BAB 1 PE DAHULUA. Infrastructure. 1 Sub Index lainnya adalah T&T Regulatory Framework dan T&T Business Environtment and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian Indonesia

VII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL. Indonesia ke luar negeri. Selama ini devisa di sektor pariwisata di Indonesia selalu

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. pendapatan pajak, bea cukai, BUMN, dan Migas, pariwisata juga menjadi andalan. Kayu olahan 3.3% Karet olahan 9.0%

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. bahwa industri pariwisata dapat dijadikan sebagai sektor pendukung peningkatan

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. masa depan yang baik di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa. kegiatan pariwisata memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

Pengertian Produk Domestik Bruto

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

V. PERAN SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA PADA PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor terhadap Perekonomian Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1. Pariwisata dunia akhir-akhir ini mengalami pasang surut karena pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan

MASALAH DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI INDONESIA : STUDI KASUS 10 DAERAH TUJUAN WISATA

Transkripsi:

BAB 1 PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai macam kebudayaan dan karakteristik yang memiliki potensi terhadap pengembangan pariwisata. Kekuatan sektor periwisata Indonesia terletak pada sumber daya alam yang dimiliki dengan situs-situs budaya yang beraneka ragam. Meskipun dalam index keseluruhan, Indonesia hanya menempati urutan 80 dunia dalam index Tour and Travel (T&T) competitiveness (Blanke, 2008), dalam sub index Human Capital, Cultural, dan atural Resource 1, Indonesia menempati peringkat ke-26 (terbesar diantara 2 sub index lainnya), dan menempati peringkat 1 dunia dalam price competitiveness. Hal ini dikarenakan rendahnya harga rata-rata kamar hotel, pajak tiket dan airport charges, serta harga bahan bakar. Selain itu Indonesia juga menempati urutan 11 dunia untuk prioritas nasional dalam sektor pariwisata. Meskipun industri pariwisata Indonesia memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan, namun sektor pariwisata Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan mendasar, diantaranya belum berkembangnya infrastruktur penunjang pariwisata, seperti akses jalan ke daerah-daerah wisata, ketersediaan listrik, fasilitas bandara, dan lemahnya jaminan keselamatan dan keamanan. Pada tahun 2002 Serangkaian peristiwa pemboman, yaitu bom Bali I pada bulan Oktober 2002 yang banyak menelan korban wisatawan mancanegara (wisman) dan serangkaian aksi bom yang mengguncang Jakarta, yaitu bom di kedutaan Australia dan hotel JW Marriott, telah menciutkan nyali wisman untuk berkunjung ke Indonesia. Di samping itu, mewabahnya sindrom pernapasan akut, SARS, di tahun ini juga sangat berpengaruh terhadap menurunnya arus wisman masuk ke Indonesia. Setelah melalui tantangan berat, pada tahun 2004 sektor pariwisata nasional secara perlahan kembali bergeliat. Hal ini ditunjukkan dengan sedikit meningkatnya jumlah wisman yang masuk ke Indonesia melalui 4 pintu masuk utama yaitu Jakarta, Bali, Medan, dan Batam. Pada tahun 2003 jumlah wisman 1 Sub Index lainnya adalah T&T Regulatory Framework dan T&T Business Environtment and Infrastructure 1

2 yang datang ke Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 4.467.021 wisman. Pada tahun berikutnya, data statistik menunjukkan adanya peningkatan yang cukup pesat, tercatat sebanyak 5.321.165 wisman datang ke Indonesia. Namun pukulan telak kembali harus dialami sektor pariwisata Indonesia dengan meledaknya bom Bali II pada tanggal 1 Oktober 2005 di Jimbaran dan Kuta Square. Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan Wisman Menurut Pintu Masuk Tahun 2001 2005 Sumber: Depbudpar, 2007 Tahun 2004, penerimaan devisa dari sektor pariwisata menempati urutan kedua setelah minyak dan gas bumi dengan nilai sebesar 4.797,88 juta US $ (6,71% GDP), namun selama 2 tahun berikutnya (2005 2006) penerimaan devisa dari sektor pariwisata terus melemah dengan nilai sebesar 4.531,9 juta US $ pada 1995 dan 4.447,97 juta US $ pada 1996. Diyak Mulahela (2006), Ketua Umum Asosiasi Hotel Controller Jakarta menyatakan pada Business News, iklim dan pengaruh rentetan bom dan kenaikan harga BBM sangat mempengaruhi jumlah perjalanan wisatawan di Indonesia selama tahun 2006. Menurutnya, industri pariwisata seperti hotel, restoran, penerbangan, biro perjalanan, souvenir, dan lain-lain menghadapi dua masalah sekaligus, yaitu penurunan pendapatan akibat sepinya wisatawan dan kenaikan perongkosan sebagai dampak kenaikan harga BBM, harga bahan-bahan maupun gaji karyawan. Pada 2007 penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata sampai oktober sejumlah US$ 5.345,98 juta,

3 atau mengalami peningkatan sebesar 20,19% dibanding 2006. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun 2007 sebanyak 5.505.759 kunjungan atau naik sebesar 13,02% dibanding 2006 sebanyak 4.871.351 kunjungan. Tabel 1.2 Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan Ekspor Lainnya, 2004 2007 Rank 2004 2005 2006 2007*) 1 Minyak & 15.587,50 Minyak & Gas 19.231,59 Minyak & Gas 21.209,50 Minyak & Gas 17.464,52 Gas Bumi Bumi Bumi Bumi 2 Pariwisata 4.797,88 Pakaian Jadi 4.966,91 Pakaian Jadi 5.608,16 Minyak kelapa 5.997,75 Sawit 3 Pakaian Jadi 4.271,65 Pariwisata 4.521,90 Karet 5.465,14 Pariwisata 5.345,98 4 Alat Listrik 3.406,91 Alat Listrik 4.364,11 Minyak kelapa 4.817,64 Karet 5.008,69 Sawit 5 Tekstil 3.301,55 Minyak kelapa 3.756,28 Alat Listrik 4.448,74 Pakaian Jadi 4.739,74 Sawit 6 Minyak 3.233,22 Tekstil 3.703,95 Pariwisata 4.447,97 Alat Listrik 3.947,72 kelapa Sawit 7 Kayu 3.136,69 Karet 3.545,65 Tekstil 3.908,76 Tekstil 3.474,75 8 Karet 2.853,52 Kayu 3.086,16 Kayu 3.324,97 Bahan Kimia 3.031,23 9 Kertas & 2.227,83 Kertas & 2.324,77 Kertas & 2.859,22 Kertas & 2.742,11 10 Bahan Kimia 1.799,56 Bahan Kimia 2.079,91 Bahan Kimia 2.697,38 Makanan 1.818,41 11 Makanan 1.407,17 Makanan 1.806,31 Makanan 1.965,56 Kayu 1.157,20 Sumber : BPS *)data Januari Oktober 2007 Dari data tersebut diatas, tak dapat dipungkiri sektor pariwisata Indonesia telah menjadi sumber pemasukan utama devisa negara. Industri pariwisata adalah organisasi atau perusahaan yang berhubungan dengan kepariwisataan dengan output yang dapat dijadikan komoditas baik berupa barang maupun jasa, misalnya transportasi air, laut, dan udara, perhotelan, restoran, souvenir, dan keindahan alam. Banyak teori yang manyatakan bahwa Indutri Pariwisata telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat suatu negara. Utama (2004) menyebutkan 5 arti penting pariwisata dalam perekonomian antara lain, pertama memberikan kesempatan kerja / mengurangi pengangguran, kedua peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah, ketiga meningkatkan Pendapatan Nasional ( ational Income), keempat memperkuat Posisi Neraca Pembayaran (Net Balance

4 Payment), kelima memberikan dampak pengganda dalam perekonomian daerah tujuan wisata. Narayan (2004) melakukan analisis yang menyatakan bahwa peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 10% di Fiji akan meningkatkan PDB sebesar 0,5%, peningkatan terhadap konsumsi riil sebesar 0,72% dan peningkatan terhadap tingkat kesejahteraan nasional riil sebesar 0,67%. Blake (2000) meneliti bahwa peningkatan 10% pada sektor pariwisata di Spanyol akan memberikan efek ekonomi, diantaranya meningkatnya output sebesar 0,05% pada PDB, dan peningkatan sebesar 0,61% pada nilai tukar riil. Lebih lanjut, Blake menemukan bahwa pengurangan pada nilai ekspor nonpariwisata dan peningkatan pada impor tertutupi dengan peningkatan pemasukan dari sektor pariwisata Melihat dari menariknya isu seputar industri pariwisata di Indonesia 7 tahun belakangan ini, khususnya yang menyangkut dampak dari sektor pariwisata terhadap peningkatan output, pendapatan, serta penciptaan lapangan kerja penulis terdorong untuk melakukan penelitian ini. Dengan menggunakan analisa inputoutput, penelitian ini akan menganalisa tentang dampak sektor pariwisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2005 adalah keadaan keamanan dan merebaknya wabah penyakit di Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya yang telah menciutkan nyali pasar potensial wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia, selain itu negara-negara tertentu menerapkan travel warning juga menyebabkan tertutupnya akses caloan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kedatangan wisatawan mancanegara pada tahun 2005 berkurang sebanyak 6% dibandingkan tahun 2004 dari 5,3 juta orang menjadi sekitar 5 juta orang sehingga membuat pendapatan di sektor pariwisata berkurang sebanyak 5,75% dari $ 4.521,9 juta menjadi $4.447,98 juta. Padahal keberadaan sektor pariwisata di Indonesia berkaitan erat dengan sektor-sektor lain terutama sektor perdagangan, pengolahan, dan pertanian.

5 Potensi pariwisata untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional cukup besar, indikator dari berkembangnya sektor pariwisata tentu saja terlihat dari berapa banyak wisatawan domestik serta wisatawan asing yang mengadakan perjalanan wisata di Indonesia yang kemudian membelanjakan uangnya kepada sektor pariwisata serta sektor penunjangnnya. Berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, bahwa tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata di Indonesia akan memberikan efek pengganda terhadap perekonomian, maka penelitian ini berusaha menyesuaikan teori dengan implementasi dengan menjawab beberapa pertanyaan penelitian, yaitu; 1. Bagaimanakah dampak dari peningkatan atau penurunan permintaan akhir pada sektor pariwisata terhadap penciptaan output pada perekonomian nasional, pendapatan masyarakat, serta penciptaan lapangan pekerjaan? 2. Bagaimana keterkaitan pariwisata dengan sektor-sektor lain di dalam perekonomian nasional, baik sektor yang lebih hulu maupun hilirnya, serta sektor apa saja yang mampu didorong oleh sektor pariwisata? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisa pengaruh sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional serta mengetahui pengaruh pengeluaran wisatawan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian. Secara detail, tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Menganalisa multiplier effect sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, pendapatan masyarakat, serta penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian nasional. 2. Menganalisa dampak keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor-sektor lain di dalam perekonomian nasional, untuk mengetahui sektor-sektor yang menjadi input dan meminta output dari sektor pariwisata. 3. Menggambarkan sejarah industri pariwisata di Indonesia. 4. Menggambarkan karakteristik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara, yang meliputi :

6 Tren dan pola perjalanan wisatawan Distribusi pengeluaran/belanja wisatawan Pasar potensial wisatawan mancanegara 1.4 Hipotesa Penelitian Penelitian ini melandasi hipotesis dengan beberapa teori dan penelitian sebelumnya yaitu; 1. Sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang positif terhadap penciptaan output pada perekonomian nasional, pendapatan masyarakat, serta penciptaan lapangan pekerjaan. 2. Sektor pariwisata memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain di dalam perekonomian nasional di atas rata-rata keterkaitan perekonomian nasional, baik sektor yang lebih hulu maupun hilirnya. 1.5 Metodologi Penelitian dan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan studi literatur dan analisa deskriptif, serta menggunakan analisa multiplier hasil pengolahan data. Model yang digunakan adalah Input-Output dengan menggunakan metode analisa backward and forward linkages, output multiplier, income multiplier, dan employment multiplier tipe I atau perekonomian terbuka. data diolah dari tabel input-output tahun 2005 serta BPS. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Memuat pembahasan latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, metodologi penelitian dan data, serta diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Menjelaskan teori-teori yang relevan berkaitan Industri Pariwisata dan ekonomi pariwisata baik itu dari sisi permintaan, sisi penawaran, maupun peranan

7 pariwisata terhadap perekonomian nasional. Selain itu dalam bab ini juga menjelaskan model yang dipakai dalam penelitian ini yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan model yang digunakan, variabel-variabel yang akan diestimasi, metode perhitungan, klasifikasi sektor, asumsi yang digunakan dan sumber data. Metode yang dipakai adalah backward and forward linkages, output multiplier, income multiplier, employment multiplier dengan metode analisa multiplier tipe I atau terbuka. BAB 4 PERKEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA Bab ini akan menjelaskan mengenai perkembangan pariwisata di Indonesia dari sebelum repelita hinngga sesudah repelita. Pada bab ini juga digambarkan perkembangan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, pasar potensial wisatawan asing, serta kontribusi pariwisata terhadap perekonomian nasional pada tahun 2005. BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan perangkat olah data PYIO. Isi dari bab ini adalah penjelasan dari output yang diperoleh dari pengolahan data BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan disampaikan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dirangkum dalam kesimpulan serta saran kebijakan yang dapat diambil. Selain itu bab ini juga menjelaskan mengenai keterbatasan-keterbatasan penelitian dalam penelitian ini sehingga dapat dilakukkan penyempurnaan dalam penelitianpenelitian selanjutnya.