BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

STAF LAB. ILMU TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. rokok.penemuan olahan tembakau sebagai bahan rokok berawal dari bangsa Eropa. banyak dikenal sebagai bahan pembuatan rokok.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan bersifat irreversible (Anderson dan Beardall, 1991). Tanaman semasa

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hama Keong. memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

Fotosintesis menghasilkan O 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

PELAKSANAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

STAF LAB. ILMU TANAMAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Jumlah Daun Tanaman Nilam (helai) pada umur -1. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah daun (helai) didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 1. di bawah ini : Tabel 1. Rata-rata jumlah daun ( helai ) pada umur -1 pada berbagai perlakuan variasi sumber stek batang. 11 12 1 P1 1a 1,a 2,a 2,2a 1,2a 2,2a,a,12a 0,2a P2 b 1,ab 2ab 2,2a 0,a 0,a,a,2a 1,12a P,12b 1ab 1,cb 21,2b 2b 2,2a 2,ab 1,ab,ab P b 11,b 1,12c 1,b 1,2b 1,b 22b 2,2b 2,2b BNT 0.0,,,,,1,,2,1 11 Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel 1 tersebut di atas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada minggu ke 2,, dan tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun dan pada minggu ke,,,,,, 11, 12 dan 1 analisis sidik ragam berbeda nyata. Berdasarkan hasil uji lanjut BNT % pada pengamatan berbeda setelah tanam perlakuan 1 lebih banyak jumlah daunnya (1 helai) berbeda nyata dengan perlakuan 2, dan. pada minggu ke 1 setelah tanam perlakuan 1 dan 2 tidak berbeda nyata, jumlah daunnya 1,12 berbeda dengan perlakuan dan yang jumlah daunnya 2,2 helai. minggu ke pada perlakuan 2 dan jumlah daunnya berbeda nyata yaitu 1, dengan perlakuan 1 yang terdapat jumlah daunnya lebih banyak 1, helai dan perlakuan dengan jumlah paling sedikit 11, helai dan begitu juga pada minggu ke pada perlakuan 1,2, dan sangat berbeda nyata yaitu pada jumlah daun yang paling banyak terdapat pelakuan 1 (batang atas 2 ruas) pada 2, helai dan paling sedikit jumlah daunnya terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) 1,12 helai. Minggu ke,,11,12 dan 1

sangat berbeda nyata, bisa kita lihat pada perlakuan 1 dan 2 lebih banyak jumlah daunnya yaitu 2,2 helai, 1,2 helai,, helai,,2 helai, dan 1,12 helai dan perlakuan dan jumlah daunnya sedikit yaitu 1, helai, 1,2 helai, 22 helai dan 2,2 helai. Minggu ke pada perlakuan 1,2, dan berbeda berbeda nyata dan jumlah daun yang paling banyak terdapat pada perlakuan 2 yaitu 0, helai, dan jumlah sedikit terdapat pada perlakuan yaitu 1, helai.ini menunjukkan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan 2 (batang atas ruas) pertambahan jumlahnya lebih banyak di bandingkan dengan perlakuan (batang bawah 2 ruas) dan (batang bawah ruas). Perbedaan tersebut karena adanya stek pucuk pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan 2 ( batang atas ruas ) terdapat banyak karbohidrat sehingga jumlah daunnya bertambah banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardani, (2012). Peranan karbohidrat untuk membentuk perakaran sangat besar. Semakin banyak jumlah ruas akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat tetapi kandungan nitrogennya sedikit, keadaan ini mengakibatkan bahan stek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Demikian untuk bahan stek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat sedikit dengan nitrogen tinggi sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat. Perbedaan tersebut terlihat pada Gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1 : Kurva pertambahan jumlah daun tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS Dari Gambar 1 di atas menunjukkan perlakuan 1 dan 2 ( batang atas 2 ruas dan batang atas ruas pada Pada umur mst sampai dengan 1 mst ( minggu terakhir pengamatan) mempunyai rata-rata jumlah daun terbanyak walaupun tidak berbeda nyata antara perlakuan 1 dan 2, demikian sebaliknya pada perlakuan dan minggu ke setelah tanam sampai minggu terakhir jumlah daunnya berbeda nyata. Demikian kita bisa melihat adanya perbedaan Perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan Perlakuan ( batang atas ruas) memberikan hasil jumlah daun lebih banyak sedangkan perlakuan (batang bawah 2 ruas) dan (batang bawah ruas) lebih sedikit. hal ini kemungkinan karena sumber pucuk terdapat banyak karbohidrat sehingga pembentukan akar lebih cepat, yang menyebabkan penyerapan unsur hara lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardani, (2012). Peranan karbohidrat untuk membentuk perakaran sangat besar. Semakin banyak jumlah ruas akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat tetapi kandungan nitrogennya sedikit, keadaan ini mengakibatkan bahan stek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Demikian untuk bahan stek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat sedikit dengan nitrogen tinggi sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat. Agar pertumbuhan dan produksi minyak nilam optimal dalam budidaya tanaman nilam lahan terbuka tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran berkisar antara - 0 %. Nilam yang ditanam di bawah naungan akan tumbuh lebih subur, daun lebih lebar dan tipis serta hijau, tetapi kadar minyaknya rendah. Tanaman nilam yang ditanam di tempat terbuka, pertumbuhan tanaman kurang rimbun, habitus tanaman lebih kecil, daun agak kecil dan tebal, daun berwarna kekuningan dan sedikit merah, tetapi kadar minyaknya lebih tinggi (Nuryani et al. 200).

.2. Panjang Daun Berdasarkan hasil analisis terhadap panjang daun didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2. di bawah ini : Tabel 2. Pertambahan panjang daun berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) 11 1 P1 0,b 1,1b 2,b,b,22b,2b,1b,2ab,0ab,1a P2 1,1ab 2,ab 2,2b,b,ab,02b,2b,b,1b,b P 1,ab 2,1ab,1ab,0b,0b,2b,b,11b,0ab,b P 2,1a,0a,0a,1a,2a,a,0a,a,0a,ab BNT 0,0 0, 1,02 1,0 1,0 0, 0, 1,0 1,2 1, 1, Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel 2 dan 12 tersebut diatas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada minggu ke 2 tidak berbeda nyata dan pada minggu ke,,,,,,,, 11 dan 1 analisis sidik ragam berbeda nyata. Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang daun minggu,,,,,,,,11 dan 1 pada perlakuan 1,2,, dan menunjukkan variasi stek yang berbeda nyata yaitu minggu ke pada perlakuan terdapat 2,1 panjang daun yang paling tinggi, sedangkan yang paling rendah yaitu 0, panjang daun batang. Minggu ke pada perlakuan 2 dan tidak berbeda nyata dan perlakuan 1 dan sangat berbeda nyata yaitu perlakuan 1 panjang daunnya sangat rendah 1,1 dan sebaliknya perlakuan terdapat,0 panjang daun.kemudian minggu ke perlakuan 1 dan 2 tidak berbeda nyata dan perlakuan dan berbeda nyata. Panjang daun yang tinggi terdapat pada perlakuan yaitu,0 helai daun yang paling rendah terdapat pada perlakuan 1 yaitu 2, helai. Minggu ke perlakuan

1,2 dan berbeda nyata dengan perlakuan yaitu tinggi tanaman yang paling besar,1 dan yang paling kecil terdapat pada perlakuan 1 yaitu, panjang daun. Minggu ke pada setiap perlakuan berbeda nyata dan panjang daun yang paling besar terdapat pada perlakuan yaitu,2 dan paling kecil terdapat pada perlakuan 1 yaitu,22 panjang daun. Minggu ke dan minggu ke pada perlakuan 1,2, dan berbeda nyata dengan perlakuan (batang bawah ruas) yaitu panjang daun lebih besar, dan,0 dan paling kecil,02 dan,2 yang terdapat pada perlakuan 2 batang atas ruas). Minggu ke dan minggu ke 11 setelah tanam, panjang daun yang paling banyak terdapat pada perlakuan yaitu, dan,0 panjang daun dan yang paling sedikit terdapat pada perlakuan 2 yaitu, dan,1 panjang daun. kemudian pada minggu terakhir pengamatan antar perlakuan berbeda nyata yaitu pada perlakuan 1 terdapat panjang daun yang lebih besar,1 dan yang paling kecil terdapat pada perlakuan 2 yaitu,. Ini menunjukkan pertumbuhan panjang daun yang lebih baik terdapat pada perlakuan (batang bawah 2 ruas)dan perlakuan (batang bawah ruas stek batang), di bandingkan pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 ( batang atas ruas stek batang ). Perbedaan tersebut terlihat pada Gambar 2 di bawah ini PANJANG DAUN 2 1 0 2 MINGGU SETELAH TANAM 11 12 1 P1 P2 P P Gambar 2. Kurva pertambahan panjang daun tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS

Perlakuan variasi sumber stek batang yang berbeda menunjukkan hasil atau respon tidak berbeda nyata terhadap panjang daun tanaman di permukaan atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2 pada perlakuan 1, 2 dan pada 2 MTS dan 12 MTS, pada gambar panjang Panjang daun terlihat sejak 11 - minggu ke 1 setelah tanam pada perlakuan P1 terjadi kenaikkan panjang daun dari,0cm menjadi,1cm. Hal ini dilihat dari batang stek atas yaitu pada perlakuan 1 dan 2 disebabkan oleh adanya kandungan karbohidrat yang banyak terdapat pada stek pucuk sehingga batang atas pada perlakuan 1 tumbuh lebih baik dari pada perlakuan P variasi stek batang bawah. sehingga pembentukan akar lebih cepat, yang menyebabkan penyerapan unsur hara lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardani, (2012). Peranan karbohidrat untuk membentuk perakaran sangat besar. Semakin banyak jumlah ruas akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat tetapi kandungan nitrogennya sedikit, keadaan ini mengakibatkan bahan stek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Demikian untuk bahan stek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat sedikit dengan nitrogen tinggi sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat... Lebar Daun Berdasarkan hasil analisis terhadap lebar daun didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel. di bawah ini : Tabel. Pertambahan lebar daun berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) 11 P1 0,b 1,1b 2,1b 2,b,2b,2b,b,b,ab P2 1,2b 2,0ab 2,22b 2,b.0b,2b,b,1b,b P 1,1b 1,b 2,22b 2,b,ab,b,0b,b,ab P 1,1a 2,a,0a,a,2a,2a,1a,a,2a BNT 0,0 0,2 0, 0, 0,1 0, 0,2 0, 1,02 1,21

Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel diatas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada Pada minggu ke,,,,,,, dan 11 analisis sidik ragam berbeda nyata. Dari Tabel diatas menunjukkan, lebar daun pada minggu ke 2,12, dan 1 tidak ada perbedaan antar perlakuan yaitu lebar daun yang paling besar terdapat pada perlakuan P yaitu, cm dan yang paling kecil terdapat pada perlakuan P2 (batang atas ruas) yaitu 0,22 cm, Selanjutnya pada minggu ke dan ke, terdapat lebar daun yang kecil 0,cm pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan yang paling besar terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) terdapat 2,cm kemudian pada minggu ke paling kecil 2,1cm dan perlakuan (batang bawah ruas) terdapat,0cm lebar daun. Minggu ke terdapat jumlah daun yang kecil 2, cm dan yang paling besar,cm. Minggu lebar daun yang paling kecil terdapat pada perlakuan 2 (batang bawah ruas) terdapat,0 cm dan yang paling besar terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) terdapat,2 cm, minggu ke,,dan pada perlakuan 2 (batang atas ruas) terdapat lebar daun yang kecil yaitu,2cm, dan yang paling besar terdapat pada perlakuan yaitu,cm, minggu ke 11 pada perlakuan P1 (batang atas 2 ruas), P2 (batang atas ruas), P (batang bawah 2 ruas) dan P (batang bawah ruas) berbeda nyata yaitu lebar daun meningkat dari, cm dari perlakuan P (batang bawah ruas) menjadi,2 cm. Hal ini menunjukan lebar daun yang kecil terdapat pada perlakuan P1 (batang atas 2 ruas) dan P2 (batang atas ruas ) dan yang paling baik terdapat pada perlakuan P dan P ( batang bawah 2 dan ruas ). hal ini menunjukkan perbedaan perluasan lebar daun tersebut karena adanya intersepsi cahaya ke daun agak kurang, sehingga mengakibatkan sebagian daunnya tidak maksimum karena adanya naungan sejak awal. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Fitter dan Hay, 11 dalam Haryanti,20), fisiologis cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman akibat respon metabolik yang langsung. EBAR DAUN P1 P2

Gambar : Kurva pertambahan lebar daun tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS Dari Gambar di atas menunjukkan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah ruas) mempunyai lebar daun yang tidak berbeda nyata, pada minggu ke 2 dan minggu ke, tetapi pada saat minggu ke 12 dan 1 dari ke perlakuan tersebut tidak berbeda nyata walaupun terlihat pada gambar ada trend kenaikkan p (batang bawah ruas) lebih tinggi dari lainnya tetapi secara statistik tidak terjadi perbedaan antara ke empat perlakuan. Hal ini terjadi karena tidak berbedanya perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas), perlakuan (batang bawah 2 ruas) dan perlakuan (batang bawah ruas) pada lebar daun tersebut kemungkinan adanya intersepsi cahaya ke daun agak kurang, sehingga mengakibatkan sebagian daunnya tidak maksimal karena adanya naungan sejak awal. Secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Fitter dan Hay, 11 dalam Haryanti, 20) bahwa pengaruh secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman akibat respon metabolik yang langsung. Menurut Fitter dan Hay (ll) dalam Haryanti (20) daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 0% cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Pada membran tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu elektron dari karotenoid atau klorofil. Cahaya hijau, kuning, jingga dan

merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini. Secara tidak langsung naungan sangat mempengaruhi kelembaban dan kandungan air tanah, sehingga dapat mempengaruhi perluasan daun maupun distribusi stomata pada permukaannya. Menurut Jumin, l2, jika melebihi potensial air daun 1 bar laju penurunan perluasan daun menjadi maksimum, dan setelah melewati 1 bar sampai 0 bar kecepatan fotosintesis menurun drastis... Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil analisis terhadap tinggi tanaman didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel. di bawah ini : Tabel. Pertambahan tinggi tanaman ( cm ) berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) 2 P1,2b 11,0b 11,2b 11,b 11,b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b P2,b,b,2b,12b,12b,12b,b,b,b,b,b,b P,b,b,b,b,b,b,1b,1b,1b,1b,1b,1b P 1,a 1,a 1,a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a BNT 0.0,,,1,,,1,,,,,, 11 12 1 Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel di atas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada minggu 2,,,,,,,,, 11, 12 dan 1 analisis sidik ragam berbeda nyata. Pada Perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas), dan perlakuan (batang bawah ruas) memberikan pengaruh terendah,2cm pada

pertumbuhan tinggi tanaman bila dibandingkan dengan perlakuan (batang bawah ruas) terdapat 1,12cm. Pada minggu ke 2 tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan (batang bawah 2 ruas) yaitu,cm, dan paling tinggi yaitu 1, yang terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas). Pada minggu ke terdapat pada perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah 2 ruas) yaitu,cm yang terendah dan yang paling tinggi terdapat pada perlakuan p (batang bawah ruas) yaitu 1,cm. Pada minggu ke dan minggu ke 1 pengamatan minggu terakhir tinggi tanaman yang paling tinggi terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) yaitu 1,cm dan yang terendah,1cm. Ini menunjukkan adanya perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) dipengaruhi pemangkasan pucuk, sehingga terjadi suplai auksin dari tunas apikal sehingga kadar auksin dalam ruas dibawahnya berkurang, dan perlakuan batang bawah (2 dan ruas) penyebabnya diperkirakan karena tanaman yang tidak dipangkas masih terus dapat bertambah tinggi dan ruas-ruas baru pada batang utama bertambah. Hal ini sesuai dengan pendapat sobardini et al ( 200 ) auksin mendorong perpanjangan sel dengan cara mempengaruhi dinding sel melalui dua fase, yaitu fase pembelahan dan fase pelebaran sehingga sel akan mengalami kerenggangan dan penebalan. TINGGI TANAMAN 20 1 1 1 12 2 0 2 MINGGU SETELAH TANAM 11 12 1 P1 P2 P P

Gambar : Kurva pertambahan jumlah tinggi tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS Dari Gambar di atas menunjukkan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah 2 ruas) pada minggu ke 2 tinggi tanaman mempunyai kesamaan yang sama, tetapi pada minggu ke terjadi peningkatan ketinggian pada perlakuan 1 (batang ats 2 ruas), dan pada perlakuan (batang bawah ruas) tinggi tanaman berbeda nyata pada ke perlakuan tersebut. Hal ini menunjukkan Tanaman yang tumbuh pada lingkungan berintensitas cahaya rendah memiliki akar yang lebih kecil, jumlahnya sedikit dan tersusun dari sel yang berdinding tipis. Hal ini terjadi akibat terhambatnya translokasi hasil fotosintesis dari akar, sehingga mengakibatkankan tinggi tanaman tidak bertambah dan pertumbuhan lebih terkonsentrasi pada pembentukan cabang. Berdasarkan hasil analisis terhadap berat basah didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel. di bawah ini : Tabel. Berat basah berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) P1 12,2ab P2,0b P,0b P 1,a BNT,1 0,0 Pada Tabel menunjukkan berat basah pada tabel di atas menunjukkan perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah 2 ruas) tidak berbeda nyata tetapi berbeda dengan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas). Dari ke perlakuan tersebut berat basah yang memiliki berat yang paling banyak terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) dan yang terendah terdapat pada perlakuan 2 (batang atas ruas). Hal ini karena batang bawah ruas memiliki

batang yang besar dan jumlah daun yang banyak di bandingkan dengan perlakuan 2 batang atas ruas, penyebabnya karena faktor lingkungan yang memiliki intensitas cahaya yang rendah dan batang stek. Hal ini sesuai dengan pendapat (Crowder, 1 dalam Akhmad et al, (20), Berat basah tanaman nilam ini, selain dipengaruhi stek juga sangat dipengaruhi sumber bibit tanaman nilam tersebut. sumber bibit nilam ini dilakukan pada hamparan lokasi yang sama maka kondisi lingkungan makro (pedoklimatologi) di sekitar tempat tumbuh masingmasing nilam (asal sumber bibit) akan cenderung sama). Hal ini berarti bahwa perbedaan pertumbuhan diantara asal sumber bibit selain diakibatkan oleh perbedaan lingkungan mikro (iklim mikro) juga dikarenakan oleh perbedaan sifat genetik yang dibawa oleh masing-masing asal sumber bibit. Salah satu ekspresi dari sifat genetik adalah kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan. Selanjunya menurut Sirait (200) dalam Isnaini et al. (200), naungan mengakibatkan terjadinya pengurangan intensitas cahaya yang sampai pada tanaman. Naungan yang diberikan secara fisik tidak hanya menurunkan intensitas radiasi matahari, tetapi juga mempengaruhi unsur-unsur iklim mikro lainnya. Naungan juga akan mempengaruhi proses-proses yang terjadi di dalam tanaman antara lain fotosintesis, respirasi, transpirasi, sintesis protein, translokasi dan penuaan yang merupakan sebagai hasil dari berat basah tanaman nilam tersebut. Dengan demikian berat basah tanaman nilam yang ditanaman dengan menggunakan stek berbeda berpengaruh nyata turut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, akibat bibit nilam didapatkan dari lingkungan dataran tinggi, lalu dilakukan penanaman bibit tersebut pada lingkungan yang berbeda di dataran rendah. 1 1 1 12 2 0 12 P1 P2 P P 12 Perlakuan

Gambar : Kurva berat basah berdasarakan perlakuan 1 ( batang atas 2 ruas ), perlakuan 2 ( batang atas ruas ), perlakuan ( batang bawah 2 ruas), dan perlakuan ( batang bawah ruas. Dari Gambar di atas menunjukkan berat basah pada variasi sumbet stek batang pada pengamatan terakhir di lihat dari perlakuan 2 (batang atas ruas) dan ( batang bawah 2 ruas) tidak berbeda nyata, sebaliknya pada perlakuan ( batang bawah ruas ) sangat berbeda nyata dengan perlakuan yang ada. Dengan demikian berat basah tanaman nilam yang ditanaman dengan menggunakan stek berbeda berpengaruh nyata turut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, akibat bibit nilam didapatkan di dari lingkungan dataran tinggi, lalu dilakukan penanaman bibit tersebut pada lingkungan yang berbeda di dataran rendah. Berdasarkan hasil analisis untuk semua paramater pertumbuhan yang terbaik pada jumlah daun terdapat pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) diikuti oleh panjang daun tetapi untuk lebar daun, tinggi tanaman dan berat basah menunjukkan perlakuan (batang bawah ruas) lebih baik dari yang lain. Dilihat dari jumlah daun yang banyak terdapat pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) yaitu berkisar 0,2 dan 1,12cm dan pada panjang daun tinggi tanaman perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) yaitu, dan,1cm. Kemudian pada lebar daun yang terbaik terdapat pada perlakuan p (batang bawah ruas) yaitu,cm, selanjutnya pada tinggi tanaman yang terbaik terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) yaitu 1,12cm dan pada timbangan berat basah terdapat juga hasil yang terbaik pada perlakuan p (batang bawah ruas) yaitu 1,. Hal ini menunjukkan diantara dari ke perlakuan (batang bawah ruas) mempunyai kelebihan dan kurangan pada masing-masing variasi sumber stek batang.