BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TINDAK TUTUR ASERTIF MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE

PERBANDINGAN MAKSIM PRINSIP KERJASAMA ( COOPERATIVE PRINCIPLE

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan pada era modern ini, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

Chairunnisa, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab (answering) dan terjemahannya. Moleong (2004:6) menjelaskan bahwa

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Istilah Budaya Dalam Film Percy Jackson And The Olympians The Lightning Thief.

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

ANALISIS TERJEMAHAN KALIMAT DALAM SURAT SPONSOR COMPASS INTERNATIONAL FOUNDATION (KAJIAN IDEOLOGI, METODE, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITASNYA)

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR KARYA OLEN STEINHAUER TESIS

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai perannya masing-masing, seorang pembicara perannya

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

JLT Jurnal Linguistik Terapan Volume 5, Nomor 1, Mei 2015 Politeknik Negeri Malang ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan eufemisme organ dan aktifitas seksual yang terdapat pada novel Fifty

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I can t swim

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Hasil penelitian meliputi; 1) teknik penerjemahan yang diterapkan

Kajian Pragmatik pada Penerjemahan TESIS

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ANALISIS TERJEMAHAN ISTILAH TEKNIK PADA BUKU FUNDAMENTAL OF ENGINEERING THERMODYNAMICS.

THE TRANSLATION OF TURN WHICH ACCOMODATES FLOUTING MAXIM OF COOPERATIVE PRINCIPLE IN THE CAIRO AFFAIR NOVEL BY OLEN STEINHAUER

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

ANALYSIS OF COMPLIMENT SPEECH ACT IN SUBTITLE FILM TWILIGHT SERIES AND TRANSLATION QUALITY

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PENERJEMAHAN ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nurul Intan Sari, M.R. Nababan, Djatmika Magister Linguistik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret ABSTRACT

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

TERJEMAHAN TURN YANG MENGAKOMODASI FLOUTING MAKSIM PRINSIP KERJASAMA DALAM NOVEL THE CAIRO AFFAIR (Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

ANALISIS TERJEMAHAN PENANDA KOHESI PADA NOVEL DIARY OF A WIMPY KID: CABIN FEVER KARYA JEFF KINNEY KE DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

Hosnol Wafa Indra Tjahyadi Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGAKOMODASI TINDAK TUTUR MENGELUH DALAM FILM SEX AND THE CITY SEASON 6 VERSI VCD DAN DVD TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. variasi di dalamnya, yaitu memperhatikan konteks saja (tanpa strategi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

Tesis. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

Transkripsi:

282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam tuturan menjawab, teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan menjawab, serta kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Pada bagian saran, peneliti memberikan masukan bagi penelitian sejenis di bidang penerjemahan. A. Simpulan Analisis maksim prinsip kerjasama tuturan menjawab pada dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice menunjukkan bahwa novel ini memiliki 135 tuturan menjawab, yakni 46 data tergolong sebagai data yang mematuhi maksim prinsip kerjasama (observing the maxim) dan 89 data tergolong sebagai data yang melanggar maksim prinsip kerjasama (non-observing the maxim). Terdapat dua jenis pelanggaran maksim Prinsip Kerjasama (PK), yaitu flouting the maxim dan violating the maxim. Sementara itu, ditemukan juga pelanggaran maksim PK multiple, yaitu digunakannya dua kombinasi pelanggaran maksim PK dalam satu tuturan menjawab. Hasil temuan dan pembahasan terkait pelanggaran maksim PK ini menunjukkan bahwa pelanggaran maksim PK, flouting maksim kuantitas adalah pelanggaran maksim PK yang paling dominan muncul dengan frekuensi penggunaan sebanyak 40

283 kali pada dua versi novel terjemahan penerbit Shira Media dan Qanita. Pelanggaran maksim PK kuantitas dominan muncul karena pelanggaran maksim ini merupakan pelanggaran yang biasa digunakan oleh penutur saat menjawab pertanyaan mitra tutur dengan jawaban yang berlebihan atau bahkan kurang dari apa yang diinginkan oleh mitra tutur. Dalam menerjemahkan 135 tuturan menjawab pada novel Pride and Prejudice, ditemukan 13 jenis teknik penerjemahan dalam novel penerbit Shira Media dan 11 jenis teknik penerjemahan dalam novel penerbit Qanita yang dibagi menjadi 5 varian teknik penerjemahan, yakni: varian tunggal, kuplet, triplet, kuartet, dan kuintet. Totral frekuensi kemunculan teknik penerjemahan tersebut sebanyak 277 kali penggunaan dalam novel penerbit Shira Media dan sebanyak 264 kali penggunaan dalam novel penerbit Qanita. Pada novel penerbit Shira Media, 13 teknik tersebut antara lain teknik kesepadanan lazim yang muncul sebanyak 120 kali (43,4%), teknik variasi yang muncul sebanyak 49 kali (17,8%), teknik peminjaman yang muncul sebanyak 31 kali (11,3%), teknik amplifikasi eksplisitasi yang muncul sebanyak 19 kali (6,9%), teknik amplifikasi penambahan yang muncul sebanyak 15 kali (5,5%), teknik reduksi yang muncul sebanyak 14 kali (4,21%), teknik modulasi yang muncul sebanyak 13 kali (4,8%), teknik adaptasi yang muncul sebanyak 5 kali (1,9%), teknik transposisi yang muncul sebanyak 4 kali (1,5%), teknik harfiah yang muncul sebanyak 3 kali (1,2%), teknik kreasi diskursif yang muncul sebanyak 2 kali (0,7%), serta teknik partikularisasi dan generalisasi yang muncul sebanyak 1 kali (0,4%). Sementara itu, pada novel penerbit Shira Media, 11 teknik yang digunakan antara lain teknik

284 kesepadanan lazim yang muncul sebanyak 120 kali (45,6%), teknik variasi yang muncul sebanyak 51 kali (19,3%), teknik peminjaman yang muncul sebanyak 32 kali (12,1%), teknik amplifikasi eksplisitasi yang muncul sebanyak 17 kali (6,4%), teknik amplifikasi penambahan dan modulasi yang muncul sebanyak 12 kali (4,5%), %), teknik reduksi yang muncul sebanyak 8 kali (3,0%), teknik kreasi diskursif yang muncul sebanyak 5 kali (1,9%), teknik adaptasi yang muncul sebanyak 4 kali (1,5%), teknik transposisi yang muncul sebanyak 2 kali (0,8%), dan teknik partikularisasi yang muncul sebanyak 1 kali (0,4%). Setelah menganalisis hasil kualitas terjemahan dari hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan 3 rater, yang salah satunya adalah peneliti sendiri, dapat disimpulkan bahwa kualitas terjemahan tuturan menjawab pada dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice tergolong cukup baik. Sebanyak 82 data (60,7%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Shira Media dikategorikan sebagai terjemahan yang akurat, 46 data (34,1%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat, dan 7 data (5,2%) sisanya tergolong terjemahan tidak akurat. Sementara itu, sebanyak 84 data (62,2%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Qanita dikategorikan sebagai terjemahan yang akurat, 46 data (34,1%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang akurat, dan 5 data (3,7%) sisanya tergolong terjemahan tidak akurat. Dalam hal keberterimaan, sebanyak 111 data (82,2%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Shira Media dikategorikan sebagai terjemahan yang berterima, 22 data (16,3%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang berterima, dan hanya 2 data (1,5%) tergolong terjemahan tidak berterima. Di sisi lain, sebanyak 110 data (81,5%) tuturan menjawab dalam novel penerbit Qanita dikategorikan sebagai terjemahan

285 yang berterima, 22 data (16,3%) dikategorikan sebagai terjemahan kurang berterima, dan hanya 3 data (2,2%) tergolong terjemahan tidak berterima. Teknik kesepadanan lazim merupakan teknik penerjemahan yang mendominasi terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Teknik kesepadanan lazim biasanya digunakan untuk menerjemahkan sesuatu yang terikat dengan konteks situasi dan tidak bisa diterjemahkan secara kata demi kata. Hal tersebut setara dengan tuturan menjawab, di mana setiap tuturan yang muncul selalu berhubungan dengan kondisi saat tuturan tersebut disampaikan oleh penutur. Pertanyaan dari mitra tutur dalam tuturan menjawab tersebut juga merupakan konteks situasi yang penting. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan dua versi terjemahan novel, maka sangat wajar jika beberapa tuturan diterjemahkan dengan terjemahan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena keputusan penerjemah yang menggunakan diksi berbeda saat menerjemahkan tuturan menjawab tersebut. Pemilihan diksi tersebut juga berpengaruh pada kompetensi tiap penerjemah, sehingga menghasilkan diksi yang berbeda pada tuturan yang sama. Selain itu, teknik variasi juga merupakan teknik yang banyak muncul pada tuturan menjawab dalam dua versi terjemahan novel Pride and Prejudice. Teknik ini banyak diterapkan penerjemah saat menerjemahkan kata I menjadi aku dan you menjadi kau. Teknik ini digunakan penerjemah jika sekiranya hubungan antartokoh dalam novel Pride and Prejudice sudah dirasa dekat. Mayoritas teknik kesepadanan lazim, peminjaman, dan variasi berdampak pada terjemahan yang akurat dan berterima pada penerbit Shira Media dan penerbit Qanita.

286 Sementara itu, kemunculan teknik harfiah dan kreasi diskursif merupakan teknik yang menghasilkan terjemahan kurang akurat dan kurang berterima. Teknik harfiah digunakan penerjemah untuk menerjemahkan kata demi kata dan benar-benar diterjemahkan apa adanya dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Teknik harfiah ini lepas konteks dari segi apa pun; budaya, situasi, dan kalimat. Sementara itu, teknik kreasi diskursif dilakukan dengan melakukan pemadanan yang biasanya lepas konteks. Teknik ini diaplikasikan jika bahasa sumber diterjemahkan ke bahasa sasaran sangat berbeda bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Teknik ini juga digunakan penerjemah jika ia salah dalam menerjemahkan suatu tuturan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dengan kata lain, kurang akurat atau kurang berterimanya suatu terjemahan tersebut nampaknya dikarenakan penerjemah kurang tepat dalam mengaplikasikan teknik penerjemahan saat menerjemahkan tuturan menjawab. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, berikut merupakan beberapa saran bagi penerjemah maupun peneliti lain di bidang ilmu linguistik penerjemahan: 1. Bagi penerjemah Setelah mengkaji seluruh temuan data pada dua versi novel Pride and Prejudice, masih ditemukan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik oleh penerjemah saat menerjemahkan tuturan menjawab dalam sebuah novel terjemahan. Untuk mengetahui bahwa tuturan tersebut merupakan tuturan menjawab, penerjemah hendaknya diharapkan lebih memperhatikan

287 konteks situasi tuturan tersebut. Hal itu juga dapat membuat penerjemah mengetahui teknik apa yang tepat untuk diaplikasikan dalam menerjemahkan tuturan yang sedang diterjemahkan, sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang memiliki kualitas terjemahan yang baik. Dalam menerjemahkan tuturan menjawab, penerjemah terkadang masih salah dalam memilih diksi yang tepat sesuai dengan yang dimaksud di bahasa sumber. Hal tersebut dapat mengakibatkan maksud tuturan yang ada di bahasa sumber menjadi berbeda dengan yang ada di bahasa sasaran. Sehubungan dengan hal itu, penerjemah hendaknya dapat lebih hati-hati dalam pemilihan diksi saat menerjemahkan tuturan menjawab. Pertimbangan konteks situasi, antara lain penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah percakapan, juga waktu dan tempat berlangsungnya percakapan juga merupakan hal pokok yang seharusnya lebih diperhatikan oleh penerjemah. Terkadang keputusan penerjemah untuk mempertahankan bentuk atau pesan suatu terjemahan merupakan keputusan yang sulit untuk ditentukan. Dengan kata lain, penerjemah sulit memilih apakah ia harus mempertahankan keakuratan atau keberterimaan terjemahan. Namun penerjemah hendaknya selalu menyadari bahwa prinsip utama penerjemahan adalah sebagai suatu kegiatan pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.

288 2. Bagi peneliti lain di bidang ilmu linguistik penerjemahan Penulis menyadari bahwa aspek yang diteliti pada penelitian ini merupakan aspek yang masih kecil dari keseluruhan aspek yang berhubungan dengan linguistik, khususnya pragmatik dan penerjemahan. Peneliti berharap peneliti-peneliti lain dapat mengambil celah yang bisa dikembangkan lagi sehingga dapat mengeksplor lebih mengenai kajian tentang linguistik dan penerjemahan. Salah satu contohnya ialah mengkaji tindak tutur lain selain asertif dan diperluas cakupannya. Pada beberapa data dalam penelitian ini, ditemukan pemilihan addressing yang berbeda dari kedua versi novel Penerbit Shira Media dan Qanita. Hal tersebut berhubungan dengan keputusan penerjemah dalam menentukan pemilihan addressing ini. Salah satu contohnya ialah satu data diterjemahkan menggunakan kau dan Anda. Hal tersebut sebenarnya sangat sepele tetapi mempengaruhi tuturan jawaban yang diujarkan oleh penutur. Penerjemah yang memilih menerjemahkan kau di situ cenderung membuat penutur yang mengajukan pertanyaan kepada mitra tutur memiliki power yang lebih tinggi dibandingkan yang menjawab. Penelitian mengenai discourse markers tersebut dapat digunakan sebagai penelitian yang menarik bagi peneliti selanjutnya. Peneliti dapat mengelompokkan jenis-jenis addressing atau topik mengenai discourse markers, lalu menganalisisnya berdasarkan teori yang terkait.

289 Selain itu, peneliti lain juga dapat menggunakan sumber data yang berbeda dari penelitian ini, misalnya terjemahan dalam bentuk subtitle dalam film atau dubbing. Dengan begitu, peneliti lain masih memiliki kesempatan untuk menggali lebih dalam sehubungan dengan tindak tutur dari sumber data yang berbeda. Dalam kajian penerjemahan, penelitian ini hanya mengkaji teknik penerjemahan dan kualitas terjemahan. Masih terbuka kesempatan bagi peneliti lain untuk mengembangkan dua aspek penerjemahan lainnya pada tataran makro, yakni: metode penerjemahan dan ideologi penerjemahan. Dengan begitu, peneliti berharap kepada peneliti lain untuk dapat melanjutkan kajian terjemahan tersebut sehingga dapat menghasilkan temuan yang lebih rinci, luas, serta dapat menyentuh seluruh aspek dalam kajian penerjemahan.