II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

Sifat Fisiologis Pasca Panen PENYIMPANAN. a. Respirasi. a. Respirasi 12/17/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

TINJAUAN PUSTAKA. bahan pangan yang sehat, tanpa dikurangi komponen-komponennya (Hadiwiyoto,

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

komunikasi penulis,

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Manggis


II. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan, termasuk buah

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang berasal dari hutan

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak

I. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Faktor Yang Berpengaruh. Mutu komoditas Metode pemanenan dan penanganannya Pendinginan awal (pre-cooling) Sanitasi ruangan penyimpanan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawai dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatra Barat) (BAPENAS, 2000). Tanaman manggis dalam tatanama tumbuhan atau sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Guttiferanales : Guttiferae : Garcinia Spesies : Garcinia mangostana L.

6 Tanaman manggis tergolong tanaman tahunan, umurnya dapat mencapai puluhan tahun dan pohonya dapat tumbuh besar. Buah manggis merupakan produk utama dari tanaman manggis. Buah manggis berbentuk bulat dan bercupat. Kulit buah yang telah matang (tua) berwarna merah atau ungu kemerah-merahan (Gambar 1). Cupat yang terdapat pada bagian ujung buah berbentuk seperti bintang. Gambar 1. Manggis Daging buah manggis bersegmen-segmen yang jumlahnya berkisar antara 5-8 segmen. Daging buah manggis berwarna putih dan bertekstur halus seperti buah plum yang ranum. Setiap segmen daging buah mengandung biji yang berukuran besar. Buah manggis memiliki kulit buah tebal, yakni sekitar 0,5 cm atau lebih. Di dalam kulit buah terdapat zat pektin, tannin, katechin, rosin, zat warna, dan getah berwarna kuning (Cahyono, 2011). Sebagai buah segar, manggis merupakaan sumber mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan bermanfaat untuk kesehatan. Selain kandungan mineral dan vitamin, manggis mengandung komponen kimia bersifat sebagai anti oksidan yang kuat yakni xanthone. Anti oksidan pada manggis memiliki aktivitas anti kanker, anti bakteri, dan anti inflamasi (Jung, 2006).

7 Tabel 2. Tingkat kematangan manggis berdasarkan indek/tahapan Gambar Ciri-Ciri Warna buah kuning kehijauan. Kulit buah masih banyak mengandung getah dan buah belum siap dipetik. Warna kulit buah hijau kekuningan, buah belum tua dan getah masih banyak. Isi buah masih sulit dipisahkan dari daging. Buah belum siap dipanen. Warna kulit buah kuning kemerahan dengan bercak merah hampir merata. Buah hampir tua dan getah mulai berkurang. Isi buah masih sulit dipisahkan dari daging. Warna kulit buah merah kecoklatan. Kulit buah masih bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari daging kulit. Buah disarankan dapat dipetik untuk tujuan ekspor. Warna kulit buah merah keunguan. Kulit buah masih sedikit bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari daging kulit dan buah dapat dikonsumsi. Buah dapat dipetik untuk tujuan ekspor. Warna kulit buah ungu kemerahan. Buah mulai masak dan siap dikonsumsi. Getah telah hilang dan isi buah mudah dilepaskan. Buah lebih sesuai untuk pasar domestik. Warna kulit buah ungu kehitaman. Buah sudah masak. Buah sesuai untuk pasar domestik dan siap saji. Sumber : Departemen Pertanian (2004). Pertumbuhan dan perkembangan karakter fisik dapat dijadikan variabel untuk menentukan waktu panen. Sifat fisik merupakan sifat yang ditampakkan oleh

8 buah, meliputi bentuk, ukuran, volume, bobot dan warna. Komponen buah berdaging seperti kulit daging dan biji dapat dijadikan sebagai parameter sifat fisik buah. Pertumbuhan dan perkembangan karakter fisik diatur oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Salah satu faktor internal adalah perkembangan biji, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan dan budidaya (Hidayat, 2000). Buah manggis merupakan buah yang eksotik karena memiliki warna yang menarik dan kandungan gizi yang tinggi, karena itu buah manggis memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan (Wijaya, 2004). Potensi manggis tidak hanya terbatas pada buahnya saja, tetapi juga hampir seluruh bagian tumbuhan manggis menyimpan potensi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Penggunaan tumbuhan manggis diyakini dapat menyembuhkan penyakit, beberapa diantaranya adalah peluruh kanker, anti oksidan, hipertensi, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen), disentri dan lain-lain (Heyne, 1987). Kandungan kimia kulit manggis adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998). Menurut hasil penelitian kulit buah manggis memiliki aktivitas HIV tipe I, antibakteri, antioksidan dan anti metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). 2.2. Respirasi Selama penyimpanan, hasil pertanian masih melakukan respirasi yakni proses penguraian zat pati atau gula dengan mengambil oksigen dan menghasilkan karbondioksida, air serta energi yang diekspresikan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

9 C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO 2 + 6H 2 O + 677 kkal......(1) Pengetahuan tentang laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui daya simpan buah sesudah panen. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai umur simpan yang pendek. Adanya perbedaan laju respirasi setiap buah dan sayur disebabkan oleh adanya perbedaan dalam fungsi botanis dari jaringan buah tersebut. Laju respirasi tergantung pada konsentrasi CO 2 dan O 2 yang ada dalam udara (Pantastico, 1986). Aktivitas respirasi dengan menggunakan oksigen pada proses respirasi berbeda-beda, semakin banyak oksigen yang digunakan akan semakin aktif. Berdasarkan aktivitas respirasi tersebut, sifat hasil tanaman diklarifikasikan menjadi yang bersifat klimaterik dan non klimaterik. Buah klimakterik adalah buah yang mengalami lonjakan respirasi dan produksi etilen setelah dipanen. Sedangkan buah non klimakterik adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi maupun etilen setelah dipanen (Suhardiman,1997). Pada buah klimaterik terjadi kenaikan respirasi dan kenaikan kadar etilen selama proses pematangan. Sedangkan pada buah non klimaterik, proses pematangan tidak berkaitan dengan kenaikan respirasi dan kenaikan kadar etilen. Perbedaan antara buah klimaterik dan nonklimaterik yaitu adanya perlakuan etilen terhadap buah klimaterik yang akan menstimulir baik pada proses respirasi maupun pembentukan etilen, sedangkan pada buah nonklimaterik hanya terdapat perlakuan yang akan menstimulir proses respirasi saja. Aplikasi C 2 H 2 (Ethylene) berpengaruh pada buah-buahan klimakterik, makin besar konsentrasi C 2 H 2 sampai tingkat kritis makin cepat stimulasi respirasinya.

10 Ethylene tersebut bekerja paling efektif pada waktu tahap klimakerik, sedangkan penggunaan C 2 H 2 pada tahap post klimakerik tidak merubah laju respirasi. Pada buah-buahan non klimakterik respon terhadap penambahan ethylene baik pada buah pra panen maupun pasca panen rendah, karena produksi ethylene pada buah non klimakterik hanya sedikit. Menurut Winarno (2002) dikatakan bahwa buahbuahan non klimakterik akan mengalami klimakterik setelah ditambahkan etilen dalam jumlah yang besar. Dari penelitian Tongdee (1992), juga dapat diketahui bahwa etilen merangsang pemasakan klimakerik. Respirasi sangat mempengaruhi kegiatan metabolisme di dalam suatu jaringan hidup, hal ini sejalan dengan pendapat Pantastico (1986) yang mengatakan bahwa respirasi merupakan suatu ukuran laju jalanya metabolisme, sehingga laju respirasi suatu produk setelah dipanen dapat menjadi suatu petunjuk seberpa lama suatu produk hasil panen dapat bertahan setelah proses pemenanan. Penyimpanan manggis yang dilakukan dengan cara mengatur suhu penyimpanan dan jumlah O 2 -CO 2 di dalam media penyimpanan terbukti dapat memperlambat tingkat laju respirasi manggis. Laju respirasi setiap buah berbeda-beda, tergantung dari seberapa besar buah dapat bereaksi dengan suhu lingkungannya dan besar kecilnya jumlah etilen yang diproduksi buah setelah dipanen. Iwata et al. dalam Pantastico (1986) mengungkapkan klasifikasi tiga tipe pola respirasi yang mengenai hubungan antara pematangan dengan arus produksi CO 2 oleh buah dan sayuran, yaitu : a. Tipe menurun dengan lambat (gradually decrease type) dimana kecepatan respirasi menurun secara perlahan selama proses pematangan.

11 b. Tipe meningkat sementara (late peak type) dimana laju respirasinya meningkat sementara saja dan kematangan penuh dicapai setelah puncak respirasi. c. Tipe puncak kasip (temporary rise type) dimana laju respirasi maksimumnya terdapat setelah matang penuh hingga keranuman. 2.3. Metode Penyimpanan 2.3.1. Modified Atmosphere Storage (MAS) Penyimpanan dalam atmosfir termodifikasi (MA= Modified Atmosphere) diperoleh dari udara dan CO 2 adalah penyimpanan tingkat konsentrasi O 2 dikurangi dan CO 2 ditambah melalui pengaturan pengemasan yang menghasilkan komposisi tertentu. Komposisi ini dapat dicapai melalui interaksi penyerapan dan pernapasan produk yang disimpan atau perbedaan komposisi udara berakibat kegiatan respirasi atau metabolisme bahan disimpan. Menurut Kartasapoetra (1999), atmosfir termodifikasi merupakan cara penyimpanan statis dimana tidak ada pemantauan gas selama penyimpanan. Jadi, komposisi di dalam ruang penyimpanan ditentukan oleh komposisi gas yang terbentuk di dalam kemasan. Dalam penggunaan atmosfer termodifikasi suhu harus ditentukan terlebih dahulu seperti yang dikatakan Kader (1997), dimana akan lebih efektif bila dilakukan bersamaan dengan penyimpanan dingin dengan suhu yang telah ditentukan terlebih dahulu. Penyimpanan dalam udara termodifikasi terdapat pengaruh gabungan antara CO 2, O 2, dan suhu. Pengaruh yang menguntungkan dari gabungan tersebut adalah bila

12 salah satu faktor itu dikombinasikan dengan yang lain dapat menambah keefektifan penyimpanan. Akan tetapi pemberian perlakuan yang melebihi batas akan menyebabkan terjadinya kondisi anaerob, sehingga dihasilkan aroma yang tidak dikehendaki yang disebabkan oleh penimbunan etanol dan etanal, yang bersamaan dengan itu juga timbul warna yang tidak dikehendaki. Menurut Salunke dalam Pantastico (1986), penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi adalah penyimpanan dengan mengatur komposisi gas di dalam ruang penyimpan dimana kandungan oksigennya dibuat rendah dan karbondioksidanya dibuat tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga berpengaruh terhadap interaksi penyerapan dan pernafasan buah yang disimpan. 2.3.2. Controlled Atmosphere Storage (CAS) Suhu udara dalam sistem pengendalian atmosfer dapat diatur dan dipertahankan dengan berbagai cara. Salah satu cara sederhana yaitu dengan menempatkan komoditi tersebut dalam ruangan yang kedap udara. Karena terjadi pernafasan dari komoditi tersebut, maka konsentrasi CO 2 meningkat dan konsentrasi O 2 menurun. Kadar CO 2 juga dapat diatur menurut dosis yang dikehendaki dengan cara penggunaan senyawa penyerap CO 2 pada sistem pengendalian atmosfer, khususnya jika senyawa CO 2 meningkat tinggi sekali. Cara lain adalah udara yang konsentrasi gas-gasnya telah diatur khususnya CO 2, N 2 dan O 2 dihembuskan ke dalam ruangan penyimpanan (Wardhanu, 2009). Penyimpanan dengan atmosfer terkendali maupun atmosfer terkontrol dikenal efektif dalam memperpanjang masa simpan buah, yang membedakan keduanya hanyalah pada pemberian gasnya, dimana penyimpanan atmosfer terkendali

13 perubahan komposisi udaranya disebabkan oleh aktivitas respirasi dari produk yang dikemas itu sendiri dikarenakan pemberian komposisi gasnya hanya sekali saja pada saat pertama pengemasan. Sedangkan penyimpanan atmosfer terkontrol ini dilakukan dengan pengendalian konsentrasi oksigen dan karbondioksida secara dinamik selama penyimpanan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Pengendalian atmosfer adalah metode penyimpanan dengan pengendalian konsentrasi oksigen dan karbondioksida secara dinamik sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Untuk mendapatkan jangka waktu kesegaran yang paling lama, penyimpanan dengan pengendalian atmosfer adalah yang terbaik. Konsentrasi O 2 dan CO 2 dalam ruang penyimpanan buah terbukti dapat menghambat laju pematangan. Semakin rendah konsentrasi O 2 dan semakin tinggi CO 2 dalam ruang penyimpanan, maka semakin lambat terjadinya proses pematangan buah (Hermiati, 1999). 2.4. Kandungan Gizi Manggis Sebagai buah segar, manggis merupakaan sumber mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan bermanfaat untuk kesehatan. Setiap 100 g daging buah manggis mengandung 0,6 g protein, 0,6 g lemak, 15,6 g karbohidrat, 8 mg kalsium, 12 mg fosfor, 0,8 mg besi, 78 g air dan 62 kalori. Selain kandungan mineral dan vitamin, manggis mengandung komponen kimia bersifat sebagai anti oksidan yang kuat yakni xanthone. Anti oksidan pada manggis memiliki aktivitas anti kanker, anti bakteri, dan anti inflamasi (Jung, 2006).

14 Tabel 3. Kandungan dan komposisi gizi manggis dalam tiap 100 gr bahan Komposisi Gizi Kalori Vitamin C Karbohidrat Kalsium Fosfor Air Zat Besi Vitamin B1 Protein Lemak Vitamin B2 Kalium Natrium Niasin Kandungan Gizi 34 kal 4,2 mg 5,6 g 7 mg 4 mg 87,6 g 1 mg 0,03 mg 0,6 g 1 g 0,03 mg 19 mg 7 mg 0,3 mg Sumber : Aryanto, Forum Detik (2010). 2.5. Fisiologi Pasca Panen Buah yang telah dipanen memang dapat secara langsung dipasarkan. Namun, tidak sedikit buah yang setelah dipanen akan mengalami proses penyimpanan terlebih dahulu selama waktu tertentu. Untuk kebutuhan pasar biasanya buah yang telah dipanen sebagian besar disimpan di dalam suhu kamar, sehingga buah cenderung memiliki umur simpan yang singkat, karena buah akan cepat mengalami kerusakan fisiologi seperti meningkatnya respirasi buah akibat penyimpanan pada suhu kamar (Apandi, 1986). Manggis yang telah dipanen tidak semuanya dalam kondisi yang baik. Kerusakan fisik dan kerusakan mekanis sering terjadi setelah manggis dipanen. Kerusakan fisik biasanya diakibatkan oleh pengelola dan penanganan pasca panen yang kurang baik dan tidak hati-hati. Misalnya pada saat pemanenan sering sekali

15 terdapat manggis yang terjatuh langsung ke tanah sehingga manggis mengalami benturan yang keras dan membuat teksturnya tergores ataupun retak. Kerusakan mekanis sendiri sering terjadi ketika proses pengangkutan manggis ke pasar ataupun ke tempat penyimpanan. Seperti hasil hortikultura lainnya, manggis juga memiliki umur simpan yang singkat. Kerusakan buah seperti tangkai buah yang tidak segar, mengerasnya buah, getah kuning, dan jaringan buah yang susah dipisahkan dari kulitnya. Kerusakan tersebut seing terjadi pada manggis setelah proses pengangkutan dan penyimpanan (Syaifullah, 1999). 2.6. Perubahan Buah Selama Penyimpanan Kerja enzim di dalam jaringan buah mengakibatkan perubahan kimia yang dapat menyebabkan berubahnya penampilan, citarasa, dan kualitas buah selama proses penyimpanan. Buah yang dipanen dalam kondisi yang belum terlalu tua mengalami proses kerja enzim yang lebih lambat, sebab buah belum banyak mengandung gula dan banyak mengandung zat tepung. Perubahan warna buah selama penyimpanan disebabkan oleh enzim polifenolaksidase menjadi melanoidin sehingga terbentuk warna coklat kehitaman. Kerja enzim juga dapat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan, sebab semakin tinggi suhu penyimpanan maka kerja enzim akan semakin cepat. Selain itu, suhu tinggi juga dapat menimbulkan bercak pada buah (Azudin, 2004). Hasil pertanian akan tetap melakukan proses kimiawi, fisika, biokimia, dan mikrobiologis setelah hasil pertanian dipanen. Pengaturan suhu penyimpanan dan

16 pengemasan merupakan salah satu cara untuk memperlambat proses tersebut. Dengan memberikan suhu penyimpanan yang rendah maka laju respirasi buah yang disimpan dapat diperlambat sehingga buah dapat bertahan lebih lama. Sebab proses respirasi dapat menyebakan kehilangan kadar air dan membuat buah menjadi tidak segar (Shakty, 2008). Ketika buah masih terdapat pada tanaman hidup, kehilangan karena transpirasi dapat diganti oleh cairan tanaman yang mengandung air, mineral-mineral, dan bahan-bahan hasil fotosintesis. Sesudah panen maka kehilangan substrat dan air tidak dapat diganti dan mulailah proses kemunduran komposisi dan mutu buah. Proses kemunduran ini terjadi karena berlanjutnya kegiatan metabolisme setelah panen (Apandi, 1986). 2.7. Umur Simpan Manggis Menurut Martin (1999), pada suhu kamar buah manggis dapat disimpan selama 8-10 hari penyimpanan, sedangkan pada suhu rendah (9-12 o C) masih dalam kondisi baik sampai 15 hari penyimpanan. Kesegaran buah dapat dipertahankan bila dilakukan penyimpanan pada suhu dingin dengan kombinasi pengemasan atau tanpa pengemasan. Penyimpanan buah pada suhu ruang diupayakan suhu tidak boleh terlalu tinggi dan terlalu rendah. Suhu tinggi dapat mempercepat reaksi biokimia sehingga pematangan dan proses senesen akan berjalan lebih cepat. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan buah akibat suhu dingin (chilling injury). Penyimpanan pada suhu 10-14 o C mampu memperpanjang daya simpan buah sampai 15-25 hari tanpa chilling injury. Chiling injury akan terjadi bila suhu penyimpanan kurang dari 10 o C ( 1981).