BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user


Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisa Makro Bangunan dan Lingkungannya

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsep Perancangan Creative Process

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Putih Abu Hitam Coklat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN MUSEUM MARITIM NUSANTARA. pada pemberian informasi seputar sejarah kemaritiman nusantara masa lalu

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna

BAB V KONSEP PERANCANGAN


BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik 1

2 Analisa: Kelebihan: (+)Area public mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2 (+)Area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus (+)Terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2 Kekurangan: (-)Area semi privat jauh dari pintu masuk utama Alternatif 2 (Gambar 4.3 Lantai 1 Alternatif Zoning 2) Publik Privat Semi Privat Semi Privat

3 (Gambar 4.4 Lantai 2 Alternatif Zoning 2) Publik Analisa: Kelebihan: (+)Area publik mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2 (+)Area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus (+)Terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2 (+)Area semi privat dapat diakses dari dalam maupun luar karena memiliki pintu masuk khusus dan dekat pintu masuk utama (+)Area publik dekat dengan tempat parkir pengunjung yang luas Kekurangan: (-)Area Privat berisik karena berdekatan dengan pintu masuk area public (-)Area semi privat jauh dai toilet

4 Alternatif 3 (Gambar 4.5 Lantai 1 Alternatif Zoning 3) Semi Privat Publik Semi Privat Publik Privat (Gambar 4.6 Lantai 2 Alternatif Zoning 3) Publik Analisa: Kelebihan: (+)Semua area mendapatkan pencahayaan alami (+)Area publik mendapatkan pencahayaan alami dan ruangan yang tinggi karena berada di lantai 2

5 (+)Area semi privat saling berdekatan dan memiliki pintu akses khusus (+)Terdapat tangga yang menghubungkan area privat dan area publik di lantai 2 (+)Tangga utama langsung terpusat pada area publik Kekurangan: (-)Area Privat berisik karena berdekatan dengan pintu masuk area publik Setelah menganalisa kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif zoning yang ada, maka zoning yang terpilih dan untuk selanjutnya digunakan untuk membuat analisa grouping adalah zoning alternatif 3 1.1.2 Grouping Alternatif 1 (Gambar 4.7 Lantai 1 Alternatif Grouping 1) R. Rapat R.Tunggu Loker Cafetaria Pantry Percetakan R.Kepala Museum Sie Pameran dan Edukasi R.Tata Usaha Sie Koleksi dan Dokumentasi R.Games Interaktif Gate R.Duduk Gudang Informasi Mushola R.Studi Koleksi R.Laboratorium R.Penyimpanan Koleksi Sementara R.Penyimpanan Koleksi Museum Cinderamata Perpustakaan Bengkel

6 (Gambar 4.8 Lantai 2 Alternatif Grouping 1) R.Duduk R.Sejarah Penitipan R.Pengenalan Olahraga Atletik Loket Auditorium Gate Hall R.Daftar Kehormatan Informasi R.Pertandingan Olahraga Atletik R.Hall of Fame R.Pameran Temporer Analisa: Kelebihan: (+)Ruang auditorium dan pameran temporer mudah dijangkau (+)Pintu masuk pameran berada di tengah sehingga dekat dengan semua area pameran (+)Ruang games berada di tengah sehingga tidak terganggu pencahayaan alami (+)Seksi koleksi dan dokumentasi dekat dengan area penyimpanan dan pemeliharaan (+)Ruang fungsi perawatan dekat dengan lift Kekurangan: -Area pameran mendapatkan pencahayaan alami

7 Alternatif 2 (Gambar 4.9 Lantai 1 Alternatif Grouping 2) R. Rapat Cafetaria R.Kepala Museum R.Tata Usaha Loker R.Tunggu Percetakan Pantry Sie Koleksi dan Dokumentasi R.Studi Koleksi Sie Pameran dan Edukasi R.Games Interaktif Gate Informasi R.Duduk Gudang Mushola R.Penyimpanan Koleksi Museum R.Laboratorium Cinderamata Bengkel R.Penyimpanan Koleksi Sementara Perpustakaan (Gambar 4.10 Lantai 2 Alternatif Grouping 2) R.Sejarah R.Duduk Auditorium Penitipan Loket R.Pengenalan Olahraga Atletik R.Pertandingan Olahraga Atletik Informasi R.Daftar Gate Kehormatan Hall R.Hall of Fame R. Pameran Temporer

8 Analisa: Kelebihan: (+)Ruang auditorium dan pameran temporer mudah dijangkau (+)Pintu masuk pameran berada di tengah sehingga dekat dengan semua area pameran (+)Ruang games berada di tengah sehingga tidak terganggu pencahayaan alami Kekurangan: (-)Ruang sejarah jauh dari pintu masuk pameran (-)Ruang auditorium seharusnya tidak mendpatkan pencahayaan alami (-)Ruang penyimpanan sementara dan tetap saling berjauhan (-)Pintu masuk utama area kantor jauh dari area parker di sisi kirai dan kanan Alternatif 3 (Gambar 4.11 Lantai 1 Alternatif Grouping 3) R. Rapat R.Tunggu Loker Cafetaria Pantry Percetakan R.Kepala Museum Sie Pameran dan Edukasi R.Tata Usaha Sie Koleksi dan Dokumentasi R.Games Interaktif Gate R.Duduk Gudang Informasi Mushola R.Studi Koleksi R.Laboratorium R.Penyimpanan Koleksi Sementara R.Penyimpanan Koleksi Museum Cinderamata Perpustakaan Bengkel

9 (Gambar 4.12 Lantai 2 Alternatif Grouping 3) R.Pameran Temporer R.Duduk R.Daftar Kehormatan Penitipan R.Pertandingan Olahraga Atletik R.Hall of Fame Loket Informasi Hall Auditorium Gate R.Pengenalan Olahraga Atletik R.Sejarah Analisa: Kelebihan: (+)Ruang sejarag dekat dengan pintu masuk pamen\ran (+)Ruang auditorium mudah dijangkau (+)Area lobi mendapatkan pencahayaan alami (+)Seksi koleksi dan dokumentasi dekat dengan area penyimpanan dan pemeliharaan (+)Ruang fungsi perawatan dekat dengan lift Kekurangan: (-)Ruang pameran temporer jauh dari pintu masuk Setelah menganalisa 3 alternatif grouping, maka grouping yang terpilih adalah grouping alternatif 1 karena memiliki kelebihan yang cukup banyak dibandingkan dengan yang lainnya

10 1.2 Konsep Perancangan (Gambar 4.13 Mind Map) Melengkung Vertical Horizontal Hijau Kuning Merah Putih Lempar Lompat Gerakan Lari Persatuan Atletik Logo Pengelola Semangat Ceria Playfull Kekuatan Kecepatan Kelenturan Daya Tahan Unsur Ketepatan Olahraga Atletik MUSEUM OLAHRAGA ATLETIK Pelajar Pengguna Pengunjung Turis Keluarga Material Kontemporer Lokasi Tujuan Belajar Bambu Kayu Batu Keramik Chrome Plastik Kaca Sederhana Ciri Geometris Rekreasi Jakarta Rumah Betawi Ornamen Fun Serius Bentuk Persegi Persegi panjang Material Bambu Kayu Gigi Balang

11 Tema yang akan digunakan pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik adalah Track and Field yang berarti jalur lintasan dan lapangan. Tema ini diambil dari nama arena pertandingan olahraga atletik. Tema ini sangat cocok diterapkan pada perancangan museum Olahraga Atletik karena merupakan ciri khas dari olahraga atletik itu sendiri dan menggambarkan kesan yang serius, fokus, dan semangat yang merupakan kesan yang harus ada pada sebuah museum olahraga terutama olahraga atletik. (Gambar 4.14 Track and Field) 1.3 Citra Ruang Citra merupakan gambaran yang ada di benak seseorang. Citra ruang yang ingin dimunculkan dalam konsep desain ini adalah dramatis,energetik, semangat. Kesan yang dramatis tentunya dapat meningkatkan suasana seperti berada di arena pertandingan yang penuh dengan semangat dan energi. (Gambar 4.15 Citra Ruang 1) (Sumber:www.fstoppers.com, diakses 26 Juni 2013 pukul 22.00 WIB)

12 (Gambar 4.16 Citra Ruang 2) (Sumber: www.scriptanatomy.com, diakses 26 Juni 2013 pukul 22.00 WIB) 1.4 Konsep Sirkulasi Penempatan tiap ruangan pada Museum Olahraga Atletik ini menggunakan sistem sirkulasi terpusat dimana pengunjung akan memasuki suatu ruangan dan kemudian kembali ke ruangan tersebut untuk memasuki ruangan lainnya. Sedangkan penataan koleksi pameran akan menggunakan sistem sirkulasi radial dimana pengunjung dapat memilih dalam meihat koleksi. (Gambar 4.17 Sirkulasi Ruang Pameran Museum Atletik) 3 4 2 5 1 1.5 Konsep Garis dan Bentuk Bentuk dan garis memiliki ragam yang cukup banyak. Bentuk dan garis ini juga memiliki karakter yang dapat mempengaruhi mood seseorang. Berdasarkan konsep yang telah dibuat, maka pada peracangan interior Museum Olahraga Atletik ini akan menggunakan garis-garis yaitu melengkung, vertikal, dan horisontal yang merupakan gambaran dari lari, lempar, dan lompat. Sedangkan

13 bentuk yang akan digunakan pada perancangan ini yaitu bentuk segitiga, lingkaran, persegi, persegi panjang (Gambar 4.18 Garis Vertikal, Horisontal, Lengkung) (Gambar 4.19 Bentuk Segitiga, Lingkaran, Segiempat) 1.6 Konsep Material Pemilihan material yang tepat untuk interior Museum Olahraga Atletik tentunya harus dapat mendukung tema dan berdasarkan pada karakteristik utama olahraga atletik yaitu kecepatan, kekuatan, kelenturan, daya tahan, dan ketepatan. Untuk menghadirkan gaya kontemporer betawi, maka material yang dipilih merupakan material kayu yang dikombinasikan dengan material modern seperti kaca dan stainless. Selain itu, untuk memberikan kesan track and field, maka material dan finishing yang dapat digunakan adalah material dan finishing yang dapat memberikan kesan yang kuat. 1.6.1 Lantai Lantai merupakan bidang terluas yang harus dicermati pemilihannya. Selain sebagai tempat berpijak, lantai juga berperan untuk mendukung atmosfer dan tema desain yang diinginkan.

14 Untuk mendukung konsep yang telah dibuat, maka material lantai yang akan digunakan pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik ini adalah material karpet rumput sintetis,rubber vinyl berwarna merah, keramik hitam tekstur, keramik cream teksture, dan hardflooring unfinished concrete. Pemilihan material tersebut, selain sesuai dengan konsep, juga dimaksudkan untuk memudahkan pengunjung dengan kebutuhan khusus. (Gambar 4.20 Material lantai) (Sumber: www.google.com, diakses 8 Mei 2013 pukul 20.15 WIB) 1.6.2 Dinding Dinding merupakan elemen pembentuk ruang yang harus diperhatikan karena posisinya yang sejajar dengan pandangan mata dan berperan dalam memperjelas teritori suatu ruang. Jenis dinding pembatas ruangan yang akan digunakan pada Museum Olahraga Atletik ini adalah dinding gypsum yang ditengahnya diberikan glaswool sehingga dapat meredam suara, dan kaca untuk memberikan kesan luas pada ruangan. Pada dinding gypsum dapat menggunakan penambahan dinding panel sebagai elemen dekorasi dan sebagai media peletakan koleksi foto dan historika. Bahan pelapis

15 dinding akan menggunakan cat dinding dengan warna yang disesuaikan dengan fungsi ruang dan elemen dekorasi yang dapat memperjelas tema. (Gambar 4.21 Dinding gypsum dan kaca) (Sumber:www.dubaicity.olx.ae, diakses 3 April 2013 pukul 09.19WIB) 1.6.3 Ceiling Ceiling merupakan elemen interior yang berfungsi sebagai penutup langit-langit ruangan. Pada perancangan interior Museum Olahraga Atletik ini, penggunan ceiling yang tepat adalah ceiling dengan bahan gypsum yang mudah dibentuk serta dapat membantu meredam suara. (Gambar 4.22 ceiling gypsum) (Sumber:www.hicity.en.made-in-china.com, diakses 3 April pukul 09.29WIB) 1.7 Konsep Warna Warna merupakan elemen yang sangat penting dalam membangun mood suatu ruangan. Warna memiliki banyak pilihan dan karakter yang berbeda-beda. Warna yang akan digunakan pada perancangan Museum Olahraga Atletik ini adalah warna logo Pesatuan Atletik Seluruh Indonesia yaitu merah, hijau,

16 kuning, dan putih, serta warna netral seperti coklat yang merupakan warna khas kayu. (Gambar 4.23 Logo PASI) Merah Hijau Kuning Putih (Sumber:www.indonesia-athletics.org, diakses 3 April 2013 pukul 09.27WIB) Merah memiliki karakter yaitu hidup, cerah, pemimpin, gairah, kuat Hijau memiliki karakter yaitu Sensitif, stabil, formal, toleran, harmonis, keberuntungan Kuning memiliki karakter yaitu Segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas Putih memiliki karakter yaitu jujur, bersih, innocent, higienis 1.8 Konsep Pencahayaan Pencahayaan merupakan elemen yang dapat menambah suasana ruangan dan membuat ruangan terasa lebih hidup. Pencahayaan pada museum sangat berpengaruh karena tingkat sensitif benda koleksi museum berbeda satu dengan yang lainnya. Pada perancangan ini, terdapat pencahayaan buatan dan pencahayaan alami yang berasal dari jendela kaca gedung. Akan tetapi, untuk area pameran, seluruhnya menggunakan pencahayaan buatan yang dapat diatur intensitasnya. Tipe pencahayaan buatan yang akan digunakan adalah tipe general lighting dan accent lighting. General lighting berfungsi sebagai penerangan utama

17 ruangan. Accent lighting difungsikan untuk penerangan benda koleksi museum dan penerangan di area-area tertentu untuk menambah kesan dramatis pada ruangan. Tipe lampu yang akan digunakan adalah lampu LED yang hemat energi dan banyak macam warnanya.untuk teknik pencahayaan akan disesuaikan dengan desain setiap ruangan. (Gambar 4.24 Accent Lighting) (Sumber: www.interiordesignarticle.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.38 WIB) (Gambar 4.25 General Lighting) (Sumber: www. news.soft32.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.40 WIB) 1.9 Konsep Penghawaan Penghawaan terbagi menjadi penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami kurang cocok untuk diterapkan pada museum karena suhunya yang terus berubah. Oleh karena itu, penghawaan buatan dari AC Central dan Return Diffuser merupakan pilihan yang sangat tepat untuk penghawaan museum karena suhu udaranya yang dapat diatur sedemikian rupa.

18 (Gambar 4.26 AC Central) (Sumber: www.acdaikinvrv.wordpress.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.48WIB) 4.10Konsep Tata Display Metode penyajian yang digunakan pada museum ini menggunakan kombinasi metode penyajian intelektual dan metode penyajian interaktif. Sarana yang digunakan untuk memamerkan benda koleksi yaitu dengan menggunakan vitrin kaca dan panel. Selain sebagai sarana pameran, vitrin kaca juga difungsikan untuk melindungi benda koleksi dari berbagai kerusakan yang mungkin terjadi. Vitrin kaca terutama digunakan untuk mamamerkan benda koleksi seperti alat olahraga, koleksi numismatic, dan heraldic. Panel digunakan untuk mamamerkan koleksi historika dan relis. Agar koleksi dapat menjadi pusat perhatian, maka benda koleksi tersebut akan ditonjolkan dengan cara disoroti sinar lampu dengan tingkat cahaya yang disesuaikan dengan tingkat kesensitifan benda koleksi. 1.11 Konsep Akustik Ruang Museum merupakan suatu tempat yang membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang. Agar suasana ruang yang tenang dapat terpenuhi, maka diperlukan akustik ruang yang baik. Upaya yang akan dilakukan untuk mendapatkan akustik yang baik yaitu dengan penggunaan material-material yang dapat mengurangi

19 suara bising dari luar maupun dalam seperti dinding glasswoll, karpet, dan ceiling akustik (Gambar 4.27 Glasswool) (Sumber: www.tradeget.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.52 WIB) (Gambar 4.28 Ceiling Akustik) (Sumber: www.tradeget.com, diakses 3 April 2013 pukul 09.53WIB) 4.12 Konsep Keamanan dan Signage Keamanan Museum sangatlah penting. Selain dengan menggunakan security, museum juga memerlukan system keamanan electronik seperti CCTV dan berbagai detektor pada kaca vitrin. Vitrin juga harus ditutup dan dikunci dengan baik agar koleksi tidak mudah dicuri. Selain itu, penerapan tempat penyimpanan barang juga sangat berguna untuk menambah keamanan museum. Untuk keamanan gedung terhadap kebakaran, maka diperlukan juga alat pendeteksi panas dan asap, system penyemprotan, dan tabung pemadam api Konsep Signage yang akan digunakan adalah konsep Wall Sign yang diletakkan menempel pada dinding dengan ketinggian tertentu, suspended sign, dan projecting sign. Sign yang akan digunakan pada museum ini tentunya juga

20 akan didesain dengan menarik dan mudah dilihat sehingga tidak membingungkan pengunjung. (Gambar 4.29 Projecting Sign) Sumber: www.allsigns.co, diakses 1 April 2013 pukul 01.29WIB) (Gambar 4.30 Suspended Sign) (Sumber: www.signs.co.uk diakses 1 April 2013 pukul 01.25WIB) (Gambar 4.31 Wall Sign) (Sumber: www.signnaction.com.uk,diakses 1 April 2013 pukul 01.39WIB)