif dan input tegangan diberikan pada kaki noninverting op-amp current feedback, namun persamaan yang berlaku berbeda dengan op-amp voltage feedback. Dengan mengacu pada block diagram CFA pada gambar Gambar. Untai internal Penguat non-inverting dengan CFA Persamaan-persamaan yang berlaku pada rangkaian diatas adalah sebagai berikut : = (.) = (.2) = (.3) Sehingga, = karena nilai Z B yang sangat kecil maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi, = = Karena nilai transimpedansi yang sangat beser (Z) maka pada perhitungan dapat dihilangkan sehingga rumus akhirnya adalah 08

6 = + Rangkaian penguat membalik pada op-amp current feedback juga sama seperti membuat penguat membalik deng op-amp voltage feedback, hanya saja persamaan yang berlaku pada penguat membalik menggunakan CFA ini yang berbeda. Gambar 2. Untai internal Penguat membalik dengan CFA Persamaan yang berlaku pada rangkaian diatas adalah sebagai berikut: + = (2-) = (2-2) = (2-3) Sehingga didapatkan, = Karena nilai sederhanakan menjadi: sangat kecil maka persamaan diatas dapat di = + Karena nilai transimpedansi Z yang sangat besar sehingga dapat diabaikan dan persamaannya menjadi = [2] Penggunaan nilai pada current feedback op-amp perlu diperhatikan nilainya karna dapat berpengaruh pada nilai penguatannya, hal ini disebabkan oleh adanya transimpedansi pada current feedback op-amp Untuk penguat penjumlah rangkaiannya pun sama seperti penguat penjumlah dengan menggunakan voltage feedback op-amp, persamaan yang berlaku pada penguat penjumlah dengan menggunakan current feedback op-amp adalah sebagai berikut 09

7 Persamaan yang berlaku pada rangkaian diatas adalah sebagai berikut (dengan asumsi 2 buat inputan): + + = (3-) = (3-2) = (3-3) Karena nilai Z G =Z G2 maka didapatkan nilai Karena nilai sederhanakan menjadi: ( ) + = ( + ) + ( ) + sangat kecil maka persamaan diatas dapat di = ( + ) + Karena nilai transimpedansi Z yang sangat besar sehingga dapat diabaikan dan persamaannya menjadi = ( + ) C. LANGKAH PRAKTIKUM. Penguat tidak membalik dengan CFA (non inverting) 0

8 A. Pasang untai seperti pada gambar diatas, atur masukan (Vpp), KHz B. Gambar Vo dan Vin dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya C. Ubah R=0K,R2=20K, gambar Vo dan Vi dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya D. Ubah R=00K,R2=200K, gambar Vo dan Vi dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya E. Ubah R=500K,R2=M, gambar Vo dan Vi dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya Laporan: - turunkan rumus AV=VO/Vin pada untai penguat tak membalik diatas, kemudian analisis hasil praktikum - apakah op-amp dapat berkerja dengan baik ketika nilai resistor diperbesar? Jelaskan - perkirakan nilai Z (Transimpedansi) - buat kesimpulan mengenai respon frekuensi terhadap perubahan resistor umpan balik dan grafikan hasil Praktikum pada kertas semi-log 2. Penguat membalik dengan CFA (inverting) A. Pasang untai seperti pada gambar diatas, atur masukan (Vpp), KHz

9 B. Gambar Vo dan Vin dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya C. Ubah R=0K,R2=20K, gambar Vo dan Vi dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya D. Ubah R=00K,R2=200K, gambar Vo dan Vi dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya E. Ubah R=500K,R2=M, gambar Vo dan Vi dalam satu sumbu waktu, ubah- ubah nilai frekuensi masukan dan catat nilai penguatan tiap perubahan frekuensi untuk melihat respon frekuensinya Laporan: - turunkan rumus AV=VO/Vin pada untai penguat membalik diatas, kemudian analisis hasil praktikum - apakah op-amp dapat berkerja dengan baik ketika nilai resistor diperbesar? Jelaskan - perkirakan nilai Z (Transimpedansi) - buat kesimpulan mengenai respon frekuensi terhadap perubahan resistor umpan balik dan grafikan hasil Praktikum pada kertas semi-log 3. penguat penjumlah dengan CFA (summing op-amp) A. pasang untai seperti diatas dengan masukan kotak 2Vpp KHz, kemudian catat nilai Vo B. ganti nilai R3 dengan 2k,catat nilai Vo C. ganti nilai R,R2 dan R3 dengan 00K, catat nilai Vo D. ganti nilai R,R2 dengan 00k dan R3 dengan nilai 200K,Catat nilai Vo Laporan: - apakah op-amp CFA dapat berkerja sebagai penguat penjumlah? Jelaskan 2

10 - turunkan rumus AV=VO/Vin pada untai penguat membalik diatas, kemudian analisis hasil praktikum - perkiraan nilai transimpedansi Lampiran C 3

11 Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan III Pembatasan Lebar Pita pada Op-amp CFA Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Menganalisa kemampuan Current feedback op-amp dalam menghasilkan lebarpita, terhadap perubahan hambatan umpan balik dan nilai Vcc/Vee. B. DASAR TEORI Lebar pita dari op-amp adalah nilai frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan keluaran maksimum, pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Dengan mengetahui nilai bandwidth dapat pula dicari nilai GBP( Gain Bandwidth Product) yaitu nilai perkalian antara penguatan op-amp dengan bandwidth. Op-amp current feedback ini memiliki nilai bandwidth yang tinggi sehingga dapat bekerja pada frekuensi tinggi. Meskipun op-amp current feedback dapat bekerja pada frekuensi yang tinggi nilai bandwidth sangat tergantung pada penggunaan resistor umpan balik, sehingga penentuan nilai resistor umpan balik ini perlu diperhatikan, Dimana semakin besar nilai resistor umpan balik nilai bandwidth-nya semakin kecil. nilai Vcc dan Vee juga berpengaruh pada nilai lebar pita, dimana semakin besar Vcc/Vee semakin besar nilai bandwidth. Hal ini ditunjukan oleh beberapa grafik pada datasheet Lt227 dibawah ini Gambar. Grafik bandwidth Vs tegangan supply Grafik diatas menunjukan hal hali yang berpengaruh pada nilai bandwidth pada current feedback op-amp, terlihat bahwa semakin besar penggunaan Rf(resistor umpan balik) nilai bandwidthnya semakin kecil. C. Langkah praktikum 4

12 Langkah percobaan : a. Ubah-ubah frekuensi dengan tetap mempertahankan Vi = Vpp, catat nilai BW yaitu nilai frekuensi saat Vo = 0,707 Vomax b. Ubah nilai Vcc dan Vee menjadi 7V dan -7V, dengan nilai Rf dan Rg yang sama catat nilai Bw c. Ubah nilai Rf= 2K dan Rg= 200, Vcc menjadi 5V dan vee menjadi -5V, kemudian catat nilai Bw d. Ubah nilai Rf= 2K dan Rg= 200, Vcc menjadi 7V dan vee menjadi -7V, kemudian catat nilai Bw e. Ubah nilai Rf= 0K dan Rg= K, Vcc menjadi 5V dan vee menjadi -5V, kemudian catat nilai BW laporan: - Hitung nilai GBP tiap percobaan - buat kesimpulan mengenai nilai bandwidth terhadap perubahan nilai Vcc dan Vee serta perubahan nilai Rf dengan penguatan yang sama Lampiran D 5

13 Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan 4 Integrator dan Diferensiator Berbasis Op-amp CFA Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Mempelajari dan menganalisa cara kerja dari salah satu aplikasi op-amp current feedback yaitu sebagai rangkaian integrator dan diferensiator B. DASAR TEORI Sama seperti voltage feedback op-amp, current feedback op-amp dapat bekerja sebagai rangkaian integrator dan diferensiator. Dimana sesuai dengan nama rangkaiannya rangkaian integrator bekerja dengan meng-integralkan sinyal masukan, sedangkan rangkaian diferensiator bekerja dengan menurunkan (operasi diferensial) sinyal masukan Berikut rangkaian dasar dan persamaan yang berlaku pada rangkaian integrator Persamaan yang berlaku pada rangkaian diatas adalah sebagai berikut: ( ) = = ( ) = Sehingga, = ( ) Berikut rangkaian dan persamaan yang berlaku pada diferensiator Persamaan yang berlaku pada rangkaian diatas adalah sebagai berikut: 6

14 ( ) = = ( ) Sehingga, = C. LANGKAH PRAKTIKUM. Integrator berbasis CFA a. Susun rangkaian seperti diatas, kemudian gambarkan Vo dan VI dalam sumbu b. Ubah nilai R dan C menjadi k dan 00pF, frekuensi masukan menjadi sinus MHz, gambarkan Vo dan Vi dalam sumbu. c. Ubah nilai R dan C menjadi 00 dan 00pF, frekuensi masukan menjadi sinus 5MHz, gambarkan Vo dan Vi dalam sumbu. 2. Diferensiator berbasis CFA a. Susun rangkaian seperti diatas, kemudian gambarkan Vo dan VI dalam sumbu b. Ubah nilai R dan C menjadi k dan nf, frekuensi masukan menjadi sinus MHz, gambarkan Vo dan Vi dalam sumbu. c. Ubah nilai R dan C menjadi k dan 00pF, frekuensi masukan menjadi sinus 5MHz, gambarkan Vo dan Vi dalam sumbu. Laporan: 7

15 - Lakukan perhitungan secara matematis pada setiap percobaan kemudian bandingkan dengan hasil praktikum - Analisa fungsi dari pemasangan R2. Lampiran E Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan V Stabilitas dan kompensasi pada Op-amp CFA Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Menganalisa dan mempelajari salah satu karakteristik dari op-amp CFA yaitu kestabilan pada op-amp current feedback. B. DASAR TEORI 8

16 Persamaan yang berlaku pada aplikasi current feedback op-amp sebagai penguat membalik maupun tak membalik seperti yang dijelaskan pada topik kedua merupakan sebuah persamaan orde satu, yang idealnya dapat menghasilkan suatu system yang stabil. Namun pada percobaan ternyata ditemukan ketidakstabilan nilai penguatan. Ketika dilakukan sebuah percobaan penguat tak membalik dengan mengubah2 frekuensi masukan, pada frekuensi masukan yang tinggi nilai penguatan sempat meningkat dari hasil yang diinginkan misalnya pada percobaan dibawah ini: Frek (Hz) k 0k 00k 500k M 5M 0M 20M 30M 40M 50M 60M Av , 3,3 3,3 3,2 3 2,9 2,5 Av(dB) Dilihat dari tabel hasil praktikum nilai penguatan yang diperoleh sempat meningkat sebelum akirnya turun karena respon frekuensi dari op-amp itu sendiri. Peristiwa ketidakstabilan seperti ini hanya terdapat pada system orde 2, sehingga untuk mencari persamaan system orde 2 yang berlaku pada op-amp current feedback ini rangkaian penguat non-inverting diatas dianalogikan sebagai sebuah rangkaian R L C yang di seri. Berikut gambar rangkaian serta persamaan yang berlaku: = + + = ( ) + + 9

17 Pada percobaan, rangkaian penguat non inverting diberi input sinyal kotak dan diatur agar keluarannya menyerupai keluaran rangkaian RLC dalam kondisi Underdamped, sehingga diperoleh nilai maximum overshoot (Mp), peak time (tp), dan, TD, seperti contoh sinyal keluaran dibawah ini: Dimana persamaan yang berlaku adalah sebagai berikut: = = maximum overshoot = =waktu puncak = = damping ratio = = =frekuensi alamiah teredam = = damping factor = = frekuensi alamiah tak teredam Dengan syarat kondisi underdamped nilai α < C. LANGKAH PRAKTIKUM. Mencari kestabilan op-amp current feedback 20

18 a. Susun rangkaian seperti diatas dengan input kotak 5Vpp frekuensi khz. Atur tombol time/div, Volt/div, dan probe menjadi 0kali. Agar didapatkan tampilan Vin dan Vout seperti pada gambar dibawah b. Kemudian ukur nilai Mp (dalam %),TD dan tp seperti pada gambar dibawah ini c. Ubah nilai R dan R2 menjadi 0K, kemudian ulangin langkah a dan b d. Ubah nilai R dan R2 menjadi 5K, kemudian ulangin langkah a dan b e. Ubah nilai R dan R2 menjadi 500, kemudian ulangin langkah a dan b Laporan: - carilah persamaan orde 2 dari hasil yang didapat dari percobaan b - dengan hasil nilai R L C simulasikan pada circuit maker dan bandingkan sinyal keluaran yang dihasilkan dengan hasil percobaan - apa pengaruh dari pergantian nilai resistor umpan balik 2

19 Lampiran F Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan VI Penguat selisih dan penguat instrumentasi berbasis op-amp CFA Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Mempelajari penggunaan atau aplikasi op-amp current feedback sebagai penguat selisih dan penguat instrumentasi B. DASAR TEORI Sama seperti pada op-amp voltage feedback, op-amp current feedback juga dapat bekerja sebagai penguat selisih atau yang biasa dikenal dengan differential amplifier. 22

20 Prinsip kerja dari penguat selisih adalah memperkuat selisih tegangan antara input pada kaki inverting dengan input pada kaki non-inverting Rangkaiannya pun sama dengan penguat selisih pada umumnya yaitu sebagai berikut Gambar. Penguat selisih Dengan menggunakan prinsip superposisi persamaan yang berlaku pada aplikasi CFA sebagai penguat selisih adalah sebagai berikut: - Diasumsikan V2=0 maka rangkaian berlaku sebagai penguat inverting () = Diasumsikan V=0 maka rangkaian berlaku sebagai penguat non-inverting (2) = Sehingga = = () + (2) Karena nilai transimpedansi (Z) yang besar maka 2 = Karena nilai R=R3 dan R2=R4 maka = 2 2 C. LANGKAH PRAKTIKUM. Penguat Selisih 23

21 a. susun untai seperti pada gambar diatas, V berupa tegangan sinusoida Vpp, Khz. Atur potensio agar tegangan di vi2= 0,5vpp gambarkan vi,vi2 dan vo dalam satu sumbu. Berikan nilai-nilai penting misalnya amplitude pada gambar tersebut b. ubah R dan R3 menjadi 00, kemudian gambarkan vi,vi2 dan vo dalam sumbu c. ubah R dan R3 menjadi 0K, R2 dan R4 menjadi 00K, kemudian gambarkan vi,vi2 dan vo dalam sumbu Laporan: Turunkan rumus = /( 2 ), bandingkan hasil perhitungan dengan percobaan 2. Penguat Instrumentasi 24

22 a. susun untai seperti pada gambar diatas, V berupa tegangan sinusoida Vpp, Khz. Atur potensio agar tegangan di vi2= 0,5vpp gambarkan vi,vi2 dan vo dalam satu sumbu. Berikan nilai-nilai penting misalnya amplitude pada gambar tersebut laporan: Turunkan rumus = /( 2 ), bandingkan hasil perhitungan dengan percobaan Lampiran G Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan VII Tapis-Tapis Aktif Berbasis Op-amp CFA Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Menganalisa dan mempelajari aplikasi current feedback op-amp sebagai suatu rangkaian tapis aktif (active filter) diantaranya yaitu lowpass filter dan High pass filter. B. DASAR TEORI Pada percobaan VII ini akan dipelajari beberapa jenis tapis aktif dengan menggunakan current feedback op-amp, jenis tapis aktif tersebut diantaranya adalah Lowpass filter dan highpass filter 25

23 Low pass fiter atau tapis lolos bawah adalah filter yang meloloskan frekuensi masukan yang nilai frekuensinya lebih kecil dari frekuensi cut-off, jika frekuensi masukannya lebih besar dari frekuensi cut-off maka amplitude sinyal akan mengecil, idealnya pada hal ini sinyal masukan sama sekali tidak diloloskan. Berikut gambar rangkaian dan respon frekuensi low pass filter Gambar rangkaian diaatas merupakan rangkaian lowpass filter orde dengan persamaan sebagai berikut = + 2 ( + ) = = c Dimana, c = 2πf c = High pass filter atau tapis lolos atas adalah sebuah rangkaian tapis yang meloloskan sinyal inputan yang frekuensinya lebih tinggi daripada frekuensi penggal, dan akan melemahkan sinyal masukan yang frekuensinya lebih kecil dari frekuensi penggal. Berikut gambar rangkaian high pass filter dan respon frekuensinya 26

24 Gambar rangkaian diatas merupakan rangkaian highpass filter orde dengan persamaan sebagai berikut = + 2 ( + ) = = c Dimana, c = 2πf c = Semakin tinggi orde tapis yang digunakan, maka hasil filter yang didapatkan semakin mendekati dengan sifat idealnya, artinya ketika frekuensi masukan sesuai dengan frekuensi penggal (f c ) amplitudo keluarannya nol. Hal ini berlaku juga untuk highpass filter. Berikut contoh respon frekuensi tiap orde tapis pada low pass filter dengan metode butterworth filter. Untuk mencari transfer fungsi yang berlaku pada tapis orde dua, digunakan metode voltage controlled voltage source (VCVS) atau metode sallen key sebagai berikut: 27

25 Gambar diatas merupakan rangkaian tapis orde dua dimana nilai Z sampai Z4 bisa berupa resistor maupun kapasitor tergantung dari rangkaian yang ingin dibuat, apakah berupa lowpass filter atau Highpass filter. Dengan menggunakan hokum kirchoff didapatkan persamaan sebagai berikut + = = 0 Karena, =,dimana K adalah nilai penguatan op-amp maka persamaan menjadi: + ( + ) = 0 = + ( + ) + + = + ( + ) + ( + ) + + = = ( ) ( + ) Dengan memanfaatkan persamaan diatas maka transferr fungsi untuk lowpass filter maupun highpass filter dapat ditemukan dengan mensubtitusi masing2 nilai dari Z sampai Z 4 yaitu sebagai berikut: Untuk Low Pass Filter 28

26 Dengan mensubtitusi Z =R, Z 2 =R 2, Z 3 =/sc 3, dan Z 4 =/sc 4, maka transfer fungsi untuk Lowpass Filter adalah ( ) = + ( + ) + ( ) + = + + Untuk Highpass filter Dengan cara yang sama yaitu mengsubtitusi nilai Z =/sc, Z 2 =/sc 2, Z 3 =R 3, dan Z 4 =R 4 didapatkan H(s) sebagai berikut ( ) = ( ) + = + + C. Langkah Praktikum. Lowpass Filter orde 29

27 I. Susun untai sepeti gambar diatas, pertahankan Vin tetap pada Vpp selama percobaan II. Ubah-ubah frekuensi sambil amati perubahan Vo pada osiloskop, Catat nilai Vo pada sedikitnya 0 frekuensi yang berbeda sehingga menunjukan karakteristik sebuah LPF. Tabelkan nilai-nilai Vout dan Frekuensi tersebut III. Catat juga nilai Frekuensi penggal dan nilai Vo maksimum IV. Ubah nilai Ra dan Rb menjadi 00K, kemudian lakukan langkah II dan III 2. Highpass Filter orde I. Susun untai sepeti gambar diatas, pertahankan Vin tetap pada Vpp selama percobaan II. Ubah-ubah frekuensi sambil amati perubahan Vo pada osiloskop, Catat nilai Vo pada sedikitnya 0 frekuensi yang berbeda sehingga menunjukan karakteristik sebuah HPF. Tabelkan nilai-nilai Vout dan Frekuensi tersebut III. Catat juga nilai Frekuensi penggal dan nilai Vo maksimum IV. Ubah nilai Ra dan Rb menjadi 00K, kemudian lakukan langkah II dan III 3. Lowpass Filter orde 2 I. Susun untai sepeti gambar diatas, pertahankan Vin tetap pada Vpp selama percobaan 30

28 II. Ubah-ubah frekuensi sambil amati perubahan Vo pada osiloskop, Catat nilai Vo pada sedikitnya 0 frekuensi yang berbeda sehingga menunjukan karakteristik sebuah LPF. Tabelkan nilai-nilai Vout dan Frekuensi tersebut III. Catat juga nilai Frekuensi penggal dan nilai Vo maksimum IV. Ubah nilai Ra dan Rb menjadi 00K, kemudian lakukan langkah II dan III 4. Highpass Filter orde 2 I. Susun untai sepeti gambar diatas, pertahankan Vin tetap pada Vpp selama percobaan II. Ubah-ubah frekuensi sambil amati perubahan Vo pada osiloskop, Catat nilai Vo pada sedikitnya 0 frekuensi yang berbeda sehingga menunjukan karakteristik sebuah HPF. Tabelkan nilai-nilai Vout dan Frekuensi tersebut III. Catat juga nilai Frekuensi penggal dan nilai Vo maksimum IV. Ubah nilai Ra dan Rb menjadi 00K, kemudian lakukan langkah II dan III 3

29 Lampiran H Praktikum Current Feedback OP-AMP Percobaan VII Penguat Photocurrent berbasisi op-amp CFA Waktu : 3 jam (praktikum dan pembuatan laporan) dipersiapkan oleh: Reinhard A. TUJUAN Mempelajari dan menganalisa cara kerja dari salah satu aplikasi op-amp Current Feedback sebagai sebuah penguat photocurrent B. DASAR TEORI Penguat photocurrent yang dipelajari pada percobaan kali ini memanfaatkan photodioda sebagai komponen utamanya, dimana photodiode merupakan salah satu komponen yang peka terhadap cahaya, resistansi pada photodiode akan berubah-ubah apabila intensitas cahaya yang diberikan pada photodiode berubah-ubah. Pada keaadaan gelap atau tidak ada cahaya yang masuk ke photodiode nilai resistansinya akan sangat besar sehingga tidak ada arus yang mengalir, sebaliknya semakin besar 32

30 cahaya yang jatuh pada photodiode nilai resistansinya semakin kecil dan arus yang mengalir semakin besar. Berikut symbol photodiode: Dengan memanfaatkan sifat dan carakerja dari photodiode tersebut dibuat sebuah rangkaian penguat yang memanfaatkan arus keluaran dari photodiode untuk dikonversi menjadi tegangan. Rangkaian ini dikenal dengan penguat photocurrent atau penguat transimpedansi. Berikut gambar rangkaiannya: Rangkaian diatas memanfaatkan arus listrik yang dikeluarkan oleh photodiode sebagai masukan (IP), untuk kemudian diubah menjadi tegangan. sehingga nilai penguatan yang berlaku pada rangkaian diatas adalah = Sedangkan nilai Vout adalah = ( ) = +,sehingga nilaii A adalah = + Dipasangnya capasitor C f pada rangkaian membuat rangkaian menjadi sebuah Low pass filter, hal ini untuk menjaga dari terjadinya noise pada tegangan keluaran, sehingga nilai capasitor C f dipilih nilai yang kecil agar op-amp CFA dapat bekerja pada frekuensi yang tinggi. C. Langkah Praktikum 33

31 . Susun rangkaian seperti diatas, atur jarak antara led dengan photodiode agar memiliki signal keluaran dengan bentuk sinus sempurna dan amplitude terbesar, atur juga nilai offset dan amplitude tegangan masukan jika diperlukan, catat dan gambarkan sinyal Vout 2. Jika sudah mendapatkan signal keluaran yang sempurna, ubah2 frekuensi masukan sampai Vout mengalami penurunan amplitudo dan catat nilai Vout 3. Ganti nilai capasitor CF menjadi 50pF dan ulangi langkah dan 2 Laporan: - Analisalah cara kerja dari rangkaian diatas - Apakah perubahan nilai Cf berpengaruh pada hasil percobaan? Jelaskan. 34

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut: BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pada bab IV ini Berisi hasil dan analisa masing-masing pengujian pedoman.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pada bab IV ini Berisi hasil dan analisa masing-masing pengujian pedoman. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab IV ini Berisi hasil dan analisa masing-masing pengujian pedoman. 4.. Pengukuran Karakteristik Op-amp CFA pada topik ini dibagi menjadi 4 sub topik yaitu: Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1. Model CFA [2]

BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1. Model CFA [2] BAB II Dasar Teori Pada bab ini berisi dasar teori dari current feedback op-amp yang menjelaskan perbedaanperbedaannya dengan voltage feedback op-amp. 2.1. Current Feedback Operational Amplifier Op-amp

Lebih terperinci

Oleh: Reinhard NIM:

Oleh: Reinhard NIM: MODUL PRAKTIKUM CURRENT FEEDBACK OPERATIONAL AMPLIFIER Oleh: Reinhard NIM: 612009002 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektronika Fakultas

Lebih terperinci

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi 1 OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi Operasional Amplifier (OP-AMP) 2 Operasi Amplifier adalah suatu penguat linier dengan penguatan tinggi. Simbol 3 Terminal-terminal luar di samping power

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) 1.2 Alat Alat Yang Digunakan Kit praktikum karakteristik opamp Voltmeter DC Sumber daya searah ( DC

Lebih terperinci

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Oprasional FE UDINUS Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian

Lebih terperinci

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) + PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OPAMP) Penguat operasional atau Operational Amplifier (OPAMP) yaitu sebuah penguat tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OPAMP pada dasarnya merupakan sebuah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1 PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1 Tujuan: Mahasiswa mampu memahami cara kerja rangkaian-rangkaian sinyal pengkondisi berupa penguat (amplifier/attenuator) dan penjumlah (summing/adder). Alat dan Bahan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

Penguat Operasional OP-AMP ASRI-FILE

Penguat Operasional OP-AMP ASRI-FILE Penguat Operasional OPAMP Penguat Operasional atau disingkat Opamp adalah merupakan suatu penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terkopel DC langsung, yang dilengkapi dengan umpan balik untuk

Lebih terperinci

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat

Lebih terperinci

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1 INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,

Lebih terperinci

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) 1 TUJUAN Memahami prinsip kerja Operational Amplifier.

Lebih terperinci

Gambar 2.1. simbol op amp

Gambar 2.1. simbol op amp BAB II. PENGUAT OP AMP II.1. Pengenalan Op Amp Penguat Op Amp (Operating Amplifier) adalah chip IC yang digunakan sebagai penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor

Lebih terperinci

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK MODUL - 04 Op Amp Yuri Yogaswara, Asri Setyaningrum 90216301 Program Studi Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung yogaswarayuri@gmail.com ABSTRAK Pada percobaan praktikum Op Amp ini digunakan

Lebih terperinci

Modul VIII Filter Aktif

Modul VIII Filter Aktif Modul VIII Filter Aktif. Tujuan Praktikum Praktikan dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari sebuah filter. Praktikan dapat mengetahui karakteristik sebuah filter. Praktikan dapat membuat suatu filter

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS

OPERATIONAL AMPLIFIERS OPERATIONAL AMPLIFIERS DASAR OP-AMP Simbol dan Terminal Gambar 1a: Simbol Gambar 1b: Simbol dengan dc supply Standar operasi amplifier (op-amp) memiliki; a) V out adalah tegangan output, b) V adalah tegangan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LINEAR AKTIF LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA,

Lebih terperinci

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING 2.1 Pendahuluan Signal Conditioning ialah operasi untuk mengkonversi sinyal ke dalam bentuk yang cocok untuk interface dengan elemen lain dalam sistem kontrol. Process

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP) MODUL II Praktikum OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP) 1. Memahami cara kerja operasi amplifiers (Op-Amp). 2. Memahami cara penghitungan pada operating amplifiers. 3. Mampu menggunakan IC Op-Amp pada rangkaian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 205 dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Laboratorium Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

OP-AMP 2. by. Risa Farrid Christianti, M.T.

OP-AMP 2. by. Risa Farrid Christianti, M.T. OP-AMP 2 by. Risa Farrid Christianti, M.T. SLEW RATE Slew Rate adalah kemiringan awal bentuk Gelombang eksponensial akibat dari kapasitor kompensasi di dalam OP-AMP S R = V t out Contoh : Slew Rate IC

Lebih terperinci

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan Kalau perlu mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator, pembangkit sinyal, penguat audio, penguat

Lebih terperinci

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE JETri, Volume 6, Nomor, Februari 7, Halaman -4, ISSN 4-37 SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE Kiki Prawiroredjo Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A Sallen Key

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengerti tentang pengertian, prinsip kerja dan karakteristik band pass filter 2. Mahasiswa dapat merancang, merakit, menguji rangkaian

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan KEGIATAN BELAJAR 5 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik filter lolos bawah. 2. Mahasiswa dapat menganalisa rangkaian filter lolos bawah dengan memanfaatkan progam

Lebih terperinci

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP PERCOBAAN 0 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP 0. Tujuan : ) Mendemonstrasikan prinsip kerja dari suatu rangkaian diffrensiator dan integrator, dengan menggunakan op-amp 74. 2) Rangkaian differensiator

Lebih terperinci

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 07-06-2017

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Asep Najmurrokhman Jurusan eknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 8 November 3 EI333 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Filter orde satu dan dua adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu:

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu: BAB II DASAR TEORI 2.1 Instrumentasi Pengukuran Dalam hal ini, instrumentasi merupakan alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dan kontrol pada proses industri. Sedangkan pengukuran merupakan suatu

Lebih terperinci

Bab III. Operational Amplifier

Bab III. Operational Amplifier Bab III Operational Amplifier 30 3.1. Masalah Interfacing Interfacing sebagai cara untuk menggabungkan antara setiap komponen sensor dengan pengontrol. Dalam diagram blok terlihat hanya berupa garis saja

Lebih terperinci

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG Pendahuluan i iv Rangkaian Elektronika Analog RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG Oleh : Pujiono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER A. Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat a. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik High Pass Filter. b. Merancang, merakit dan menguji rangkaian High

Lebih terperinci

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi

Lebih terperinci

PENERAPAN DARI OP-AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER)

PENERAPAN DARI OP-AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER) ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 43 50 PENERAPAN DARI OP-AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER) Oleh : Lilik Eko Nuryanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH,

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E

Lebih terperinci

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi

Lebih terperinci

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP Percobaan 3 Rangkaian OPAMP EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Penguat Noninverting Penguatan = 1 1/1 = 2 12V 2k2Ω 2k2Ω V in 2k2Ω Posisi V in (V) Vout (V) Vout ukur (V) A 6 12 11,7 B 2 4 4 C 2 4 4 D 6

Lebih terperinci

Elektronika. Pertemuan 8

Elektronika. Pertemuan 8 Elektronika Pertemuan 8 OP-AMP Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Tiga

Lebih terperinci

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha JURUSAN

Lebih terperinci

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 4 (LOW PASS FILTER )

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 4 (LOW PASS FILTER ) LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 4 (LOW PASS FILTER ) A. Tujuan a. Mahasiswa mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik filter lolos bawah. b. Mahasiswa dapat merangkai dan menganalisa rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum PERATURAN PRAKTIKUM 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum 2. Peserta dan asisten memakai sepatu tertutup (untuk perempuan diizinkan menggunakan flat shoes) 3. Peserta mengerjakan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

Modul 4. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : M. Mufti Muflihun ( )

Modul 4.   Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : M. Mufti Muflihun ( ) Modul 4 OPERATIONAL AMPLIFIER Nama : Muhammad Ilham NIM : 10211078 E-mail : ilham_atlantis@hotmail.com Shift/Minggu : III/2 Asisten : Catra Novendia Utama (10208074) : M. Mufti Muflihun (10208039) Tanggal

Lebih terperinci

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat Modul 04: Op-Amp Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis Reza Rendian Septiawan March 3, 2015 Op-amp merupakan suatu komponen elektronika aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta DEMODULASI DELTA DEMODULASI DELTA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI Demodulasi Delta merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER ) PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER ) A. Tujuan 1. Menyelidiki penguatan penguat operasi 2. Menyelidiki beda fase antara tegangan input dan output B. Dasar Teori Penguat operasi (operational

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF FILTER AKTIF Definisi Filter Filter adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyaring frekuensi pada suatu band tertentu Filter berdasarkan komponennya : 1. Filter Aktif Terdiri dari Op-Amp dan R, L C 2.

Lebih terperinci

BABV INSTRUMEN PENGUAT

BABV INSTRUMEN PENGUAT BABV INSTRUMEN PENGUAT Operasional Amplifier (Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu (IC) linier yang hampir setiap hari terlibat dalam pemakaian peralatan elektronik yang semakin bertambah di berbagai bidang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Operational Amplifier Operational Amplifier atau yang lebih dikenal dengan OpAmp, adalah penguat operasional yang sangat penting dalam instrumentasi elektronika.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter) BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulator 8-QAM Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM Dari blok diagram diatas dapat diuraikan bahwa pada modulator 8-QAM sinyal data yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari penggunaan penguat operasional (OPAMP) Mempelajari rangkaian dasar dengan OPAMP

Tujuan Mempelajari penggunaan penguat operasional (OPAMP) Mempelajari rangkaian dasar dengan OPAMP Percobaan 3 angkaian OPAMP EL2193 Praktikum angkaian Elektrik Tujuan Mempelajari penggunaan penguat operasional (OPAMP) Mempelajari rangkaian dasar dengan OPAMP eiew OPAMP Apakah OPAMP itu? Penguat diferensial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT A. Tujuan Praktikum 1. Memahami dasar-dasar penggunaan NI ELVIS 2. Memahami analisis rangkaian menggunakan NI ELVIS B. Alat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 2 Rangkaian Integrator dan Rangkaian Diferensiator

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 2 Rangkaian Integrator dan Rangkaian Diferensiator LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 2 Rangkaian Integrator dan Rangkaian Diferensiator Vera Kamila NS(1137030074) Reva Wiratama (1137030058) Siti Patimah (1137030066) Asisten Lab : Nurfaizah Amatillah

Lebih terperinci

MODUL XI / 11. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Iradath, ST., MBA ELEKTRONIKA ANALOG 1

MODUL XI / 11. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Iradath, ST., MBA ELEKTRONIKA ANALOG 1 MODUL XI / 11 2.10.1 Low Pass Filter (LPF) Low pass filter yang dibahas disini adalah model butterworth dan beberapa model lainnya antara lain adalah model buffer model inveting. Seperti tampak pada gambar

Lebih terperinci

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0 Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0 Suroso Andrianto dan Laela Sakinah Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia Abditama Tangerang, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC PADA BAGIAN KELUARAN DENGAN MODULASI TIGA ARAS Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

BAB. Kinerja Pengujian

BAB. Kinerja Pengujian BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO JUDUL : WIDE BAND AMPLIFIER DISUSUN OLEH : Angga Nugraha M.Jafar Nosen Karol Wibby Aldryani Astuti Praditasari Teknik Telekomunikasi 5D POLITEKNIK NEGERI JAKARTA WIDE BAND

Lebih terperinci

RANGKAIAN OSILATOR. Gambar 1.

RANGKAIAN OSILATOR. Gambar 1. RANGKAIAN OSILATOR 1. TEORI OSILASI SINUSOIDA Untuk membuat suatu osilator sinusoida, diperlukan suatu penguat umpan balik positif. Gagasannya adalah menggunakan sinyal umpan balik sebagai sinyal masuk.

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Penguat Instrumen Missa Lamsani Hal 1 . Missa Lamsani Hal 2 / 28 Penguat Instrumentasi Penguat instrumentasi adalah suatu loop tertutup (close loop) dengan masukan differensial dan penguatannya dapat diatur

Lebih terperinci

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE RESPON FREKUENSI PENGUAT CE 1. TUJUAN Mengukur dan menggambarkan kurva bode plot dari respon frekuensi rendah dan tinggi dari penguat CE 2. LANDASAN TEORI Suatu penguat tentunya mempunyai keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

Modul VII Operasional Amplifier

Modul VII Operasional Amplifier 0 Page Hal. 1 Modul VII Operasional Amplifier 1. Tujuan Praktikum Mempelajari kerja op-amp sebagai penguat Mempelajari kerja op-amp sebagai pembanding (komparator). Mempelajari integrasi dan diferensiasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Medan Magnet Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci