KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA AKARWANGI (Andropogon Zizanoid) PADA KONDISI RISIKO DI KABUPATEN GARUT Oleh: NIA ROSIANA A14104045 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN NIA ROSIANA. Kelayakan Pengembangan Usaha Akarwangi (Andropogon zizanoid) pada Kondisi Risiko di Kabupaten Garut. Di Bawah Bimbingan ANNA FARIYANTI. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini ditunjukkan oeh besarnya kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan menurut lapangan usaha terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang berada pada urutan ketiga pada tahun 2002 sampai 2006 setelah industri pengolahan dan perdagangan, hotel, dan restoran. Dalam jangka panjang, pengembangan lapangan usaha pertanian difokuskan pada produk-produk olahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Salah satu lapangan usaha yang memberikan nilai tambah dan kontribusi terhadap PDB yaitu tanaman perkebunan. Salah satu olahan tanaman perkebunan penghasil minyak aromatik adalah minyak atsiri. Tahun 2003 sampai 2006, ekspor minyak atsiri menunjukan trend yang meningkat. Salah satu jenis minyak atsiri yang dapat dikembangkan adalah akarwangi. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor utama minyak akarwangi di pasar dunia. Akar wangi sebagai salah satu tanaman perkebunan yang berekonomis tinggi selayaknya terus dikembangkan agar dapat meningkatkan pendapatan petani, peningkatan kesempatan kerja, dan peningkatan penerimaan devisa. Akarwangi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Kabupaten Garut yang memiliki arti penting bagi perekonomian daerah. Hal ini dikarenakan 89 persen produksi minyak akarwangi Indonesia dihasilkan dari Kabupaten Garut (Bappeda Kab.Garut, 2005). Hal ini didukung oleh potensi areal seluas 2.400 Ha sedangkan realisasi luas tanam baru mencapai 1.733 Ha pada tahun 2006 yang tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan Leles, Kecamatan Samarang, Kecamatan Bayongbong, dan Kecamatan Cilawu. Hal ini mengindikasikan areal penanaman seluas 667 Ha belum termanfaatkan dan masih berpotensi untuk dikembangkan. Dalam melakukan pengembangan usaha akarwangi diperlukan modal yang besar untuk mendukung kegiatan usaha tersebut. Kendala lain yaitu dalam melakukan budidaya dan penyulingan yaitu adanya fluktuasi harga output dan volume produksi. Fluktuasi produksi akarwangi dan minyak akarwangi diindikasikan oleh adanya risiko dalam kegiatan budidaya dan penyulingan akarwangi. Selain adanya risiko produksi, kegiatan budidaya dan penyulingan dihadapkan pada risiko harga output. Harga akarwangi dan minyak akarwangi pada setiap kondisi berbeda. Hal ini mengindikasikan adanya fluktuasi harga output yang menimbulkan adanya risiko harga output. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha akarwangi di Kabupaten Garut dan menganalisis dampak adanya risiko volume produksi dan harga output terhadap kelayakan usaha akarwangi di Kabupaten Garut Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kelayakan pengembangan usaha akarwangi dengan memperhatikan risiko Hal ini dilakukan agar menghindari kerugian dalam hal penanaman modal yang terlalu besar dan melihat sasaran dari kebijakan pemerintah Kabupaten Garut dalam pengembangan usaha akar wangi. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah usaha akarwangi di Kabupaten Garut layak diusahakan?, 2) Bagaimana dampak adanya risiko volume produksi dan harga output terhadap kelayakan usaha akarwangi di Kabupaten Garut?.
Aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian ini yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek sosial dan lingkungan serta aspek finansial. Aspek finansial dapat dilihat dari kriteria kelayakan investasi dan penilaian investasi terhadap risiko. Kriteria kelayakan usaha dapat dilihat dari NPV (NetPresent Value), Net B/C (Net Benefit/Cost, IRR (Internal Rate Return, dan PP (Payback period). NPV dari setiap risiko pada kondisi tertinggi, normal, dan terendah akan diperoleh NPV yang diharapkan. Dalam hal ini, pendapatan petani dan penyuling setiap bulannya akan diketahui dari nilai NPV yang diharapkan. Selain NPV yang diharapkan, penilaian dan tingkat risiko yang terjadi pada pengusahaan akarwangi dapat lihat dari standar deviasi dan koefisien variasi kemudian dapat disimpulkan apakah pengusahaan akarwangi layak atau tidak untuk diusahakan. Analisis aspek teknis dapat dilihat dari keadaan geografis, sumberdaya produksi, letak pasar, fasilitas penunjang, teknik budidaya, teknik penyulingan, dan produk akarwangi. Analisis aspek pasar dapat dilihat dari permintaan, penawaran, pemasaran, dan harga. Sedangkan aspek sosial dan lingkungan dapat dilihat dari manfaat yang secara langsung dan tidak langsung dirasakan oleh stakeholders. Analisis aspek finansial pada kondisi normal baik pada kegiatan budidaya maupun penyulingan layak untuk dijalankan. Hal ini sesuai dengan kriteria kelayakan investasi.. Pendapatan petani dan penyuling per bulannya yaitu Rp.38.727 dan Rp.10.730.399. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan petani masih rendah dibandingkan dengan penyuling. NPV normal pada kegatan budidaya dan penyulingan akarwangi yaitu Rp.1.394.179 dan Rp.1.030.118.304. Sedangkan IRR, Net B/C, dan payback period pada kegiatan budidaya yaitu 13%, 1,08, dan 2 tahun 5 bulan. IRR, Net B/C, dan payback period pada kegiatan penyulingan yaitu 99%, 4,98, dan 3 tahun 6 bulan. Kegiatan budidaya akarwangi dari ketiga jenis risiko yang mungkin dihadapi yaitu risiko produksi, risiko harga output, dan risiko produksi dan harga output masing- masing menghasilkan NPV yang diharapkan yaitu sebesar Rp.929.040, Rp.590.913, dan Rp.2.220.063. Sedangkan koefisien variasi dari ketiga jenis risiko yaitu 5,65 dan 31,02 serta 10,10. Berdasarkan ketiga jenis risiko pada kegiatan budidaya yang memiliki tingkat risiko paling rendah yaitu risiko harga produksi karena nilai koefisien variasi yang paling rendah. Kegiatan penyulingan akarwangi dari ketiga jenis risiko yang mungkin dihadapi yaitu risiko produksi, risiko harga output, dan risiko produksi dan harga output masing- masing menghasilkan NPV yang diharapkan yaitu sebesar Rp.228.455.638, Rp.1.033.605.013, dan Rp.228.409.575. Sedangkan koefisien variasi dari ketiga jenis risiko yaitu 14,78 dan 0,79 serta 14,81. Berdasarkan ketiga jenis risiko pada kegiatan budidaya yang memiliki tingkat risiko paling rendah yaitu risiko harga output karena nilai koefisien variasi yang paling rendah. Berdasarkan uraian diatas, rekomendasi yang disarankan dalam penelitian ini yaitu petani akarwangi sebaiknya mengatur waktu dan pola tanam akarwangi sehingga petani tidak mengandalkan pendapatan dari satu musim panen akarwangi. Bagi petani dan penyuling hendaknya mengaktifkan kembali kelompok tani sehingga petani dan penyuling memiliki bargaining position yang tinggi sehingga dapat menentukan harga jual akarwangi dan minyak akarwangi. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Garut hendaknya memberikan penyuluhan bagi petani dan penyuling melalui kelompok tani. Selain itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut hendaknya bekerjasama dengan penyuling dan pengusaha untuk membuka industri pengolahan akarwangi yang menggunakan mesin modern sehingga kualitas akarwangi Kabupaten Garut dapat lebih bersaing dengan produsen utama lainnya. Bagi investor dapat menanamkan modal pada kegiatan budidaya yaitu ketika menghadapi risiko harga output sedangkan pada kegiatan penyulingan investor dapat menanamkan modal ketika menghadapi risiko produksi dan harga output.
KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA AKARWANGI (Andropogon zizanoid) PADA KONDISI RISIKO DI KABUPATEN GARUT SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PERTANIAN pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh : NIA ROSIANA A14104045 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul Nama NRP : Kelayakan Pengembangan Usaha Akarwangi (Andropogon zizanoid) pada Kondisi Risiko di Kabupaten Garut : Nia Rosiana : A14104045 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr.Ir.Anna Fariyanti, MS NIP. 131 918 115 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof.Dr.Ir.Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019 Tanggal Lulus Ujian:
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadapan Illahi Rabb yang selalu memberikan lindungan dan limpahan rahmatnya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Besar Muhamad SAW, keluarganya, para sahabat, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya. Skripsi ini merupakan salah satu bukti kepedulian penulis terhadap dunia pertanian Indonesia. Selain itu, skripsi ini merupakan bukti kecintaan penulis terhadap tanah kelahiran penulis yang terus menerus mengalami perkembangan khususnya di dunia pertanian. Skripsi ini berjudul Kelayakan Pengembangan Usaha Akarwangi (Andropogon zizanoid) pada Kondisi Risiko di Kabupaten Garut. Skripsi ini berisi mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha akarwangi melalui pemanfaatan lahan seluas 667 Ha yang belum digunakan. Hal dilakukan dengan menganalisis kelayakan pengembangan usaha pada kondisi normal dan kondisi adanya risiko. Hasil akhir dari semua analisis yang dilakukan adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Garut dalam menetapkan kebijakan pengembangan usaha akarwangi dengan memperhatikan risiko yang mungkin terjadi pada kegiatan pengembangan usaha akarwangi. Bagi masyarakat yang akan melakukan usaha akarwangi dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang didapatkan terkait dengan penanaman modal pada usaha ini. Selain itu, melalui penulisan skripsi ini, penulis mampu mengembangkan daya analisis kelayakan uasaha berdasarkan konsep studi kelayakan usaha. Akhirnya saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa saya memohon
maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Selamat membaca semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Bogor, Mei 2008 Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Garut pada tanggal 3 September 1986 dari pasangan Tato Sumarto dan Tati Sunarti. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari Kabupaten Garut tahun 1992. Kemudian penulis menyelesaikan studi di SDN 1 Kamojang Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung pada tahun 1998. Penulis menempuh pendidikan lanjutan pertama di SLTPN 2 Garut dan menyelesaikan studi tahun 2001. Kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMUN 1 Garut tahun 2004. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004 di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiwa, penulis aktif di berbagai kegiatan dan organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi intra kampus, penulis pernah aktif sebagai Anggota Biro Pers dan Jurnalistik MISETA IPB tahun 2006-2007. selain itu, tahun 2005-2006 menjadi anggota pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Merpati Putih. Tahun 2005-2006 menjadi Anggota dalam Marketing Community IPB. Tahun 2006-2007 menjadi Executive Secretary II International Association and Related Science Agriculture of Student (IAAS) IPB. Organisasi ekstra kampus yang diikuti yaitu anggota Asgar Muda Indonesia Tahun 2006 hingga sekarang. Tahun 2004 sekarang menjadi anggota di Organisasi Mahasiwa Daerah (OMDA) Kabupaten Garut (HIMAGA). Penulis aktif dalam berbagai
kegiatan kepanitiaan di lingkar kampus IPB dan menjadi master of ceremony (MC) dalam berbagai kegiatan. Selain itu, penulis aktif mengirimkan berbagai esai ke universitas-universitas di Indonesia. Prestasi-prestasi yang pernah diraih penulis selama menjadi mahasiswa di IPB yaitu, Co Host Melancong Yuk di SCTV tahun 2007, juara II presenter berita yang diselenggarakan BEM KM IPB bekerjasama dengan SCTV tahun 2007, Juara II presenter berita Tahap Persiapan Bersama (TPB) IPB tahun 2004, Juara III kegiatan presentasi business plan kewirausahaan tahun 2006, Juara III Lomba Karya Ilmiah TPB IPB tahun 2004 dan finalis tahun 2006, Juara VI lomba menulis surat untuk menteri pertanian Indonesia tahun 2007, dan lainnya. Selain aktif di organisasi dan kegiatan kemahasiswaan, penulis juga menjadi asisten dosen untuk kegiatan praktikum pada mata kuliah kewirausahaan selama satu semester pada tahun 2008. Tahun 2007 penulis mengikuti kegiatan magang di Pasundan TV (STV) Bandung sebagai reporter di departemen news.