I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Pada tahun 2012, terdapat 8.6 juta orang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DENGAN KADAR ENZIM TRANSAMINASE PADA PASIEN TUBERKULOSIS KASUS BARU DI RSUD TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tuberkulosis yang menyerang organ diluar paru-paru disebut

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mycobacterium tuberculosis. Insidensi TB di Asia Tenggara pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI. Hubungan Kadar Hidrazin (Metabolit Isoniazid) dengan Kadar SGPT pada Akhir Fase Intensif Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru

BAB V. KESIMPULAN, SARAN & RINGKASAN. V.1. Kesimpulan. anti tuberkulosis akhir fase intensif pada 58 subyek penelitian ini. V.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Perbedaan Kadar SGOT, SGPT, Ureum, dan Kreatinin Pada Penderita TB Paru Setelah Enam Bulan Pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,

Gambaran enzim transaminase pada pasien tuberkulosis paru yang diterapi dengan obat-obat anti tuberkulosis di RSUP Prof. Dr. R. D.

Hepatotoksisitas Imbas Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN KEPATUHAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

BAB I PENDAHULUAN. Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

PERBEDAAN KADAR SGPT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU SEBELUM DAN SESUDAH FASE INTENSIF DI POLIKLINIK PARU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MOHAMMAD REZA AZHARI J

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

PEMBAHASAN. 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PRAKATA... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus

KADAR ASAM URAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DENGAN TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI PUSKESMAS CEMPAKA MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

PENGARUH OBAT ANTI-TUBERKULOSIS TERHADAP PERUBAHAN ENZIM TRANSAMINASE HATI DALAM DUA BULAN PENGOBATAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia. Sampai tahun 2011 tercatat 9 juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis (Price, 2006). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China, Korea, dan India. Jumlah pasien tuberkulosis di Indonesia adalah sekitar 5,8% dari total jumlah pasien tuberculosis di dunia. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 528.000 kasus tuberkulosis baru, dengan angka kematian sekitar 91.000 orang. Prevalensi tuberkulosis di Indonesia tahun 2009 adalah 100/100.000 penduduk dan 70% diantaranya merupakan pasien dalam usia produktif (WHO, 2010). Sejak tahun 1995, Indonesia menerapkan strategi pengobatan yang direkomendasikan WHO, yaitu strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Implementasi strategi DOTS ini terbukti dapat menurunkan angka kematian tuberkulosis (Depkes, 2010). Meskipun pengobatan tuberkulosis yang efektif sudah tersedia, namun kasus tuberkulosis

2 masih menjadi fokus perhatian dunia, ditunjukkan dengan dideklarasikannya tuberkulosis sebagai Global Health Emergency (Pramastuti, 2011). Terdapat dua prinsip dasar yang digunakan dalam terapi penyakit tuberkulosis, yaitu : 1. Terapi tuberkulosis memerlukan dua macam obat dimana basil tuberkulosis peka terhadap obat tersebut, dan salah satu obat harus memiliki sifat bakterisid. 2. Perpanjangan lama pengobatan diperlukan untuk mengeliminasi basil yang persisten (Amin dan Bahar, 2006). Dengan adanya prinsip tersebut, terapi tuberkulosis pada umumnya adalah dengan metode multidrug yang menggunakan isoniazid, rifampisin, etambutol, pirazinamid, dan streptomisin. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) mempunyai efek samping terhadap hepar, kulit, saraf, dan dapat menyebabkan kelainan gastrointestinal. Efek serius yang menjadi fokus saat ini adalah efek obat anti tuberkulosis terhadap hepar, yaitu menyebabkan hepatotoksik, yang dikenal dengan istilah Antituberculosis Drug-induced Hepatotoxicity (ATDH) (Tostmann dkk, 2008). Hepatotoksik merupakan komplikasi potensial yang hampir selalu ada dalam pengobatan tuberkulosis. Hal itu dikarenakan fungsi hati sebagai pusat disposisi metabolik dari semua obat dan zat asing dalam tubuh. Dalam hepatosit, obat diubah menjadi lebih hidrofilik, sehingga dapat larut dalam air

3 dan dapat diekskresikan ke dalam urin atau empedu. Jejas hepar yang ditimbulkan karena obat anti tuberkulosis merupakan reaksi hepatoseluler yang mempunyai efek langsung, yaitu dengan produksi kompleks enzim-obat. Kompleks ini kemudian akan menyebabkan disfungsi sel, disfungsi membran, dan respon sitotoksik sel T (Bayupurnama, 2006). Tes yang dapat dilakukan untuk menilai fungsi hepar terkait hepatotoksik antara lain pengukuran kadar bilirubin serum, aminotransferase atau transaminase, alkali fosfatase, γgt, dan albumin. Tes fungsi hepar yang mengarah pada kerusakan hepatoseluler atau inflamasi adalah pemeriksaan kadar transaminase (Amirudin, 2006). Peningkatan kadar transaminase tanpa gejala merupakan hal yang umum pada pemakaian obat anti tuberkulosis, namun efek ini dapat menjadi fatal jika tidak dikenali lebih awal (Tostmann dkk., 2008). Pemakaian isoniazid untuk terapi tuberkulosis paru dapat menyebabkan kerusakan hepar karena terjadi nekrosis multilobular. Gangguan fungsi hepar diperlihatkan oleh peningkatan enzim transaminase yang terjadi pada 4-8 minggu pengobatan. Peningkatan enzim transaminase hingga 4 kali nilai normal terjadi pada 10 20 % pasien. Peningkatan kadar enzim ini juga dipengaruhi oleh umur penderita, dimana semakin tua penderita, maka risiko peningkatan ini semakin besar. Kerusakan fungsi hepar ini jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun (Istiantoro dan Setiabudy, 2007).

4 Rifampisin dapat menyebabkan perubahan hepatoseluler, nekrosis sentrilobuler, dan terkait dengan kolestasis (Tostman dkk.,2007). Dengan pemakaian rifampisin intermiten, dapat terjadi kenaikan kadar enzim transaminase, namun kejadian hepatitis karena pemakaian rifampisin jarang ditemukan (Istiantoro dan Setiabudy, 2007). Efek samping dari pirazinamid yang paling serius adalah kerusakan hepar. Bila pirazinamid diberikan 3 g/hari, maka kelainan hepar yang muncul adalah sebesar 3 % (Istiantoro dan Setiabudy, 2007). Peningkatan kadar enzim transaminase dalam plasma merupakan abnormalitas awal yang diakibatkan oleh pemberian pirazinamid (Gilman, 2008). Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya, dari 339 pasien yang diberi pengobatan dengan anti tuberkulosis, 67 pasien mengalami kenaikan SGOT dan SGPT. Dari 67 pasien tersebut, 38 pasien mengalami peningkatan kadar SGOT 3-5 kali batas normal, 15 pasien meningkat 10-15 kali batas normal, dan 14 pasien meningkat lebih dari 10 kali batas normal. Sedangkan pada kadar SGPT sebanyak 38 pasien meningkat 2-5 kali batas normal, 15 pasien meningkat 5-10 kali batas normal, dan 14 pasien meningkat lebih dari 10 kali batas normal (Mahmood dkk., 2007). Dari uraian latar belakang sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara lamanya penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan kadar SGPT pada pasien tuberkulosis di RSUDAM Bandar Lampung.

5 B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara lamanya penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan kadar SGPT pada pasien tuberkulosis paru di RSUDAM Bandar Lampung? C. Tujuan Mengetahui apakah ada hubungan antara lama penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan kadar SGPT pada pasien tuberkulosis paru di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung? D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Terkait Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan dan data untuk dapat mengambil langkah pencegahan sedini mungkin terhadap kasus hepatotoksik pada pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk pasien tuberkulosis. 2. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan penulis terutama tentang hubungan antara pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan kadar SGPT pada pasien tuberkulosis. 3. Bagi Peneliti Lain Membantu memberikan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk bisa melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih mendalam terutama tentang efek Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

6 E. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori Pasien Tuberkulosis Obat Anti Tuberkulosis Isoniazid Rifampisin Pirazinamid Streptomicin Etambutol Asetilase Acetylisoni -azid Desacetyl rifampisin Pyrazinoic acid Tidak hepatotoksik Hidrolisis Acetylhyd -razine 3-formyl rifampisin 5-hydroxy pirazinoic Hidrolisis Hydrazine Iskemik dan hipoksia sel hepar Aktivasi sitokrom P450 Ikatan kovalen enzim-obat Nekrosis sel hepar Aktivasi sel T sitolitik Kematian sel hepar Tes fungsi hati (SGOT dan SGPT) Gambar 1. Kerangka Teori ( Pramastuti, 2011)

7 Gambar 1 memperlihatkan Obat Anti Tuberkulosis seperti isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomicin, dan etambutol. Pada penggunaan streptomicin dan etambutol tidak menimbulkan efek hepatotoksik, namun isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid memiliki efek terjadinya kematian sel hepar yang akan meningkatkan kadar enzim transaminase. 2. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut : Lamanya penggunaan Obat Anti Tuberkulosis isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid kadar SGPT Gambar 2. Kerangka Konsep F. Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep di atas didapatkan hipotesis: Ada hubungan antara lamanya penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan kadar SGPT pada pasien tuberkulosis paru di RSUDAM Bandar Lampung.