UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA ABSTRACT

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Mubaizah 1, Siti Roudlotul Hikamah 2, Haning Hasbiyati 3 ABSTRACT Learning is a key activity of the educational process. Researchers conducted observations in class VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah Virgin and approximately 85% of the data obtained shows student scores 70. This study aimed to determine Increased Activity and Student Results in studying the digestive system in humans with type STAD cooperative learning model. Type of research is a classroom action research (CAR). The procedure used is the model cycle Based on these results, the percentage of student learning activities in the first cycle of 82% and a second cycle of 93%. While the results of daily tests of students in the first cycle obtained average value 77.36, while on the second cycle of It is proved that the activity and student learning outcomes can be improved with the implementation of cooperative learning model type STAD. For a particular subject, type STAD Cooperative Learning Model is used to avoid boredom in learning activities. Keywords: Type STAD Cooperative Learning, Learning Activity, Learning Outcomes. ABSTRAK Pembelajaran merupakan kegiatan utama dari proses pendidikan. Peneliti melakukan observasi di kelas VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah Mayang dan diperoleh data sekitar 85 % menunjukkan nilai siswa 70. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa dalam mempelajari Sistem percernaan pada manusia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian yang digunakan adalah 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan biologi 2 Dosen Pembimbing Utam (DPU) 3 Dosen Pembing Anggota (DPA) 101

2 penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur yang digunakan adalah model siklus Berdasarkan hasil penelitian, persentase aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 82% dan siklus II sebesar 93%. Sedangkan hasil ulangan harian siswa pada siklus I yang diperoleh nilai rata-rata 77,36 sedangkan pada siklus II sebesar 86,05. Hal tersebut membuktikan bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk pokok bahasan tertentu, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD digunakan untuk menghindari rasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Kata Kunci :Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Aktifitas Belajar, Hasil Belajar. Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk mengubah pola pembelajaran yang semula berorientasi pada guru ( teachercenter) menjadi pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student-center). Dari hasil observasi di kelas VIII SMP Islam Al-Mursyidiyah mayang dan diperoleh data bahwa sekitar 85 % menunjukkan bahwa siswa di kelas VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah memiliki hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal ini dapat di lihat dari nilai ulangan siswa yang menunjukkan 85% nilai siswa 70 Di sisi lain, siswa hanya memiliki buku pinjaman dari sekolah yang kurang memadai serta metode pembelajaran yang digunakan hanya metode ceramah. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi dalam pembelajaran, diantaranya adalah dengan cara menerapkan metode STAD (Student Teams Achievement Division). Metode ini bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pembelajaran dengan cara mengajak siswa untuk berdiskusi dengan membentuk kelompok. Sehingga kelas menjadi hidup karena guru dan siswa lebih aktif dalam belajar. Dengan demikian, hasil belajar siswa secara otomatis dapat meningkat karena keaktifannya dalam mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Rumusan Masalah 1. Adakah peningkatan aktifitas siswa kelas VIII SMP Islam Al-Mursyidiyah dengan diterapkannya model STAD? 102

3 2. Adakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari Sistem percernaan pada manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Peningkatan Aktifitas Siswa kelas VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah dengan diterapkannya model STAD. 2. Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam mempelajari Sistem percernaan pada manusia melalui model STAD. Kajian Pustaka Belajar dan Pembelajara a. Pengertian Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Sementara hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, dan hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:17) : Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dengan dilatih ditandai berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9), belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Berdasarkan pendapat para ahli di atas kemudian dapat penulis menyimpulkan tentang pengertian belajar secara umum diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku mengenai hal yang sudah dipahami maupun yang baru sebagai hasil dari pengalaman. b. Pengertian Pembelajaran Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:159) Pembelajaran merupakan suatu proses belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran pada hakekatnya adalah meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dikembangkan melalui pengalaman belajar. Menurut Hamalik (2001) pembelajaran adalah suatu kombinasi meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pengajaran.. Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa 103

4 pembelajaran adalah kegiatan sadar dan disengaja, mengandung beberapa alasan bagi upaya pengembangan sumber daya manusia meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dikembangkan melalui pengalaman belajar. c. Pembelajaran Koopertif ( Cooperative Learning ) Menurut Slavin 1995, <14 Juli 2012> menyatakan bahwa Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and responsible for their teammates learning as well as their own, Dia menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif mengandung kegiatan siswa belajar bersama, saling berbagi ide, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Terdapat tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran koopertif yaitu, penghargaan kelompok, tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses. d. Pembelajaran Koopertif Tipe STAD Model pembelajaran STAD adalah singkatan dari Student Teams-Achievement Division merupakan pengembangan pembelajaran kooperatif. Singkatnya kegiatan belajar siswa diorganisasikan dalam bentuk kelompok kecil. Menurut Nurhadi 2004,<14 Juli 2012> STAD dianggap sebagai pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, akan tetapi kesederhanaan itu tidak lantas menjadikan STAD sebagai model yang kurang bagus karena sampai saat ini STAD masih kerap diterapkan di kelas-kelas. e. Aktifitas Belajar Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar. Menurut Sardiman 2007, <16 Juli 2012> menyatakan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Menurut Anton 2001, <16 Juli 2012> Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas ini penekanannya lebih kepada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam 104

5 proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. f. Hasil Belajar Menurut Winkle 1991 (dalam Achmadi 2009:21) hasil belajar adalah terjadinya proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, dan proses perubahan terjadi selama jangka waktu tertentu. Menurut Surya 2004 (dalam Achmadi 2009:21) Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran yang berupa perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas penulis mengartikan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik pada diri seseorng sebagai hasil dari proses belajar yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan, kecakapn jangka waktu tertentu. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah menggunakan model STAD a. Langkah-langkah pembelajaran STAD Menurut Slavin et al., (dalam prilatama 2008, <14 Juli 2012>) pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama, yaitu: 1. Penyajian kelas ( Class Presentations). Guru menyajikan materi di depan kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsepkonsep dari materi yang akan dibahas saja. 2. Pembentukan kelompok belajar (Teams). Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya heterogen (bai k kemampuan akademiknya maupun jenis kelaminnya). 3. Pemberian Tes atau kuis (Quizzes). Kuis ini bertujuan untuk mengetahui kemampan belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari. 4. Pemberian skor peningkatan individu ( Individual Improvement Scores). Hal ini untuk memotivasi siswa agar berusaha dan bertanggung jawab secara individual. 5. Penghargaan kelompok ( Team Recognition) Penghargaan kelompok ini diberikan dengan memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. b. Teknik Penelitian 105

6 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penilaian tindakan kelas (PTK) 2. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif c. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh hopkins yaitu model skema yang menggunakan prosedur kerja yang dipandang sebagai siklus spiral. Diagram Alur Penelitian Tindakan Pendahuluan Perencanaan Tindakan dan observasi Ya Revisi Evaluasi Tuntas Tidak Stop Pembelajaran Sumber : skema Hopkins tth, (dalam Nany 2009: 18) < 26 Jili 2012> Gambar : Rancangan Pelaksanaan Siklus Keterangan siklus : Penelitian ini dirancang menjadi 2 siklus yang pada setiap siklusnya meliputi: perencanaan, tindakan dan observasi, dan melakukan evaluasi serta refleksi. Jika pada siklus 1 hasil belajar siswa sudah tuntas maka pelaksanaan siklus dihentikan, akan tetapi jika hasil belajar siswa belum tuntas maka dilanjutkan pada siklus ke 2 dengan kegiatan seperti pada siklus pertama. Ketuntasan yang dimaksud adalah apabila 85% atau lebih dari seluruh siswa, telah mencapai skor 70 atau lebih dari skor maksimal 100. c. Subyek Penelitian / Objek Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMP Islam Al- Mursyidiyah Mayang Jember Tahun Ajaran 2012/ Sampel Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam Al-Mursyidiyah Mayang Jember. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Test Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subyektif yang pada umumnya berbentuk essay (uraian) yaitu sejenis tes kemampuan yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian katakata. 106

7 2. Metode Observasi Obyek observasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al - Mursyidiyah pada saat pembelajaran biologi berlangsung. Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif terhadap data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi yang dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini dilakukan tes sebanyak 2 kali pada setiap akhir siklus. 1. Untuk Menghitung Hasil Observasi Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut: sumber : Zubaedah, 2009 (dalam Yeni 2012<18 september 2012> ) 1. Untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa digunakan rumus : Keterangan: X = Nilai rata rata hasil belajar siswa siswa N = Jumlah seluruh skor = Banyaknya Sumber : Sudjana, 2009 (Dalam Yeni 2012, <20 september 2012>) 2. Untuk menghitung ketuntasan klasikal hasil belajar siswa digunakan rumus : N P 1 x100% N Keterangan: P = Persentase ketuntasan hasil belajar siswa N1 = Jumlah siswa yang tuntas ( 70) N =Jumlah total siswa Sumber : Slameto (dalam Safida 2010, <18 September 2012>) Sebagai acuan untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan belajar siswa kita dapat menggunakan rentang nilai sebagai berikut: Rentang Nilai Kategori Sangat baik Baik Cukup Baik Kurang 0-59 Kurang sekali Sumber : Zubaedah, 2009 (dalam Yeni 2012<18 september 2012> ) Pembahasan 107

8 Berdasarkan penelitian yang bersumber dari observasi dan hasil tes yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung di kelas VIII SMP Islam Al- Mursyidiyah Mayang Jember terhadap penerapan model STAD, maka diperoleh data berupa angka-angka yang menunjukkan aktifitas dan hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran tersebut sangat baik. Pada siklus I diketahui bahwa hasil dari aktifitas belajar siswa yaitu 82% atau dengan kriteria baik, Setelah siklus II dilakukan, diperoleh hasil perhitungan aktifitas belajar siswa adalah 93% atau dengan kriteria sangat baik. Sementara hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai terendah 60 dan tertinggi 95 (4 siswa tidak tuntas dari 19 siswa) dan diperoleh juga rata-rata 77,36 sementara hasil belajar yang diperoleh dari tindakan siklus II yaitu dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100 dengan hasil ratarata 86,05. Dalam penelitian ini diperoleh ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 78,9 % sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam tindakan siklus I hasil belajar siswa belum. Dikatakan tuntas apabila dalam kelas tersebut siswa yang telah mencapai skor 70 (KKM) kurang dari 85 % atau belum mencapai ketuntasan klasikal. Sementara pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 100 %, Karena semua siswa sudah tuntas, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa terjadi peningkatan atau dengan kata lain penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat efektif dan efisien sehingga berdampak sangat positif dalam meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa di dalam kelas. Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan dari analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. 2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua hal tersebut dapat mengalami peningkatan karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) dapat menjadi model pembelajaran yang efektif untuk membuat siswa lebih aktif, serta siswa juga lebih belajar untuk menghargai pendapat orang lain. Daftar Pustaka 108

9 Anton, Proses Belajar Mengajar. aktifitas-belajar <16 Juli 2012> Budiono, Arifin N Buku Pedoman Pemyusunan Proposal dan Skripsi. Jember: Pustaka Radja. Dikbud Kompetensi dasar mata pelajaran biologi SMU dan MA. ot.com/ <6 Juli 2012> Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka cipta. Hamalik, O Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. /pembelajaran-kooperatif-tipestad_ <16 Juli 2012> Prilatama, Model Pembelajaran Kooperatif Type STAD. 4 Juli 2012> Riduwan, Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta Sardiman Interaksi Belajar Mengajar. ana.com/aktivitas-belajar < 16 Juli 2012> Sudjana, H. D Metode dan Tehnik Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Surya M, Psikologi pembelajaran dan pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy Tukiran et al 2011 penelitian tindakan kelas Bandung: Alfabeta 109