masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Sosiologi. Berdasarkan refleksi pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI

Waras Budi Purwanto SMK Negeri 1 Barabai Abstract:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH POKOK BAHASAN ZAMAN PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PROSIDING ISBN :

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis 1. Oleh karena itu,

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau *Korespondensi :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

p-issn : e-issn :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Oleh I Gede Suasta Staf Pengajar SMP Bhaktiyasa Singaraja ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMPN 3 PADANG

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Transkripsi:

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI POKOK BAHASAN PERILAKU MENYIMPANG MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X5 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN TRI GUWATI Abstract: The purpose of this research is to describe the students' motivation and study result of X5 SMA Negeri 3 Banjarmasin to deviant behavior material which can be improved by using student teams achievement division (STAD) as teaching strategy. The Method which used on this classroom action research is qualitative analysis, which emphasizes on the research problem especially in improving the motivation and study result of students in sociology. Therefore, the problem can be identified and analyzed then found alternative solutions, there 35 students as samples on X5 class SMA Negeri 3 Banjarmasin The results of the research shows that: (1) motivation to study sociology on X5 students of SMA Negeri 3 Banjarmasin while using STAD as teaching strategy is improved, (2) the study result of X5 students of SMA Negeri 3 Banjarmasin on sociology by using STAD as teaching strategy s increased, (3) the X5 students of SMA Negeri 3 Banjarmasin response on the use of teaching strategy like STAD shows that the students like and enjoy studying sociology by using STAD as a teaching strategy. Kata Kunci: motivasi, hasil belajar, STAD, sosiologi PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan penting sekali dilakukan, karena dengan peningkatan mutu pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan terampil. Dalam upaya untuk memaksimalkan hasil yang dicapai diharapkan guru memiliki ketrampilan yang kreatif dalam pembelajaran. Dengan guru kreatif pembelajaran bisa lebih variatif karena berbagai model pembelajaran dapat diterapkan, sehingga menciptakan partisipasi dan daya tarik bagi siswa. Dalam pembelajaran IPS masih banyak guru yang menggunakan metode ekspostori dalam menyampaikan materi IPS. Metode ceramah membuat siswa menjadi pasif dan tidak merangsang daya pikir siswa. Metode konvensional ini dalam pemakaiannya hendaknya dibatasi dan sebaiknya guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa agar terlibat aktif dan dapat mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Sosiologi. Berdasarkan refleksi pendahuluan terhadap pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 3 Banjarmasin diketahui bahwa proses pembelajaran kebanyakan masih terpusat pada guru (teacher centered), sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Hal tersebut bertolak belakang dengan proses pembelajaran yang dikembangkan pada saat kini yaitu berpusat pada siswa (student centered). Motivasi belajar merupakan proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Pada hakekatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku (Agus, 2009:162). Sementara hasil belajar merupakan penilaian atau pengukuran keberhasilan belajar yang tujuan utamanya yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Sementara ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa menurut Taksoonomi Blom secara umum diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Dimyati dkk, 2009:200). Strategi Pembelajaran model STAD merupakan model pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen yaitu berdasarkan kemampuan akademis berbeda, jenis kelamin dan suku yang berbeda. Guru mengawali pembelajaran dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi pelajaran, kegiatan kelompok, pelaksanaan kuis, dan penghargaan kelompok (Chotimah 2009:7). METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti berinteraksi dengan subyek penelitian secara alamiah, dalam arti penelitian berjalan sesuai dengan jalannya proses belajar mengajar, dengan cara mengadakan pengamatan, melakukan penelitian secara sistematis, dan menarik kesimpulan sebagaimana layaknya dilakukan oleh peneliti kualitatif. Jenis penelitian tindakan yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan analisis kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian tindakan kelas karena peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian, mulai dari awal sampai akhir

penelitian. Keterlibatan ini meliputi dari menyususn rencana pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sampai pelaporan data. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis & Mc Taggart yang menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu langkah pemecahan masalah. Gambar Penelitian Tindakan Kelas model Spiral Kemmis & Taggart (Rochiati,2005: 66) sebagai berikut: PLAN ACT REVISED PLAN ACT REFLECT O B S E R V E REFLECT O B S E R V E Gambar 3.1 Model Siklus Spiral dari Kemmis dan Taggart Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam penelitian yaitu bertindak sebagai perencana, pengajar, pengamat, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data dan pelapor hasil penelitian. Peneliti juga bersifat kolaboratif karena melibatkan orang lain (kolaborator) yaitu guru mata pelajaran yang serumpun dalam penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X5 SMA Negeri 3 Banjarmasin, jalan Veteran no 381 Banjarmasin, pada semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011. Subyek Penelitian sebanyak 35 siswa. Teknik yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Hubermen (Wahyu,2006: 60) tahap-tahap kegiatan analisis data meliputi (1) Mereduksi data, (2) Menyajikan Data, (3) Menarik kesimpulan dan verifikasi.

HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Siklus I a. Persiapan Tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu menyusun instrumen penelitian yang berorientasi pada pelaksanaan strategi pembelajaran STAD. b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus pertama ini rancangan pembelajaran dengan menerapkan model STAD pada pokok bahasan Perilaku Menyimpang dengan materi pembelajaran pengertian perilaku menyimpang, sebab-sebab perilaku menyimpang, dan jenisjenis perilaku menyimpang. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan. Media yang dimanfaatkan dalam pembelajaran ini adalah LCD dan lembar kerja siswa (LKS). Sementara evaluasi pembelajaran dilakukan melalui evaluasi proses dan hasil belajar. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (90 menit). Pada akhir proses pembelajaran, dilakukan pendalaman materi perilaku menyimpang dengan cara menyimpulkan materi secara bersama-sama siswa, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis atau pertanyaan kepada siswa, untuk dijawab dan sesama siswa tidak boleh membantu memberi jawaban kuis tersebut. Dalam diskusi kelompok siswa yang banyak memberi tanggapan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya akan mendapat poin berbentuk bintang. Siswa dan kelompok yang mendapat poin terbanyak akan mendapatkan penghargaan. Penghargaan tersebut diserahkan pada saat akhir siklus. Sebagai langkah akhir membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi perilaku menyimpang dan memberikan tugas secara individu. c. Observasi 1. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian pada pelaksanaan strategi pembelajaran STAD, maka peneliti menggunakan lembar pengamatan, yaitu lembar pengamatan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran STAD. Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajaran STAD pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

Diagram Hasil analisis angket motivasi belajar siswa siklus I Berdasarkan diagram hasil analisis angket motivasi belajar siswa tersebut bahwa tidak ada siswa yang memiliki motivasi kategori sangat baik, sedangkan ada 8 orang siswa yang memilki motivasi kategori baik dengan persentase 22,86 %, yang memiliki motivasi belajar kategori cukup baik ada 8 siswa dengan persentase 22,86 %, dan ada 19 orang siswa yang memilki motivasi belajar kurang dengan persentase 54,29 %. 2. Hasil Belajar Siswa Pada awal dan akhir siklus selalu dilakukan tes individu untuk mengetahui kemampuan awal sebelum mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran STAD dan kemampuan akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran STAD. Hasil analisis ini dapat dilihat pada diagram skor pre test dan skor post test di bawah ini:

Diagram Skor rata-rata hasil belajar siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran STAD siklus I (Pre Test dan Post Test) Dari skor pre test dan post test pada siklus I dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa, berdasarkan diagram terlihat bahwa skor rata-rata kelas pre test adalah 52,29 dan post test 71,57. Hal ini menunjukkan peningkatan skor rata-rata kelas sebesar 19,28. Sementara ketuntasan hasil belajar secara individual dapat dilihat pada diagram skor pre test dan skor post test di bawah ini: Diagram Ketuntasan belajar individual hasil belajar siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran STAD siklus I (Pre Test dan Post Test)

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa dari 35 siswa yang mengikuti pre test diperoleh 9 siswa yang mendapat skor 69, sedangkan dari 35 siswa yang mengikuti post test diperoleh 26 siswa yang mendapat skor 69. Hal ini berarti ada peningkatan ketuntasan individual pada siklus I pada saat pre test dan post tes sebanyak 15 orang. Hasil analisis ketuntasan belajar klasikal pada siklus I pada saat pre test dan post test dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram Ketuntasan belajar klasikal hasil belajar siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran STAD siklus I (Pre Test dan Post Test) Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa dari 35 siswa yang mengikuti pre test diperoleh 9 siswa yang mendapat skor 69 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 25,71 %, sedangkan dari 35 siswa yang mengikuti post test diperoleh 26 siswa yang mendapat skor 69, dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 74,29 %. Dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 74,29 % tersebut menunjukkan masih belum tercapainya pembelajaran dengan strategi pembelajaran STAD pada siklus I. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I, terdapat berbagai permasalahan tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD, yaitu:

1) Kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti bekerja sama dalam kelompok, bertanya, memberikan tanggapan, keseriusan siswa saat proses pembelajaran berlangsung masih kurang. Hal ini perlu ditingkatkan lagi supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. 2) Berdasarkan hasil belajar siswa dari 35 siswa hanya 26 siswa yang tuntas, dan 9 siswa yang belum tuntas. Dari hasil belajar siswa diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 74,29% atau rata-rata kelas sebesar 71,57. 3) Dari hasil ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 74,29%. Hal ini belum memenuhi standar kompetensi, yaitu sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan siswa mencapai nilai KKM yaitu untuk mata pelajaran Sosiologi 69, sehingga perlu ditingkatkan lagi untuk mengadakan pembelajaran ulang pada materi yang belum dikuasai siswa. 2. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu menyusun instrumen penelitian yang berorientasi pada pelaksanaan strategi pembelajaran STAD. b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus kedua ini rancangan pembelajaran dengan menerapkan model STAD pada pokok bahasan Perilaku Menyimpang dengan materi pembelajaran teori-teori perilaku menyimpang, dampak perilaku menyimpang dan hubungan perilaku menyimpang dengan proses sosialisasi. Metode yang akan menyampaikan pokok bahasan Perilaku Menyimpang adalah diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan. Media yang dimanfaatkan dalam pembelajaran ini adalah LCD dan lembar kerja siswa (LKS). Sementara evaluasi pembelajaran dilakukan melalui evaluasi proses dan hasil belajar. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (90 menit). c. Observasi Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil observasi motivasi belajar siswa siklus II Hasil angket motivasi belajar siswa pada strategi pembelajaran STAD pada siklus II adalah sebagai berikut: Diagram Hasil analisis angket motivasi belajar siswa siklus II Berdasarkan diagram hasil analisis angket motivasi belajar siswa tersebut bahwa tidak ada siswa yang memiliki motivasi kategori sangat baik, sedangkan ada 26 orang siswa yang memilki motivasi kategori baik dengan persentase 74,29 %, yang memiliki motivasi belajar kategori cukup baik ada 9 siswa dengan persentase 25,71 %, dan tidak ada siswa yang memilki motivasi kurang baik maupun tidak baik. 2. Hasil Belajar Siswa Hasil analisis ini dapat dilihat pada diagram skor pre test dan skor post test di bawah ini:

Diagram Skor rata-rata hasil belajar siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran STAD siklus II (Pre Test dan Post Test) Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu pada saat pre test skor rata-ratanya 52,29, sedangkan pada saat post test skor rata-ratanya 71,57. Hal ini berarti ada peningkatan skor ratarata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 23,14. Sementara analisis ketuntasan belajar individual dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: Diagram Ketuntasan belajar individual hasil belajar siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran STAD siklus II (Pre Test dan Post Test)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar individual pada siklus II pada saat dilaksanakan pre test hanya 11 siswa yang memperoleh nilai 69, sedangkan pada saat dilaksanakan post test sebanyak 30 siswa yang telah memperoleh nilai 69, hal ini berarti ada peningkatan ketuntasan belajar individual pada siklus II sebanyak 19 siswa. Hasil analisis ketuntasan belajar klasikal pada siklus II pada saat pre test dan post test dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram Ketuntasan belajar klasikal hasil belajar siswa dalam pelaksanaan strategi pembelajaran STAD siklus II (Pre Test dan Post Test) Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada siklus II diketahui bahwa dari 35 siswa yang mengikuti pre test terdapat 11 siswa yang memperoleh nilai 69, sedangkan pada saat post test sebanyak 30 siswa yang mendapat skor 69 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 85,71 %, Dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,71 % tersebut menunjukkan telah tercapainya pembelajaran dengan strategi pembelajaran STAD pada siklus II. Jadi pada siklus II terjadi peningkatan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal hasil belajar siswa hanya 74,29% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 85,71 %. Dengan demikian menunjukkan telah tercapainya pembelajaran sosiologi dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD.

d. Refleksi Tahap refleksi dilaksanakan setelah diperoleh hasil observasi, dari hasil observasi diketahui bahwa pelaksanaan strategi pembelajaran model STAD siklus II terlaksana lebih baik daripada siklus I, yaitu pada siklus II sudah terlaksana cukup baik. Dari aspek motivasi siswa rata-rata meningkat. Ini terlihat dari kesiapan siswa mulai dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran selesai. Juga terlihat dari keantusiasan siswa untuk memperoleh poin agar mendapat reward penghargaan dari hasil diskusi. Hal ini sangat membantu keaktifan di kelas. 3. Perbandingan Siklus I dan Siklus II 1. Motivasi Belajar atau Perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram Perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dengan Siklus II Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan pada kategori baik, cukup baik dan pada kategori kurang baik disbandingkan siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa terhadap pokok bahasan perilaku menyimpang mengalami peningkatan.

2. Hasil Belajar Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram Perbandingan skor rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa pada siklus I ada peningkatan skor sebanyak 19,28 dari skor 52,29 menjadi 71,57, meskipun peningkatan skor rata-rata kelas pada siklus I kecil namun dapat ditasi dengan peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu sebanyak 23,14 dari 54,57 menjadi 77,71. Begitu pula dengan ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan dari post test siklus I sebesar 74,29% dan pada post test siklus II sebesar 85,71%. PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian motivasi belajar siswa yang dilakukan pada siklus II menunjukkan peningkatan dibandingkan pada siklus I, pada kategori baik ada peningkatan sebesar 51,43%, pada kategori cukup baik ada peningkatan 2,85%, dan pada kategori kurang baik ada peningkatan 54,29%. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2003:75) bahwa motivasi berperan sebagai penumbuh gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi

kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, dengan memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Sementara Agus (2009: 163) berpendapat bahwa motivasi bertalian erat dengan tujuan belajar dan motivasi berfungsi sebagai pendorong siswa dalam kegiatan belajar, penentu arah kegiatan pembelajaran kearah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan sebagai penyeleksi kegiatan pembelajaran. Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran, serta dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas atau tes yang diberikan oleh guru. B. Hasil Belajar Siswa Seorang siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut telah mencapai nilai 69 dan suatu kelas dikatan tuntas secara klasikal apabila mencapai persentase 85 %. Berdasarkan observasi awal yaitu sebelum melaksanakan strategi pembelajaran model STAD pada pokok bahasan perilaku menyimpang sebagian besar siswa memperoleh nilai yang masih rendah yaitu belum tuntas, baik skor rata-rata maupun ketuntasan secara klasikal. Pada siklus I hasil belajar siswa pada saat Pre test dan Post test menunjukkan kenaikan semua. Sebanyak 26 siswa kenaikan hasil belajarnya tuntas setelah menggunakan strategi pembelajaran STAD. Sedangkan 9 siswa juga mengalami kenaikan hasil belajar tetapi masih belum tuntas yaitu kurang dari KKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang belum tuntas, bahwa mereka memperoleh hasil belajar belum tuntas karena belajarnya kurang sehingga tidak menguasai materi pelajaran yang akan menjadi bahan ulangan. Analisis data terhadap hasil belajar siklus ke II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Rata-rata skor dan ketuntasan belajar klasikal sudah tuntas dan terpenuhi, namun secara individu masih ada beberapa siswa yang belum tuntas secara individual. Ketuntasan belajar klasikal ini menunjukkan bahwa melalui strategi pembelajaran model STAD sudah menunjukkan keberhasilannya. Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar siswa yang dilakukan pada siklus II menunjukkan peningkatan dibandingkan pada siklus I, pada indikator skor ratarata kelas ada peningkatan sebesar 6,14%, sedangkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal ada peningkatan sebesar 11,42%.

C. Strategi Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Mata Pelajaran Sosiologi. Strategi pembelajaran STAD juga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena siswa cenderung suka belajar kelompok daripada belajar secara individu, selain itu pada strategi pembelajaran STAD terdapat adanya penghargaan atau poin yang diberikan pada siswa apabila siswa itu menunjukkan peningkatan belajarnya. Chotimah (2009: 7) menyatakan bahwa gagasan utama Strategi Pembelajaran STAD adalah memotivasi siswa dan membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru. Jika siswa ingin memperoleh penghargaan kelompok, maka siswa dalam kelompok harus membantu siswa lain untuk mempelajari materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Muhammad (2005:6) mengemukakan bahwa ide utama strategi pembelajaran STAD adalah untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru. Dengan belajar melalui strategi pembelajaran model STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa merasa senang, gairah belajarnya meningkat dan termotivasi untuk belajar dengan baik sehingga hasil yang diperoleh juga memuaskan dan tercapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, selain itu melalui strategi pembelajaran model STAD terdapat adanya penghargaan atau poin yang diberikan pada siswa apabila siswa tersebut menunjukkan peningkatan belajarnya. KESIMPULAN Motivasi belajar siswa dengan pokok bahasan Perilaku Menyimpang siswa kelas X5 SMA Negeri 3 Banjarmasin selama menggunakan strategi pembelajaran model STAD dapat meningkat. Hasil belajar siswa dengan pokok bahasan Perilaku Menyimpang siswa kelas X5 SMA Negeri 3 Banjarmasin selama menggunakan strategi pembelajaran model STAD dapat meningkat. Respon siswa kelas X5 SMA Negeri 3 Banjarmasin terhadap penggunaan strategi pembelajaran model STAD menunjukkan bahwa siswa senang belajar pada pokok bahasan Perilaku Menyimpang dengan menerapkan strategi pembelajaran model STAD.

SARAN Saran-saran dalam penelitian ini adalah Guru bidang studi Sosiologi hendaknya menggunakan strategi pembelajaran model STAD untuk materi-materi yang sesuai karena dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Diharapkan guru-guru bidang studi dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang lainnya yang lebih menarik agar siswa lebih termotivasi dan hasil belajarnya lebih baik dalam pembelajaran Sosiologi. DAFTAR PUSTAKA Azis,Abdul Wahab, 2007, Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta. Budiningsih,C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta. BSNP, 2006. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Cotimah,Husnul dan Yuyun Dwitasari, 2009. Strategi Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Surya Pena Gemilang. Daryanto, 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovtif. Jakarta. Publisher. Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fatchan,Achmad dan I Wayan Dasna, 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Jenggala Pustaka Utama. Fatchan, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Jenggala Pustaka Utama. Hergenhahn,B.R. Matthew H. Olson, Edisi Ketujuh. Theories of Learning (Teori Belajar). Kencana. Ibrahim, M,dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Lie,Anita, 2008. Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo Maryati, Kun dan Suryawati, Juju, 2003. Sosiologi 1, Jakarta: Esis Erlangga. Najimudin, 2004. Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran P-IPS untuk Meningkatkan kemampuan Berpikir Siswa (Tesis), PPS-UPI. Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang. Universitas Negeri Malang. Nur,Muhamad, 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. Sardiman A. M, 2003. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta PT Raja Grafindo Persada. Sulistyorini,Denik,2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD untuk Meningkatkan Prestasi dan Minat Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMP Wahid Hasyim Malang (Skipsi), FEKON-UNM. Shounara,Aryda, 2003. Pelaksanaan Cooperative Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam pembelajaran Sejarah (Tesis). PPS-UPI. Suprijono,Agus, 2009. Cooperative Learning. Surabaya:Pustaka Pelajar. Trianto, 2007. Model-Model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Presasi Pustaka. Uno, Hamzah B, 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya, Gorontalo: Bumi Aksara. Wahyu, et al, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Wilis,Ratna Dahar, 1988. Teori-teori Belajar. Bandung: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (P2LPTK). Wiraatmadja, Rochiati, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Kerjasama Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya.