PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

BAB III METODOLOGI KAJIAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Program Penanggulangan Kemiskinan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan. kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) i

ii PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas tersusunnya Buku Petunjuk Teknis KSM, dengan harapan bermanfaat bagi para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan, khususnya para pelaksana yang mendampingi langsung masyarakat, yaitu para fasilitator, BKM serta unsur warga yang lain yang peduli untuk menumbuhkan iklim kebersamaan masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses belajar masyarakat dalam pengorganisasian kelompok, yaitu menggambarkan serangkaian kegiatan untuk membangun kelompokkelompok swadaya masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, sehingga tumbuh ikatan kebersamaan yang cukup kuat, sebagai sarana menumbuhkan solidaritas dan kepedulian di antara masyarakat, serta media belajar bersama dalam memecahkan persoalanpersoalannya secara mandiri. Sejalan dengan konsep strategi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya atau miskin menuju masyarakat yang lebih berdaya, mampu mandiri dan pada akhirnya menuju masyarakat madani. Sebagian langkah intervensinya, maka PNPM Mandiri Perkotaan memandang perlu dilakukan pendampingan dan pembelajaran kepada masyarakat untuk mengembangkan kelompok kelompok swadaya atas asar ikatan ikatan pemersatu, seperti : kesamaan tujuan, kesamaan kegiatan atau usaha, kesamaan domisili, niat pembelajaran yang sama, dan sebagainya. Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan. Dengan terbitnya Buku Petunjuk Teknis KSM yang disusun dalam penyajian yang lebih sederhana ini, merupakan hasil belajar dari proses pengembangan KSM pada kegiatan sebelumnya. Semoga buku ini dapat dipahami dan mudah dijadikan acuan dalam pelaksanaan di lapangan oleh para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) iii

iv PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat 2 C. Tujuan Pembangunan KSM 2 D. Keluaran dan Indikator 3 E. Substansi Pesan Dalam Pembentukan KSM 5 F. Prinsip-prinsip KSM 6 G. Peran dan fungsi KSM 7 BAB II LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KSM A ALUR PENGEMBANGAN KSM 10 1. Pembekalan Tim Fasilitator 11 2. Coaching Kepada BKM/ UP/Relawan 11 3. Sosialisasi Konsep KSM dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok 11 4. Pengembangan KSM 12 5. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM 15 6. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP BKM sesuai kaidah umum 16 B. Arah Pengembangan KSM 17 1. Penguatan ke dalam Kelompok 18 2. Penguatan ke tingkat Komunitas 18 LAMPIRAN Checklist Pengendalian Review Kondisi Kelompok Dan Organisasi 22 Checklist Pengendalian Review Aturan Main Kelompok 23 Checklist Pengembangan KSM 24 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) v

vi PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK TEKNIS Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 1

A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui pendampingan dan pembelajaran kepada masyarakat melalui pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok digunakan dengan tujuan terjadinya proses saling belajar, membangun kebersamaan, saling peduli dan saling memahami di antara anggota. Proses saling belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigma paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan, mengembangkan dan mempraktekan nilai nilai positif yang menjadi dasar penumbuhan modal sosial. Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program penanggulangan kemiskinan ini, yaitu: pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok yang sudah ada di masyarakat atau; kedua, membangun dan mendampingi kelompokkelompok baru. Setiap alternatif memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Bekerja dengan kelompok yang sudah ada di masyarakat membuat program lebih efisien, penerimaan masyarakat terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan sumber daya lokal lebih mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah memiliki nilai-nilai dan aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh program ini. Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja dengan kelompok yang ada atau membentuk baru, arah pendampingan tetap ditujukan kepada penguatan kapasitas kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur kelompok yang lebih terbuka, adil, bertanggungjawab dan mandiri Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terbangunntya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan. B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat Sesuai dengan namanya dan prinsip pemberdayaan, kelompok masyarakat yang paling baik adalah kelompok yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di masyarakat tersebut. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi, kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama C. Tujuan Pembangunan KSM Terwujudnya kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berdaya dan mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut : 2 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. b. Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM, peran dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM, dan aturan main KSM. c. Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya. d. Membangun dan menerapkan nilai nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial e. Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll D. Keluaran dan Indikator Keluaran yang diharapkan dan indikator keberhasilan pembangunan KSM didasarkan kepada tujuan tujuan antara yang ingin dicapai seperti dijelaskan dalam tabel 1. Tujuan antara 1 : Tumbuhnya kesadaran dan kepeduliaan masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. Keluaran Masyarakat pentingnya kelompok memahami membangun Indikator Daftar kelompok-kelompok yang ada di masyarakat Pertemuan rutin kelompok Persoalan-persoalan yang di selesaikan oleh kelompok Adanya kegiatan kelompok Tujuan antara 2 : Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM, peran dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM. Keluaran Indikator Masyarakat memahami konsep, paham konsep, tujuan, peran dan fungsi KSM tujuan, peran dan fungsi serta Masyarakat secara sadar untuk bergabung dalam kriteria anggota KSM KSM Tujuan antara 3 : Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya. Keluaran Daftar kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan. Indikator Daftar KSM, berikut tujuan, kepengurusan, aturan main. KSM mempunyai perencanaan kelompok dan kegiatan rutin KSM mempunyai rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan Daftar warga miskin yang menjadi penerima manfaat PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 3

Tujuan antara 4 : Membangun dan menerapkan nilai nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial Keluaran Pengelolaan keuangan KSM dilakukan secara transparansi dan akuntabel Indikator Pencatatan keuangan KSM Apabila ada pinjaman bergulir, dibayar tepat waktu Seluruh anggota mengetahui penggunaan dana yang dilakukan KSM Tujuan antara 5 : Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll. Keluaran Adanya modal kegiatan KSM dari anggota dan lembaga luar Indikator Tanggung renteng berjalan untuk menyelesaikan persoalan anggota Kegiatan KSM didanai dari dana anggota/swadaya dan lembaga luar Penilaian perkembangan kelompok dan tingkat kesejahteraan warga miskin Akses pasar yang lebih luas dalam rangka membangun jaringan kemitraan 4 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

E. Substansi Pesan Dalam Pembentukan KSM Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan, dimana tidak setiap persoalan dapat diselesaikan secara individu, acapkali justru cukup banyak persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan diselesaikan dengan banyak orang, dimungkinkan muncul banyak gagasan, sehingga akan banyak alternatif pemecahan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pada dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesamanya, sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-per-orang akan dirasakan sebagai persoalan bersama. Di samping itu, pada dasarnya setiap orang juga mempunyai motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang beragam, yang pada umumnya belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal. Jika hal tersebut dihimpun dalam suatu ikatan kelompok, maka akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diibaratkan seikat sapu lidi, maka jika satu lidi saja, potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang dipatahkan, akan tertapi ketika sejumlah lidi diikat menjadi sapu lidi, maka menjadi lebih kuat serta lebih bermanfaat. Dengan demikian, pada hakekatnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat didefinisikan sebagai kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Sedangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan, keberadaan sekumpulan warga tersebut bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar, pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi. Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola dan BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama anggota KSM, sangat memungkinkan terjadi pergesekan yang mencerdaskan, sehingga tumbuh nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara memahami realitas yang dapat mempengaruhi kehidupan. Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain. Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan keputusan/ kebijakan publik. PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 5

F. Prinsip-prinsip KSM Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota-anggotanya, maka ada beberapa prinsip yang perlu sepakati, yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain : a. Karakter saling mempercayai dan saling mendukung. Melalui pengembangan karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan, perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Dengan demikian, setiap anggota KSM memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya. b. Mandiri dalam membuat keputusan. Melalui kebersamaan kelompok, maka secara mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan yang diambil oleh kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan keputusan bersama. c. Mandiri dalam menetapkan kebutuhan. Melalui basis kelompok, dimungkinkan terjadinya proses belajar bersama yang lebih efisien dan efektif, sehingga peningkatan dan penguatan kapasitas KSM terkait dengan pengembangan kemampuan/kapasitas para anggotanya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat berjalan, misalnya dalam hal : peningkatan kesejahteraan, peningkatan wawasan dan pengetahuan, serta ketrampilan, baik secara individual maupun kelompok. d. Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota untuk memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota kelompok yang lainnya, sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan. Dengan demikian, potensi untuk menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud partisipasi nyata terbuka luas. 6 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

G. Peran dan fungsi KSM Secara konseptual, dalam berkelompok masyarakat bisa mengambil banyak manfaat darinya. Oleh karena itu, keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil maupun psikologis warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan dapat berperan dan berfungsi seperti berikut ini : a. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari. b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya merupakan rumusan bersama yang disepakati secara bersama-sama pula. c. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan, kepentingan, ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat menampungnya, membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan, dengan tetap berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya. d. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang social trust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling percaya. Saling percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di antara para anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun, kepercayaan tersebut sebagai modalnya yang utama. e. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar ataupun dari internal anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran anggota tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri. PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 7

8 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

BAB II LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KSM PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 9

10 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

1. Pembekalan Tim Fasilitator Agar proses pengembangan KSM dapat difasilitasi dengan baik, maka KMW dan Koordinator Kota berkewajiban untuk melakukan pembekalan melalui coaching, KBIK maupun pelatihan kepada seluruh Fasilitator mengenai Konsep pengembangan KSM. 2. Coaching Kepada BKM/ UP/Relawan Sebelum pelaksanaan pengembangan KSM, sebaiknya Tim Fasilitator melakukan coaching kepada BKM/LKM/UP/Relawan mengenai pengembangan KSM serta langkah langkah teknisnya, sehingga mereka mampu memfasilitasi sendiri pengembangan KSM di wilayahnya. 3. Sosialisasi Konsep KSM dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok 3.1. Sosialisasi Konsep KSM. Dalam melakukan pengembangan KSM secara menerus selalu dilakukan sosialisasi mengenai konsep KSM oleh BKM/LKM, sehingga masyarakat desa/kelurahan mengetahuinya. Hal-hal yang perlu disosialisasikan adalah strategi PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan maupun tujuan-tujuan yang ingin dicapai, sehingga diperlukannya KSM bagi masyarakat beserta kaidah pembentukannya. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk mendorong warga masyarakat agar termotivasi mengembangkan KSM. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga yang ada atau pertemuan-pertemuan warga yang ada dimasyarakat. 3.2. Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan, melakukan penjajagan mengenai dinamika kelompok dengan cara Diskusi Kelompok Terarah (FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal mengenai : alasan pentingnya berkelompok, manfaat berkelompok, bagaimana membangun kelompok yang baik. Pada kesempatan ini juga dikenalkan dan dimotivasi untuk berhimpun dalam KSM atau mengembangkan kelompok yang sudah ada di masyarakat. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat paham maksud dan tujuan pembelajaran pengembangan KSM dan mampu menyusun rencana kegiatan yang menjadi kebutuhan KSM, serta dapat memahami peran strategis KSM sebagai institusi yang bisa memperjuangkan kepentingan warga miskin. PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 11

4. Pengembangan KSM 4.a. Mengembangkan Kelompok Masyarakat yang sudah ada KSM tidak harus selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompokkelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pembangunan, dan lain sebagainya. Dimana kelompok-kelompok tersebut tujuan dan kegiatanya berorientasi kepada penanggulangan kemiskinan. sehingga harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat primer sebagai kelompok sasaran. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukinan dan lainnya. Dalam mengembangkan kelompok yang sudah ada dan berkembang di masyarakat, tentunya memerlukan langkah-langkah agar kelompok tersebut benar-benar bermanfaat bagi warga miskin. 4.b. Review Kelompok Dalam kegiatan review kelompok tersebut dilakukan beberapa hal mengenai : a. Review kondisi kelompok dan organisasi secara keseluruhan dilakukan review mengenai asal usul pembentukan kelompok, tujuan kelompok dibangun, bagaimana kondisi kelompok saat ini, anggota kelompok, apakah ada warga miskin selalu terlibat dalam kegiatan kelompok dan menjadi anggota KSM, apakah kegiatan kelompok berorientasi kepada warga miskin. (lampiran 1) b. Review aturan main kelompok aturan main kelompok menjadi hal yang terpenting untuk dilakukan review, apakah terdapat akses warga miskin dan perempuan terhadap kelompok tersebut, serta bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi warga miskin dan perempuan.(lampiran 2) Kelompok yang sudah ada dapat mengakses kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dengan ketentuan sebagai berikut : Kegiatan yang diajukan oleh KSM terdapat dalam PJM Pronangkis dan Renta Desa/Kelurahan yang bersangkutan, mempunyai orientasi untuk penanggulangan kemiskinan serta penerima manfaat dari kegiatan tersebut adalah warga miskin yang tercatat dalam data warga miskin hasil pemetaan swadaya (Data PS-2), Terdiri dari minimal 5 orang,serta tidak ada indikasi eksploitasi terhadap warga miskin atau memanfaatkan warga miskin untuk kepentingannya, bilamana di antara anggota kelompok tersebut terdapat warga yang tergolong mampu. Pada umumnya terdapat susunan kepengurusan kelompok yang disepakati bersama para anggota kelompok. Memiliki kesepakatan aturan main bersama yang menjadi acuan kelompok. Memiliki kegiatan utama atau komitmen yang definitif untuk melestarikan ikatan kebersamaan di antara para anggota-anggotanya, misalnya : arisan, iuran anggota, kegiatan diskusi atau kajian yang rutin, silaturahmi yang rutin, usaha bersama, dan sebagainya 12 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

4.c. Membentuk KSM Baru 4.c.1. Pembentukan KSM Apabila di suatu wilayah tidak terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang sudah ada dan berkembang, maka KSM dapat dibentuk baru. Warga masyarakat atau calon-calon anggota KSM mengadakan serangkaian pertemuan untuk membentuk KSM. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh BKM atau relawan. Pembentukan KSM hendaknya dilakukan dengan proses yang sesuai dengan konsep PNPM Mandiri Perkotaan. Substansi mendasar dalam pembentukan KSM adalah adanya kesamaan kepentingan dan/atau kebutuhan dari anggota KSM yang akan berkelompok. Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta jenis kegiatan KSM secara mandiri dapat dirumuskan melalui permusyawaratan anggota-anggota KSM sehingga menjadi bagian tidak terpisah dari kesepakatan membentuk KSM. Selanjutnya, KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada formulir pembentukan KSM. Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan verifikasi yang dilakukan oleh BKM dibantu oleh UP-UP BKM untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Jika benar-benar layak, maka BKM memberikan justifikasi kelayakan proses pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM terbentuk. KSM sebagai pelaku langsung PNPM Mandiri Perkotaan terkait dengan pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan, dalam pembentukannya perlu berpijak pada pertimbangan kepentingan jangka panjang terkait keberdayaan anggota-angotanya, bukan semata-mata terbentuk berorientasi pada dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan. Oleh karena itu, dalam proses terbentuknya sebuah KSM beberapa prinsip yang perlu menjadi perhatian adalah : a. Pembentukan KSM diutamakan sebagai wadah pembelajaran, untuk menghindari minat masyarakat semata-mata ke arah dana BLM b. Inisiatif pembentukan KSM haruslah dari masyarakat sendiri dan berdasarkan pada kesediaan dan kesiapan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan c. Pembentukan KSM diselaraskan dengan tingkat kemampuan warga pemrakarsanya Pembentukan KSM harus mengacu pada pendapat masyarakat ketika harus memilih anggota-anggotanya, sehingga kriteria mengenai warga miskin dalam keanggotaan KSM dimaksud misalnya, merupakan keputusan masyarakat sendiri sebagaimana telah terjadi pada proses siklus FGD RK dan PS, dengan koridor berikut ini : KSM yang dibangun berdasarkan ikatan-ikatan pemersatu di antara orang-orang yang berkelompok dalam satu satuan wilayah tertentu (RT/RW), dibentuk atas prakarsa warga secara sukarela, sebagai sarana pembelajaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip P2KP, utamanya dalam hal membangun kebersamaan, kerjasama, berdemokrasi, serta berakuntabilitas, sehingga secara definitif memenuhi kaidah umum bahwa prakarsa pembentukan pada dasarnya oleh PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 13

warga miskin, namun apabila dibutuhkan dapat saja melibatkan warga yang secara ekonomi tergolong mampu sepanjang dibutuhkan keterlibatannya oleh warga miskin, dimana keterlibatan warga dimaksud lebih diperankan sebagai relawan dalam penguatan KSM bersangkutan dan tetap dapat dijamin bahwa warga miskin (data PS-2) sebagai penerima manfaatnya Ikatan pemersatu KSM dapat bersumber dari adanya persoalan yang sama di antara warga miskin. Berikut ini beberapa contoh ikatan pemersatu. Persoalan lingkungan: selokan di depan rumah warga miskin tersumbat sehingga air selokan tidak mengalir dan ketika musim hujan air selokan meluap ke halaman rumah. Warga-warga miskin (dan juga warga kaya) di daerah dimana selokan tersumbat dapat menjadi anggota satu KSM. Persoalan pendidikan: beberapa warga miskin memiliki anak usia sekolah dasar yang putus sekolah karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk membantu pendapatan orang tua. Warga-warga miskin tersebut dapat membentuk satu KSM. Persoalan kesehatan: beberapa warga miskin memiliki anak balita yang kekurangan gizi. Warga-warga miskin tersebut dapat membentuk satu KSM. Ikatan pemersatu KSM juga dapat bersumber dari adanya potensi pengembangan kehidupan warga miskin. Potensi pasar/penjualan produk bersama: beberapa warga miskin yang memproduksi tikar pandan dapat membentuk satu KSM dengan tujuan membangun pasar/penjualan bersama. Potensi kepedulian: beberapa kader posyandu dapat membentuk satu KSM berangkat dari kepedulian mereka terhadap kondisi gizi balita warga miskin. KSM ini menyusun kegiatan rutin pemberian makanan tambahan untuk balita warga miskin. Dalam pengembangan KSM seperti ini, harus dinyatakan secara jelas siapa saja warga miskin yang menjadi penerima manfaat program. Potensi peningkatan pengetahuan warga miskin: sekelompok ibu-ibu pengajian (di dalamnya ada warga miskin dan warga kaya) dapat menjadi KSM dengan kegiatan rutin mengkaji pengetahuan hidup bersih dan sehat di permukiman warga miskin (anggota kelompok pengajian). Ikatan pemersatu pada dasarnya merupakan alasan (keberadaan) warga miskin untuk membentuk kelompok (KSM). Satu saja ikatan pemersatu dapat menjadi titik masuk pembelajaran kelompok untuk dapat memecahkan persoalan lainnya. Karena sebagaimana terlihat dalam hasil Pemetaan Swadaya, warga miskin memiliki banyak persoalan. Jadi di awal pembentukan KSM, temukan saja dulu satu persoalan atau potensi bersama beberapa warga miskin yang dapat menjadi ikatan pemersatu awal. Meskipun kalau ada dua atau tiga ikatan yang sama juga baik. Keberadaan KSM yang diusulkan sebagai penerima manfaat memenuhi ketentuan seperti berikut : Terdiri dari minimal 5 orang,serta tidak ada indikasi eksploitasi terhadap warga miskin atau memanfaatkan warga miskin untuk kepentingannya, bilamana di antara anggota KSM tersebut terdapat warga yang tergolong mampu. 14 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

Pada umumnya terdapat susunan kepengurusan KSM yang disepakati bersama para anggota KSM. Memiliki kesepakatan aturan main bersama yang menjadi acuan KSM Memiliki kegiatan utama atau komitmen yang definitif untuk melestarikan ikatan kebersamaan di antara para anggota-anggotanya, misalnya : arisan, iuran anggota, kegiatan diskusi atau kajian yang rutin, silaturahmi yang rutin, usaha bersama, dan sebagainya Tatacara pengembangan KSM yang sudah ada dan pembentukan KSM baru, secara detail dalam Buku 5ª. Panduan Fasilitasi Musayawarah Pengembangan KSM. 4.c.2. Merumuskan Aturan Main KSM Agar KSM dapat berjalan dengan baik, maka seteleh pembentukan KSM, kegiatan dilanjutan dengan merumuskan aturan main KSM. Rumusan ini harus dirumuskan dan disepekati bersama oleh seluruh anggota KSM karena akan menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan KSM. Adapun beberapa hal yang dapat menjadi bahan rumusan aturan main KSM, diantaranya : a. sumbangan yang dapat diberikan oleh kelompok maupun anggota kelompok dalam menangguangi kemiskinan bersama-sama PNPM Mandiri Perkotaan. Sumbangan tersebut dapat berupa dana, waktu, tenaga maupun pemikiran. b. bagaimana proses pengambilan keputusan kedepan c. bagaimana mekanisme pemecahan masalah kelompok d. kapan dan berapa kali pertemuan kelompok akan di lakukan e. siapa yang duduk dalam kepengurusan KSM? Apa tugas dan wewenangnya f. bagaimana jika ada orang baru bermaksud menjadi anggota g. bagaimana menentukan rencana kegiatan KSM 5. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM 5.a. Menyusun Rencana Kegiatan KSM Kegiatan KSM merupakan salah satu komponen yang dapat mencerminkan apakah KSM tersebut berorientasi terhadap penanggulangan kemiskinan atau tidak?, sehingga setiap KSM baik KSM yang dibentuk baru, maupun KSM dengan mengembangkan kelompok yang sudah ada, harus menyusun rencana kegiatan. Kegiatan KSM semestinya tidak dibatasi oleh satu aspek saja, namun dapat menyusun rencana beberapa aspek baik dari sisi kegiatan sosial, ekonomi maupun lingkungan, dimana seluruh aspek tersebut tujuan utamanya untuk menanggulangi kemiskinan. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, syarat KSM dapat mengakses kegiatan adalah sebagai berikut : a. kegiatan yang dilakukan terdapat dalam Renta dan PJM Pronangkis Desa/Kelurahan lokasi KSM berada. b. Penerima manfaat adalah warga miskin. Penerima manfaat dari kegiatan sarana & prasarana lingkungan, secara dominan minimal 50 % dipastikan warga miskin (baik secara kuantitas PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 15

maupun fenomena lingkungan hunian warga di wilayah sasaran kegiatannya) Penerima manfaat dari kegiatan sosial dipastikan hanya warga miskin (100% tergolong warga miskin), yang indikasinya bisa dideteksi berdasarkan hasil pendataan dalam PS-2 (Profil KK miskin). Penerima manfaat dari kegiatan ekonomi (pinjaman bergulir) dipastikan hanya warga miskin (100% tergolong warga miskin) yang menjadi anggota KSM berbasis pada satuan rumah tangga, yang indikasi kelayakan anggota-anggotanya bisa dideteksi berdasarkan hasil pendataan dalam PS-2 (Profil KK miskin). c. Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen. Artinya, KSM bukan bawahan BKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan BKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. KSM harus mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdayaan baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi, dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan. d. KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi (monev) kinerja BKM dan UP-BKM. KSM berhak melakukan monev terhadap BKM karena sesungguhnya "alas keberadaan" (mandat) BKM bersumber dari warga miskin. 5.b. Menyusun Usulan Kegiatan KSM. Bila KSM tersebut dinilai layak, dilanjutkan dengan proses penyusunan usulan kegiatan KSM sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh BKM. BKM melalui UP-UP BKM dapat memfasilitasi tata cara penyusunan usulan kegiatan KSM, selanjutnya melakukan verifikasi atas kelayakan usulan kegiatan KSM yang telah disusun oleh KSM. Adapun sumber pembiayaan kegiatan KSM, dapat bersumber dari dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan, swadaya masyarakat serta dari lembaga lain yang bermitra dengan BKM/LKM. Mekanisme penyusunan proposal secara detail, diatur dalam petunjuk teknis kegiatan ekonomi, petunjuk teknis kegiatan infrastruktur dan kegiatan sosial. 6. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP BKM sesuai kaidah umum. Seluruh proposal kegiatan yang masuk ke BKM, UP-UP berkewajiban melakukan verifikasi kelayakan usulan kegiatan. Kaidah Umum Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM, ditinjau dari sisi penerima manfaat harus warga miskin yang tercantum dalam format PS-2, administratif dan teknik. UP BKM mengadakan rapat untuk memutuskan hasil verifikasi kelayakan usulan kegiatan KSM, mengumumkan usulan kegiatan KSM yang dijustifikasi layak kepada warga 16 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

masyarakat (khususnya KSM) melalui media warga yang efektif, serta menyampaikan rekap datanya ke BKM. Bagi usulan kegiatan KSM yang dinyatakan tidak layak dikembalikan ke KSM bersangkutan untuk dilakukan penyempurnaan kembali. Apabila kegiatan yang diajukan oleh KSM layak untuk didanai, maka KSM sebelum melaksanakan kegiatan berkewajiban menandatangani surat perjanjian antara KSM dengan BKM. B. Arah Pengembangan KSM KSM dalam perjalanannya memerlukan penguatan dalam rangka memantapkan eksistensi dan keberlanjutannya, sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peran KSM seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu ada pengembangan dalam KSM tersebut, baik berupa pendampingan dari pihak luar maupun melalui pembelajaran yang dilakukan sendiri dalam kelompok maupun antar kelompok yang ada. Pada prinsipnya arah pengembangan KSM ditujukan untuk : 1. Membangun adanya rasa saling membutuhkan, toleransi, menghargai antara satu anggota dengan yang lainnya; 2. Memelihara adanya tata-tertib dan aturan main yang telah disepakati bersama dilaksanakan secara konsisten; 3. Mendorong dilaksanakannya pertemuan rutin atau kegiatan-kegiatan bersama untuk memelihara kebersamaan dalam berkelompok dan saling belajar di antara mereka sendiri; 4. Memotivasi KSM agar bermanfaat bagi anggotanya sehingga KSM bisa berperan sebagai wadah untuk pemecahan masalah ekonomi, penyampaian informasi, menambah pengetahuan, forum silaturahmi, dan lain sebagainya; 5. Mengembangkan sifat kepemimpinan yang mendorong terciptanya modal sosial. 6. Peningkatan aset KSM guna pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar sehingga masyarakat miskin akan mampu masuk ke pasar tenaga kerja atau memanfaatkan berbagai peluang usaha; 7. Peningkatan produktifitas KSM baik tenaga kerja maupun usaha sehingga kesejahteraan anggota KSM terus meningkat; 8. Peningkatan partisipasi anggota KSM dalam pelaksanaan pembangunan partisipatif baik pada saat pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan maupun pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan pemeliharaan. 9. Penyiapan KSM sebagai modal sosial yang tanggap terhadap resiko bencana alam, bencana sosial (konflik sosial) dan bencana ekonomi (krisis ekonomi). Langkah pengembangan KSM yang telah terbentuk dapat diberikan melalui pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk memberikan pelatihan. Adapun pendampingannya, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu : Konsultasi: membantu KSM dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap informasi dan wawasan baru khususnya berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan, melalui dialog, diskusi, penyebaran informasi, dan sejenisnya. Asistensi: membantu KSM dalam meningkatkan keterampilan, khususnya berkenaan dengan penyusunan usulan kegiatan. PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 17

Fasilitasi: membantu KSM untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam kelompok, berhubungan dengan pihak lain, membuat jaringan dan lain-lain. Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pengembangan KSM sekurangkurangnya terfokus kepada 2 hal penting, diantara : 1. Penguatan ke dalam Kelompok Pertama, Penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur melakukan program pendidikan anggota. Perencanaan program kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif. Kedua, berorientasi kepada peningkatan pendapatan anggota dan kelompok. Dalam rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan kapasitas pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi anggota. Kapasitas ini terutama dalam hal pembentukan cadangan atau tabungan yang efektif, pemupukan modal swadaya dan pengembangan usaha-usaha produksi dan pemasaran. Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu juga menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta kesetaraan jender (laki-laki dan perempuan). Secara berkala Fasilitator, BKM dan relawan dapat melakukan evaluasi terhadap perkembangan KSM sesuai lampiran 3. 2. Penguatan ke tingkat Komunitas Pertama, penguatan kepemimpinan. Selama proses pendampingan kelompok diharapkan muncul personil-personil yang mampu menjadi pemimpin yang dapat memberdayakan,kepemimpinan ini diharapkan bisa muncul karena kualitas dan kemampuannya, serta kepeduliannya kepada persoalan dan masa depan masyarakat. Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok, kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika baru. Kelompok-kelompok ini termasuk individu-individu yang menjadi anggotanya menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya. Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih terbuka dan partisipatif. Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi, kepemimpinan yang memberdayakan dan berkembangnya dinamika di masyarakat, diharapkan terjadi karena kepempinan yang demokratris, terbuka, partisipatif, menjadi 18 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

model baru ketimpang model kepempimpinan lainnya. Disamping itu komunikasi diantara anggota KSM lebih multi arah, dialogis, dan lain sebagainya. PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 19

20 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

LAMPIRAN PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 21

CHECKLIST PENGENDALIAN REVIEW KONDISI KELOMPOK DAN ORGANISASI Nama Kelompok :. BKM :. Desa/Kelurahan :. Kecamatan :. Kabupaten :. Provinsi :. Jumlah Anggota :. No Uraian 1 Apakah ada susunan kepengurusan 2 Apakah jumlah anggota KSM diatas lima orang 3 Apakah KSM mempunyai rencana kerja 4 Apakah KSM dilibatkan dalam pertemuan BKM/Kelurahan atau Kecamatan 5 Adakah rencana kegiatan dari KSM 6 Adakah pendampingan rutin diberikan oleh konsultan/ kelompok peduli,/pemerintah daerah,/bkm/ UP UP 7 Apakah kegiatan KSM menunjang kepada upaya penanggulangan kemiskinan 8 Apakah ada warga miskin yang menjadi anggota KSM 9 Apakah KSM pernah mengikuti pelatihan / coaching 10 Apakah ada pertemuan rutinan KSM 11 Apakah ada pencatatan (administrasi) dan pelaporan di KSM Jawaban Ya Tidak Keterangan 22 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

CHECKLIST PENGENDALIAN REVIEW ATURAN MAIN KELOMPOK Nama Kelompok :. BKM :. Desa/Kelurahan :. Kecamatan :. Kabupaten :. Provinsi :. Jumlah Anggota :. No. Uraian 1 Apakah ada aturan main KSM? Jika ada, Apakah dalam aturan main tersebut; 2 Disebutkan maksud dan tujuan pendirian KSM? 3 Membahas syarat dan criteria anggota KSM? 4 Membahas prosedur pembentukan, pergantian dan penerimaan kembali anggota KSM? 5 Membahas hak dan kewajiban dari anggota KSM? 6 Menyebutkan tugas masing masing pengurus dan anggota KSM? 7 Membahas mekanisme pengambilan keputusan di KSM? 8 Membahas sumber pendanaan KSM? 9 Membahas tranfaransi dan akuntabilitas? 10 Apakah terdapat akses warga miskin dan perempuan di dalam KSM Jawaban Ya Tidak Keterangan PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 23

CHECKLIST PENGEMBANGAN KSM Nama Kelompok :. BKM :. Desa/Kelurahan :. Kecamatan :. Kabupaten :. Provinsi :. Jumlah Anggota :. No Uraian I KEORGANISASIAN 1 KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas 2 Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik 3 KSM memiliki AD/ART atau aturan main 4 Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya dengan baik 5 Solidaritas antar anggota semakin kuat 6 KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan demokratis II ADMINISTRASI 1 KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan yang lengkap 2 Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil mengelola administrasi dan pembukuan 3 KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dilaporkan secara rutin ke anggota III PERMODALAN 1 Tabungan/iuran KSM terus meningkat 2 KSM mampu mengelola dana dari luar IV KEGIATAN 1 Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan menguntungkan 2 Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap 3 KSM mampu membiayai operasional secara layak V KEBERADAAN DI MASYARAKAT 1 Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun kualitasnya 2 Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin berkembang 3 Keberadaan KSM semakin dikenal dan diterima masyarakat Jawaban Ya Tidak Keterangan 24 PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

KANTOR PUSAT JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR PROYEK Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan Jakarta Pusat Indonesia - 10210 SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI www.pnpm-mandiri.org PENGADUAN P.O. BOX 2222 JKPMT SMS 0817 48048 e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org www.p2kp.org www.pnpm-perkotaan.org