BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku saat ini adalah Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui,peranan pajak semakin besar dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. peranan penting dan vital dalam kebijaksanaan fiskal, baik negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber utama penerimaan pendapatan Negaraterbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan penerimaan dalam negeri sangatlah penting dalam mensukseskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Untuk menyukseskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. didasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A.

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. dalam penyelenggaran negara, mengalahkan segala bentuk kekuasaan lainya.

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapinya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. melaksanakan kewajiban perpjakannya.setelah adanya tax reform,

DAFTAR TABEL. Tabel 2. 2 Tabel Jumlah Perangkat Desa Silumajang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi Perpajakan dan mata kuliah yang harus dicapai oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB IV ANALISA DATA EVALUASI DATA.47. Belawan 47. Paksa Surat Paksa.57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..59. B. Saran...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Administrasi Perpajakan yaitu Praktik Kerja Lapangan, sebagai mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk belanja rutin maupun pembangunan. Tetapi banyak masyarakat yang belum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Administrasi Perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagaimana kita ketahui, peranan pajak semakin besar dan penting dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian membiayai pelaksanaan pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak. Salah satu wujud kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak adalah mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan membayar pajak penghasilan sesuai ketentuan perpajakan yang ada apabila penerimaan atau memperoleh penghasilan. Sesuai ketentuan perpajakan yang ada, sistem pemungutan pajak yang dianut di Indonesia adalah self assessment yaitu masyarakat mendaftarkan sendiri sebagai Wajib Pajak selanjutnya menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak penghasilan terutang. Sedangkan salah satu fungsi Direktorat Jendral Pajak menurut ketentuan undang-undang perpajakan adalah melakukan pengawasan terhadap masyarakat terhadap masyarakat atas pelaksanaan sistem self assessment sehingga diberikan wewenang dibidang perpajakan antara lain; pengukuhan sebagai Wajib Pajak, penetapan besarnya pajak yang terutang apabila masyarakat tidak membayar pajak sesuai ketentuan undang-undang perpajakan.

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia walaupun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, namun dinilai masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan oleh adanya rasa keengganan dan ketidak inginan para Wajib Pajak dalam melaporkan kewajiban pajaknya dengan kosekuensi secara benar masih sangat tinggi. Kondisi ini makin diperparah dengan tingkat kesadaran Wajib Pajak akan pengetahuan peraturan perpajakan yang juga masih sangat kurang. Hal ini menjadi suatu kendala dan potensi besar yang harus disikapi oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dan mencari penanggulangannya dalam menangani perpajakan. Jika kesadaran Wajib Pajak dapat ditingkatkan, maka penerimaan pajak pun diharapkan akan meningkat dengan pesat karena Wajib Pajak sangat memegang peranan penting dalam menentukan tingkat realisasi penerimaan pajak. Sistem penghitungan sendiri (self assessment) memungkinkan potensi adanya wajib pajak tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik akibat dari kelalaian, kesenjangan ataupun ketidaktahuan wajib pajak atas tanggung jawab dari kewajiban perpajakannya.untuk mengatasi ketidakefektifan penerapan sistem self assessment, dan agar pelaksanaan kewajiban wajib pajak dapat dilaksanakan secara baik dan benar, harus diimbangi dengan memberikan penyuluhan pajak (tax dissemination), pelayanan perpajakan (tax service) dan pengawasan perpajakan (law enforcement). Apabila ketiga fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara optimal, maka kepatuhan sukarela (voluntary compliance) wajib pajak di dalam melaksanakan kewajiban dan haknya di sektor perpajakan akan meningkat. Pada akhirnya akan meningkatkan tax ratio dan sekaligus penerimaan pajak. Namun pada kenyataan yang

ada sekarang ini, negara Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah.fakta tersebut terbukti setelah diperoleh data yang menunjukkan bahwa penerimaan pajak yang tercermin dari tax gap dan tax ratio belum dapat dimaksimalkan (Pongtuluran, 2010). Mengingat dasar inilah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan secara mandiri. Dalam rangka memperoleh pengalaman praktis dilingkungan kerja, maka berdasarkan masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menerapkan sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Adapun Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) a) Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem self assessments terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. b) Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pembayaran atau penyetoran pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi yang dilaporkan tepat waktu dan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang aktif di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1. Bagi Mahasiswa a) Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja. b) Guna mendorong mahasiswa untuk belajar mengetahui menjadi tenaga kerja ahli yang siap pakai. c) Guna memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif melalui praktik kerja lapangan mandiri. d) Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya. e) Memahami modernisasi yang telah dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia a) Dengan dilaksanakannya praktik kerja lapangan mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap lingkungan Kantor Pelayanan Pajak baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. b) Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan Program

Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU). c) Untuk mempromosikan citra atau image kepada masyarakat khususnya sivitas akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU). 2.3. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) (USU) a) Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya dibidang perpajakan. b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Universitas Sumatera Utara. c) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USUdengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang bersangkutan memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri. d) Memperoleh masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Rachmat Soemitro dalam bukunya yang berjudul Perpajakan Konsep, Teori dan Isu (2006:22), yang ditulis oleh Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, menyatakan bahwa: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir sektor pemerintah) berdasarkan Undang - undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. 2. Sistem Pemungutan Pajak a. Officail Assessment System Merupakan sistem perpajakan dimana insiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada dipihak pemerintah atau fiskus. Pada intinya fiskus menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Menurut Mardiasmo (2007:7) dalam bukunya Perpajakan, menyatakan bahwa:

Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Dengan ciri: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib Pajak bersifat pasif. c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus Dari pengertian diatas, terlihat bahwa perhitungan pajak dengan official assessment system, fiskuslah yang aktif sejak dari mencari wajib pajak untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sampai pada penetapan jumlah pajak yang terutang. Besarnya kewajiban pajak ditentukan sepenuhnya oleh fiskus selaku pemungut pajak. b. Self Assessment System Merupakan sistem yang memberikan tanggung jawab yang besar kepada wajib pajak karena semua proses dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan sendiri oleh wajib pajak. Menurut Waluyo dan Wirawan B Ilyas ( 2003:18 ) dalam bukunya Perpajakan Indonesia, menyatakan bahwa: Self assessment system adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

Dari pengertian di atas jelas terlihat bahwa perhitungan pajak dengan self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang menekankan kepada wajib pajak untuk bersikap aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, karena sistem pemungutan ini memberi kebebasan kepada wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sendiri tanpa adanya campur tangan fiskus atau pemungut pajak. c. With holding System Merupakan sistem perpajakan dimana pihak ketiga baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan Dalam Negeri diberi kepercayaan untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan. Menurut Waluyo dan Wirawan B Ilyas (2003:18) dalam bukunya Perpajakan Indonesia, menyatakan bahwa: With holding system adalah sistem pemungutan pajak memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Dari pengertian diatas bisa dilihat bahwa pihak ketiga memiliki peran aktif dalam sistem ini, dan fiskus berperan dalam pemeriksaan pajak, penagihan, maupun tindakan penyitaan apabila ada indikasi pelanggaran perpajakan.

Berdasarkan UU perpajakan ciri sistem self assessment adalah: 1. pemungutan pajak merupakan perwujudan pengabdian serta partisipasi wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan. 2. tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak, sebagai pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota wajib pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan wajib pajak berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundangan. 3. anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kegotong royongan nasional melalui menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terhutang, sehingga dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam melaksanakan PKLM ini di kantor pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia maka yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut: 1. Hal-hal yang mempengaruhi penyebab Wajib Pajak Orang Pribadi tidak memenuhi kewajiban perpajakannya khususnya pajak penghasilan.

2. Mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak penghasilannya. 3. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia untuk mendukung kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menerapkan sistem self assessment. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam melakukan penelitian penulisan melakukan metode-metode yang diperlakukan. Metode yang dipergunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan. Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan praktik kerja lapangan mandiri, misalnya mengajukan judul, persetujuan judul, pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, penunjukan dosen pembimbing, bimbingan dan konsultasi, permohonan surat praktik kerja lapangan mandiri kepada instansi yang dituju. 2) Studi Literatur Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan Dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri.

3) Observasi Lapangan Dalam tahap ini penulis meninjau dan mengamati objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. 4) Pengumpulan Data Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data data berhubungan dengan rencana kegatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Jenis data yang akan dikumpul terbagi 2, yaitu: a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada orang yang bersangkutan. b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui referensi dan buku buku yang bersangkutan dengan objek praktek kerja lapangan mandiri. 5) Analisis Data dan Evaluasi Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan. penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara komulatif yang kemudian akan diinterpresentasikan secara objektif, jelas, dan sistematis. F. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dilakukan, penulis masih berada dalam ruang lingkup prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibawakan. Dalam metode pengumpulan data ini yang akan dilakukan penulis yaitu:

1. Metode Observasi Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan maengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan diberikan petunjuk dan arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada kantor dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi. 2. Wawancara. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung yang melibatkan pegawai pada kantor yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan yang berbungan dengan objek studi. 3. Daftar Dokumentasi. Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang-Undang Perpajakan, data mengenai kepegawaian dan data data lain yang berhubungan deta Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang penulis lakukan. G. Sitematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan manfaat Praktik kerja Lapangan

Mandiri, Metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan akhir praktik kerja. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat dari perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran pegawai/kartawan/anggota personil. BAB III GAMBARAN DATA PKLM Pada bab ini, penulis akan menguraikan ketentuan-ketentuan yang mengenai membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menerapkan system self assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, perubahan-perubahan pada perundang-undangan, cara pelaksanaan, dan apa saja dampak yang terjadi. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI Dalam bab sebelumnya penulis telah membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menerapkan system self assessment, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisis berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serat memberikan interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis akan memaparkan bagaimana kesimpulan dari objek yang telah diteliti serta saran-saran yang membangun bagi kemajuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN