BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk
|
|
- Yandi Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tanpa pendidikan maka akan menimbulkan banyak kerugian dan kegagalan, baik itu kegagalan individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk memperhatikannya. Tidak hanya sejarah militer dan politik saja yang dapat diteliti dan ditulis. Apabila melihat masa lampau, pada zaman kolonial pendidikan sangat buruk. Pendidikannya senantiasa dipengaruhi oleh politik, sosial, ekonomi, dan kultur. Pendidikan digunakan sebagai alat politik untuk mengatur bangsa. 1 Walaupun pada akhirnya pendidikan yang diberikan kepada bangsa Indonesia menjadi senjata kita untuk melenyapkan kolonialisme dari Indonesia. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pendidikan, karena dari pendidikanlah dapat merubah nasib bangsa. Seperti pada zaman kolonial, hanya golongan tertentu saja yang bisa mengecam pendidikan, sekarang pendidikan dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Tidak hanya negeri saja tetapi banyak pihak swasta yang ingin memajukan pendidikan di Indonesia. Pendidikan swasta sudah ada pada tahun 1907, pada waktu itu berada di bawah pemerintahan Gubernur Jendral Van Heutz. Lembaga yang berdasarkan asas Kristen dapat mendirikan sekolah-sekolah Kristen, walapun sebelumnya sudah ada sekolah swasta yang didirikan tetapi, sejak itu lembaga-lembaga pendidikan swasta mulai memperoleh kesempatan yang luas untuk berkembang. Namun tidak hanya lembaga yang berazaskan 1 S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hlm.v
2 Kristen saja yang membangun sekolah-sekolah swasta, organisasi-organisasi yang berdasarkan Islam juga menyesuaikan diri dengan pendidikan modern dan membangun sekolah-sekolah swasta. Sekolah swasta yang paling tua dari organisasi Islam adalah Muhammadiyah. 2 Muhammadiyah adalah yang sekolah swasta yang tidak berada di bawah pemerintahan Belanda. Pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Belanda hanyalah untuk kebutuhan pemerintah Belanda saja, untuk dijadikan pegawai dan karyawan di perusahaan mereka. Bagi orang Indonesia kebutuhan tenaga terdidik pada waktu itu adalah untuk menjadi pimpinan dalam organisasi poltik yang sudah ada pada waktu itu. organisasi politik di Sumatera Utara yang sudah ada pada saat itu adalah PNI, Parindra, dan Gerindo. Tenaga terdidik ini diperlukan untuk dapat mencapai tujuan partai politik pada saat itu yaitu untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Karena adanya motivasi inilah mulai tahun 1930 banyak sekolah yang muncul yang berdasarkan pada kebangsaan banyak muncul di Medan. Selain Muhammadiyah, lembaga yang mendirikan sekolah swasta adalah Taman Siswa. 3 Banyak organisasi masyarakat, yayasan-yayasan sosial yang ikut juga membangun pendidikan di Indonesia, dengan membangun banyak sarana pendidikan seperti sekolahsekolah dari tingkat dasar hingga tingkat universitas. Lembaga pendidikan swasta yang ada biasanya berbentuk yayasan, dikelola oleh yayasan. Salah satu yayasan yang memperhatikan pendidikan di Medan adalah Yayasan Kartika Jaya Cabang I Daerah Bukit Barisan yang telah mendirikan beberapa sekolah di 2 Sumarsono Mestoko, Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman, Jakarta :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979, hlm Masjkuri Sutrisno Kutoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Medan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981, hlm 54
3 Medan. Dulu yayasan ini bernama Yayasan Tunas Kartika 4 di Medan. Yayasan ini didirikan pada tahun 1970 yang berdiri hingga sekarang. 5 Yayasan ini diprakarsai oleh para istri prajurit, kemudian yayasan ini hadir dalam lingkup organisasi yaitu Persatuan Istri prajurit Kartika Chandra Kirana. 6 Yang pada saat itu Nyonya Siti Hartinah Suharto menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persit Kartika Chandra Kirana periode meresmikan organisasi ini pada tanggal 7 Juli Ada sebuah komitmen dalam lingkup organisasi kemasyarakatan Persatuan Istri Prajurit Kartika Chandra Kirana, apabila kemudian sebuah yayasan dapat dibentuk maka komitmen yang ada dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga adalah yaitu, ikut serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur material maupun spiritual berazaskan Pancasila. Yayasan Tunas Kartika ikut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui bidang pendidikan, apabila masyarakat dapat membekali dirinya dengan pendidikan maka masyarakat Indonesia dapat hidup sejahtera dan makmur dengan sendirinya masyarakat Indonesia akan dapat lebih baik dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Membantu Kepala Staf TNI Angkatan Darat dalam membentuk dan meningkatkan ketahanan mental dan fisik, kesejahteraan material dan spiritual prajurit serta keluarganya dalam melaksanakan tugas pokok TNI Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan kekuatan sosial politik. Yayasan Tunas Kartika tidak hanya membantu pemerintah tapi juga membantu tugas TNI Angkatan Darat agar prajurit dapat meningkatkan 4 kata Tunas artinya tumbuhan yang mulai tumbuh, kata kartika yang artinya bintang. sehingga dapat diartikan sebagai yayasan yang baru tumbuh dan akan menjadi bintang. 5 Nyonya Sedaryanto, Perjalanan Bhakti, Medan: tanpa penerbit, 1997, hlm. 4 6 Ibid., hlm Ibid.
4 ketahanan mental dan fisik dan keluarganya mendapatkan kesejahteraan. Dengan adanya Yayasan Tunas Kartika maka prajurit dan keluarganya mendapatkan kemudahan-kemudahan, salah satunya dalam pendidikan bagi keluarga prajurit. Dalam rangka untuk mewujudkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini maka Yayasan Tunas Kartika lebih fokus pada bidang pendidikan, karena pendidikanlah yang bisa mengubah mutu sebuah pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa. Persit-Kartika Chandra Kirana banyak mendirikan sekolah, bukan hanya untuk kalangan sendiri tapi juga untuk kalangan luas karena masyarakat membutuhkan sekolah. 8 Semakin banyak sekolah yang telah didirikan oleh kepengurusan Persit Kartika Chandra Kirana maka dibutuhkan pengelola, untuk mengelola sekolah tersebut maka dibuatlah yayasan. Pada awal pendiriannya Yayasan Tunas Kartika sudah mengelola 15 sekolah yang ada di Medan. Yayasan ini cukup besar dalam memberikan kontribusinya di dalam dunia pendidikan. Yayasan pendidikan ini merupakan bukti atas kepedulian para istri prajurit pada pendidikan dan ikut partisipasi dalam bidang pendidikan, demi suksesnya pembangunan di bidang pendidikan. Ada 2 SMA yang sampai saat ini masih dikelola dengan baik oleh Yayasan Tunas Kartika yaitu SMA Tunas Kartika 1 dan SMA Kartika 2. SMA yang pertama kali didirikan oleh Yayasan Tunas Kartika adalah SMA Tunas Kartika I-1. SMA ini terletak di Jalan S. Parman 240, dan sudah menerima murid dan melakukan proses belajar mengajar sejak tahun 1969, lalu pada tahun 1970 SMA Tunas Kartika 1 dapat melakukan ujian negara, bergabung dengan SMA Negeri III Medan. Pada tahun 1983 didirikan kembali sebuah sekolah oleh Yayasan Tunas Kartika yaitu SMA Tunas Kartika 2, yang berada di Jalan Gaperta Helvetia Medan. Kontribusi yang 8 Loc.cit.
5 diberikan oleh yayasan sangat membantu berkembangnya kedua SMA tersebut dengan baik. Banyak prestasi yang telah diraih oleh kedua SMA yang dikelola oleh Yayasan Tunas Kartika. Salah satu prestasi yang diraih SMA Tunas Kartika 1 adalah drumband yang pernah memenangkan kejuaraan drumband se-kodya Medan tiga kali berturut-turut tahun 1977, 1978 dan Kemudian salah satu siswi yang bernama Nuraini mewakili Sumatera Utara untuk bidang olahraga atletik ke kompetisi tingkat nasional, di bidang pramuka salah satu siswa SMA dari Gudep menjadi salah satu peserta Raimuna Nasional tahun 1987 di Cibubur. 1.2 Rumusan Masalah Alasan menulis tentang Perkembangan Yayasan Tunas Kartika, karena untuk mengenang dan mengingat bahwa penulis dari tingkat SD telah menuntut ilmu di sekolah milik Yayasan Tunas Kartika ini. Dengan harapan generasi yang akan datang mengetahui bahwa telah tercatat bahwa sekolah yang didirikan Yayasan Tunas Kartika pernah ada dan sudah menghasilkan anak didik yang banyak dan memegang peranan penting di Indonesia. Alasan menetapkan periodesasi dari tahun , karena pada tahun 1970 lahirnya Yayasan Tunas Kartika dan langsung mengelola beberapa sekolah, salah satu sekolah yang dikelola adalah SMA Tunas Kartika I dan pada tahun 1990 unit pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Tunas Kartika sedang mengalami kemajuan yang sangat baik dan banyak meraih prestasi. Rumusan masalah yang akan dibahas di dalam penelitian, adalah: 1. Bagaimana perkembangan Yayasan Tunas Kartika Medan?
6 2. Bagaimana peran Yayasan Tunas Kartika dalam pengelolaan pendidikan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan untuk mengetahui: 1. Perkembangan Yayasan Tunas Kartika Medan. 2. Peranan Yayasan Tunas Kartika dalam mengelola pendidikan. B. Manfaat Penelitian Berharap agar tulisan ini dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Secara akademis penelitian dapat memberikan kontribusinya untuk menambah khasanah penelitian sejarah khususnya dalam kajian sejarah yayasan pendidikan. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan dalam bentuk data yang dapat digunakan untuk kajian-kajian atau penelitian yang berkaitan. 1.4 Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian ini sangat dibutuhkan buku untuk studi pustaka. Sumber yang dipakai adalah hasil penelitian atau skripsi dari Chairiyati Nasution yang berjudul Peran Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana PD II/Bukit Barisan dalam Kesejahteraaan
7 Keluarga (1983) yang didalamnya membahas tentang lahirnya Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana. Ia membahas tentang awal organisasi ini didirikan dan perkembangannya, dan menjelaskan tentang peranan-peranan organisasi ini di segala bidang baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan kesejahteraan keluarganya, dalam kehidupan bermasyarakat. Organisasi Persit Kartika Chandra Kirana berperan dalam berbagai bidang, yang kegiatannya ditujukan untuk membantu kelangsungan organisasi Persit. Untuk memantapkan dan meningkatkan pembinaan agar Organisasi Persit Kartika menjadi terarah, teratur dan terus berlanjut maka organisasi Persit mengadakan banyak kegiatan di berbagai bidang. Beberapa peran Organisasi Persit antara lain, dalam bidang ekonomi, Organisasi Persit membuka koperasi, tetapi belum berbadan hukum sehingga koperasi hanya bisa diperuntukkan bagi kalangan sendiri, yaitu keluarga prajurit. Dalam bidang kesenian, Organisasi Persit membagi menjadi beberapa bagian yaitu a. Urusan Budaya yang meliputi bidang kesenian dan olahraga, b. Urusan Pembinaan Mental, Organisasi Persit berusaha untuk meningkatkan pengetahuan di bidang keagamaan dan kerohanian sebagai dasar pembentukan sikap pribadi dan mental seseorang, khususnya di kalangan keluarga tentara, c. Urusan Pendidikan/Persekolahan, Organisasi Persit berpartisipasi dalam bidang pendidikan demi mensukseskan pembangunan di bidang pendidikan. Organisasi Persit juga berperan dalam bidang sosial yaitu dengan memberikan bantuan kepada yayasan sosial, korban bencana alam, pelayanan kesehatan, beasiswa dan lain sebagainya. Dalam buku Perjalanan Bhakti (1997) yang disusun oleh Nyonya Sedaryanto bersama tim penyusun menjelaskan peran organisasi Persit khususnya dalam bidang pendidikan. Memaparkan secara kronologis bagaimana yayasan Tunas Kartika merintis
8 untuk memajukan pendidikan bagi kalangan prajurit. Yayasan ini berusaha untuk membangun sekolah, dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, sampai Sekolah Menengah Atas. Dan menceritakan tentang perjalanan yayasan dari waktu ke waktu, pergantian kepengurusan yayasan dan berbagai kegiatan yayasan dalam mengelola sekolah. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M.A yang berjudul Sejarah Pendidikan Indonesia (2001) dapat memberikan gambaran bagaimana sulitnya bangsa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan layak. Dapat membandingkan pendidikan yang ada di masa sekarang dengan pendidikan yang ada di masa lalu, pada masa lalu tidak semua orang Indonesia bisa mendapat pendidikan, hanya orang golongan ataslah yang bisa mendapat pendidikan, bedanya dengan sekarang, semua orang Indonesia dari berbagai golongan dapat mengecap pendidikan. Perbandingan dilakukan agar dapat melakukan hal yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya menjelaskan tentang pendidikan dan sekolahsekolah yang ada pada zaman Belanda, pelaksanaan kurikulum pelajaran, fasilitas, guru dll. Menurut Sumarsono Mestoko dalam buku berjudul Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman (1979). Berisi tentang bagaimana situasi pendidikan Indonesia dari mulai sebelum Belanda datang sampai Indonesia pada tahun Buku ini menjelaskan keanekaragaman pendidikan di Indonesia. Perkembangan sekolah yang ada di Indonesia, lembaga pendidikan Madrasah muncul saat agama Islam masuk ke Indonesia, lembaga pendidikan Madrasah murni hanya mengajarkan ilmu agama (ilmu Ketuhanan) dan ilmu keduniawian seperti ilmu astronomi dan ilmu obat-obatan. Lembaga pendidikan sekolah ada di Indonesia setelah datangnya Bangsa Portugis, selain pelajaran agama diajarkan membaca, menulis dan berhitung, Pemerintah Belanda menciptakan sistem pendidikan, khusunya persekolahan berdasarkan golongan penduduk menurut lapisan kelas sosialnya. Pemerintah
9 Jepang hanya sedikit memperhatikan masalah pendidikan, tujuannya hanya untuk mendapat tenaga cuma-cuma (Romusha) dan prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Pada saat Indonesia merdeka pendidikan bertujuan untuk mendidik warga negara yang sejati yang bersedia menumbangkan fikiran dan tenaga untuk negara dan masyarakat. Kemudian menjelaskan tujuan pendidikan yang ada di Indonesia dari sejak zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, pada waktu Indonesia merdeka sampai tahun Menurut Masjkuri Sutrisno Kutoyo dalam buku berjudul Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara (1981), menjelaskan bagaimana latar belakang dan budaya masyarakat Sumatera Utara, pendidikan bermula dan berkembang di Sumatera, disetiap daerah di Sumatera mempunyai cerita yang berbeda tentang masuk dan berkembangnya pendidikan. Pendidikan tradisional daerah Sumatera Utara pada masa Agama Hindu Budha, terbukti dengan adanya peninggalan candi Hindu Budha yang terletak di Tapanuli Selatan dekat kota Gunung Tua. Dan datangnya Belanda menyebabkan adanya sistem pendidikan yang baru, yaitu sistem pendidikan yang berdasarkan golongan penduduk. Menjelaskan tentang sekolah yang dibangun oleh Pemerintah Belanda di Sumatera Utara. Diketahui awal mula Belanda melaksanakan pendidikan ala Barat adalah daerah Tapanuli Selatan atau Mandailing. Pendidikan swasta yang tidak berada di bawah pemeritah Belanda, pendidikan ini dilakukan untuk mencapai tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa perguruan swasta yang dibangun untuk masyarakat agar mendapat pendidikan. Setelah itu menjabarkan beberapa tokoh dan pemikirannya tentang pendidikan yang ada di Sumatera Utara seperti Willem Iskandar, Syekh Hasan Maksum dan seterusnya. Pendidikan pada Zaman Jepang dan Indonesia Merdeka di Sumatera Utara, pada saat Jepang masuk ke Sumatera Utara banyak sekolah-sekolah swasta yang ditutup, dan apabila masih
10 ada, sekolah tersebut harus menggunakan bahasa Jepang, setelah Belanda kalah, maka sekolah-sekolah tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia yang diberi nama Sekolah Rakyat. 1.5 Metode Penelitian Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. 9 Untuk dapat menulis sejarah maka memerlukan metode agar tulisan menjadi baik dan benar. Ada beberapa tahap dalam metode sejarah yang harus dijalani dalam penelitian sejarah, terdiri dari 4 tahap, antara lain: a). Pengumpulan data-data historis (heuristik) yaitu kegiatan yang dilakukan dalam usaha untuk menemukan dan mengumpulakan informasi yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan di teliti. Pengumpulan data biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka biasanya dilakukan di perpustakaan, baik perpustakaan yang ada di kampus maupun perpustakaan yang ada di tempat lain. Mengumpulkan seluruh informasi, terutama buku-buku yang mendukung dalam penelitian ini. Dan studi lapangan dilakukan dengan datang langsung ke tempat yang diteliti yaitu Yayasan Tunas Kartika yang berada di jl. Binjai KM 7,5 Medan, SMA Kartika I-1 yang bertempat di jl. S. Parman Medan, dan SMA Kartika I-2 yang berada di Jl. Gaperta Helvetia 9 Louis Gotschalk, Understanding History, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hlm.143.
11 Medan. Dalam penelitian dilakukan wawancara tidak berstruktur dengan informan yang terlibat langsung dengan kegiatan di Yayasan Tunas Kartika dan pendidikan di SMA Tunas Kartika I-1 dan I-2, seperti kepala sekolah, guru atau pegawai. b). Melakukan kritik terhadap sumber yang telah didapat, melakukan kritik ekstern, yaitu mengkritik terhadap keaslian sumber yang telah didapat tersebut. Dan kritik intern, yaitu kritik terhadap isi data yang telah didapat. Setelah itu kemudian data tersebut dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu data primer (pokok), data sekunder (pendukung). c). Melakukan interpretasi, yaitu tahap dimana akan melakukan penafsiran terhadap fakta dari sumber yang telah didapat, sehingga dapat memberikan gambaran tentang objek penelitian di masa lalu. d). Melakukan penulisan atau historiografi, dimana dapat menuliskan dan menceritakan bagaimana kondisi dan situasi objek yang diteliti pada masa lalu. Penulisan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan dan ejaan yang telah disempurnakan.
BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan
BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Segala aktivitas manusia didunia ini yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan utama pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan masyarakat dewasa ini. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan utama pada masyarakat modern, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa
Lebih terperinciDAFTAR INFORMAN. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. : Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
DAFTAR INFORMAN Nama Pekerjaan Alamat Usia : Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara : Jl. Sei Kuala No.8 Medan : 59 Tahun Nama Pekerjaan Alamat Usia : Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat terbatas atau sederhana. Karena tempat pelaksanaan hiburan tersebut belum difokuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal
BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Pendidikan itu diperoleh dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada suatu peristiwa, tetapi hanya peristiwa yang banyak mengubah kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali, bahkan mereka yang dikaruniai ingatan sekalipun tidak akan dapat menyusun kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai negara sedang berkembang masyarakatnya berada dalam katagori transisi. Masyarakat mulai bergeser dari pola kehidupan tradisional menuju ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan
Lebih terperinciKIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab Pendahuluan ini penulis akan menguraikan secara garis besar mengapa judul KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959 ini menarik dan perlu untuk diangkat serta dijadikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema
BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le
No.1209, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan bagi Prajurit TNI, WNI Bukan Prajurit TNI, dan WNA. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa
BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk
23 III. METODE PENELITIAN A. Metode 1. Pengertian Metode Dalam melakukan metode sebuah penelitian, digunakan metode peneltian. Metode yang di pilih dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan objek studi.
Lebih terperinciJawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan
Lebih terperinciMENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin
MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin Awal sekali yang perlu ditekemukakan bahwa sesunguhnya dalam lingkup akademis anggapan bahwa semua manusia adalah sejarawan bagi dirinya sendiri adalah kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. Ayat Al-Quran yang pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad berisi seruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG
KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN PENGAJUAN USUL GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN BAGI PRAJURIT DAN
Lebih terperinciBab. I. Pendahuluan. Oetomo pada tahun Semenjak berdirinya organisasi ini telah memberikan
Bab. I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Gerakan pemuda di Indonesia diawali dari peristiwa berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908. Semenjak berdirinya organisasi ini telah memberikan banyak kontribusi
Lebih terperinciDAFTAR INFORMAN. Nama : A.B.C.H Manalu Umur : 50 Tahun Pekerjaan : Kepala Sekolah SMA Tunas Kartika I-1 Alamat : Jl. Garuda IV no 20 Prumnas Mandala
DAFTAR INFORMAN Nama : Ngairah Sukowartono Umur : 83 Tahun Pekerjaan : Mantan Sekertaris Daerah Yayasan Tunas Kartika Alamat : Jl. Jamin Ginting komplek Pamen No. G 11 Nama : A.B.C.H Manalu Umur : 50 Tahun
Lebih terperinciKISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN
KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014 2015 MATA PELAJARAN KELAS / PROGRAM / SEMESTER ALOKASI WAKTU JENIS SOAL : SEJARAH (PEMINATAN) : X / IIS/ GASAL : 90 Menit : Pilihan
Lebih terperinciDESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjajahan, bagaimanapun bentuk dan dimanapun tempatnya selalu saja membawa penderitaan, baik lahir terutama batin. Dalam perspektif ajaran agama Islam, penjajahan
Lebih terperinciAdela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA
REFLEKSI POSISI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM KEBIJAKAN KURIKULUM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA Email: delaningrat@gmail.com A. Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya pergerakan nasional kepada masyarakat merupakan suatu hal penting bagi kehidupan di Sumatera Timur khususnya di kota Medan. Hal ini berkaitan dengan penderitaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama
BAB V KESIMPULAN Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun waktu 1907-1939 dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial. Kebijakan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup efektif dalam penyebaran paham, pemikiran, gagasan, dan nilai-nilai suatu gerakan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Salatiga. Pertimbangan lokasi penelitian adalah : 1. Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur ada di Salatiga. 2. Salatiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat jejak keberadaannya, salah satunya adalah Rumah Tradisional Kalak Karo atau disebut dengan Siwaluh
Lebih terperincidari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang
PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang
BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di
118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia hingga saat ini sudah merdeka selama 69 tahun. Dengan sejarah panjang, Indonesia pula memiliki pahlawan-pahlawan yang berjuang untuk negaranya baik itu melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia menyatakan kemerdekaan.kerena sulitnya informasi kabar bahagia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Salah satu di antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti, sekolah, rumah sakit dan sebagainya). 1 Keberadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yayasan adalah badan hukum yang dikelolah oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti, sekolah, rumah sakit dan sebagainya).
Lebih terperinciMODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL
MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses terbentuknya Organisasi Militer di Indonesia, ditandai dengan masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945. Proses pembentukan tersebut terjadi ketika bangsa Jepang
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Lhoknga merupakan wilayah di Aceh yang berada paling barat dari pulau Sumatera, memiliki gugusan pantai yang indah. Membuat Lhoknga menjadi salah satu daerah pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani juga secara rohani. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Di era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu tentang Pertahanan dan Keamanan, Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI BUNGA DI DESA TONGKOH KABUPATEN KARO ( )
BAB I KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI BUNGA DI DESA TONGKOH KABUPATEN KARO (1970-1990) 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya untuk mencapai taraf kesempurnaannya manusia hidup dari dan dalam masyarakatnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara
Lebih terperinci