BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi adalah pers. mengembangkan pers di Indonesia pada saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung

BAB I KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI BUNGA DI DESA TONGKOH KABUPATEN KARO ( )

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KOPI DI DESA SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI ( )

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota tidak terlepas dari mobilitas barang dan orang.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB I PENDAHULUAN. memakan waktu tidak sebentar. Pers yang ada saat ini dimulai jauh sebelum pers

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan dalam melawan ketidakadilan dari kelompok yang ingin menguasai wilayah yang bukan miliknya. Hal itu dilakukan dengan membawa golongan lain dan mengatasnamakan sebuah pemenang dalam perang dunia, dimana negara Indonesia hanya menjadi korban dari sebuah kepentingan kelompok tersebut. Dalam periode ini dapat dilihat bagaimana sebuah bangsa yang baru merdeka tapi tetap berada dalam tekanan pihak yang merasa sebagai pemilik datang untuk menguasai kembali 1. Perjuangan pun dilakukan dengan mengangkat senjata walau dengan peralatan seadanya, tetapi memberi arti terhadap pihak lawan karena dalam jiwa bangsa Indonesia telah tertanam rasa nasionalisme dan semangat kebangsaan yang takkan luntur selamanya. Dengan latar belakang seperti ini maka muncul keinginan untuk tetap bersatu, mempertahankan kemerdekaan. Dalam mewujudkan semua itu dibutuhkan sarana komunikasi pers yang dijadikan sebagai alat utama untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia. 1 Kelompok ini adalah pihak sekutu yang memenangkan perang dunia II masuk ke Indonesia untuk melucuti senjata pasukan Jepang tetapi dengan membonceng pasukan administrasi Belanda (NICA) dengan tujuan untuk kembali menguasai Indonesia. Tim Asistensi Pangdam II/BB, Sejarah Perjuangan Komando Daerah Milliter II Bukit Barisan (1945-1950) Mempertahankan Kemerdekaan, Medan, Dinas Sejarah Kodam II/Bukit Barisan, 1977, hal. 114.

Pada zaman dimana informasi menjadi unsur dominan dalam perkembangan kehidupan, peranan industri pers cetak maupun elektronik sangatlah penting. Melalui sarana pers semua informasi dapat disebarluaskan secara efektif dan efesien menjangkau sampai ke pelosok wilayah pusat maupun lokal. Perkembangan kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi yang terus bergerak cepat dari waktu ke waktu menyebabkan apa yang terjadi di daerah lain dapat disebarluaskan dengan cepat. Dalam dunia jurnalistik, tidak semua hal yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, baik yang berupa kehidupan nyata atau masih ungkapan fenomena bahkan masih sebuah rencana masa yang akan datang, dapat dijadikan sebuah berita yang layak untuk dimuat. Oleh karena itu berita yang dimuat sesungguhnya sangat kompetitif, semakin besar peluang untuk bisa lolos atau dimuat dalam pemberitaan pers. 2 Pers Indonesia sejak kemerdekaan tidak pernah absen dalam perjuangan, karena sejak proklamasi kemerdekaan orang-orang yang terlibat dalam bidang pers berjuang dengan ketajaman pena, mengobarkan semangat serta memberikan penerangan yang luas untuk tujuan perjuangan. Pers sebagai media yang sangat berperan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak hadir begitu saja ditengah-tengah masyarakat, tetapi pers secara lambat laun dikenal dan akhirnya mewabah sebagai sarana informasi yang merakyat. Dalam perjalanan selanjutnya, hal ini tidak terlepas dari yang namanya peran wartawan. Keberanian yang dimiliki wartawan untuk tetap menjalankan sekaligus menerbitkan surat kabar di daerah pendudukan kolonial untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia merupakan tugas yang mulia. Menyadari bahwa media masa sudah lama digunakan sebagai saluran komunikasi politik perjuangan, maka kehadiran 2 Harsono Suwardi, Peranan Pers Dalam Politik Di Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1993, hal.12.

pers tidak bisa dimanfaatkan oleh mereka yang mempunyai ambisi-ambisi politik, sebab orientasi dari pers itu sendiri adalah sebagai wadah perjuangan untuk rakyat. 3 Oleh karena itu surat kabar sebagai salah satu komponen dari media masa tidak dapat diragukan lagi, selain itu tanpa media masa tampaknya komunikasi perjuangan sukar untuk dilakukan dan dipahami. Kota Medan selama periode perjuangan dikenal sebagai pusat dari pemberitaan pers, dimana tidak dapat berfungsi lagi setelah tentara Inggris melakukan aksi penyitaan terhadap alat-alat percetakan sekitar tahun 1945. Akibatnya gerak perjuangan di bidang pers diteruskan di luar kota Medan, yaitu di Tapanuli, mengingat situasi kota Medan ketika itu diwarnai pertempuran. Hal ini menunjukkan bahwa perlawanan terhadap bangsa asing masih terus berlanjut. Peranan pers sebagai sumber informasi lebih dirasakan lagi pada saat Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan, hal ini dilakukan dengan memuat berita mengenai kegiatan sekutu, maka dengan adanya berita ini para pejuang kemudian dapat menentukan langkah apa yang akan mereka lakukan. Selama dalam masa perang meraih dan mempertahankan kemerdekaan, surat kabar sebagai salah satu media massa telah memberikan peranan yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya Tapanuli. Peranannya terlihat dalam penyebaran berita tentang proklamasi serta berita perjuangan yang dapat membangkitkan semangat rakyat, selain itu surat kabar juga dijadikan sebagai media untuk menyalurkan aspirasi rakyat Tapanuli dari tekanan pihak asing. Surat kabar yang lahir pada masa itu tidak menitik beratkan terhadap upaya untuk mencari keuntungan, tetapi semata-mata demi perjuangan dan pengabdian yang tulus terhadap bangsa dan negara. Di masa perjuangan, peranan pers 3 Moh Said, Sejarah Pers Sumatera Utara Dengan Masyarakat Yang dicerminkan (1885- Maret 1942), Medan : Percetakan Waspada, 1976, hal. 178.

sejalan dengan pergerakan nasional yang mengarah pada pemberitaan tentang republik, maka dorongan ke arah kemerdekaan tumbuh bersama dan saling memupuk satu sama lain. Berita yang dimuat dalam surat kabar, bagi para pejuang dijadikan sebagai dasar untuk mengambil langkah dalam mengatur strategi perjuangan. Kehidupan surat kabar pada masa perang kemerdekaan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, karena sering mendapat tekanan dari pihak penjajah bahkan tak jarang juga yang dibredel, oleh karena pemberitaannya yang dianggap dapat mempengaruhi rakyat sehingga menimbulkan perlawanan terhadap mereka. 4 Masa perang kemerdekaan banyak surat kabar yang terbit di Tapanuli, tetapi secepat pertumbuhannya secepat itu pula surutnya. Bagaimanapun sulitnya ancaman perekonomian dan hambatan yang dihadapi oleh pers di daerah pendudukan, namun beberapa surat kabar tetap mengemban tugasnya sebagai media yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan di Tapanuli. Perubahan keadaan sebelum merdeka dengan sesudah merdeka tentu saja mempengaruhi perjalanan pers di Tapanuli selama ini. Orientasi perkembangan pers di Tapanuli dari waktu ke waktu mempunyai perbedaan, dimana sebelum kemerdekaan pers di Tapanuli berorientasi untuk memberikan informasi tentang perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh pihak kolonial karena pada masa tersebut pers muncul sebagai media kegiatan perdagangan yang membuat orang membutuhkan informasi oleh karena semakin meluasnya kegiatan perdagangan, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan informasi bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Motivasi pengabdian ini tentu saja tidak didukung oleh motivasi ekonomi, tetapi bertolak pada motivasi perjuangan. Selain itu 4 Edward Smith, Pembredelan Pers Di Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1986, hal. 15.

pers berfungsi sebagai media berita tentang penyebaran agama misionaris Kristen seperti yang dimuat oleh surat kabar Soara Batak yang pernah terbit di Tarutung. Ketika zaman pendudukan Jepang semua surat kabar yang terbit pada masa Hindia-Belanda dihentikan penerbitannya, karena dianggap dapat mengganggu keberadaan Jepang di Tapanuli, maka hanya ada satu jenis surat kabar yang terbit yaitu Tapanuli Sinbun. Surat kabar ini lebih mengarah pada pemberitaan tentang kegiatan politik Jepang yaitu cita-cita Asia Timur Raya. Pers dimasa sebelum kemerdekaan juga turut berjuang melawan ketidakadilan, memprotes kesewenang-wenangan kolonial, sekaligus sebagai penyambung lidah rakyat serta membangkitkan semangat rakyat untuk bangun dari cengkraman penjajahan. Sedangkan di era kemerdekaan tujuan perjuangan pers adalah memotivasi rakyat Tapanuli untuk terus berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih oleh rakyat dengan tujuan agar tidak terjatuh ke dalam lubang yang sama yakni penjajahan yang sangat memprihatinkan dan membawa kesengsaraan rakyat Tapanuli. Sebab yang dikatakan dengan pers pada masa itu tidak hanya berupa surat kabar tetapi juga radio yang tergabung ke dalam media pers elektronik. Namun dalam pembahasan ini lebih ditekankan mengenai kontribusi yang telah diberikan oleh persuratkabaran dalam perjuangan di Tapanuli. Jadi kontribusi yang diberikan oleh persuratkabaran di Tapanuli selama meraih dan mempertahankan kemerdekaan merupakan sesuatu yang sangat membanggakan, sekaligus membuka pola pikir masyarakat untuk segera bangkit melawan ketidakadilan di wilayahnya sendiri. Berbagai surat kabar yang pernah terbit dan ikut berjuang di Tapanuli antara lain ; Utusan Tapanuli (Sibolga) terbit tahun 1945, Suara Tapanuli

(Sibolga) terbit tahun 1945, Suluh Rakyat (Penyabungan) terbit tahun 1947, Suluh Rakyat (Balige), majalah Vita Vera (Tarutung), terbit tahun 1948. Melihat begitu banyak pers yang pernah terbit di Tapanuli, hal itulah yang akan menjadi pembahasan selanjutnya. Karena menurut literatur yang ada, menunjukkan bahwa banyak surat kabar yang ikut berjuang dalam pemberitaan untuk melawan penjajahan asing mulai dari masa kolonial Belanda sampai kepada masa pendudukan Jepang dan sekutu kembali. Oleh karena itu sebagai suatu sarana yang mengutamakan kepentingan rakyat, pers (persuratkabaran) di Tapanuli berusaha menyampaikan berita yang selalu menggugah semangat rakyat untuk terus berjuang dan bertanggung jawab terhadap kemerdekaan. 1. 2. Rumusan Masalah Dalam melakukan sebuah penelitian maka yang menjadi landasan dari penelitian itu sendiri adalah apa yang menjadi akar permasalahannya. Dengan adanya akar permasalahan diharapkan penelitian dapat berjalan lancar dan lebih terarah sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh penulis. Untuk itu yang menjadi permasalahan pokok yang akan dikaji adalah 1. Bagaimana latar belakang lahirnya pers di Tapanuli? 2. Bagaimana perkembangan pers di Tapanuli? 3. Bagaimana peranan dan kontribusi pers di Tapanuli 1945-1950?

Ruang lingkup penulisan ini adalah wilayah Tapanuli, karena sepanjang penelusuran studi mengenai liputan berita surat kabar di daerah ini masih sangat terbatas untuk diangkat. Penelitian ini dimulai dari periode 1945 1950. Dengan alasan bahwa pada jenjang waktu inilah masa-masa yang menentukan bagi negara di tengah ancaman dan rongrongan dari luar yang ingin mengintimidasi Indonesia, Tapanuli tetap mampu mempertahankan wilayahnya dari serangan pihak asing, yang ditandai dengan adanya peristiwa revolusi fisik. Oleh karena itu Tapanuli mampu mengajak rakyat untuk ikut bertanggung jawab terhadap kemerdekaan. Tahun 1945 merupakan lanjutan dari perjalanan pers di Tapanuli di era kemerdekaan Indonesia. Sementara tahun 1950 merupakan babak akhir dari penelitian karena pada masa ini peranan pers telah mengarah pada pemberitaan tentang peristiwa politik Indonesia. 1. 3. TUJUAN DAN MANFAAT Dari berbagai peristiwa dan juga pengalaman yang diberikan oleh persurat kabaran di Tapanuli yang akhirnya membentuk hubungan yang saling menjelaskan, menjadi hal yang menarik serta memenuhi persyaratan terhadap penelitian Ilmu Sejarah. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengungkapkan sejarah latar belakang lahirnya pers di Tapanuli 2. Mengungkapkan bagaimana perkembangan pers di Tapanuli 3. Mengungkapkan bagaimana peranan dan kontribusi pers di Tapanuli 1945-1950

4. mengungkapkan siapa dan bagaimana peranan tokoh-tokoh lokal dalam perkembangan pers di Tapanuli 1945-1950 Sedangkan yang menjadi Manfaat dari penelitian adalah : 1. Menambah wawasan pembaca dalam mengetahui sejarah perjalanan perjuangan pers di Tapanuli 2. Menambah literatur dalam penulisan sejarah lokal khususnya pers daerah 3. Memberi informasi tentang perjuangan pers di Tapanuli 4. Menjadi acuan bagi penulis yang lain 1. 4. TINJAUAN PUSTAKA Untuk dapat menyusun kepustakaan yang baik, tidak ada cara lain selain mengumpulkan dan mengusahakan bahan sebanyak-banyaknya, sehingga nantinya harus relevan dengan topik masalah yang akan dikaji. Kemudian melakukan seleksi sebelum dituangkan kedalam bentuk tulisan. Selain itu segala aspek yang berkaitan dengan pers merupakan informasi dan juga pengembangan wacana terhadap peristiwa. Adapun beberapa buku yang dikemukakan dalam mendukung penelitian ini yang dapat dijadikan referensi adalah sebagai berikut : Buku yang secara khusus membahas tentang perjalanan harian pers di Tapanuli sesungguhnya sangat sedikit jumlahnya, namun buku yang khusus membahas tentang pers adalah seperti yang ditulis oleh Muh. TWH dalam bukunya yang berjudul Sejarah Perjuangan Pers Sumatera Utara menjelaskan bagaimana latar belakang munculnya serta perkembangan pers di Sumatera Utara mulai dari zaman kolonial Belanda, masa pendudukan Jepang, masa kemerdekaan sampai pada setelah pengakuan kedaulatan

Indonesia tahun 1950. Dalam buku ini juga diuraikan bagaimana perjalanan pers mulai dari tokoh-tokoh pendiri pers, jenis- jenis surat kabar yang beredar pada masa itu, masalah serta tantangan yang dihadapi. Khusus membahas perjalanan pers di Tapanuli juga ikut diuraikan, mulai dari Balige, Tarutung, Sibolga sampai Padang Sidempuan. Sehinga dari keterangan buku ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penulisan ini Berikutnya Muh. TWH juga menjelaskan dalam bukunya yang kedua berjudul Perjuangan Tiga Komponen Untuk Kemerdekaan mengatakan bahwa ada tiga unsur yang sangat diperlukan di awal perang kemerdekaan yaitu: dengan peluru, diplomasi, dan pers. Beliau menyadari bahwa untuk menyelesaikan suatu perang, menguasai perang saja tidak cukup tetapi kemampuan berpolitik atau diplomasi juga diperlukan untuk itu dibutuhkan suatu media sebagai alat untuk menetralisir keadaan. Demikian halnya dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pers berperan dalam menyebarkan berita proklamasi. Tokoh-tokoh politik sekaligus tokoh pers menyalurkan ide dan citacita kemerdekaan melalui pers, untuk itu tidak jarang pers yang tidak sepaham dengan penjajah mengalami pembredelan dan penggrebekan dalam pemberitaannya. Selanjutnya buku yang ditulis oleh Kementerian Penerangan, yang berjudul Republik Indonesia Propinsi Sumatera Utara Tahun 1953, Jawatan Penerangan Propinsi Sumatera Utara, mengemukakan tentang jenis-jenis surat kabar apa saja yang pernah terbit pada zamannya di Tapanuli, serta beberapa uraian penting yang membahas mengenai tujuan pendirian dan siapa saja tokoh pendiri dari pers tersebut.

Kemudian buku yang ditulis oleh Tim Pengumpulan Penelitian Data dan Penulisan Sejarah Pemerintahan Departemen Dalam Negeri Propinsi sumatera Utara, dengan judul Sejarah Perkembangan Pemerintahan Departemen Dalam Negeri Propinsi Sumatera Utara (Masa Pemerintahan/Pendudukan Kolonial Belanda Dan Jepang), menjelaskan bagaimana keadaan Sumatera Utara khususnya wilayah Tapanuli pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Bagaimana proses masuknya pemerintahan Belanda dan Jepang ke kawasan Tapanuli. Jacob Oetama dalam bukunya yang berjudul Persepektif Pers Indonesia mengatakan bahwa pada awalnya pers tidak berbeda dengan pamflet-pamflet politik tanpa bentuk yang lengkap, model yang menarik dan masalah penampilan bukan menjadi sesuatu yang terpenting, yang paling utama adalah pesan yang disampaikan dan pesan itu meneriakkan tentang perjuangan rakyat. Di sinilah asal-mula peranan pers menyerap, memancarkan warisan sejarah serta nilai-nilai suatu dasar negara. Pers memiliki andil yang cukup besar dalam perubahan struktur masyarakat baik dalam jangka waktu singkat maupun dengan waktu yang lama. Antara pers dan masyarakat memiliki hubungan yang saling ketergantungan dimana berita yang dimuat pers berasal dari masyarakat dan pada akhirnya disajikan kembali kepada masyarakat. 1. 5. METODE PENELITIAN Dalam penulisan sejarah pemakaian metode sejarah sangatlah penting, karena metode sejarah dapat diartikan sebagai proses menguji dan menganalisa secara kritis atas

rekaman dan peninggalan pada masa lampau. 5 Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum dalam metode sejarah sangat membantu setiap peneliti dalam merekonstruksi kejadian pada masa yang telah berlalu. Untuk mendapatkan sumber- sumber yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan yang relevan dengan pokok permasalahan haruslah dikaji secara mendalam. Dalam penulisan ini harus melewati beberapa proses agar diperoleh suatu penilaian atau pemaparan yang lebih objektif. Untuk merekonstruksi sejarah perjalanan pers di Tapanuli periode 1945-1950, maka akan dikaji berdasarkan metode penelitian sejarah yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber sebanyak-banyaknya yang dapat memberikan penjelasan tentang perjalanan pers (persuratkabaran) di Tapanuli. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pengumpulan data antara lain : a. Penelitian kepustakaan (Library research) yaitu pengumpulan berbagai sumber tertulis seperti buku, majalah, surat kabar, notulen, bulletin, serta hasil laporan penelitian. b. Penelitian lapangan (Field research) yaitu menggunakan metode wawancara terhadap pelaku ataupun tokoh yang mengetahui tentang perjalanan pers di Tapanuli. Metode ini diharapkan dapat menjadi keterangan yang pokok sebab menjamin keabsahan dari keterangan itu sendiri. 5 Tentang Metode Sejarah lihat Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta : Banteng, 1995, hal 95-97 dan Louis Gottschalk, Understanding History : A Primer of Historical Method, Nugroho Notosutanto (Terj. Mengerti Sejarah), Jakarta : UI Prees, 1985, hal, 18-19..

2. Kritik sumber, yaitu sebagai cara untuk mengetahui data yang lebih akurat melalui : a. Kritik Intern, yang ditujukan untuk memperoleh dokumen yang bersifat kredibel dengan cara menganalisis sejumlah data tertulis yang berkaitan dengan Pers (surat kabar) di Tapanuli. b. Kritik Ekstern, untuk memperoleh data yang otentik dengan cara menyesuaikan dengan situasi zaman. 3. Interpretasi merupakan tahap dimana penulis akan mencoba menafsirkan datadata yang telah diperoleh kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek masalah yang diteliti baik secara analisis maupun sintesis. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya subjektifitas penulis dalam penulisan sejarah. 4. Historiografi merupakan tahap yang terakhir dimana penulis akan melakukan penjabaran hasil penelitian sekaligus merangkaikan dalam batasan waktu yang kronologis dan sistematis. Dalam penulisan sejarah aspek kronologis menjadi sangat penting untuk menghasilkan karya sejarah yang ilmiah dan objektif.