LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

LAPORAN KEUANGAN POKOK

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N N A T U N A L A P O R A N R E A L I S A S I A N G G A R A N

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN 2014

LAPORAN KEUANGAN POKOK

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

3(0(5,17$+.$%83$7(1 +8/8 681*$, 87$5$ 7$+81

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.


1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

GAMBARAN UMUM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (PP 71 TAHUN 2010) & IMPLEMENTASI DI KOTA SEMARANG

PROFIL KEUANGAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

Transkripsi:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Nomor : 34A/LHP/XVIII.SMG/05/2012 Tanggal : 23 Mei 2012

DAFTAR ISI DAFTAR ISI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN. Halaman 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN iv 2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH vi 3. NERACA vii 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS.. ix 5. LAPORAN OPERASIONAL x 6. LAPORAN ARUS KAS xi 7... 1 BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD.. 14 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN... 112 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI... 117 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 131 BAB VI PENUTUP... 223 LAMPIRAN. GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN... i ii iii xii BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH i

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kota Semarang per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan. Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi eksaminasi, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Semarang, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 5.1.A.1.d atas Laporan Keuangan, Pemerintah Kota Semarang menyajikan Pendapatan Asli Daerah Lainnya dalam Laporan Operasional periode Tahun Anggaran 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp70,65milyar dan Rp55,12 milyar dan saldo Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) masing-masing sebesar Rp9,00 milyar dan Rp7,17 milyar. Utang PFK tersebut diantaranya merupakan Uang Jaminan Bongkar Reklame yang disimpan dalam Rekening Non Anggaran dengan saldo BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH ii

per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp6,10 milyar dan Rp5,49 milyar. Utang PFK tersebut diantaranya termasuk Uang Jaminan Bongkar (UJB) Reklame yang menurut Peraturan Walikota Nomor 6 tahun 2009 tanggal 31 Maret 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame seharusnya telah diakui sebagai pendapatan asli daerah karena penyelenggara reklame tidak memperpanjang atau tidak membongkar konstruksi reklame dalam batas waktu yang telah ditentukan. Kelemahan pengendalian atas pengelolaan UJB Reklame tidak memungkinkan BPK melaksanakan prosedur pemeriksaan yang yang memadai untuk meyakini kewajaran penyajian Utang PFK dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya dari Uang Jaminan Bongkar Reklame. Menurut pendapat BPK, kecuali untuk dampak penyesuaian, jika ada, yang mungkin perlu dilakukan jika BPK dapat memeriksa bukti-bukti UJB Reklame, Neraca Pemerintah Kota Semarang per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kota Semarang per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, realisasi anggaran, hasil operasi, arus kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 5.1.A.1.b atas Laporan Keuangan, Pemerintah Kota Semarang menyajikan Pendapatan Retribusi Daerah dalam Laporan Operasional periode tahun anggaran 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp84,23milyar dan Rp83,77milyar. Dalam Pendapatan Retribusi Daerah tahun anggaran 2011 tersebut, diantaranya sebesar Rp10,26milyar merupakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dalam Retribusi IMB tahun anggaran 2011 tersebut, diantaranya sebesar Rp3,03juta merupakan Retribusi IMB atas konstruksi reklame. Pemerintah Kota Semarang tidak mematuhi Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Peraturan Walikota Nomor 6 tahun 2009 tanggal 31Maret 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Reklame yang mengatur bahwa persetujuan titik reklame diberikan apabila penyelenggara reklame telah mengajukan dan memperoleh IMB bagi reklame jenis tertentu. Ketidakpatuhan tersebut berdampak pada hilangnya hak Pemerintah Kota Semarang atas pendapatan retribusi daerah berupa retribusi IMB dari penyelenggara reklame yang memperoleh persetujuan titik reklame meskipun tidak mengajukan dan tidak memperoleh IMB. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH iii

disajikan dalam Laporan Nomor 34B/LHP/BPK/XVIII.SMG/05/2012 dan Nomor 34C/LHP/BPK/XVIII.SMG/05/2012 tanggal 23 April 2012, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini. Semarang, 23 Mei 2012 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Penanggung Jawab Pemeriksaan, Hadiyati Munawaroh, SE, M.Ak, Ak Akuntan, Register Negara No. D.24-072 BPK PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH iv

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA No Uraian CALK Anggaran 2011 Realisasi 2011 (%) Realisasi 2010 1 2 3 4 5 6 7 01 PENDAPATAN 02 PENDAPATAN ASLI DAERAH 03 Pendapatan Pajak Daerah 5.1.A.1.a 286.576.562.000,00 360.084.128.238,00 125,65% 177.680.372.947,00 04 Pendapatan Retribusi Daerah 5.1.A.1.b 87.178.314.000,00 84.487.321.935,00 96,91% 80.559.886.995,00 05 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5.1.A.1.c 6.005.800.000,00 5.981.529.358,00 99,60% 6.210.426.962,00 06 Lain-lain PAD yang Sah 5.1.A.1.d 67.272.275.000,00 70.985.078.946,00 105,52% 63.541.571.846,00 07 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) 5.1.A.1 447.032.951.000,00 521.538.058.477,00 116,67% 327.992.258.750,00 08 09 PENDAPATAN TRASNFER 10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN 11 Dana Bagi Hasil Pajak 5.1.A.2.a.1) 232.621.304.000,00 204.199.594.973,00 87,78% 295.955.494.744,00 12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 5.1.A.2.a.2) 557.500.000,00 1.072.671.816,00 192,41% 719.040.047,00 13 Dana Alokasi Umum 5.1.A.2.a.3) 715.700.805.000,00 715.700.805.000,00 100,00% 640.186.272.000,00 14 Dana Alokasi Khusus 5.1.A.2.a.4) 48.401.500.000,00 48.401.500.000,00 100,00% 30.292.200.000,00 15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) 5.1.A.2.a 997.281.109.000,00 969.374.571.789,00 97,20% 967.153.006.791,00 16 17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA 18 Dana Otonomi Khusus 5.1.A.2.b 238.671.449.000,00 239.992.018.350,00 100,55% - 19 Dana Penyesuaian - - 0,00% - 20 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya (18 s/d 19) 238.671.449.000,00 239.992.018.350,00 100,55% - 21 22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.1.A.2.b.1) 221.149.709.000,00 234.691.238.426,00 106,12% 151.869.469.927,00 24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.1.A.2.b.2) - - 0,00% 567.211.930,00 25 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) 5.1.A.2.b 221.149.709.000,00 234.691.238.426,00 106,12% 152.436.681.857,00 26 Total Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) 5.1.A.2 1.457.102.267.000,00 1.444.057.828.565,00 99,10% 1.119.589.688.648,00 27 28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 29 Pendapatan Hibah 5.1.A.3.a - - 0,00% - 30 Pendapatan Dana Darurat 5.1.A.3.b - - 0,00% - 31 Pendapatan Lainnya 5.1.A.3.c 88.558.675.000,00 88.323.675.000,00 99,73% 175.985.307.400,00 32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (29 s/d 31) 5.1.A.3 88.558.675.000,00 88.323.675.000,00 99,73% 175.985.307.400,00 33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) 5.1.A 1.992.693.893.000,00 2.053.919.562.042,00 103,07% 1.623.567.254.798,00 34 35 BELANJA 36 BELANJA OPERASI 37 Belanja Pegawai 5.1.B.1.a 1.165.510.681.493,00 1.112.309.887.428,00 95,44% 977.070.395.943,00 38 Belanja Barang 5.1.B.1.b 511.950.960.112,00 461.754.142.715,00 90,19% 399.034.924.073,00 39 Bunga 5.1.B.1.c 1.080.000.000,00 764.141.700,00 70,75% 1.080.000.000,00 40 Subsidi 5.1.B.1.d - - 0,00% - 41 Hibah 5.1.B.1.e 52.120.625.000,00 50.113.503.179,00 96,15% 32.681.440.321,00 42 Bantuan Sosial 5.1.B.1.f 114.781.495.000,00 104.553.067.830,00 91,09% 105.517.732.817,00 42a Bantuan Keuangan 5.1.B.1.g 788.568.000,00 788.567.125,00 100,00% 788.567.125,00 43 Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42) 5.1.B.1 1.846.232.329.605,00 1.730.283.309.977,00 93,72% 1.516.173.060.279,00 44 45 BELANJA MODAL 46 Belanja Tanah 5.1.B.2.a 9.164.968.000,00 7.986.226.350,00 87,14% 5.334.753.000,00 47 Belanja Peralatan dan Mesin 5.1.B.2.b 78.353.779.741,00 63.055.307.396,00 80,48% 78.198.194.258,00 48 Belanja Gedung dan Bangunan 5.1.B.2.c 198.143.950.284,00 126.849.648.095,00 64,02% 51.257.034.780,00 49 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.1.B.2.d 106.327.044.000,00 90.455.410.723,00 85,07% 74.630.986.642,00 50 Belanja Aset Tetap Lainnya 5.1.B.2.e 20.375.593.370,00 17.361.980.409,00 85,21% 6.675.339.060,00 51 Belanja Aset Lainnya 5.1.B.2.f - - 0,00% 392.783.357,00 52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) 5.1.B.2 412.365.335.395,00 305.708.572.973,00 74,14% 216.489.091.097,00 53 54 BELANJA TAK TERDUGA 55 Belanja Tak Terduga 5.1.B.3 1.500.000.000,00 590.755.800,00 39,38% - 56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55) 5.1.B.3 1.500.000.000,00 590.755.800,00 39,38% - 57 JUMLAH BELANJA (43 + 52 + 56) 2.260.097.665.000,00 2.036.582.638.750,00 90,11% 1.732.662.151.376,00 58 59 TRANSFER 60 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA

No Uraian CALK Anggaran 2011 Realisasi 2011 (%) Realisasi 2010 1 2 3 4 5 6 7 61 Bgai Hasil Pajak - - 0,00% - 62 Bagi Hasil Retribusi - - 0,00% - 63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - - 0,00% - 64 JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA (61 s/d 63) - - 0,00% - 65 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57 + 64) 5.1.B 2.260.097.665.000,00 2.036.582.638.750,00 90,11% 1.732.662.151.376,00 66 67 SURPLUS/DEFISIT (33-65) (267.403.772.000,00) 17.336.923.292,00-6,48% (109.094.896.578,00) 68 69 PEMBIAYAAN 70 71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 72 Pengunaan SILPA 5.1.C.1 195.198.552.000,00 195.198.550.840,00 100,00% 313.114.935.618,00 73 Pencairan Dana Cadangan - - 0,00% - 74 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - 0,00% - 75 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - 0,00% - 76 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - 0,00% - 77 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - 0,00% - 78 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - 0,00% - 79 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - - 0,00% - 80 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - - 0,00% - 81 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - 0,00% - 82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - - 0,00% - 83 Penerimaan kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 77.105.220.000,00-0,00% - 84 Jumlah Penerimaan (72 s/d 83) 5.1.C.1 272.303.772.000,00 195.198.550.840,00 71,68% 313.114.935.618,00 85 86 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 87 Pembentukan Dana Cadangan - - 0,00% - 88 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.1.C.2.a 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 100,00% 7.000.000.000,00 89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - 0,00% - 90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - 0,00% - 91 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 5.1.C.2.b 1.900.000.000,00 1.816.665.400,00 95,61% 1.821.488.200,00 92 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - 0,00% - 93 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - - 0,00% - 94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - - 0,00% - 95 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara - - 0,00% - 96 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - - 0,00% - 97 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - - 0,00% - 98 Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91) 5.1.C.2 4.900.000.000,00 4.816.665.400,00 98,30% 8.821.488.200,00 99 PEMBIAYAAN NETTO (84-98) 5.1.C 267.403.772.000,00 190.381.885.440,00 71,20% 304.293.447.418,00 100 101 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67 + 99) 5.1.D - 207.718.808.732,00 0,00% 195.198.550.840,00 Semarang, Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG Drs. H. SOEMARMO HS, MSi

LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Audited) NO URAIAN 2011 2010 1. Saldo Anggaran Lebih Awal 195.198.550.840,00 323.862.796.618,00 2. Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan 195.198.550.840,00 313.114.935.618,00 3. Sub Total (1-2) - 10.747.861.000,00 4. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) 207.718.808.732,00 195.198.550.840,00 5. Sub Total (3 + 4) 207.718.808.732,00 205.946.411.840,00 6. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya - - 7. Dana Pasca Bencana pada Dinas Kebakaran - (10.747.861.000,00) 8. Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7) 207.718.808.732,00 195.198.550.840,00 Semarang, Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG Drs. H. SOEMARMO HS, MSi

(Dalam Rupiah) No Uraian CALK 2011 2010 Kenaikan / Penurunan 1 2 3 4 5 6 01 ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Audited) 02 03 ASET LANCAR 04 Kas di Kas Daerah 5.3.a.1 216.871.345.921,00 200.645.259.750,00 16.226.086.171,00 05 Kas di Bendahara Pengeluaran 5.3.a.2 415.805.439,00 1.712.758.624,00 (1.296.953.185,00) 06 Kas di Bendahara Penerimaan 5.3.a.3 91.631.750,00 18.008.250,00 73.623.500,00 07 Investasi Jangka Pendek - - - 08 Piutang Pajak 5.3.b.1 16.703.298.277,00 20.836.763.284,00 (4.133.465.007,00) 09 Piutang Retribusi 5.3.b.2 7.432.234.929,00 6.434.511.350,00 997.723.579,00 10 Penyisihan Piutang 5.3.b.3 (23.064.150.815,00) (27.773.997.905,00) 4.709.847.090,00 10a Penyisihan Piutang Dana Bergulir 5.3.b.4 (42.198.981,00) (36.414.708,00) (5.784.273,00) 11 Belanja Dibayar Dimuka 5.3.b.5 1.520.856.155,00 1.117.133.344,00 403.722.811,00 12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara - - - 13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - - - 14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat - - - 15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - - - 16 Bgaian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - - - 17 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - - - 18 Piutang Lainnya 5.3.b.6 9.792.807.631,00 9.208.545.818,00 584.261.813,00 19 Persediaan 5.3.c 30.858.821.894,00 25.066.668.560,68 5.792.153.333,32 19a RK Dinas - - - 20 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 19a) 260.580.452.200,00 237.229.236.367,68 23.351.215.832,32 21 22 INVESTASI JANGKA PANJANG 23 Investasi Non Permanen 24 Pinjaman Jangka Panjang - - - 25 Investasi dalam Surat Utang Negara - - - 26 Investasi dalam Proyek Pembangunan - - - 27 Investasi Non Permanen Lainnya 5.3.d.1 4.700.000.000,00 4.700.000.000,00-27a Cadangan Kerugian Investasi Non Permanen 5.3.d.2 (916.525.594,00) (717.548.874,00) (198.976.720,00) 28 Jumlah Investasi Non Permanen (24 s/d 27) 3.783.474.406,00 3.982.451.126,00 (198.976.720,00) 29 Investasi Permanen 30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.3.d.3 44.459.538.498,00 63.736.338.708,00 (19.276.800.210,00) 31 Investasi Permanen Lainnya - - - 32 Jumlah Investasi Permenen (30 s/d 31) 44.459.538.498,00 63.736.338.708,00 (19.276.800.210,00) 33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 +32) 5.3.d 48.243.012.904,00 67.718.789.834,00 (19.475.776.930,00) 34 35 ASET TETAP 36 Tanah 5.3.e.1 3.311.833.580.864,00 3.231.376.300.352,00 80.457.280.512,00 37 Peralatan dan Mesin 5.3.e.2 789.457.993.437,00 714.479.588.727,00 74.978.404.710,00 38 Gedung dan Bangunan 5.3.e.3 1.251.241.565.551,00 1.123.254.850.565,00 127.986.714.986,00 39 Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.3.e.4 864.444.178.005,00 741.991.302.991,00 122.452.875.014,00 40 Aset Tetap Lainnya 5.3.e.5 60.997.179.236,00 36.836.608.031,00 24.160.571.205,00 41 Konstruksi dalam Pengerjaan 5.3.e.6 27.274.591.111,00 24.673.007.041,00 2.601.584.070,00 42 Akumulasi Penyusutan 5.3.e.7 (1.037.412.731.680,00) (869.727.494.531,15) (167.685.237.148,85) 42a RK Dinas Aset 5.3.e - - - 43 Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42a) 5.267.836.356.524,00 5.002.884.163.175,85 264.952.193.348,15

No Uraian CALK 2011 2010 Kenaikan / Penurunan 1 2 3 4 5 6 44 45 DANA CADANGAN 46 Dana Cadangan - - - 47 Jumlah Dana Cadangan (46) - - - 48 49 ASET LAINNYA 50 Tagihan Penjualan Angsuran - - - 51 Tuntutan Ganti Rugi - - - 52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 5.3.f.1 64.227.131.000,00 64.227.131.000,00-53 Aset Tak Berwujud - - - 54 Aset Lain-lain 5.3.f.2 83.860.531.317,00 49.015.896.499,00 34.844.634.818,00 55 Jumlah Aset Lainnya (50 s/d 54) 5.3.f 148.087.662.317,00 113.243.027.499,00 34.844.634.818,00 56 57 JUMLAH ASET (20 + 33 + 43 + 47 + 55) 5.724.747.483.945,00 5.421.075.216.876,53 303.672.267.068,47 58 59 KEWAJIBAN 60 61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 5.3.g.1.a) 8.998.310.538,00 7.173.557.534,00 1.824.753.004,00 63 Utang Bunga 5.3.g.1.b) 133.460.904,00-133.460.904,00 64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 5.3.g.1.c) 1.816.665.352,94 2.627.806.521,00 (811.141.168,06) 65 Pendapatan Diterima Dimuka 5.3.g.1.d) 4.574.987.585,00 3.564.007.940,00 1.010.979.645,00 66 Utang Belanja 5.3.g.1.e) - - - 67 Utang Jangka Pendek Lainnya 5.3.g.1.f) 16.453.740.570,00 14.066.207.657,00 2.387.532.913,00 68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) 5.3.g.1 31.977.164.949,94 27.431.579.652,00 4.545.585.297,94 69 70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan - - - 72 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - 73 Premium (Diskonto) Obligasi - - - 74 Utang Jangka Panjang Lainnya 5.3.g.2 3.633.330.705,88 6.536.746.288,00 (2.903.415.582,12) 75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) 5.3.g 3.633.330.705,88 6.536.746.288,00 (2.903.415.582,12) 76 JUMLAH KEWAJIBAN (68 + 75) 35.610.495.655,82 33.968.325.940,00 1.642.169.715,82 77 78 EKUITAS DANA 79 Ekuitas Dana 5.3.h 5.689.136.988.289,18 5.387.106.890.936,53 302.030.097.352,65 79a JUMLAH EKUITAS DANA (79a) 5.689.136.988.289,18 5.387.106.890.936,53 302.030.097.352,65 80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (76 + 79a) 5.724.747.483.945,00 5.421.075.216.876,53 303.672.267.068,47 Semarang, Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG Drs. H. SOEMARMO HS, MSi

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Audited) No Uraian 2011 2010 Lebih/Kurang 1 2 3 4 5 1 EKUITAS AWAL 5.387.106.890.937,00 5.108.547.808.932,00 278.559.082.005,00 2 Surplus / Defisit - LO 149.105.088.122,00 (30.644.154.593,47) 179.749.242.715,47 3 RK Kasda 0,00 0,00-4 RK Aset 0,00 0,00-5 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan / Kesalahan Mendasar : 0,00 - Hibah 0,00 5.032.100,00 (5.032.100,00) Perhitungan mutasi masuk dan keluar (79.258.533.822,00) (167.201.446.985,00) 87.942.913.163,00 Koreksi Nilai Aset Tetap 164.457.456.456,00 22.481.510.609,00 141.975.945.847,00 Penilaian Aset Tetap Tahun 2011 92.369.188.370,00 299.867.041.728,00 (207.497.853.358,00) Koreksi Nilai Persediaan 38.615.814,00 66.482.075,00 (27.866.261,00) SP2D Tahun 2009 0,00 7.295.455,00 (7.295.455,00) Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan / Kesalahan Mendasar 0,00 (219.303.893.165,00) 219.303.893.165,00 Koreksi Klaim Jamkesmas 3.406.103.314,00 2.345.991.765,00 1.060.111.549,00 Pembayaran Pihak Ketiga 0,00 16.236.895,00 (16.236.895,00) Kas Dibendahara Pengeluaran 0,00 (2.404.560,00) 2.404.560,00 Penyesuaian Akumulasi Penyusutan Aset tetap 280.667.665,00 10.820.689.720,00 (10.540.022.055,00) Penyesuaia Eliminasi RK Dinas Aset dan RK Aset (30.590.405,00) 360.100.700.961,00 (360.131.291.366,00) Penyesuaian Utang Jangka Pendek 214.644.430,00 0,00 214.644.430,00 Penyesuaian utang jangka panjang 1.684.679.726,18 0,00 1.684.679.726,18 Penyesuaian utang PFK 9.105.754,00 0,00 9.105.754,00 Koreksi Piutang (243.074.022,00) Koreksi Penyisihan Piutang (145.750.000,00) Koreksi Nilai Investasi (29.857.504.050,00) 0,00 6 EKUITAS AKHIR 5.689.136.988.289,18 5.387.106.890.936,53 340.332.732.389,47 Semarang, Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG Drs. H. SOEMARMO HS, MSi

No Uraian CALK Saldo 2011 Saldo 2010 Kenaikan / Penurunan (%) 1 2 3 4 5 6 7 KEGIATAN OPERASIONAL 01 PENDAPATAN 02 PENDAPATAN ASLI DAERAH PEMERINTAH KOTA SEMARANG LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Audited) 03 Pendapatan Pajak Daerah 5.5.A.1.a) 369.939.277.875,00 188.421.983.072,00 181.517.294.803,00 96,34% 04 Pendapatan Retribusi Daerah 5.5.A.1.b) 84.234.832.713,00 83.774.252.094,00 460.580.619,00 0,55% 05 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5.5.A.1.c) 13.562.233.198,00 6.210.426.962,00 7.351.806.236,00 118,38% 06 Pendapatan Asli Daerah Lainnya 5.5.A.1.d) 70.647.301.132,00 55.124.864.385,00 15.522.436.747,00 28,16% 07 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) 5.5.A.1 538.383.644.918,00 333.531.526.513,00 204.852.118.405,00 61,42% 08 09 PENDAPATAN TRANSFER 10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN 11 Dana Bagi Hasil Pajak 5.5.A.2.a) 1) 204.199.594.973,00 295.287.756.010,00 (91.088.161.037,00) -30,85% 12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 5.5.A.2.a) 2) 1.072.671.816,00 708.891.397,00 363.780.419,00 51,32% 13 Dana Alokasi Umum 5.5.A.2.a) 3) 715.700.805.000,00 640.186.272.000,00 75.514.533.000,00 11,80% 14 Dana Alokasi Khusus 5.5.A.2.a) 4) 48.401.500.000,00 30.292.200.000,00 18.109.300.000,00 59,78% 15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) 5.5.A.2.a) 969.374.571.789,00 966.475.119.407,00 2.899.452.382,00 0,30% 16 17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA 18 Dana Otonomi Khusus 5.5.A.2.b) 1) 239.992.018.350,00-239.992.018.350,00 0,00% 19 Dana Penyesuaian 5.5.A.2.b) 2) - - - 0,00% 20 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19) 5.5.A.2.b) 239.992.018.350,00-239.992.018.350,00 0,00% 21 22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.5.A.2.c) 1) 234.691.238.426,00 149.939.648.449,00 84.751.589.977,00 56,52% 24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 5.5.A.2.c) 2) - 567.211.930,00 (567.211.930,00) -100,00% 25 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) 5.5.A.2.c) 234.691.238.426,00 150.506.860.379,00 84.184.378.047,00 55,93% 26 Jumlah Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) 1.444.057.828.565,00 1.116.981.979.786,00 327.075.848.779,00 29,28% 27 28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 29 Pendapatan Hibah 5.5.A.3.a) 1.037.177.520,00 2.119.378.038,63 (1.082.200.518,63) -51,06% 29a Pendapatan Hibah Aset 5.5.A.3.b) 30.252.361.413,00 31.535.919.418,00 (1.283.558.005,00) -4,07% 30 Pendapatan Dana Darurat 5.5.A.3.c) - - - 0,00% 31 Pendapatan Lainnya 5.5.A.3.d) 88.323.675.000,00 175.985.307.400,00 (87.661.632.400,00) -49,81% 32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (29 s/d 31) 5.5.A.3 119.613.213.933,00 209.640.604.856,63 (90.027.390.923,63) -42,94% 33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) 5.5.A 2.102.054.687.416,00 1.660.154.111.155,63 441.900.576.260,37 26,62% 34 35 BEBAN 36 Beban Pegawai 5.5.B.1 1.117.053.211.973,00 974.655.663.740,00 142.397.548.233,00 14,61% 37 Beban Persediaan 5.5.B.2 168.611.283.786,00 150.073.289.809,95 18.537.993.976,05 12,35% 38 Beban Jasa 5.5.B.3 220.989.961.104,00 172.307.238.692,00 48.682.722.412,00 28,25% 39 Beban Pemeliharaan 5.5.B.4 20.560.612.084,00 28.548.057.373,00 (7.987.445.289,00) -27,98% 40 Beban Perjalanan Dinas 5.5.B.5 39.340.104.082,00 40.904.252.375,00 (1.564.148.293,00) -3,82% 41 Beban Bunga 5.5.B.6 899.035.410,00 1.080.000.000,00 (180.964.590,00) -16,76% 42 Beban Subsidi 5.5.B.7 - - - 0,00% 43 Beban Hibah 5.5.B.8 50.161.903.179,00 32.681.440.321,00 17.480.462.858,00 53,49% 44 Beban Bantuan Sosial 5.5.B.9 105.341.634.955,00 106.306.299.942,00 (964.664.987,00) -0,91% 45 Beban Penyusutan 5.5.B.10 168.221.899.537,00 136.578.092.000,15 31.643.807.536,85 23,17% 45a Beban Penyisihan Piutang 5.5.B.11 10.461.485.483,00 27.810.412.613,00 (17.348.927.130,00) -62,38% 45b Beban Cadangan Kerugian Investasi Non Permanen 5.5.B.12 198.976.720,00 717.548.874,00 (518.572.154,00) -72,27% 46 Beban Transfer 5.5.B.13 711.014,00-711.014,00 0,00% 46a Beban Penghapusan Aset 5.5.B.14 29.382.838.544,00 2.757.252.183,00 26.625.586.361,00 965,66% 46b Beban Hibah Aset 5.5.B.15 19.896.033.161,00 14.891.067.585,00 5.004.965.576,00 33,61% 46c Beban Dibayar di Muka 5.5.B.16 - - - 0,00% 47 Beban Lain-lain 5.5.B.17 1.829.706.560,00 1.487.936.741,00 341.769.819,00 22,97% 48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) 1.952.949.397.592,00 1.690.798.552.249,10 262.150.845.342,90 15,50% 49 50 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33-48) 5.5.C 149.105.289.824,00 (30.644.441.093,47) 179.749.730.917,47-586,57% 51 52 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 53 Surplus Penjualan Aset Nonlancar - - - 0,00% 54 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - - - 0,00% 55 Defisit Penjualan Aset Nonlancar - - - 0,00%

No Uraian CALK Saldo 2011 Saldo 2010 Kenaikan / Penurunan (%) 1 2 3 4 5 6 7 56 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - - - 0,00% 57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 5.5.D - 286.500,00 (286.500,00) -100,00% 58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPEASIONAL (53 s/d 57) - 286.500,00 (286.500,00) -100,00% 59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58) 149.105.289.824,00 (30.644.154.593,47) 179.749.444.417,47-586,57% 60 61 POS LUAR BIASA 62 Pendapatan Luar Biasa - - - 0,00% 63 Beban Luar Biasa 5.5.E 201.702,00-201.702,00 0,00% 64 POS LUAR BIASA (62-63) (201.702,00) - (201.702,00) 0,00% 65 SURPLUS/DEFISIT-LO (59 + 64) 5.5.F 149.105.088.122,00 (30.644.154.593,47) 179.749.242.715,47-586,57% Semarang, Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG Drs. H. SOEMARMO HS, MSi

LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2011 dan 2010 (Audited) Metode Langsung Uraian CALK 2011 2010 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Kas Masuk 3 Penerimaan Pajak Daerah 5.6.A.1.1) 360.084.128.238,00 177.680.372.947,00 4 Penerimaan Retribusi Daerah 5.6.A.1.2) 84.487.321.935,00 80.559.886.995,00 5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5.6.A.1.3) 5.981.529.358,00 6.210.426.962,00 6 Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah 5.6.A.1.4) 70.925.778.946,00 63.486.281.846,00 7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak 5.6.A.1.5) 204.199.594.973,00 295.955.494.744,00 8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 5.6.A.1.6) 1.072.671.816,00 719.040.047,00 9 Penerimaan Dana Alokasi Umum 5.6.A.1.7) 715.700.805.000,00 640.186.272.000,00 10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus 5.6.A.1.8) 48.401.500.000,00 30.292.200.000,00 11 Penerimaan Dana Otonomi Khusus 5.6.A.1.9) 239.992.018.350,00-12 Penerimaan Dana Penyesuaian - - 13 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5.6.A.1.10) 234.691.238.426,00 151.869.469.927,00 14 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya - 567.211.930,00 15 Penerimaan Hibah - - 16 Penerimaan Dana Darurat - - 17 Penerimaan Lainnya - - 18 Penerimaan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 5.6.A.1.11) 88.323.675.000,00 175.985.307.400,00 19 Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa - - 20 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 19) 2.053.860.262.042,00 1.623.511.964.798,00 21 Arus Kas Keluar 22 Pembayaran Pegawai 5.6.A.2.a) 1.112.314.066.828,00 977.070.395.943,00 23 Pembayaran Barang 5.6.A.2.b) 461.754.142.715,00 399.034.924.073,00 24 Pembayaran Bunga 5.6.A.2.c) 764.141.700,00 1.080.000.000,00 25 Pembayaran Subsidi 5.6.A.2.d) - - 26 Pembayaran Hibah 5.6.A.2.e) 50.113.503.179,00 32.681.440.321,00 27 Pembayaran Bantuan Sosial 5.6.A.2.f) 105.341.634.955,00 106.306.299.942,00 28 Pembayaran Tak Terduga 5.6.A.2.h) 590.755.800,00-29 Pembayaran Bagi Hasil Pajak 30 Pembayaran Bagi Hasil Retribusi 31 Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 32 Pembayaran Kejadian Luar Biasa 33 Jumlah Arus Keluar Kas (22 s/d 32) 1.730.878.245.177,00 1.516.173.060.279,00 34 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (20-33) 322.982.016.865,00 107.338.904.519,00 35 Arus Kas dari Aktivitas Investasi 36 Arus Masuk Kas 37 Pencairan Dana Cadangan - - 38 Penjualan Atas Tanah - - 39 Penjualan atas Peralatan dan Mesin 5.6.B.1 59.300.000,00 55.290.000,00 40 Penjualan atas Gedung dan Bangunan - - 41 Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan - - 42 Penjualan Aset Tetap - - 43 Penjualan Aset Lainnya - - 44 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - 45 Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen - - 46 Jumlah Arus masuk Kas (37 s/d 45) 59.300.000,00 55.290.000,00 47 Arus Keluar Kas 48 Pembentukan Dana Cadangan - 49 Perolehan Tanah 5.6.B.2.a) 7.986.226.350,00 5.334.753.000,00 50 Perolehan Peralatan dan Mesin 5.6.B.2.b) 63.055.307.396,00 78.198.194.258,00 51 Perolehan Gedung dan Bangunan 5.6.B.2.c) 126.845.468.695,00 51.257.034.780,00 52 Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.6.B.2.d) 90.455.410.723,00 74.630.986.642,00 53 Perolehan Aset Tetap Lainnya 5.6.B.2.e) 17.361.980.409,00 6.675.339.060,00 54 Perolehan Aset lainnya 5.6.B.2.f) - 392.783.357,00 55 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 5.6.B.2.g) 3.000.000.000,00 7.000.000.000,00 56 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen - - 57 Jumlah Arus Keluar Kas (48 s/d 56) 308.704.393.573,00 223.489.091.097,00 58 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (46-57) (308.645.093.573,00) (223.433.801.097,00)

Uraian 59 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 60 Arus Masuk Kas CALK 2011 2010 61 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - 62 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnnya - 63 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - 64 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - 65 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - 66 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - 67 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara - 68 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - 69 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - 70 Jumlah Arus Masuk Kas (61 s/d 69) - 71 Arus Keluar Kas 72 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - 73 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - 74 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 5.6.C.2.3) 1.816.665.400,00 1.821.488.200,00 75 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - 76 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - 77 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - 78 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara - 79 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - 80 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - 81 Jumlah Arus Keluar Kas (72 s/d 80) 1.816.665.400,00 1.821.488.200,00 82 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (70-81) (1.816.665.400,00) (1.821.488.200,00) 83 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris 84 Arus Masuk Kas 85 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 5.6.D.1.a) 119.597.099.794,00 76.833.861.472,00 86 Kiriman uang masuk 5.6.D.1.b) 21.481.996,00 3.918.250,00 87 Jumlah Arus Masuk Kas (85 + 86) 119.618.581.790,00 76.837.779.722,00 88 Arus Keluar Kas 89 Pengeluaran Perhtungan Fihak Ketiga (PFK) 5.6.D.2.a) 117.153.074.946,00 84.791.917.064,00 90 Kiriman uang keluar - 91 Jumlah Arus Keluar Kas (89 + 90) 5.6.D.2 117.153.074.946,00 84.791.917.064,00 92 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (87-91) 5.6.D 2.465.506.844,00 (7.954.137.342,00) 93 Kenaikan/Penurunan Kas (34+58+82+92) 14.985.764.736,00 (125.870.522.120,00) 94 Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran 202.358.018.374,00 328.246.548.744,00 95 Saldo akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran 217.287.151.360,00 202.358.018.374,00 96 Kas di Bendahara Penerimaan 91.631.750,00 18.008.250,00 97 Saldo Akhir Kas (95 + 96) 5.6.E 217.378.783.110,00 202.376.026.624,00 Semarang, Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG Drs. H. SOEMARMO HS, MSi

BAB I PENDAHULUAN Undang undang No.17 Tahun 2003 mewajibkan Presiden dan Gubernur/Bupati/ Walikota untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN/APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan Laporan keuangan Perusahaan Negara/Daerah dan Badan lainnya. Disebutkan pula bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka pemerintah pusat maupun daerah telah memiliki suatu pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Hal ini menandai bahwa dalam pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Demikian pula Pemerintah Kota Semarang berupaya mengimplementasikan Standar Akuntansi Pemerintahan sehingga laporan keuangan pemerintah dapat memberikan informasi yang lengkap dan andal kepada berbagai pihak. Pemerintah Kota Semarang dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 ini telah menghasilkan 7 (tujuh) laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus kas (LAK), Laporan Perubahan Modal, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), yang merupakan laporan keuangan pokok pemerintah dilampiri dengan Laporan keuangan BUMD dan Dana diluar APBD Kota Semarang (Dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi). 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1. Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan keuangan mempunyai kandungan maksud antara lain : 1. Menyajikan informasi yang relevan berkaitan dengan posisi keuangan dan semua transaksi suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. 2. Menyajikan perbandingan antara realisasi dengan target atau anggaran yang telah ditetapkan dalam mengungkapkan secara wajar dan menyeluruh mengenai kondisi pengelolaan keuangan daerah serta kegiatan Pemerintah Daerah. 3. Menyajikan pencapaian target kinerja dan pemanfaatan sumber daya ekonomi Pemerintah Kota sebagai entitas pelaporan telah berupaya untuk melaporkan kewajibannya secara sistematis dan terstruktur guna kepentingan laporan yang berkaitan dengan: a. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b. Manajemen Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana untuk kepentingan masyarakat. c. Transparansi 1

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada Pemerintah. d. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity) Mengetahui kecukupan penerimaan Pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan beban pengeluaran tersebut yang ditanggung tahun berikutnya. 1.1.2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Semarang dalam menyusun laporan keuangan mempunyai beberapa tujuan antara lain : a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran ; b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil yang telah dicapai ; d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya ; e. Menyediakan informasi evaluasi keputusan/kebijakan yang telah diambil dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi, akuntability dan ketaatan entitas terhadap anggaran. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah Kota Semarang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai keuangan pemerintah, antara lain : 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya bagian yang mengatur Keuangan Negara ; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta ; 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569) ; 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ; 2

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ; 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575) ; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139.Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577) ; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4584) ; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 3

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2011; 22. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E) ; 23. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 1) ; 24. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2011; 25. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang No. 8) ; 26. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang. 27. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan. 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Guna mempermudah pemahaman Catatan atas Laporan Keuangan ini maka disusun Sistematika sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan BAB II. BAB III. BAB IV. BAB V. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Pencapaian Target Kinerja APBD Ikhtisar Pencapaian Target Keuangan Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.4. Kebijakan Keuangan Penjelasan Pos - Pos Laporan Keuangan 5.1. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja 5.2. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 4

5.3. Penjelasan Atas Pos-pos Neraca 5.4. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 5.5. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Operasional 5.6. Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Arus Kas 5.7. Penjelasan Atas Dana dana Non APBD Kota Semarang a. Dana Dekonsentrasi b. Dana Tugas Pembantuan c. Dana Jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) BAB VI. Penutup 5

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1. Ekonomi Makro Dalam penyusunan APBD Kota Semarang Tahun 2011 dengan memperhitungkan kondisi makro Kota Semarang pada paruh waktu tahun 2010 dan prakiraan kondisi ekonomi makro tahun 2011. Gambaran kondisi perekonomian secara makro Kota Semarang dapat ditunjukkan dari beberapa indikator ekonomi makro daerah antara lain perkembangan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, perkembangan PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan 2009 yaitu 5,34% menjadi 5,87%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada tahun 2011 ditargetkan mengalami pertumbuhan positif sekitar 6% dengan pendapatan perkapita meningkat sebesar 11,74% dan laju inflasi dibawah 2 digit. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Semarang berdasarkan atas harga berlaku tahun 2010 tercatat sebesar Rp43.398.190,77 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp38.465.017,28. Inflasi di Kota Semarang pada tahun 2011 diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 6,02% dibanding tahun 2010 sebesar 5,87%. Asumsi makro lain yang mempengaruhi perekonomian kota Semarang adalah pencanangan Waktunya Semarang SETARA pada tahun 2011, selanjutnya diejawantahkan melalui visi kota Semarang Mewujudkan Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera yang difokuskan pada pelaksanaan Sapta Program yang meliputi. 1. Penanggulangan kemiskinan dan Pengangguran 2. Penanganan rob dan banjir 3. Peningkatan pelayanan publik 4. Peningkatan Infrasruktur 5. Pengarustamaan Gender 6. Peningkatan Pelayanan Pendidikan 7. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dalam perjalanan pelaksanaan pembangunan terdapat kebijakan kebijakan yang dipengaruhi oleh terjadinya perubahan asumsi makro, yang membawa dampak terhadap peningkatan atau penurunan asumsi yang ditetapkan. 1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Berbagai kebijakan baik dari Pemerintah Pusat melalui berbagai program program yang membutuhkan pendampingan dari Pemerintah Daerah. Selain itu pada tahun 2010 lalu terdapat Pemilihan Kepala Daerah Kota Semarang periode tahun 2010 2015 sehingga kebijakan selanjutnya berdampak pada penyelenggaraan pembangunan di Kota Semarang. Di sisi lain perkembangan di masyarakat di Kota Semarang pada periode semester pertama tahun 2010 berjalan sangat dinamis, sehingga tahun 2011 Pemerintah Kota Semarang harus secara sigap dalam menangani/mensikapi berbagai kebijakan Pemerintah Pusat/Provinsi serta berbagai permasalahan yang berkembang di masyarakat. Perkembangan inilah yang berpengaruh terhadap asumsi-asumsi tingkat pencapaian program dan kegiatan dalam kebijakan umum APBD Kota Semarang Tahun 2011 sebagaimana telah ditetapkan. 6

2. Kebijakan Pendapatan Daerah Dalam merencanakan pendapatan daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. 2. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto yang mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut. 3. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. 3. Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan anggaran belanja daerah (APBD) disusun melalui suatu pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada capaian kinerja yang telah ditetapkan dengan input yang direncanakan. Belanja daerah tahun 2011 digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah kota Semarang yang menjadi kewenangannya yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. 4. Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Dari anggaran pendapatan daerah pada tahun 2011 sebesar Rp1.992.693.893.000,00, dan belanja daerah sebesar Rp2.260.097.665.000,00 maka terjadi selisih kurang sebesar Rp267.403.772.000,00 atau terjadi defisit anggaran. Dalam hal APBD terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut direncanakan bersumber bersumber dari pinjaman dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA). 2.2 Kebijakan Keuangan Dalam upaya memenuhi kebutuhan belanja daerah sumber yang terbatas maka Pemerintah Kota Semarang dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan menetapkan kebijakan keuangan. Kebijakan keuangan daerah kota yang ditetapkan baik berkaitan dengan Pendapatan, Belanja maupun Pembiayaan Daerah. Kebijakan tersebut secara umum dapat disampaikan sebagai berikut. 2.2.1 Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah Kebijakan dalam peningkatan pendapatan, Pemerintah Kota Semarang menempuh Kebijakan sebagai berikut. 1. Dalam merencanakan target PAD telah mempertimbangkan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya serta ketentuan peraturan perundangundangan terkait; 2. Memberikan insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dan tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha; 7

3. Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan modal dan investasi daerah lainnya, memperhitungkan baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan modal (investasi daerah); 4. Penerapan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK - BLUD); 5. Dana Perimbangan Penganggaran Pendapatan Perimbangan dalam APBD Tahun 2011 Pemerintah Kota Semarang memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dalam menyusun APBD Tahun Anggaran 2011 didasarkan pada alokasi Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2010 dengan tetap memperhatikan realisasi penerimaan Tahun Anggaran 2009, serta perhitungan fiskal APBN. b. Perolehan DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk kualitas bahan baku, pembinaan industri, sosial dan pembatasan cukai ilegal. 6. Lain lain Pendapatan Daerah yang Sah a. Pendapatan Bagi Hasil dari Propinsi Tahun 2011 dianggarkan berdasarkan Pagu 2010. b. Optimalisasi Dana Bagi Hasil Otonomi Khusus dan Dana Bantuan Operasional Sekolah. 2.2.2 Kebijakan Anggaran Belanja Daerah Kebijakan anggaran belanja daerah (APBD) disusun melalui suatu pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada capaian kinerja yang telah ditetapkan dengan input yang direncanakan. Belanja daerah tahun 2011 digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah kota Semarang yang menjadi kewenangannya yaitu urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan yang penanganannya pada bidang tertentu dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota. Belanja daerah disusun sesuai dengan prioritas pembangunan yang tertuang dalam rencana tahunan pembangunan daerah dalam rangka mewujudkan visi terwujudnya Semarang untuk mencapai masyarakat sejahtera yang tertib dan berbudaya untuk mencapai masyarakat sejahtera Kebijakan Belanja Daerah meliputi. a. Kebijakan Belanja Tidak langsung 1. Belanja gaji disesuaikan rasionalisasi jumlah pegawai dengan DAU tahun 2011 dan memperhitungkan rencana kenaikan gaji, tunjangan dan gaji ke -13 dan pengungkapan calon PNSD. 2. Penyediaan dana penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi PNS dan penerima pensiun. 3. Pemberian bantuan hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan. b. Kebijakan belanja Langsung 1. Pembatasan honorarium hanya kepada PNSD dan non PNSD yang keberadaannya benar benar memiliki peran dan konstribusi secara langsung. 2. Belanja barang dan jasa memperhitungkan persediaan tahun lalu, mengutamakan produksi dalam negeri dengan melibatkan usaha mikro kecil dan koperasi. 3. Pembatasan perjalanan dinas dan selektif dalam mengikuti Bintek/sejenisnya baik dalam maupun luar negeri. Kebijakan Belanja langsung diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan SAPTA PROGRAM yang meliputi. 8