BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Denah 5.1.1. Perancangan Denah Lantai Satu Berdasarkan konsep pola-pola ruangan, perancangan denah ini merupakan pengembangan hubungan ruang yang telah dirancang. Ruang-ruang yang dimasukkan ke dalam denah merupakan hasil analisis kebutuhan ruangan dengan penambahan jalur sirkulasi penumpang, staf, dan barang. Diagram 7. Hubungan Antarruang Pada Denah Lt. Satu 81
Dari pola ruang diatas maka dirancang tiga alternatif denah untuk diasistensikan dengan dosen pembimbing. Denah alternatif pertama merupakan penerapan langsung dari pola ruang. Berbentuk kotak, sesuai dengan grid kolom. Gambar 63: Alternatif Denah Pertama Denah alternatif kedua memisahkan fungsi bandara dengan fungsi kereta yang lain karena pengelolanya berbeda. Berbentuk kotak, sesuai dengan grid kolom. Gambar 64 : Alternatif Denah Kedua Denah alternatif ketiga. Sesuai dengan pola ruang yang dirancang. Berbentuk kotak, namun dimiringkan untuk menghadap langsung ke Utara. Gambar 65 : Alternatif Denah Ketiga 82
Setelah diasistensikan dengan dosen pembimbing, denah yang dipilih untuk dikembangkan adalah alternatif pertama karena pengelompokan fungsi transit yang jelas dan penempatan ruangan sesuai dengan grid kolom. Alternatif dua tidak dipilih karena fungsi bandara yang terpisah dari fasilitas transit. Pemisahan ini menyebabkan sirkulasi silang dengan fungsi ruang publik. Alternatif tiga tidak dipilih karena penempatan yang miring tidak sesuai dengan grid kolom yang lurus sehingga pergerakan penumpang terganggu dengan adanya kolom ditengah jalan. Pengembangan dari alternatif terpilih adalah memperbesar luas ruang publik sehingga mampu menampung jumlah pengunjung umum dan penumpang. Selain itu memperbesar luas hall sehingga jumlah pengunjung dapat ditampung. Bentuk yang dipilih untuk luas hall yang baru adalah berbentuk melingkar yang didefinisikan sebagai pengumpul kearah dalam. Bentuk lingkaran ini digunakan pada hall Selatan, sedangkan untuk hall Utara masih menggunakan bentuk kotak karena di atas hall ini terdapat jalur kereta api dan banyak kolom. Sehingga pembentukan melingkar tidak efektif untuk hall ini karena tidak akan terlihat dari luar. Sedangkan untuk fungsi ruangan yang lain susunannya masih seperti denah awal. Gambar 66 : Elaborasi Denah 83
Setelah melalui proses sidang dan asistensi dengan dosen pembimbing dan dosen yang lain, denah mengalami perubahan bentuk dari kotak menjadi melengkung karena menggabungkan konsep bentuk dinamis. Selain itu untuk menjelaskan bentuk geometris yang proporsional. Bentuk denah yang digunakan adalah geometris lingkaran yang dipotong geometris persegi panjang. Gambar 67 : Elaborasi Denah Bentuk lengkung pada bagian Selatan dimanfaatkan juga sebagai arah view yang menyebar keluar sehingga tidak hanya melihat kereta api yang lewat dibawah maupun diatas tapi juga melihat pemandangan kota. Pada daerah ini digunakan untuk fungsi restoran sebagai tempat yang dapat menikmati view dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan bentuk lengkung yang kecil pada bagian Utara dimanfaatkan untuk penempatan retail. Bentuk persegi pada bagian utara dimanfaatkan untuk ruang-ruang yang tidak terlalu membutuhkan cahaya dan view dari luar. Untuk zona ruang publik digunakan untuk retail dan minimarket. Untuk zona fungsi kereta jarak jauh dimanfaatkan untuk cafe dan ruang tunggu yang tertutup. 84
Gambar 68 : Elaborasi Denah Pada proses asistensi berikutnya terjadi beberapa perubahan yaitu pada bentuk lengkung pada bagian Utara yang sebelumnya digunakan untuk retail diubah menjadi jalur sirkulasi bagi penumpang yang akan menuju ke kereta jarak jauh. Perubahan ini dilakukan karena bentuk lengkung yang ditempatkan untuk retail menjadi tidak terasa bagi penumpang yang melewatinya sehingga retail ini dipindahkan ke tengah. Kantor stasiun juga dipindahkan menjadi mezanin di atas ruang tunggu bandara karena pada lantai satu ini bagian kantor staf digunakan untuk kantor Railink (operator kereta bandara). Namun letak kantor stasiun ini dipindahkan ke tengah bangunan agar penumpang mudah mencapai bagian administrasi ini. 5.1.2. Perancangan Denah Lantai Dasar Lantai dasar pada stasiun Manggarai yang baru digunakan untuk pintu masuk ke hall utama, untuk servis bangunan, kantor pengelola komersial, ruang istirahat pegawai stasiun, dan peron kereta komuter. Gambar 69 : Zoning Lt. Dasar 85
5.1.3. Perancangan Denah Lantai Dua Lantai dua bangunan ini digunakan untuk peron dan untuk sarana utilitas. Selain itu juga terdapat ruangan pengawas PPKA yang terhubung langsung dengan mezanin pada lantai satu Gambar 70 : Zoning Lt. Dua 5.2 Perancangan Potongan Bangunan Potongan bangunan stasiun Manggarai mengalami beberapa perubahan. Perubahan ini terjadi karena perubahan struktur bangunan dan perubahan denah bangunan stasiun Gambar 71 : Potongan 1 Gambar 72 : Potongan 2 86
Gambar potongan di atas merupakan potongan melintang pada denah : Gambar 73 : Denah Perubahan denah setelah asistensi dan sidang menyebabkan perubahan struktur pada bangunan stasiun Gambar 74 : Denah 87
Gambar 75 :Potongan sebelum Diubah Pada bagian yang dilingkari merupakan kolom penahan struktur atap. Selanjutnya karena akan menghalangi jalur sirkulasi, kolom ini dihilangkan sehingga struktur yang digunakan adalah seperti dibawah ini Gambar 76 : Potongan setelah Diubah Struktur bangunan mengalami perubahan dimensi sehingga strukturnya lebih tipis, namun setelah diasistensikan dengan Ir.Hidayat Amir bagian ini mengalami masalah. Sehingga bentuk struktur yang digunakan pada disain yang baru adalah bentuk struktur kedua, sama seperti struktur dibawah namun diberi kolom penahan. Gambar 77 : Potongan setelah Perubahan Dimensi Struktur 88
Potongan memanjang pada denah yang sama adalah seperti dibawah ini. Gambar 78 : Potongan Memanjang 5.3 Perancangan Tampak Bangunan Pada denah yang kotak, bentuk tampaknya megikuti pola atapnya dan ditutupi dengan material kaca dan alumunium. Gambar 79 : Tampak 1 Gambar 80 : Tampak 2 Perubahan tampak mengikuti perubahan pada denah dan struktur yang baru. Penutup dinding menggunakan kaca dan menggunakan alumunium berbentuk anyaman. Gambar 81 : Potongan Tampak 1 89
Gambar 82 : Tampak 2 5.4 Perancangan Bentuk Stasiun Bentuk stasiun mengalami tiga kali perubahan semenjak tahap awal proses perancangan disain stasiun Manggarai. Bentuk ini dibuat berdasarkan bentuk denah stasiun dan struktur atap. Gambar 83 : Elaborasi Bentuk Gambar 84 : Elaborasi Bentuk Gambar 85 : Elaborasi Bentuk 90