Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016
|
|
- Irwan Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMECAHAN PERSOALAN DAN DESKRIPSI HASIL PERANCANGAN 4.1 Kajian Konsep dan Fungsi Bangunan yang diajukan Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis,
2 4.2 Re-defining Stasiun Lempuyangan PAST Stasiun Lempuyangan merupakan stasiun kereta api pertama yang didirikan Pemerintah Kolonial Belanda di Yogyakarta pada tahun Bangunan ini dibangun di atas tanah milik Keraton Yogyakarta yang pada awalnya hanya berfungsi sebagai stasiun barang. Maka dari itu stasiun ini memiliki nilai historis yang sangat besar sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang berpengaruh terhadap perkembangan kota Yogyakarta dan sekitarnya. PRESENT Sejak 1 Desember 1997, stasiun kereta api Lempuyangan mendapat limpahan dari Stasiun Kereta Api Yogyakarta (Stasiun Tugu) sebagai terminal pemberangkatan dan akhir perjalanan kereta api kelas ekonomi. Namun untuk saat ini bentuk dan fungsi sebagai stasiun kereta api tidak maksimal dalam mengakomodasi kegiatan yang adadisebabkan bangunan stasiun sekarang tidak terintegrasi dengan baik kawasan sekitar dan berdampak pada degradasi lingkungan sekitar stasiun. FUTURE Mere-desain bangunan stasiun lempuyangan yang sekarang dengan tanpa mengintevensi bangunan cagar budaya yang telah ada, sekaligus menambahkan bangunan baru disisi utara stasiun yang memanfaatkan lahan site eks-gudang semen, untuk mendukung kegiatan perkeretaapian di stasiun ini. Mengingat bangunan lama stasiun sudah tidak dapat menampung lonjakan pengguna jasa kereta api. Dengan besaran ruang yang lebih besar dan me-mix antara fungsi stasiun dengan penataan fasilitas komersil sebagai bentuk pelayanan pihak stasiun terhadap pengunjung yang datang. Dilengkapi juga dengan parkir kendaraan mencapai sekitar 322 kendaraan yang terdiri dari kendaraan roda dua dan roda empat sekaligus ruang parkir yang memiliki keterpaduan dengan moda transportasi lain. Diharapkan dengan perubahan ini fungsi stasiun dapat berfungsi maksimal dalam rentan wangktu yang lama. Gambar 4.1 Stasiun Lempuyangan tahun 1872 Sumber : heritage.kereta-api.co.id Gambar 4.2 Stasiun Lempuyangan 2015 Sumber : penulis, 2016 Gambar 4.3 Stasiun Baru Lempuyangan Sumber : penulis,
3 Adapun penambahan bangunan Stasiun baru dalam rancangan re-desain ini adalah sebagai berikut : Skema 4.2 skema penambahan bangunan baru stasiun Lempuyangan Sumber : penulis,
4 Untuk bentuk massa bangunan stasiun baru penulis mengikuti bentuk asal dari bangunan lama yaitu model stasiun parallel, yaitu stasiun sejajar dengan jalur rel kereta. Hal ini Bertujuan untuk meminimalisir perubahan seminimalkan mungkin. Skema 4.3 skema tata massa stasiun lempuyangan Sumber : Analisis Penulis, 2015 Skema 4.4 skema tata letak bangunan STASIUN baru dan lama Sumber : Analisis Penulis,
5 4.3 Kajian dan Konsep Figuratif Rancangan (Penentuan Kebutuhan Ruang) Kebutuhan ruang ditentukan dengan melakukan analisis terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan dalam stasiun. Dengan begitu dapat teridentifikasi ruang-ruang apa saja yang dibutuhkan guna mewadahi kegiatan dalam stasiun. Alur kegiatan yang sesuai dengan analisis pengguna stasiun diperlukan guna untuk sebuah perencanaan yang tepat guna sesuai dengan perilaku aktifitas penggunan. Berikut skema alur pengunjung stasiun : a. Penumpang naik kereta Skema 4.3. Skema Penumpang naik kereta Sumber : Analisis penulis, 2015 b. Penumpang turun dari kereta c. Pengantar Skema 4.4. Skema Penumpang turun dari kereta Sumber : Analisis penulis, 2015 Skema 4.5. Skema sirkulasi pengantar Sumber : Analisis penulis,
6 d. Pengelola Skema 4.6. Skema sirkulasi Pengelola Sumber : Analisis penulis, 2015 e. Karyawan Skema 4.7 Skema Sirkulasi Karyawan Sumber : Analisis penulis, 2015 f. Ekspedisi barang Skema 4.8 Skema Sirkulasi Ekspedisi barang Sumber : Analisis penulis,
7 4.4 Proyeksi Pengunjung Proyeksi pengunjung sangat dibutuhkan karena hal tersebut sangat terkait dengan jumlah pengunjung yang akan ditampung dalam stasiun. dengan mengkombinasikan hasil analisis pengunjung dengan proyeksi pengunjung, maka akan didapatkan besaran ruang yang dibutuhkan. Adapun dalam penentuan proyeksi pengunjung, proyeksi didapatkan dengan melakukan spekulasi terhadap jumlah kunjungan tertinggi selama beberapa tahun terakhir. yakni dalam hal ini adalah tahun 2014 dengan jumlah kunjungan yang tertera pada table berikut : Tahun Jumlah Penumpang Tabel 4.1 Data penumpang stasiun lempuyangan 5 tahun terakhir Sumber : DAOP 6, yogyakarta, 2015 Dimana setiap tahunnya menampung lebih dari 1 juta penumpang, maka dengan prediksi peningkatan pertahunnya 8% pertahun, dapat dihitung perkembangan nya 20 tahun mendatang. Guna sebagai tolok ukur pengembangan redesain staiun besar Lempuyangan dengan perhitungan sebagai berikut : P = Po ( T + r ) P = Jumlah penumpang pada tahun T = Kurun Waktu Penumpang Po = Jumlah penumpang awal tahun r = Presentase Penumpang Proyeksi pengunjung tahun 2034 = (1+0.08) 20 = x 4.66 = Memprediksikan jumlah penumpang 20 tahun kemudian dengan persentase kenaikan penumpang per tahunnya 8%, perhatikan table berikut : 55
8 Tabel 4.2. Prediksi pengunjung stasiun Lempuyangan 20 tahun mendatang Sumber : Analisis penulis, 2015 Maka dari perhitungan diatas perkiraan per harinya pada tahun 2034, stasiun lempuyangan akan menampung paling sedikitnya penumpang. Per jam nya melayani penumpang sebanyak 610 pengunjung, yang dimana terdiri dari penumpang kereta api jarak jauh dan kereta api lokal. Tabel 4.3 Daftar Kereta yang datang dan berangkat dari Lempuyangan Sumber : 56
9 Maka dapat disimpulkan perlunya peningkatan pelayanan di Stasiun Lempuyangan. Kemudian dibutuhkannya besaran ruangan baru untuk mewadahi kegiatan dalam maupun luar stasiun untuk jangka waktu yang panjang. Untuk bangunan stasiun Lempuyangan lama akan melayani kereta parameks, dan stasiun Lempuyangan yang baru (sisi utara stasiun lama) akan melayani keberangkatan Kereta api jarak jauh (kelas bisnis dan ekonomi). Hal ini bertujuan untuk menghindari terpusatnya kegiatan perkereta apian yang akan berimbas pada besaran lahan dan kepadatan sirkulasi. 4.5 Standar Ruang Stasiun Berikut table standar ruang bangunan stasiun : No Nama ruang Standar Minimum Acuan 1 Area tunggu 80% Kapasitas KA m 2 /orang EN 2 Sirkulasi Luas ruangan + 15% luas ruangan EN 3 Panjang Jalur Antrian 4,57 m EN 4 penumpang m 2 /orang EN 5 Coffe shop 0,2787 m 2 74,32 m 2 EN 6 Area Sirkulasi 1,4 m 2 x 1,4 m % nya EN 7 Mobil pribadi 2,5 m x 5 m EN 8 Sepeda motor 1,2 m x 2 m EN 9 Parkir Jangka pendek 80% Kapasitas KA EN (<3jam) 10 Parkir Jangka panjang (>3jam) % Kapasitas KA EN Keterangan : EN = Erst Beufert Tabel 4.4 Tabel Standar Ruang Sumber : Data Arsitek Jilid II, Erst Neufert, Transportation Enginering Planning & Design 4.6 Organisasi Ruang Stasiun Skema 4.9 Organisasi Stasiun secara umum Sumber : Data Arsitek Jilid II, Erst Neufert 57
10 Organisasi Ruang diperoleh dari pertimbangan ukuran site yang memiliki luasan yg cukup besar dan besaran luasan ruang yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsi bangunan stasiun Lempuyangan. Maka organisasi ruang yang dibuat, sebagai berikut : a. Lantai 1 (Stasiun Baru) Skema 4.10 Organisasi Lantai 1 Sumber : Analisis penulis, 2016 b. Lantai 1 (Stasiun Lama) Skema 4.11 Organisasi Lantai 1 (stasiun Lama) Sumber : Analisis penulis,
11 c. Lantai 2 Skema 4.10 Organisasi Lantai 1 (stasiun lama) Sumber : Analisis penulis, Besaran Ruang Dari perhitungan proyeksi pengunjung stasiun Lempuyangan sebelumnya, telah didapatkan angka penumpang pada tahun 2034 paling minimal penumpang per tahunnya adalah orang, dan perjam nya menampung paling sedikit 610 orang. Namun angka tesebut belum ditambah dengan angka pengantar penumpang dan batas maksimal penumpang yang datang. Maka dapat diasumsikan : Jumlah penumpang naik / turun = 610 x 2 Jumlah pengantar / penjemput = 70% x 610 = 1220 (penumpang maksimal) = 427 (pengantar maksimal) = 1647 pengunjung Maka dapat diperkirakan dengan dilihat dari jadwal kedatangan dan keberangkatan dapat diketahui frekuensi keberangkatan dalam satu jamnya sehingga kepadatan masksimal dapat dijadikan patokan untuk besaran ruang dalam setasiun. 1. Hall / Lobby Kepadatan Hall setiap 30 menit (1/2 jam) sebesar 1647/2 = 824 orang. Satu orang perlu 0,9 m 2, sehingga terdapat luasan 0,9 m 2 / orang x 824 orang = 741 m 2. Sirkulasi 20% x 741 m 2 = 148 m 2. Total Luasan Hall = = 889 m 2 2. Ruang tunggu Jumlah pengunjung stasiun = 1647 (0,9 m 2 / orang), maka luas kebutuhan ruang tunggu 1647 x 0,9 m 2 = 1482 m Loket 59
12 Sesuai dengan manajemen pengelolaan PT KAI, sisttem distribusi tiket dilepas secara online, jadi penumpang di loket hanya menukarkan tiket yang dibeli ketika online. Loket dibuka 2 jam sebelum keberangkatan, lama pelayanan 1,5 jam. Kecepatan pelayanan rata-rata 2 menit/ penumpang. Dalam 1,5 jam loket dapat melayani 45 orang. Maka kebutuhan loket 45 orang x 0,9 m 2 = 40 m Peron Jumlah pengunjung butuh 0,9 m 2, maka kebutuhan luas peron 1647 x o,9 = 1482 m 2, sirkulasi 20% x 1482 = 296 m 2. Luas total = 1779 m 2 Panjang peron diperhitungkan dengan jumlah rangkaian kereta sebanyak 10 gerbong, panjang tiap gerbong 20 m, maka didapat 10 x 20 = 200 m. direncanakan ada tambahan 3 peron, lebar peron 5 m. maka 200 x 5 = 1000 m Fasilitas Penunjang Retail souvenir 9 9 m2, sehingga butuh luasan 45 m2 Retail makanan, retail kecil berjumlah 15 6 m2, sehingga kebutuhan luas retail makanan 120 m2 Restaurant asumsi menampung 24 orang tiap unitnya. Luasan tiap 4 orang standarnya adalah 9 m2, sehingga luasan per unit restaurant 24/4 x 9 = 54 m2. Daerah servis 20% x 54 = 10.8 m2, luas total / unit restaurant 64 m2. Asumsi umlah penumpang yang makan dan minum 20 % x 1647 = 329 orang asumsi lama berada didalam restaurant 30 menit, maka jumlah pemakai 329 : 2 = 164 orang. Maka kebutuhan terhadap restaurant adalah 204 : 32 = 5.14 = 5 buah restaurant. Maka jumlah luasan restoran adalah 324 m2 Bank yang dilayani ATM, asumsi ada 6 buah ATM dengan 3 m2, total 18 m2 Ruang Laktasi (ibu menyusui), asumsi ada 2 ruangan 12 m2, maka 24 m2 6. Lavatory pria Asumsi jumlah pemakai adalah 10% dari jumlah pengunjung pada jam terpadat 10% x 1647 = 164 orang. Perbandingan pria dan wanita diasumsikan 1:1 atau 164 / 2 = 82 orang. Asumsi pengguna toilet 5 menit/orang, maka dalam satu jam melayani 82 / 12 = 9 orang, kebutuhan urinoir standar 0,7 m2 = 0,7 x 9 = 6 m2. Kebutuhan bilik toilet dengan standar 1,5 m2 / orang = 9 x 12 = 13.5 m2, kebutuhan total lavatory pria = 19.5 m2 ditambah 20% sirkulasi menjadi 13.4 m2 7. Lavatory Wanita Asumsi yang digunakan sama dengan lavatory pria, kebutuhan bilik toilet 1,5 m2 / orang = 9 x 12 = 13.5 m2, kebutuhan total ditambah sirkulasi menjadi 19.5 m2 8. Lavatory difabel 6 m2, dibutuhkan 2 lavatory, maka total nya adalah 12 m2. 60
13 9. Mushola Asumsi 50 orang, perorang 0,8 m2, maka 50 x 0,8 = 40 m2, Tempat wudlu 9 m2, total luas 49 m Parkir Luas parkir dihitung dari jumlah penumpang stasiun jam terpadat ditambah dengan pengantar dan penjemput. Asumsi berkendara mobil 20 % x 3072 = 614 orang, satu mobil menampung 4 orang, sehinga terdapat m = 2304 m2, sirkulasi 20% x 2304 = 460 m2. Luas total 2764 m2 Asumsi berkendara motor 30 % x 3072 = 921 orang, satu sepeda motor untuk 2 orang maka terdapat m2 = 1382 m2, sirkulasi 20% x 1382 = 276 m2. maka luas total parkir 1658 m2 11. Ruang administrasi dan manajerial serta area operasional Stasiun Untuk ukuran luasan standar ruangan ini menggunakan data dari data arsitek dan disesuaikan dengan jumlah pernonil dalam ruangan sehingga dapat diketahui luasan ruangan yang diperlukan. No Ruang Jumlah pelaku Standar m2 / orang Luas m2 1 Kepala stasiun Wakil Sekretaris Tamu Staff Administrasi Keuangan Gudang administrasi Rapat Meeting Jumlah 317 Tabel 4.5 Kebutuhan ruang administrasi dan manajerial Sumber : Analisis penulis, 2015 No Ruang Jumlah pelaku Standar m2 / orang Luas m2 1 PPKA Wakil PPKA Tamu Operasional Komputer Kondektur
14 7 Polisi KA Jaga malam Istirahat Krew Jumlah 459 Tabel 4.6. Kebutuhan ruang area operasional stasiun Sumber : Analisis penulis, Property size Stasiun besar Lempuyangan No Nama ruang Jumlah satuan Luas ( m2 ) 1 Hall / Lobby Ruang tunggu Luar Ruang tunggu dalam (peron) Peron Loket 40 6 Fasilitas Penunjang 7 Kios majalah dan Koran 4 Buah 24 8 Toko souvenir 5 Buah 45 9 Retail makanan 20 Buah Restaurant 7 buah ATM 6 buah Ruang Laktasi 2 buah Lavator pria Lavatory pria Lavatory difabel 4 buah Mushola Tempat wudlu 9 18 Pakir mobil Parkir motor ruang administrasi dan manajerial ruang area operasional stasiun 459 jumlah Tabel 4.8 Property Size Stasiun besar Lempuyangan Sumber : Analisis penulis, 2015 Dari fasilitas yang diperoleh maka dapat ditentukan besaran ruang yang disesuaikan dengan standar yang ada. Total besaran ruang yang diperoleh untuk bangunan sebesar m. 62
15 4.9 Narasi dan ilustrasi skematik hasil rancangan Setelah melakukan analisis mengenai kondisi fisik yang berada di site Stasiun Lempuyangan, maka dapat diperoleh kesimpulan berupa program baik arsitektural, ataupun fungsional dari rancangan, meliputi: Rancangan Kawasan Tapak Rancangan Bangunan Konsep Zonasi Bangunan Skema 4.11 skema rancangan tapak Sumber : Analisis penulis, 2016 Skema 4.12 skema Zoning Stasiun Lempuyangan Sumber : Analisis penulis,
16 a. Zona Selatan Skema 4.13 Bangunan zona selatan Sumber : Analisis penulis, 2016 Zona Seltan merupakan zona yang difokuskan sebagai zona administrasi stasiun. Hal ini bertujuan sebagai memisahkan antara kegiatan yang berhubungan dengan pengelola stasiun dan pengunjung stasiun (penumpang kereta api) dan dizona inipun terdapat 2 bangunan (1 & 2) yang dipertahankan karena termasuk bangunan cagar budaya. Dan bangunan yang terdapat di zona utara meliputi : Bangunan (1) difungsikan sebagai main enterance pada stasiun lama; bangunan (2) difungsikan sebagai area Operasional ; Bangunan (3) berfungsi sebagai area administrasi dan manajerial Stasiun; dan bangunan (4) sebagai area ekspedisi pengiriman barang. b. Zona Utara Skema 4.14 Bangunan zona utara Sumber : Analisis penulis, 2016 Selanjutnya zona utara merupakan zona yang diperuntukan untuk bangunan stasiun baru, dimana lahan yang digunakan merupakan lahan bekas gudang semen. Dan bangunan yang terdapat di zona selatan meliputi : bangunan (4) merupaka area pusat Utilitas stasiun; bangunan (5) merupakan bangunan inti stasiun baru, terdiri 64
17 dari 2 lantai, lantai 1 difungsikan ebagai ruang tunggu, food court area, ruang laktasi, lavatory, mushola dan untuk lantai 2 untuk boarding area, chek In tiket, dan area yang dapat mengakses peron; bangunan (6) merupakan area loket tiket, plaza, mini market, customer servis. Loket tiket dipisahkan dari bangunan inti bertujuan untuk mengurangi kegiatan yang ada. c. penghubung Untuk memaksimalkan fungsi bangunan ini, maka dibutuhkan penghubung antara zona utara dan zona selatan dengan tujuan pengguna stasiun dapat mengakses kedua zona dengan mudah, nyaman dan aman. Dengan mempertimbangkan hal diatas maka penulis mengusulkan penghubung berupa jembatan layang yang dapat di akses dari kedua zona, dan jembatan sengaja dibuat layang dengan tujuan keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan. d. peron Skema 4.15 penghubung zona utara dan zona selatan Sumber : Analisis penulis, 2016 Zona peron merupakan area yang mewadahi kegiatan penurunan dan pemberangkatan penumpang. Skema 4.16 Zona Peron Sumber : Analisis penulis,
18 Konsep Bentuk Massa Bangunan Untuk bentuk massa bangunan stasiun baru penulis mengikuti bentuk asal dari bangunan lama yaitu model stasiun parallel, yaitu stasiun sejajar dengan jalur rel kereta. Hal ini Bertujuan untuk menekan perubahan seminimalkan mungkin. Skema 4.17 skema tata massa stasiun lempuyangan Sumber : Analisis Penulis, Konsep Sirkulasi a. Sirkulasi dalam bangunan konsep hubungan ruang dengan pola menembus ruang (bab 2; kajian hubungan ruang) sangat relevan untuk diterapkan pada rancangan baru stadiun Lempuyangan, mengingat ruangan yang ada tidak terpusat pada satu titik saja melainkan tersebar. hal ini disebabkan oleh gerakan perpindahan pengunjung yang dinamis (cepat berpindah) dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Skema 4.18 Skema sirkulasi dalam bangunan Sumber : Analisis Penulis,
19 b. Sirkulasi kendaraan Skema 4.19 Skema sirkulasi kendaraan Sumber : Analisis Penulis, 2015 c. Bentuk dan ruang sirkulasi Bentuk ruang sirkulasi yang muncul sebab dipengaruhi oleh aktifitas pengunjung stasiun sebagai berikut (kajian bab2; bentuk dan ruang sirkulasi) : o Bentuk ruang sirkulasi Terbuka pada salah satu sisi, untuk memberikan kontinuitas visual/ruang dengan ruang yang dihubungkan. Gambar 4.4 ruangan bagian main enterance yang memberikan hubungan visual dengan drop off area Sumber : Analisis Penulis, 2015 o Bentuk ruang sirkulasi membentuk koridor tertutup. Bentuk seperti ini terdapat dibagain jembatan penghubung. Bertujuan mengarahkan pengunjung ke peron yang dituju. 67
20 Gambar 4.5 ruangan jembatan penghubung yang membentuk koridor tertutup. Sumber : Analisis Penulis, 2015 o Bentuk ruang sirkulasi yang terbuka pada kedua sisinya. Hal ini diterapkan pada bagian ruang peron. Gambar 4.6 area peron yang terbuka pada kedua sisinya. Sumber : Analisis Penulis, Konsep Tata ruang dan pengaturan fasilitas komersial a. Pengembangan tata ruang Pada kondisi eksisting stasiun Lempuyangan (baca : bab III) banyak ruang yang sudah tak mampu untuk menampung kegiatan stasiun dengan normal. Dari hasil Evaluasi Purna Huni pada bab III sangat jelas hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya peminat terhadap transportasi massal kereta api, namun tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai, mulai dari kapasitas ruang tunggu, kapasitas ruang tunggu loket, kapasitas parkir pengunjung dan lain sebagainya. Maka dari itu perlunya pengembangan pada aspek tata ruang yang dapat menunjang kegiatan yang ada dan mengingat stasiun Lempuyangan yang saat ini menyandang gelar sebagai Stasiun Kelas Besar. Jelas hal ini menuntut penulis untuk merancang tata ruang yang baru yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum Stasiun kelas Besar dengan tujuan agar pengunjung, baik calon penumpang maupun staff stasiun sendiri dapat merasakan kenyamanan ketika berkegiatan di dalam stasiun Lempuyangan. 68
21 Skema 4.23 Pengembangan Tata Ruang Stasiun Lempuyangan Sumber : Analisis Penulis,
22 b. Pengaturan Ruang Fasilitas Komersial Sesuai dengan kajian yang telah dilakukan (lihat : skema 2.1) terkait teori pengaturan ruang fasilitas komersial, maka penulis mengajukan konsep sebagai berikut : Skema 4.24 Pengaturan ruang fasilitas Komersial Sumber : Analisis Penulis, Konsep Facad Bangunan Skema 4.25 Analisis Facad pada bangunan lama Sumber : Analisis Penulis, 2016 Pada stasiun baru, penerapan bentuk facad yang simetris merupakan reinterpretasi dari desain bangunan eksisting, selain itu repetisi dan penonjolan pada bangunan lama juga sangat terlihat jelas. Oleh sebab itu rancangan fasad bangunan baru harus berupa penerjemahan dari bentuk bangunan lama yang banyak menggunakan bentukan simetris, repetisi pada bukaan, penonjolan pada struktur dan ciri lainnya. Dengan tujuan walaupun kedua massa berbeda bentuk, persamaan bahasa ini menimbulkan korelasi dan hubungan 70
23 intim secara sejarah dan masa depan. Pada desain stasiun baru, material yang digunakan sebagian besar menggunkana material kaca transparan dan dinding dengan finishing warna soft. hal tersebut dipilih guna menunjukan teknologi pada masa sekarang, sedangkan warna finisging yang soft merupakan penghormatan terhadap karakter bangunan lama. (baca : sub bab 2.3.2) Skema 4.26 Analisis Facad pada bangunan baru Sumber : Analisis Penulis, Detail Rancangan Selubung Bangunan Skema 4.27 Detail Selubung bangunan Sumber : Analisis Penulis,
24 4.9.6 Rancangan Interior Bangunan Skema 4.28 Skema rancangan Interior Sumber : Analisis Penulis, Rancangan Sistem Struktur Skema 4.29 Skema rancangan struktur Sumber : Analisis Penulis,
25 4.9.8 Skema Sistem Utilitas Skema 4.30 Skema Utilitas Sumber : Analisis Penulis, Skema Akses difabel dan Sirkulasi Vertikal Bangunan Skema 4.31 Skema Sirkulasi Vertikal Bangunan dan akses difabel Sumber : Analisis Penulis,
26 Skema 4.32 Lavatory khusus difabel Sumber : Analisis Penulis, Skema Penanggulangan Kebakaran dan evakuasi darurat Skema 4.33 Skema penanggulangan Kebakaran dan evakuasi darurat Sumber : Analisis Penulis,
27 Skema Sirkulasi dalam bangunan Skema 4.35 Skema sirkulasi dalam bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016 Skema 4.36 Skema sirkulasi khusus barang (peron diturunkan) Sumber : Analisis Penulis,
BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial, pengertian Judul : Re-Desain Redesain berasal
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA
BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),
Lebih terperinci6.1 Program Dasar Perencanaan
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang
Lebih terperinciBAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG A. PEMAHAMAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG Pengembangan Stasiun Pemalang merupakan suatu proses atau
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP
Lebih terperinciBAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.
Lebih terperinciTERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA
TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah
Lebih terperinciSUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN
SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK
18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,
Lebih terperinciDevelopment Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept
BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Data Pengguna dan Klien Kegiatan di terminal penumpang terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan Pelayanan Penumpang 2. Kegiatan pengiriman barang lewat laut (POS, atau
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciPelabuhan Teluk Bayur
dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT
BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT 3.1. Tinjauan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.1.1. Kondisi Administrasi Potensi Jakarta Pusat secara administratif terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal
Lebih terperinciLOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.
PENGENALAN OBYEK LATAR BELAKANG Stasiun Semut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Surabaya dalam hal penyediaan layanan transportasi massal. Pembangunan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 6.1 Konsep Dasar Dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan dan perancangan Stasiun MRT Blok M Jakarta ini adalah sebuah bangunan publik
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Lebih terperinciPengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, akan dibahas mengenai, pengertian dan esensi judul, latar belakang munculnya gagasan atau ide dan judul, tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan, permasalahan
Lebih terperinciDengan efisiensi penggunaan energi melalui desain pasif dan optimalisasi energi terbarukan melalui pemanfaatan tenaga surya. BAB 4 RANCANGAN SKEMATIK
BAB 4 RANCANGAN SKEMATIK 4.1 Spesifikasi perancangan Pada Bab 4 (empat) ini akan membahas mengenai konsep perancangan stasiun MRT, meliputi konsep tata ruang, sirkulasi ruang dalam bangunan, fungsi bangunan,
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran
Lebih terperinciGambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep
Lebih terperinci2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii BAGIAN 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang Proyek... 1 1.2 Latar Belakang Permasalahan... 2 1.3 Pernyataan Persoalan
Lebih terperinciREDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR
REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR Oleh : Khoirunnisa D. Ayu, Septana Bagus Pribadi, Sukawi Sistem transportasi menjadi bagian
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Denah 5.1.1. Perancangan Denah Lantai Satu Berdasarkan konsep pola-pola ruangan, perancangan denah ini merupakan pengembangan hubungan ruang yang telah dirancang.
Lebih terperinciTERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi
TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi Sistem transportasi merupakan kegiatan profesional yang tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Lebih terperinciBAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Pengguna Munculnya Kegiatan Pengguna tak dapat lepas dari ragam kegiatan yang akan diwadahi serta pengaruh dai pelaku kegiatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut nantinya
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Risna Rismiana Sari
Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum Risna Rismiana Sari Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : risnars@polban.ac.id ABSTRAK Stasiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut
Lebih terperinciBAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG
BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG Dalam bab analisa ini akan dibahas tentang analisa kegiatan pada Stasiun Pemalang, tata ruang berdasarkan kebutuhan ruang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3. Data Fisik dan Non Fisik Stasiun Senen memiliki data data sebagai berikut : Pemilik, Jenis dan pelayanan Stasiun Kerta Api Senen a. Pemilik : Badan Usaha Milik Negara b. Nama
Lebih terperinciRancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 368 Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur Fahrani Widya Iswara dan Hari Purnomo Departemen Arsitektur,
Lebih terperinciSTASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan
Lebih terperinciBAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.
BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Pengorganisasian Ruang Organisasi ruang dalam dengan ruang luar (publik) adalah sebagai berikut : 1. Ruang Publik/Non-Steril Ruang yang berfungsi menampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya minat masyarakat kota Surabaya untuk menggunakan transportasi umum kereta semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari terus bertumbuhnya angka
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN DATA
BAB III TINJAUAN DATA Dalam bab ini berisi tentang pemaparan lokasi yaitu Kabupaten Pemalang dan pemaparan mengenai kondisi eksisting Stasiun Pemalang serta evaluasi terhadap Stasiun Pemalang sebagai objek
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Gambar Data Pengguna Transportasi (Sumber : BPS Jawa Barat, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stasiun tidak hanya tempat pemberhentian kereta dan tempat para penumpang naikturun kereta api, tapi juga tempat menunggu kereta api yang akan datang. Jenis
Lebih terperinciBAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN
BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN Hasil yang muncul dari perancangan Kantor Sewa dengan Tata Ruang dan Material dengan tema ECO-Office Design ini memecahkan
Lebih terperinciPengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Data Eksisting Tapak 4.1.1 Dasar pemilihan tapak Dasar pemilihan tapak dilihat dari berbagai aspek baik aspek arsitektural maupun non arsitektural. Kecamatan Ngagel-Pucang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota budaya dan pariwisata, diikuti dengan kemajuan pesat khususnya bidang perekonomian membuat
Lebih terperinciLP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL
BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan
Lebih terperinciLEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,
Lebih terperinci[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]
5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan Tujuan dari perencanaan dan perancangan Terminal Bus tipe A di Cilacap ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual B. DEFINISI JUDUL DAN PEMAHAMAN DALAM LINGKUP ARSITEKTUR 1. Definisi 1. Revitalisasi Revitalisasi
Lebih terperinciBAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN
BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY 3.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Fasilitas Transportasi
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR
Lebih terperinci5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung
5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung
Lebih terperinciSTASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana teknik
Lebih terperinciTERMINAL BUS TYPE A KABUPATEN PATI
TERMINAL BUS TYPE A KABUPATEN PATI Oleh : Tri Widayanto, Dhanoe Iswanto, Resza Riskiyanto Terminal bus merupakan sarana wadah yang penting untuk transportasi umum jalur darat. Sebuah terminal harus dapat
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek peremajaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain:
BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: Aspek manusia / pengguna Aspek bangunan / fisik Aspek lingkungan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN
Lebih terperinciBAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini
BAB I A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini sangat cepat berkembang. Perkembangan dalam hal yang berkaitan dengan kecepatan turbotrain, interior gerbong, pengontrolan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kepadatan penduduknya dengan berada ditingkat keempat. Angka kepadatan penduduk yang terus
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Ide awal dari desain stasiun ini adalah hub, hal ini disebabkan stasiun ini akan menjadi pusat transit dari moda-moda transportasi yang akan ada di kawasan Dukuh Atas, sehingga
Lebih terperinci- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)
- BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0
Lebih terperinciTERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto
TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto Terminal merupakan suatu sarana fasilitas yang sangat dibutuhkan masyarakat berkaitan dengan transportasi darat.
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciSampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi
ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126
BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Manusia memiliki sifat alami untuk selalu bergerak. Pergerakan yang dilakukan dapat bersifat fisik (berpindah tempat) maupun non fisik (perilaku). Bergerak secara fisik
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya tentang analisis maka ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama
Lebih terperinciBAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Stasiun KA Merak ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Kereta api merupakan transportasi darat
Lebih terperinci