dokumen-dokumen yang mirip
yeliyunita PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bab 2. Rancangan RPJP Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI,... DAFTAR TABEL,... DAFTAR GAMBAR,...

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT : TINJAUAN SECARA MAKRO

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN...I.

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. air. Karena alasan tersebut maka pemerintah daerah setempat biasanya giat

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : TAHUN 2011 TANGGAL :

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

L U R A H S E M B IL A N S E P U C U K JA M B I

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BUNGO TAHUN 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : TAHUN 2011 TANGGAL :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

Transkripsi:

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2015

Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung LAMPIRAN Barat Tahun 2015 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2015 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah beserta peraturan turunannya, yang telah diturunkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah. Dalam implementasinya tahapan sistem perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dimana RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah serta mengacu pada RKPD Provinsi dan RKP Nasional. Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah diharapkan dapat mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Berdasarkan tahapan sistem perencanaan pembangunan di atas penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengakomodir aspirasi masyarakat di daerah yang dihasilkan melalui penyelenggaraan forum-forum perencanaan secara berjenjang dan terjadwal mulai dari Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan, Musrenbang Tingkat Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (F-SKPD) dan Musrenbang Tingkat Kabupaten BAB 1 Hal - 1 -

serta memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan Provinsi maupun Pemerintah Pusat melalui Musrenbang Tingkat Provinsi dan Nasional. Kedudukan RKPD dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan yang memuat arah kebijakan pembangunan, prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah dan program kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), diharapkan mampu menjaga konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran dan efektifitas serta efisiensi pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional dan daerah. Untuk tetap menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran RKPD dilakukan evaluasi dalam pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang pedoman penyusunan, pengendalian dan evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015. Hasil evaluasi RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2015 menunjukkan adanya perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah yaitu berubahnya asumsi laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan menyebabkan berubahnya pendapatan perkapita. Dari sisi pendanaan terjadi perubahan pendapatan daerah dan pengaruh sisa lebih penggunaan anggaran tahun 2014 yang menekankan untuk melakukan penghapusan kegiatan, pergeseran kegiatan, penambahan atau pengurangan target kinerja serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, lampiran V tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015. BAB 1 Hal - 2 -

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar Hukum sebagai pijakan dalam penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 adalah : 1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755); 2) Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan BAB 1 Hal - 3 -

kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republlik Indonesia Nomor 5679); 7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 10) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 11) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272); 12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi BAB 1 Hal - 4 -

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540); 15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470); 17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 680); 18) Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2006 Nomor 23); 19) Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2009 Nomor 3); 20) Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 Nomor 11); BAB 1 Hal - 5 -

21) Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 Nomor 12); 22) Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 8 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014 Nomor 8); 23) Peraturan Bupati Tanjung Jabung Barat Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 (Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014 Nomor 9); 24) Peraturan Bupati Tanjung Jabung Barat Nomor 31 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014 Nomor 31) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Bupati Tanjung Jabung Barat Nomor 24 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Bupati Tanjung Jabung Barat Nomor 31 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 Nomor 24); 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Dalam kaitannya dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU Nomor 25 tahun 2004 maupun UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka keberadaan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 merupakan bagian yang tidak terpisahkan didalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJPD maupun RPJMD Kabupaten Tanjung Jabung Barat, serta dari keberadaannya untuk BAB 1 Hal - 6 -

dijadikan pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Renja SKPD. Amanat undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Sedangkan yang berkaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.17 tahun 2003, maka penyusunan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dalam hal RKPD Tahun 2015 tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dalam tahun berjalan, maka dapat dilakukan perubahan hal tersebut diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014. Perubahan RKPD Tahun 2015 Kabupaten Tanjung Jabung Barat ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dan menjadi landasan dalam penyusunan perubahan KUA dan PPAS untuk penyusunan perubahan RAPBD Tahun 2015. 1.4. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 disusun dengan sistematika penyusunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen BAB 1 Hal - 7 -

1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud dan Tujuan BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014. 2.2. Realisasi APBD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 (sampai Triwulan II) BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah BAB IV PERUBAHAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 BAB V PENUTUP 1.5. MAKSUD DAN TUJUAN 1.5.1. Maksud Penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 1. Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 disusun untuk menciptakan keselarasan atas perubahan kemampuan pendapatan daerah dan asumsi kerangka ekonomi makro sehingga tercipta sinergi dalam pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta menciptakan efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah. 2. Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 dapat menjadi salah satu acuan untuk mengukur efektivitas BAB 1 Hal - 8 -

pencapaian tujuan dan sasaran yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2016 1.5.2. Tujuan Penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015. 1. Perubahan RKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 menjadi landasan untuk menyusun perubahan KUA dan PPAS serta penyusunan Perubahan RAPBD Tahun 2015. BAB 1 Hal - 9 -

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD TAHUN 2014 Dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2011-2016, yang dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2014, realisasi pelaksanaan program dan kegiatan telah mewujudkan hasil-hasil dari berbagai aspek pembangunan sebagai berikut : 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1.1. Karakteristik lokasi dan wilayah Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Pantai Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara 0 o 53 01 o 41 Lintang Selatan dan antara 103 o 23 104 o 21 Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Berhala dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Tebo. Pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat berada di Kota Kuala Tungkal yang berjarak ± 125 Km dari Kota Jambi (Ibukota Provinsi Jambi). Posisi Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup strategis sebagai Kawasan Pantai Timur (KPT) Provinsi Jambi yang langsung berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapura Growth Triangle). BAB 2 Hal - 10 -

Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan, dengan 114 (seratus empat belas) desa dan 20 (Dua puluh) kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat keseluruhan adalah 5.375,16 Km 2, dimana kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Batang Asam yaitu 1.042,37 Km 2 dan wilayah tersempit adalah Kecamatan Tungkal Ilir yang merupakan Ibu Kota Kabupaten dengan luas 222,09 Km 2. Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014 No Kecamatan Ibukota Luas (Km 2 ) Kelurahan/Desa Kel. Desa Jml. 1 Tungkal Ulu Pelabuhan Dagang 345,69 1 9 10 2 Merlung Merlung 311,65 1 9 10 3 Batang Asam Dusun Kebun 1.042,37 1 10 11 4 Tebing Tinggi Tebing Tinggi 342,89 1 9 10 5 Renah Mendaluh Lubuk Kambing 473,72 1 9 10 6 Muara Papalik Rantau Badak 336,38 1 9 10 7 Pengabuan Teluk Nilau 440,13 1 12 13 8 Senyerang Senyerang 426,63 1 9 10 9 Tungkal Ilir Kuala Tungkal 222,09 8 2 10 10 Bram Itam Bram Itam Kiri 312,66 1 9 10 11 Seberang Kota Tungkal V 243,07 1 7 8 12 Betara Mekar Jaya 570,21 1 11 12 13 Kuala Betara Betara Kiri 307,67 1 9 10 Jumlah 5.375,16 20 114 134 Sumber : BPS Kab.Tanjab Barat, tahun 2014, data di olah Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki topografi wilayah yang bervariasi mulai dari ketinggian 0 m dpl (diatas permukaan laut) di bagian timur sampai pada ketingian di atas 500 m dpl. Secara topografis, Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian yaitu (BPS, 2014): 1) Daerah dataran rendah 0-25 m seluas 213.424,4 ha (42,8%), terdapat di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Seberang Kota, Kecamatan BAB 2 Hal - 11 -

Kuala Betara, Kecamatan Bram Itam, Betara, Kecamatan Pengabuan dan Kecamatan Senyerang; 2) Daerah dataran dengan ketinggian sedang 25-500 m seluas 273.090,9 ha (54,8%), terdapat di Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Merlung, sebagian Kecamatan Batang Asam, Kecamatan Tebing Tinggi, sebagian Kecamatan Renah Mendaluh dan Kecamatan Muara Papalik; dan 3) Daerah dataran tinggi >500 m seluas 11.910 ha (2,4%), terdapat di sebagian Kecamatan Batang Asam dan Kecamatan Renah Mendaluh. Kondisi air permukaan dan air tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dipengaruhi oleh musim dan fluktuasi pasang surut. Pada saat musim penghujan fluktuasi air tanah dan permukaan akan tinggi sehingga menyebabkan dibeberapa tempat terjadi genangan atau banjir sedangkan pada saat kemarau dimana air sungai rendah dan terjadi penyusutan air laut jatuh ke wilayah pedalaman. Dibagian muara sungai dan pesisir keadaan tata airnya sangat tergantung pada pengaruh pasang surut yang terjadi di Selat Berhala. Frekwensi pasang surut terjadi pada setiap 12 jam dengan ketinggian permukaan antara 2-3 meter, bahkan pada saat pasang besar (spring tide) dapat lebih tinggi lagi. Batas jangkauan pasang surut yang langsung maupun yang tidak sehingga intrupsi air laut dapat berpindah-pindah sesuai dengan keadaan sungai dan pergantian musim. Berdasarkan pengaruh pasang surut pada dataran rendah dapat diidentifikasikan sebagai daerah yang sedikit atau sama sekali tanpa pengaruh pasang surut yakni jalur aliran sungai perential dan tawar, dataran banjir musiman dan daerah belakang. Berdasarkan ketersediaan sumberdaya air dibagi dalam 3 (tiga) wilayah sebagai berikut : (1) Wilayah Basah, di wilayah ini dikembangkan padi, sayur-sayuran, palawija tambak/kolam keramba dan pengembangan peternakan unggas; (2) Wilayah Basah/Kering, di wilayah ini dikembangkan padi, palawija termasuk sayur-sayuran dan ternak seperti kambing dan ayam; dan (3) Wilayah Kering, di wilayah ini dikembangkan ternak besar dan perkebunan. Kabupaten Tanjung Jabung Barat beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 26.9 o C, suhu minimun adalah 21,9 o C dan BAB 2 Hal - 12 -

maksimum 32 o C. Curah hujan rata-rata berkisar 2238,5 mm/tahun atau rata berkisar antara 186,54 mm/bulan dengan hari hujan berkisar antara 5 11 hari/bulan. Artinya distribusi hujan bulanan cukup merata. Puncak bulan basah terjadi pada bulan Nopember Januari dan bulan kering pada bulan Juni sampai dengan Agustus sebagaimana daerah lain yang ada di Provinsi Jambi. 2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. 1) Kawasan Lindung Kawasan lindung yaitu kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah, dan budidaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Luas kawasan lindung di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 34.500,00 Ha, yang terdiri hutan lindung gambut, sempadan pantai, sempadan sungai, taman Nasional Bukit Tigapuluh, Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur dan perlindungan lainnya. Luas dan penyebaran masing-masing kawasan lindung dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Luas Kawasan Lindung Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014 NO JENIS KAWASAN LUAS (HA) % THD LUAS KAB. I KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KAWASAN BAWAHANNYA 15.050,00 2,80 1 Hutan Lindung Gambut 15.050,00 2,80 II KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT 7.439,00 1,40 1 Sempadan Pantai 450,00 0,80 2 Sempadan Sungai 6.989,00 1,30 III KAWASAN SUAKA ALAM DAN CAGAR BUDAYA 12,014,18 2,20 1 Taman Nasional Bukit Tigapuluh 11.520,00 2,10 2 Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur 126,09 0,02 IV PERLINDUNGAN LAINNYA 365,30 0,07 LUAS KAWASAN LINDUNG 34.500,00 6,40 LUAS WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 537.516,00 Sumber : Perda RTRW, 2013 2033 BAB 2 Hal - 13 -

2) Kawasan Budidaya Kawasan budidaya yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan dan sumberdaya manusia. Luas Kawasan Budidaya Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 465.045 Ha, terdiri dari Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas, Pertanian dan Non Pertanian. Luas dari masing-masing jenis kawasan dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Luas Kawasan Budidaya Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2030 No Jenis Kawasan Luas (Ha) % thd luas Kab. 1 Hutan Produksi 179.635 33,42 2 Hutan Produksi Terbatas 35.585 6,62 3 Pertanian dan Non Pertanian 249.825 46,48 LUAS KAWASAN BUDIDAYA 465.045 86,52 LUAS WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 537.516 Sumber : Perda RTRW, 2013 2033 Dalam kawasan budidaya terdapat pula kawasan andalan yang merupakan keterpaduan dan keterkaitan berbagai kegiatan produksi dan kawasan fungsional yang mempunyai dampak terhadap perkembangan perekonomian daerah. 2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana Bencana alam yang dikategorikan besar dan yang menimbulkan korban jiwa belum pernah terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun ini, Secara umum wilayah Kab. Tanjung Jabung Barat dapat dikenali memiliki beberapa potensi bahaya yang dapat menimbulkan bencana; yakni potensi bencana banjir yang sering terjadi di Desa Lubuk Bernai dan sepanjang sungai di Betara Kiri, serta potensi bencana kebakaran yang sering dialami di Kota Kuala Tungkal. 2.1.1.4. Demografi Jumlah penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan namun jumlah penduduk yang besar jika tidak diikuti dengan BAB 2 Hal - 14 -

peningkatan kualitasnya justru dapat menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu masalah kependudukan harus mendapat perhatian yang serius, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai modal pembangunan. Pada tahun 2014 penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 309.583 jiwa dengan kepadatan 62 jiwa per km 2. Dilihat sebaran menurut kecamatan, penduduk lebih terkonsentrasi pada Kecamatan Tungkal Ilir dengan jumlah penduduk 74.215 jiwa atau sekitar 23,97 % jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Tabel 2.4 Jumlah, Penyebaran Penduduk dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2014 Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km2 Penyebaran Penduduk (%) Luas Wilayah (Km2) Tungkal Ulu 13.522 39 4,37 345,69 Merlung 16.943 54 5,74 311,65 Batang Asam 27.060 26 8,74 1.042,37 Tebing Tinggi 39.294 115 12,69 342,89 Renah Mendaluh 14.850 31 4,80 473,72 Muara Papalik 12.002 36 3,88 336,38 Pengabuan 24.492 56 7,91 440,13 Senyerang 23.426 55 7,57 426,63 Tungkal Ilir 74.215 740 23,97 100,31 Bram Itam 17.794 57 5,75 312,66 Seberang Kota 8.891 73 2,87 121,29 Betara 24.038 42 7,76 570,21 Kuala Betara 13.056 70 4,22 185,89 Jumlah 309.583 62 100,00 5.009,82 Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data diolah. 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1) Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi dengan memperhitungkan migas Kabupaten Tanjung Jabung Barat selama periode 2011-2014 memperlihatkan BAB 2 Hal - 15 -

kecenderungan melambat. Tabel 2.5 menunjukan bahwa pada tahun 2011 PDRB dengan Migas sebesar 7,85 % dan melambat di tahun 2012 menjadi 7,68 % dan terus melambat di tahun 2013 menjadi sebesar 7,55 %, dan pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan memperhitungkan migas sebesar 7,23 %. Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Lapangan Usaha Periode 2011-2014 (%) Tahun Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 Pertanian 11,30 8,77 7,38 11,30 Pertambangan & Penggalian 20,35 6,86 1,40 1,81 Industri Pengolahan 2,17 7,48 9,67 4,87 Listrik, Gas& Air Bersih 10,87 9,55 18,51 12,14 Konstruksi 9,22 17,54 19,85 28,03 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,91 8,03 9,61 6,85 Pengangkutan & Komunikasi 3,19 4,59 3,69 5,06 Keuangan, Real Estat& Jasa Perusahaan 5,64 7,14 7,17 6,78 Jasa-Jasa 4,41 5,19 5,82 8,36 PDRB Dengan Migas 7,85 7,68 7,55 7,23 PDRB Tanpa Migas 6,27 8,66 7,36 7,66 Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data diolah. Apabila dilihat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat menurut lapangan usaha pada kurun waktu 2011 2014, sektor pertambangan dan penggalian cenderung melambat dari 20,35 % di tahun 2011 hingga mencapai 1,81 % di tahun 2014. Sektor konstruksi dan jasajasa cenderung mengalami percepatan dimana sektor konstruksi mengalami percepatan yang signifikan dari 9,22 % di tahun 2011 menjadi 28,03 % di tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tanpa memperhitungkan migas memperlihatkan pertumbuhan yang fluktuatif, dimana tahun 2011 sebesar 6,27 % dan mengalami percepatan tahun 2012 menjadi 8,66 %, di tahun 2013 mengalami perlambatan menjadi 7,36 % kemudian tahun 2014 mengalami percepatan menjadi 7,66%. BAB 2 Hal - 16 -

2) Sumber-Sumber Pertumbuhan Selama kurun waktu 2011 2014 sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lebih didominasi oleh sektor pertanian dimana tahun 2011 sebesar 2,85 % mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 2,28 % dan pada tahun 2013 menjadi 1,94 %, namun di tahun 2014 memberikan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 2,94 %. Posisi kedua sektor industri pengolahan dimana tahun 2011 sebesar 0,64% menjadi 2,10% dan mengalami kenaikan di tahun 2013 menjadi 2,71% sedangkan tahun 2014 memberikan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan ekonomi sebesar 1,39 %. Sementara sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berada pada urutan ketiga sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dimana tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar 1,16 % (Tabel 2.6). Ketiga sektor tersebut perlu mendapat perhatian serius dalam konteks pengembangan, sehingga mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi ke depan. Tabel 2.6 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2014 Tahun Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 Pertanian 2,85 2,28 1,94 2,96 Pertambangan & Penggalian 2,59 0,98 0,20 0,24 Industri Pengolahan 0,64 2,10 2,71 1,39 Listrik, Gas& Air Bersih 0,05 0,05 0,10 0,07 Konstruksi 0,13 0,25 0,30 0,48 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,00 1,33 1,60 1,16 Pengangkutan & Komunikasi 0,11 0,16 0,12 0,16 Keuangan, Real Estat& Jasa Perusahaan 0,10 0,13 0,13 0,12 Jasa-Jasa 0,36 0,41 0,45 0,64 PDRB Dengan Migas 7,85 7,68 7,55 7,23 PDRB Tanpa Migas 6,27 8,66 7,36 7,66 Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data diolah. BAB 2 Hal - 17 -

Tingginya tingkat pertumbuhan suatu sektor tidak otomatis menjadi penyumbang terbesar bagi laju pertumbuhan PDRB secara total. Faktor lain yang menentukan adalah berapa besar kontribusi suatu sektor terhadap pembentukan PDRB. Hal ini tergambar pada struktur ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat selama Empat tahun terakhir (Tabel 2.7). Tabel 2.7 Struktur Perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2014 (%) Tahun Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 Pertanian 30,49 30,19 29,97 30,84 Pertambangan & Penggalian 17,43 17,16 16,39 14,84 Industri Pengolahan 23,34 24,07 24,33 23,35 Listrik, Gas& Air Bersih 0,63 0,64 0,70 0,75 Konstruksi 1,49 1,63 1,88 2,30 Perdagangan, Hotel & Restoran 14,91 15,15 15,82 16,17 Pengangkutan & Komunikasi 2,62 2,49 2,51 2,57 Keuangan, Real Estat& Jasa Perusahaan 1,93 1,89 1,84 1,78 Jasa-Jasa 7,17 6,78 6,56 7,41 PDRB Dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 81,62 82,35 82,18 83,70 Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data diolah Sektor konstruksi pada tahun 2011 memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 9,22 % namun peran dalam struktur perekonomian hanya 1,49 %, kecenderungan selalu naik tiap tahun hingga pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi 28,03 % dan peran dalam struktur ekonomi hanya 2,30 %. Hal tersebut berbanding terbalik dengan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam struktur ekonomi namun pertumbuhannya cenderung menurun. Untuk itu sektor pertanian harus mendapat prioritas, karena disamping sebagai basis ekonomi kerakyatan juga dapat mendukung pencapaian ketahanan pangan daerah. Begitu juga sektor industri pengolahan, memberikan kontribusi kedua dalam BAB 2 Hal - 18 -

struktur perekonomian yaitu sebesar 23,35 % pada tahun 2014 namun pertumbuhannya melambat menjadi 4,87 % dibanding tahun 2013 sebesar 9,67 %. Posisi ketiga yang berperan dalam struktur perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2011-2013 adalah sektor pertambangan & penggalian, namun tahun 2014 telah beralih ke sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan kontribusi sebesar 16,17 % dengan pertumbuhan sebesar 6,85 %. Hal ini menggambarkan keseriusan untuk mengurangi ketergantungan terhadap hasil pertambangan & penggalian. 3) PDRB dan Pendapatan Regional per Kapita Pola peningkatan PDRB perkapita dengan Migas berdasarkan harga berlaku mempunyai kecenderungan yang sama dengan Tanpa Migas. Tabel 2.8 menujukkan bahwa pada tahun 2011 PDRB perkapita dengan migas sebesar Rp. 27,486 juta naik menjadi Rp 30,659 juta pada tahun 2012 dan cenderung naik hingga tahun 2014 menjadi Rp. 37,080 juta. Begitu juga pada PDRB perkapita tanpa Migas dimana pada tahun 2011 sebesar Rp 22,435 juta naik menjadi Rp 25,249 juta pada tahun 2012 dan mengalami kenaikan di tahun 2013 menjadi Rp. 28,320 juta dan terus mengalami perkembangan positif di tahun 2014 menjadi Rp. 30,472 juta. Secara makro Pendapatan Regional per kapita dengan Migas atas dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 pendapatan perkapita dengan memperhitungkan migas sebesar Rp. 27,054 juta naik menjadi Rp. 30,229 juta di tahun 2012, begitu juga tahun 2013 naik menjadi sebesar Rp. 34,011 juta dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2014 menjadi Rp. 36,596 juta. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada Pendapatan perkapita tanpa Migas, pada tahun 2011 sebesar Rp. 22,125 juta meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp. 23,775 juta. Begitu juga tahun 2013 meningkat menjadi sebesar Rp. 26,666 juta dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2014 menjadi Rp. 28,693 juta. (lihat Tabel 2.8). BAB 2 Hal - 19 -

Tabel 2.8 Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2014 (Rp. 000) U r a i a n Tahun 2011 2012 2013 2014 Dengan Migas PDRB Per Kapita 27.486 30.659 34.461 37.080 Pendapatan Per kapita 27.054 30.229 34.011 36.596 Tanpa Migas PDRB Per Kapita 22.435 25.249 28.320 30.472 Pendapatan Per kapita 21.125 23.775 26.666 28.693 Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data diolah. Gambaran PDRB dan Pendapatan Ragional per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB) di atas tidak dapat dijadikan sebagai ukuran peningkatan kemakmuran ekonomi maupun penyebaran pendapatan di setiap strata ekonomi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 4) Inflasi Tingkat inflasi nasional pada tahun 2011 sebesar 3,79 % dan mengalami kenaikan menjadi 4,30 % di tahun 2012. Pada tahun 2013 terjadi lonjakan laju inflasi menjadi 8,38 %, hal tersebut terjadi karena melemahnya nilai rupiah serta kenaikan harga BBM. Sedangkan tahun 2014 laju inflasi mencapai 8,36 %, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya. Masih tingginya inflasi tersebut penyebabnya adalah kenaikan harga BBM yang terjadi pada november 2014, kenaikan tarif dasar listrik yang keduanya berpengaruh terhadap harga-harga kebutuhan dasar. Nilai inflasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengacu pada kota jambi karena pasar induk terdapat di kota jambi. Tabel 2.09 menunjukkan bahwa lonjakan tingkat inflasi kota jambi tertinggi terjadi tahun 2013 mencapai angka 8,74 % dan menurun di tahun 2014 menjadi 8,72 %. BAB 2 Hal - 20 -

Tabel 2.9 Tingkat Inflasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 2014 DESKRIPSI Tingkat Inflasi 2011 2012 2013 2014 Nasional 3,79 4,30 8,38 8,36 Provinsi Jambi 2,76 4,22 8,74 8,72 Kab. Tanjung Jabung Barat 2,76 4,22 8,74 8,72 Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data diolah. 2.1.2.2. Sumber Daya Alam 1) Sektor Pertanian 1. Tanaman Pangan Pada tahun 2011 luas panen padi sawah dan ladang mencapai 25.603 ha dengan produktivitas sebesar 36,38 kw/ha dan produksi sebanyak 93,139 ton GKG (Gabah Kering Giling), pada tahun 2012 luas panen menurun menjadi 21.065 ha dengan produktivitas sebesar 36,92 kw/ha dan produksi sebanyak 77.775 ton KGK, tahun 2013 terjadi peningktan yang signifikan, luas panen meningkat menjadi 23.514 ha, produktivitas meningkat menjadi 39,01 kw/ha dan produksi meningkat menjadi sebanyak 91.738 ton GKG, tetapi pada tahun 2014 terjadi penurunan yang sangat drastis, luas panen menurun menjadi 11.280 ha atau mengalami penurunan (52,03) % apabila di rata-rata selama empat tahun turun (19,38) %, dengan produktivitas 38,39 kw/ha atau mengalami penurun (1,59) %, apabila di rata-rata selama empat tahun mengalami kenaikan 1,85 %, dan produksi sebanyak 43.07 ton GKG atau turun (52,79) %, apabila di rata-rata selama empat tahun mengalami penurunan (17,11) %. Perkembangan Luas panen sawah turun (57,65) % dengan ratarata perkembangan selama empat tahun menurun (21,98) % dan produktifitas mengalami perkembangan positif 1,46 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 2,06 % serta perkembangan produksi mengalami penurunan (57,04) % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun menurun (20,31) %. BAB 2 Hal - 21 -

Tabel 2.10 Luas panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah dan Ladang Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2011 2014 Padi Sawah Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 Luas Panen (Ha) 22.902 18.186 20.424 8.649 Produktivitas (Kw/Ha) 37,82 38,85 39,62 40,20 Produksi (Ton GKG) 86.624 70.649 80.923 34.767 Padi Ladang Luas Panen (Ha) 2.801 2.879 3.090 2.631 Produktivitas (Kw/Ha) 24,12 24,75 35 32,46 Produksi (Ton GKG) 6.576 7.126 10.815 8.540 Sawah + Ladang Luas Panen (Ha) 25.603 21.065 23.514 11.280 Produktivitas (Kw/Ha) 36,38 36,92 39,01 38,39 Produksi (Ton GKG) 93.139 77.775 91.738 43.307 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Tanjab Barat, tahun 2014 Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 ketersediaan beras untuk konsumsi masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat sudah mencukupi kebutuhannya sendiri, bahkan cenderung surplus (tabel 2.11). Dalam rangka swasembada pangan terutama beras di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ke depan diperlukan upaya intensifikasi padi disamping usaha ekstensifikasi salah satunya bisa saja dengan pemanfaatan lahan tidur atau yang belum diusahakan untuk meningkatkan produksi padi sawah terutama di lima kecamatan potensial penghasil padi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bila lahan yang ada dimanfaatkan untuk program ekstensifikasi, maka kedepan Kabupaten Tanjung Jabung Barat akan menjadi lumbung pangan Provinsi. Pada tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak 285.731 jiwa, dengan produksi beras sebanyak 56.028 ton dan kebutuhan komsumsi beras sebanyak 32.859 ton, kelebihan beras sebesar 23.169 ton atau 41,35 %. Tahun 2012 jumlah penduduk sebanyak 293.594 jiwa, dengan produksi beras sebanyak 46.665 ton dan kebutuhan komsumsi beras sebanyak 33.763 ton, kelebihan beras sebesar 12.902 ton atau BAB 2 Hal - 22 -

27,64 %. Tahun 2013 jumlah penduduk sebanyak 301.469 jiwa, dengan produksi beras sebanyak 55.042,8 ton dan kebutuhan komsumsi beras sebanyak 34.668 ton, kelebihan beras sebesar 20.374,8 ton atau 37,01 %. Tahun 2014 dengan asumsi jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 304.897 jiwa, dengan produksi beras sebanyak 30.535 ton atau mengalami perkembangan 3,96 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 1,73 % dan kebutuhan komsumsi beras sebanyak 28.355 ton, kelebihan beras sebesar 2.180 ton atau 1,2 %. Tabel 2.11 Ketersedian Beras Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 2014 Keterangan 2011 2012 2013 2014 Jumlah Penduduk Tanjung Jabung Barat 285.731 293.594 301.469 304.897 Produksi beras (ton) 56.028 46.665 55.042,8 30.535 Kebutuhan Konsumsi Beras (Ton) 32.859 33.763 34.668 28.355 Plus/minus (Ton) 23.169 12.902 20.374,8 2.180 % kelebihan kebutuhan konsumsi 41,35 27,64 37,01 1,2% Sumber: BPS Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014, data di olah 2. Peternakan Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat, maka perlu ketersediaan sumber protein tersebut. Keberadaan ternak besar dan kecil di suatu daerah adalah upaya memenuhi kebutuhan protein hewani dalam rangka menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang lebih baik. Pada periode tahun 2011-2014 populasi ternak terjadi peningkatan pada setiap tahunnya (tabel 2.12), pada populasi sapi potong dari tahun 2011 sebanyak 6.510 ekor meningkat menjadi 6.994 ekor pada tahun 2014, populasi kerbau tahun 2011 sebanyak 444 ekor, pada tahun 2014 berkembang menjadi 546 ekor, populasi BAB 2 Hal - 23 -

kambing pada tahun 2011 sebanyak 36.839 ekor, pada tahun 2014 meningkat menjadi 48.481 ekor, populasi domba tahun 2011 sebanyak 1.029 ekor meningkat menjadi 1.390 ekor pada tahun 2014, populasi babi tahun 2011 sebanyak 788 ekor cenderung menurun dan menjadi 778 ekor pada tahun 2014, populasi ayam kampung pada tahun 2011 sebanyak 556.689 ekor pada tahun 2014 meningkat menjadi 839.822 ekor, begitu juga pada populasi ayam broiler pada tahun 2011 sebanyak 107.155 ekor meningkat menjadi 140.995 ekor pada tahun 2014, untuk populasi itik pada tahun 2011 sebanyak 58.500 ekor, pada tahun 2014 meningkat menjadi sebanyak 123.563 ekor. Tabel 2.12 Populasi Ternak Kabupaten Tanjung Jabung Barat Selama Kurun Waktu 2011-2014 Jenis Ternak Tahun (Ekor) 2011 2012 2013 2014 Sapi Potong 6.510 7.121 6.488 6.994 Kerbau 444 510 530 546 Kambing 36.839 43.575 46.602 48.481 Domba 1.029 1.115 1.244 1.390 Babi 788 582 755 778 Ayam Kampung 556.689 699.228 763.475 839.822 Ayam Broiler 107.155 107.880 128.177 140.995 Itik 58.500 67.267 65.136 123.563 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Tanjung Jabung Barat Perkembangan populasi ternak tertinggi sebesar 89,7 % pada jenis ternak itik dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 33,84 % sedangkan perkembangan populasi ternak terendah pada jenis ternak kerbau dengan perkembagan 3,02 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 7,27 %. Produksi daging sapi potong dari tahun 2011 sampai dengan 2014 cenderung fluktuativ (tabel 2.13), tahun 2011 produksi daging sapi potong mencapai angka 363.555 kg, tahun 2012 menurun menjadi 243.794 kg, tahun 2013 naik menjadi 325.881 kg dan tahun 2014 kembali meningkat menjadi 332.398 kg. Produksi daging kerbau BAB 2 Hal - 24 -

tahun 2011 sebanyak 28.395 kg, tahun 2012 menurun menjadi 18.108 kg, tahun 2013 meningkat menjadi 20.083 kg dan pada tahun 2014 menjadi 20.483 kg. Produksi daging kambing tahun 2011 sebanyak 13.680 kg, tahun 2012 meningkat menjadi 16.698 kg, tahun 2013 meningkat kembali menjadi 18.760 kg dan tahun 2014 kembali meningkat menjadi 19.134 kg. Produksi daging domba tahun 2011 sebanyak 1.396 kg, tahun 2012 meningkat menjadi 1.840 kg, tahun 2013 kembali meningkat menjadi 1.906 kg dan tahun 2014 meningkat kembali menjadi 1.944 kg. Produksi daging babi tahun 2011 sebanyak 6.564 kg, tahun 2012 menjadi 7.601 kg, tahun 2013 meningkat menjadi 15.390 kg dan pada tahun 2014 menjadi 15.698 kg. Tabel 2.13 Produksi Daging Kabupaten Tanjung Jabung Barat Selama Kurun Waktu Tahun 2011 2014 Jenis Ternak Tahun (Kg) 2011 2012 2013 2014 Sapi Potong 363.555 243.794 325.881 332.398 Kerbau 28.395 18.108 20.083 20.483 Kambing 13.680 16.698 18.760 19.134 Domba 1.396 1.840 1.906 1.944 Babi 6.564 7.601 15.390 15.698 Ayam Kampung 290.473 321.442 345.275 352.182 Ayam Broiler 1.476.663 1.634.526 1.644.431 1.677.322 Itik 19.631 18.597 18.960 21.750 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Tanjung Jabung Barat Produksi daging unggas ayam kampung tahun 2011 sebanyak 290.473 kg, tahun 2012 meningkat menjadi 321.442 kg, tahun 2013 meningkat kembali menjadi 345.275 kg dan tahun 2014 menjadi 352.182 kg. Produksi ayam broiler tahun 2011 sebanyak 1.476.663 kg, tahun 2012 menjadi 1.634.524 kg, tahun 2013 menjadi 1.644.431 kg dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 1.677.322 kg. Produksi daging itik tahun 2011 sebanyak 19.631 kg, tahun 2012 menurun menjadi 18.597 kg, tahun 2013 naik menjadi 18.960 kg, dan tahun 2014 meningkat menjadi 21.750 kg. BAB 2 Hal - 25 -

Perkembangan produksi daging tertinggi pada jenis ternak itik sebesar 14,72 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 23,8 % dan perkembangan terendah pada jenis ternak domba sebesar 1,9 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 12,46 %. Peningkatan ini terjadi karena secara umum masyarakat cenderung mengkonsumsi daging ayam setiap hari. Sementara untuk daging ternak itik lebih banyak dikonsumsi pada rumah makan dan restoran, baik pada tingkat lokal maupun daerah tetangga. 3. Perkebunan Pada tahun 2011 tanaman kelapa dalam dengan luas areal 53.648 ha dengan produksi sebanyak 59.499 ton, tahun 2012 luas areal menjadi 53.631,5 ha dengan produksi sebanyak 56,242,2 ton, tahun 2013 luas areal 53.648 ha dengan produksi sebanyak 54.664 ton dan tahun 2014 luas areal 54.324 ha dengan produksi sebanyak 54.766 ton. Tahun 2011 sampai dengan 2014 perkembangan luas areal perkebunan dan produksi komoditi unggulan dimaksud diatas cukup menjanjikan, terlihat pada tabel 2.14 Komoditi kelapa sawit tahun 2011 luas areal 47.846,5 ha dengan produksi sebesar 81.412 ton, tahun 2012 luas areal 49.017,5 ha dengan produksi 79.253,9 ton, tahun 2013 luas areal 50.265 ha dengan produksi 82.218 ton, dan tahun 2014 luas areal bertambah menjadi 110.962 ha dengan produksi 317.675 ton. Komoditi karet tahun 2011 luas areal 16.018 ha dengan produksi sebesar 7.793 ton, tahun 2012 luas areal 16.193 ha dengan produksi 7.069,4 ton, tahun 2013 luas areal 16.063 ha dengan produksi 7.737 ton, dan tahun 2014 luas areal bertambah menjadi 16.631 ha dengan produksi 7.243 ton. Komoditi pinang tahun 2011 luas areal 8.507 ha dengan produksi sebesar 10.030 ton, tahun 2012 luas areal 8.615,4 ha dengan produksi 9.761,6 ton, tahun 2013 luas areal 8.698 ha dengan produksi 9.712 ton, dan tahun 2014 luas areal bertambah menjadi 8.902 ha dengan produksi 10.237 ton. Komoditi kopi tahun 2011 luas areal 2.540 ha dengan produksi sebesar 1.114 ton, tahun 2012 luas areal 2.754 ha dengan produksi BAB 2 Hal - 26 -

1.608,4 ton, tahun 2013 luas areal 2.721 ha dengan produksi 1.287 ton, dan tahun 2014 luas areal bertambah menjadi 2.952 ha dengan produksi 1.535 ton. Tabel 2.14 Perkembangan Luas Areal Perkebunan dan Produksi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 2014 Komoditi Kelapa Dalam (Ha) Produksi (Ton) Kelapa Sawit (Ha) Produksi (Ton) Karet (Ha) Produksi (Ton) Pinang (Ha) Produksi (Ton) Kopi (Ha) Produksi (Ton) T a h u n 2011 2012 2013 2014 53.648 59.499 47.846.5 81.412 16.018 7.793 8.507 10.030 2.540 1.114 53.631.5 56.242,2 49.017,5 79.253.9 16.193 7.069,4 8.615,4 9.761,6 2.754 1.608,4 53.648 54.664 50.265 82.218 16.063 7.737 8.698 9.712 2.721 1.287 Sumber: Statistik Disbun Kab. Tanjung Jabung barat, tahun 2014 54.324 54.766 110.962 317.675 16.631 7.243 8.902 10.237 2.952 1.535 Perkembangan luas areal perkebunan terbesar pada jenis komoditi sawit sebesar 120,75 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 41,92 % dan yang terendah pada komoditi pinang sebesar 2,35 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 1,53 %. Perkembangan produksi tertinggi pada jenis komoditi sawit sebesar 286,38 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 95,82 % dan terendah pada komoditi kelapa dalam sebesar 0,19 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun (2,70) %. 4. Kehutanan Berdasarkan SK Gubernur No. 727/Menhut-ii/2012 tanggal 10 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan, bahwa luas kawasan hutan Kabupaten Tanjung Jabung Barat seluas 241.916 Ha dengan ditribusi penggunaan seperti pada Tabel 2.16 berikut ini. BAB 2 Hal - 27 -

Tabel 2.16 Distribusi Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsinya Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014 Penggunaan Hutan Luas ( Ha ) Hutan Produksi Terbatas 179.635 Hutan Produksi Tetap 35.585 Hutan Lindung Gambut 15.050 Taman Nasional Bukit Tiga Puluh 11.520 Hutan Cagar Alam Pantai Timur 126 Jumlah 241.916 Sumber : Dinas Kehutanan (data diolah), tahun 2014 Untuk merespon aspirasi masyarakat dalam upaya ikut serta dalam pengelolaan hutan, dengan adanya kekuatan dan kepastian hukum, maka sebagai Implementasi dari kebijakan pro poor, pro job dan pro growth (triple track strategy). Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah mencadangkan areal untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas 2.280 Ha, sesuai dengan SK. Menteri Kehutanan RI Nomor 70/ Menhut-II/2009 tanggal 29 Februari 2009 yang tersebar di dua kecamatan, yaitu (1) Kecamatan Batang Asam seluas 659 Ha dan (2) Kecamatan Renah Mendaluh Seluas 1.621 Ha. 5. Perikanan Produksi ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2011 sebesar 24.495,1 ton meningkat menjadi 26.873,15 ton di tahun 2012 dan pada tahun 2013 sebesar 26.873,2 ton namun menurun di tahun 2014 menjadi sebesar 26.210 ton. Sektor perikan laut seperti terlihat pada tabel 2.17, tahun 2011 sebanyak 21.107,20 ton, tahun 2012 meningkat menjadi 23.217,92 ton, tahun 2013 kembali meningkat menjadi 23.648 ton, tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 22.973,2 ton. Sektor perairan umum tahun 2011 sebanyak 782,1 ton, tahun 2012 meningkat menjadi 860,31 ton, tahun 2013 menurun menjadi 808,85 ton, tahun 2014 kembali terjadi penurunan menjadi 811,4 ton. Sektor budidaya perikanan tahun 2011 sebanyak 2.605,8 ton, tahun 2012 meningkat menjadi 2.852,60 ton, tahun 2013 menurun menjadi 2.416,30 ton, tahun 2014 terjadi penurunan menjadi 2.151 ton. BAB 2 Hal - 28 -

Perkembangan produksi ikan secara keseluruhan menurun (2,74) % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 2,41 %, apabila dilihat dari jenisnya, produksi ikan perairan umum mengalami perkembangan tertinggi yaitu 0,32 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 1,44 % dan terendah jenis budidaya perikanan mengalami penurunan (2,74) % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 2,41 %. Tabel 2.17 Produksi Ikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Selama Kurun Waktu Tahun 2011 2014 Uraian Tahun (Ton) 2011 2012 2013 2014 Perikanan laut 21.107,20 23.217,92 23.648 22.973,2 Perairan umum 782,1 860,31 808,85 811,4 Budidaya perikanan 2.605,8 2.852,60 2.416,30 2.151 Jumlah 24.495,1 26.873,15 26.873,2 26.210 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014 Perkembangan budidaya perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2011 sebesar 2.606 ton naik di tahun 2012 menjadi 2.852,60 ton dan di tahun 2013 turun menjadi 2.416,30 ton namun tahun 2014 kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 2.761,6 ton. Pada tabel 2.18 menjelaskan perkembangan budidaya perikanan sesuai dengan jenis pengembangan dimana Perkembangan budidaya tambak tahun 2011 sebesar 1.501,70 ton, tahun 2012 menurun menjadi 1.017,30 ton, tahun 2013 meningkat menjadi 266 ton dan tahun 2014 kembali meningkat menjadi 473,7 ton. Budidaya kolam tahun 2011 sebesar 1.024,80 ton, tahun 2012 meningkat menjadi 1.512,60 ton, tahun 2013 kembali menurun menjadi 2,035,70 ton dan tahun 2014 kembali meningkat menjadi 2.108,30 ton. Perkembangan budidaya keramba/ Keramba Jaring Apung (KJA) tahun 2011 sebesar 73,1 ton, tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 297 ton, tahun 2013 terjadi penurunan yang sangat signifikan menjadi sebesar 94,4 ton, pada tahun 2014 kembali terjadi peningkatan BAB 2 Hal - 29 -

menjadi sebesar 110,7 ton. Perkembangan mina padi tahun 2011 sebesar 6,2 ton, tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi sebesar 25,7 ton, tahun 2013 kembali terjadi penurunan menjadi 20,20 ton dan pada tahun 2014 kembali menurun menjadi 15,9 ton. Tabel 2.18 Perkembangan Budidaya Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011 2014 Uraian Tahun (Ton) 2011 2012 2013 2014 Budidaya tambak 1.501,70 1.017,30 266 473,7 Budidaya kolam 1.024,80 1.512,60 2.035,70 2.108,30 Budidaya keramba/ KJA 73,1 297 94,4 110,7 Mina Padi 6,2 25,7 20,20 15,9 Jumlah 2.606 2,852.60 2,416.30 2,761,6 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Tanjung Jabung Barat, tahun 2014 Budidaya perikanan mengalami perkembangan 6,62 % dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 1,01 %, apabila dilihat dari jenisnya, budidaya perikanan tertinggi pada budidaya tambak mengalami perkembangan 78,08 dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun (9,34) % dan terendah pada jenis budidaya kolam sebesar 3,57 dengan perkembangan rata-rata selama empat tahun 28,58 %. 2) Pertambangan. Potensi pertambangan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang paling menonjol adalah Minyak Bumi, Gas dan Batubara. Bahan tambang tersebut termasuk kategori golongan Bahan Galian yang strategis. Bahan tambang yang sudah dieksploitasi adalah Minyak Bumi dan Gas. Sementara bahan tambang lainnya (batu bara) masih dalam tahap penelitian eksplorasi dan inventarisasi potensi. a) Minyak Bumi Lokasi tambang Minyak yang berproduksi terletak di Kecamatan Betara dan Kecamatan Tungkal Ilir dengan perkiraan kapasitas BAB 2 Hal - 30 -