STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

ARI WISONO X

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

TAMAN WISATA WADUK WADASLINTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB III LANDASAN TEORI

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

STUDI KELAYAKAN API ABADI MRAPEN SEBAGAI OBYEK WISATA DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN OBYEK WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR. Oleh: BEKTI PRIHASTUTI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BLORA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB III TINJAUAN KECAMATAN JUWIRING, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

Transkripsi:

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004

ABSTRAKSI Rowo Jombor merupakan salah satu potensi pariwisata lokal yang saat ini digunakan sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat di Kabupaten Klaten serta daerah-daerah disekitar Kabupaten Klaten. Selain itu Rowo Jombor ini juga difungsikan sebagai kawasan irigasi yang mengairi sawah-sawah disekitar daerah rawa serta difungsikan sebagai tempat untuk pengembangan sektor perikanan. Pengembangan potensi rekreasi maupun wisata ini juga ditunjang oleh kebijakan pemerintah daerah yang tertuang dalam Masterplan Pengembangan Rowo Jombor Tahun 2002/2003 untuk mengembangkan kawasan Rowo Jombor menjadi kawasan wisata. Selain itu pengembangan menjadi kawasan wisata lokal ini juga ditunjang adanya aktivitas warung apung yang semakin berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas, peningkatan sarana prasarana pendukung aktivitas rekreasi maupun wisata serta potensi Bukit Turis Sidoguro serta potensi atraksi wisata berupa event perayaan syawalan dan legenda sendang bulus jimbung yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang hanya ditemukan pada kawasan Rowo Jombor. Dalam perkembangannya Rowo Jombor ini menemui beberapa permasalahan yang salah satunya berupa tidak adanya dukungan sistem pengelolaan yang optimal terhadap aset-aset wisata maupun sarana prasarana pendukung aktivitas rekreasi maupun kepariwisataan di kawasan Rowo Jombor. Kondisi ini dapat diketahui adanya pengelolaan maupun pengembangan dari sarana prasarana rekreasi ini sebagian besar dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata. Hal ini karena peran dari pihak swasta maupun masyarakat masih minim, selain itu juga belum terbentuknya kerjasama yang sinergis antara pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam pengelolaan maupun pengembangan sarana prasarana rekreasi maupun wisata tersebut. Sehingga kondisi ini akan mengakibatkan pengelolaan aset wisata dan sarana prasarana pendukung aktivitas rekreasi dan kepariwisataan kurang optimal. Dari permasalahan tersebut maka diperlukan suatu upaya untuk mengidentifikasi peran dari masing-masing stakeholder sehingga nantinya dalam menjalankan perannnya tidak akan terjadi dominasi naupun otoritas dari masing-masing pihak. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan suatu upaya untuk menentukan proporsi peran dari masing-masing stakeholder. Untuk mendukung upaya tersebut maka dalam penelitian ini mengambil tema Studi Peran Stakeholder Dalam Pengembangan Sarana Prasarana Rekreasi Dan Wisata Di Rowo Jombor Kabupaten Klaten. Sehingga dalam penelitian ini akan menganalisis peran masing-masing stakeholder dalam mengembangkan sarana prasarana rekreasi maupun wisata di kawasan Rowo Jombor. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis secara deskriptif kualitatif, yang meliputi analisis mengenai kondisi eksisting Rowo Jombor beserta komponen-komponen pendukung rekreasi maupun wisata, analisis mengenai kondisi dari sarana prasarana rekreasi di Rowo Jombor serta analisis mengenai peran stakeholder dalam pengembangan sarana prasarana rekreasi maupun wisata nya. Sedangkan analisis secara kuantitatif dengan metode AHP digunakan untuk menentukan peran masing-masing stakeholder dalam pengembangan sarana prasarana rekreasi dan wisata di Rowo jombor. Hasil akhir penelitian ini adalah pembagian proporsi peran dari tiap stakeholder dalam pengembangan sarana prasarana rekreasi dan wisata yang ada di Rowo Jombor. Kata Kunci: Pengembangan wisata lokal, sarana prasarana rekreasi dan wisata, peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan wisata. iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata lokal merupakan potensi wisata yang dimiliki setiap daerah, baik yang berupa wisata alam, wisata budaya maupun wisata buatan. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap daerah mempunyai berbagai potensi wisata lokal yang akan digali, diolah, dikelola serta dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya terhadap sarana hiburan atau sarana rekreasi. Salah satu tempat yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut adalah suatu tempat wisata atau rekreasi meskipun tempat wisata atau rekreasi tersebut hanya berupa tempat wisata berskala lokal yang hanya diprioritaskan untuk memenuhi tuntutan dari masyarakat yang ada pada daerah tersebut serta masyarakat di daerah sekitarnya. Berpijak dari kondisi tersebut bahwa pengembangan pariwisata lokal selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sarana hiburan atau rekreasi juga dapat memberikan beberapa keuntungan baik secara ekonomi maupun non ekonomi bagi perkembangan suatu daerah. Hal ini dapat diketahui dari meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat disekitar tempat wisata tersebut dari adanya aktivitas rekreasi maupun wisata yang berkembang di daerahnya. Dari aktivitas rekreasi maupun wisata yang berkembang tersebut masyarakat disekitar tempat rekreasi dapat membuka peluang usaha dengan menyediakan berbagai jasa maupun pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Sehingga dengan usaha tersebut secara otomatis akan meningkatkan tingkat kesejahteraan warga disekitar lokasi rekreasi maupun wisata tersebut. Kabupaten Klaten adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan yang pengembangan pariwisatanya dari tahun ketahun menunjukkan suatu peningkatan. Kondisi ini didukung oleh kestrategisan letaknya yang berada diantara koridor Yogyakarta- Surakarta yang terkenal sebagai kota budaya dan kota pariwisata yang berskala nasional maupun internasional. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Klaten ini juga didukung oleh berbagai potensi wisata, baik berupa wisata alam, budaya maupun buatan yang yang menyuguhkan berbagai obyek dan atraksi wisata, sarana wisata, seni tradisional, upacara tradisional serta pusat industri kerajinan yang dapat dikunjungi, dilihat dan dinikmati dalam perjalan wisata (Booklet pariwisata Kabupaten Klaten). 1

2 Salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten tersebut adalah Candi Prambanan. Obyek wisata ini secara ekspilisit maupun implisit telah dapat menyerap kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara yang cukup besar, yaitu sebesar 67.285 wisatawan mancanegara dan 987.023 wisatawan domestik (RIPP Kabupaten Klaten, 2002:111-135). Berdasarkan fenomena yang berkembang selama ini daerah tujuan utama wisata di Kabupaten Klaten adalah Candi Prambanan karena obyek wisata ini sudah mempunyai brand image ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Sehingga banyak wisatawan maupun masyarakat luas yang mengenal Kabupaten Klaten salah satunya adalah dari keberadaan obyek wisata ini. Padahal jika dilihat secara riil di lapangan Kabupaten Klaten banyak memiliki potensi obyek wisata maupun obyek rekreasi lokal unggulan yang prospek perkembangannya sangat bagus dimasa mendatang. Potensi obyek wisata dan rekreasi lokal tersebut terdiri dari obyek wisata alam, obyek wisata budaya, wisata ziarah maupun obyek wisata buatan. Obyek-obyek tersebut, antara lain: Makam Ki Ageng Pandanaran, Ki Ageng Gribig, Ki Ageng Ronggowarsito, Pemandian Lumban Tirto, Pemandian Pluneng, Pemandian Jolotundo, Museum Gula Jawa tengah, Deles Indah, Rowo Jombor Permai, dan lain-lain (RIPP Kabupaten Klaten, 2002:111-135). Kawasan Rowo Jombor merupakan salah satu kawasan yang berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata lokal unggulan di Kabupaten Klaten. Potensi yang ada didalamnya tersebut berupa rekreasi perairan, alam maupun buatan. Selain itu kawasan ini difungsikan sebagai area perikanan dan irigasi. Kawasan ini selain didukung oleh keindahan alamnya juga di dukung oleh berbagai atraksi rekreasi seperti, pemancingan warung apung, memancing, kegiatan alam bebas, pegunungan kapur serta area pegunungan yang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar. Berdasarkan RIPP Kabupaten Klaten tahun 2002 diketahui bahwa dari ke-11 ODTW di Kabupaten Klaten prosentase jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Rowo Jombor menempati urutan ke-2 setelah obyek wisata Makam Ki Ageng Pandanaran yaitu sebesar 21,85%. Sehingga dari kondisi ini kawasan Rowo Jombor sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Kondisi ini juga ditunjang oleh perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Rowo Jombor juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

3 TABEL 1.1 PERKEMBANGAN WISATAWAN ROWO JOMBOR TAHUN JUMLAH WISATAWAN PERKEMBANGAN(%) 1996 159.592-1997 143.516 4,5 1998 150.090 3,3 1999 155.156 12,6 2000 174.845 11.1 Tingkat perkembangan (%) 4,3 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten Tahun 2001 Berdasarkan Masterplan Pengembangan Rowo Jombor tahun 2003 Kawasan Rowo Jombor merupakan kawasan wisata lokal yang didalamnya berisi kegiatan obyek wisata, yang satu dengan lainnya saling mendukung dan sinergis dengan harapan para wisatawan domestik maupun asing lebih tertarik untuk berkunjung ke kawasan Rowo Jombor. Dari beberapa kegiatan yang akan dikembangkan, terdapat beberapa kegiatan yang otoritas pengelolaannya di tangani oleh pemerintah, namun ada sebagian yang ditangani pihak swasta dan masyarakat. Pemanfataan dibidang pariwisata pada saat ini sudah dilaksanakan, inisiatif tersebut berasal dari instansi terkait serta masyarakat lokal sekitar. Beberapa kegiatan yang sudah berkembang dan akan dikembangkan guna mendukung aktivitas wisata di kawasan Rowo Jombor ini adalah sebagai berikut: ( Masterplan Pengembangan Rowo Jombor, 2003: V-1-V-2): 1. Perairan Rowo Jombor, direncanakan sebagai fokus kegiatan kawasan karena tanpa adanya Rowo Jombor kegiatan-kegiatan yang ada di kawasan Rowo Jombor (wisata, irigasi, perikanan) menjadi tidak optimal. 2. Taman Bukit Turis Sidoguro, yang tepat berada di sebelah utara Rowo Jombor, bukit ini cukup potensial untuk dikembangkan sebagai taman wisata alam pegunungan. 3. Taman hiburan semacam taman dunia fantasi yang sudah dipersiapkan oleh investor untuk mengembangkan dengan lokasi disebelah utara Rowo Jombor. Pada taman tersebut direncanakan berbagai kegiatan wisata, baik untuk anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. 4. Sendang Bulus Jimbung berdekatan dengan kolam renang berada di Desa Jimbung yang secara geografis terletak disebelah barat dari Rowo Jombor. 5. Bukit Botak yang berada di Dukuh Ngasinan, berada disebelah barat dari Roow Jombor. Bukit tersebut saat ini belum tertangani kelestarian penghijauannya, di masa

4 yang akan datang dapat dikembangkan sebagai hutan produksi ataupun hutan wisata yang menunjang kegiatan wisata di Rowo Jombor. 6. Areal lahan milik TNI yang digunakan sebagai tempat latihan militer, dalam pengembangannya dapat diselaraskan dengan kegiatan wisata dikawasan Rowo Jombor, yaitu sebagai kegiatan halang lintang alam, yaitu sebagai tempat untuk menguji jiwa afonturir/petualang bagi para remaja. 7. Makam Ki Ageng Pandanaran yang berada di Desa Paseban, berada disebelah selatan dari Rowo Jombor, meskipun jaraknya agak jauh (sekitar 4 Km) namun jarak secara geografis sekitar 2 Km yang melewati perbukitan dan lereng-lereng terjal, hal ini dapat diekmbangkan sebagai wisata lintas alam yang menarik bagi para pemuda. Pengembangan sebagai kawasan wisata pada kawasan Rowo Jombor ini juga didukung oleh potensi atraksi wisata lain, yaitu adanya Event Perayaan Syawalan dan Potensi Sendang Bulus Jimbung. Potensi wisata ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang hanya ditemukan pada kawasan Rowo Jombor, yaitu berupa upacara tradisional gunungan kupatan dan Sendang yang dihuni oleh bulus sebagai penjelmaan dari Kyai Poleng dan Nyai Poleng. Menurut cerita dari tokoh masyarakat setempat barang siapa yang berhasil membawa pulang ketupat dari upacara syawalan tersebut akan mendapat berkah dan barokah dalam hidupnya. Sedangkan untuk legenda sendang bulus jimbung, barang siapa yang meminta kekayaan dan permintaannya terkabul maka badannya akan berwarna poleng seperti warna dari bulus jimbung tersebut. Sehingga dari event-event tersebut secara otomatis akan meningkatkan antusiasme wisatawan untuk berkunjung ke kawasan Rowo Jombor. Dalam perkembangannya potensi wisata lokal yang ada di kawasan Rowo Jombor, baik yang berupa potensi alam maupun buatan ini tidak ditunjang oleh sistem pengelolaan yang optimal dari pihak pengelola dalam mengembangkan aset-aset wisata nya terutama pada pengembangan sarana prasarana penunjang aktivitas rekreasi maupun wisata dikawasan Rowo Jombor. Kondisi ini dapat diketahui dari belum terbentuknya suatu kerjasama yang sinergis antara pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam pengelolaan maupun pengembangan potensi-potensi yang ada di kawasan Rowo Jombor terutama sarana prasarana pendukung aktivitas rekreasi maupun wisata. Atau dapat dikatakan bahwa selama ini belum ada sistem kelembagaan yang khusus bertanggung jawab dalam pengeloalan kawasan Rowo Jombor (Masterplan Pengembangan Rowo