BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Perkembangan bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimumkan nilai saham dan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan yang posisinya berada di

Pendekatan Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wibowo, 2011) (The president post indonesia)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011: 70).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013: KPUP 3.4), tanah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENGANTAR. Kota Tangerang terletak antara Lintang Selatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan yang sangat besar apalagi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka anggap menjanjikan dan mampu memberikan nilai lebih terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kinerja perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25%

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang setiap perusahaan harus menciptakan suatu produk dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak,

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua negara berusaha memperkuat diri khususnya dari segi

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (real aset).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti dewasa ini semakin pesat. Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dibandingkan kawasan lain di Jabotabek seperti Bekasi, Tangerang, Depok,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah sebagaimana diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2008, dan

I. PENDAHULUAN. (analisis perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kegiatan, yang kemudian sistem ini disebut sebagai sentraliasasi, kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. terhadap harga belinya. Emamgholipour et al. (2013), menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. memutarkan kelebihan dana yang dimilikinya. Menurut Ulfah Khaerani

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan. Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan pembangunan sebagai wujud dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan sarana diperjualbelikannya berbagai macam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mengestimasi nilai barang milik daerah berupa nilai tanah dan bangunan Gedung

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

I. PENDAHULUAN. industri industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menjalankan fungsi ekonomi (Mishkin, 1998:21), pasar modal memegang peranan penting dalam mengatasi kebutuhan

1 Universitas indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) LAHAN X UNTUK PROPERTI KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang tampak secara jelas bagaimana bidang konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan rumah dari waktu ke waktu tidak pernah susut. Kondisi ini tidak lepas dari kenyataan bahwa kebutuhan rumah sebanding dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Perkembangan bisnis perumahan dan properti sangat bagus karena tingginya minat masyarakat dan seiringnya perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada umumnya yang mengalami peningkatan yang searah. Mengingat meningkatnya aktivitas pada industri properti dapat dijadikan petunjuk mulai membaik dan bangkitnya kembali kegiatan ekonomi. Maraknya pembangunan rumah dipicu oleh permintaan konsumen yang terus meningkat sejak tahun 2003. Di samping itu menurunnya suku bunga KPR, ikut memacu meningkatnya permintaan akan rumah baru (Pusat Studi Properti Indonesia 2005: 5-5). Bangkitnya kembali industri properti, termasuk perumahan sejak tahun 2003, terus memacu pengembang untuk membangun dan menawarkan berbagai macam cluster dan tipe rumah yang beragam. Hidayati dan Harjanto (2013: 161) mengungkapkan bahwa nilai suatu properti diperoleh dari pengkapitalisasian pendapatan bersih properti per tahun (net operating income annum) dengan suatu tingkat kapitalisasi tertentu. Salah satu properti yang menghasilkan pendapatan (income-producing property) adalah perumahan. Apabila ditinjau dari sudut pandang investor, elemen penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya properti adalah tingkat penghasilan yang iii 1

2 diperoleh dari kegiatan operasi properti yang dimaksud. Untuk mengetahui kemampuan suatu investasi dalam menghasilkan keuntungan, khusus di sektor properti, maka perlu mengetahui potensi nilai dari properti tersebut yang tercermin dari pola pendapatannya. Menurut konsep dasar investasi, semakin besar pendapatan yang dihasilkan maka nilai suatu properti tersebut semakin tinggi. Oleh karena itu, pendekatan kapitalisasi pendapatan (Income Capitalization Approach) merupakan pendekatan yang sesuai untuk diterapkan dalam penilaian properti jenis ini (Supardi, dkk., 2010: 71). Tingkat kapitalisasi adalah suatu besaran (rate) yang digunakan untuk mengkonversi pendapatan yang dihasilkan suatu properti menjadi nilai properti tersebut (Appraisal Institute 1993: 48). Tingkat kapitalisasi merupakan rasio antara pendapatan bersih yang dihasilkan dari suatu properti dengan nilai propertinya. Dengan demikian apabila nilai pasar properti dapat diketahui, nilai sewa properti yang wajar dapat ditentukan. Pengetahuan mengenai tingkat kapitalisasi properti akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan investasi properti khususnya di sektor perumahan, karena perumahan merupakan jenis properti yang paling dominan dan paling sering ditransaksikan. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat bertambah, masuknya para pendatang yang terlibat dalam aktivitas ekonomi dan bisnis di Kota Palangka Raya menyebabkan akan peningkatan permintaan tersebut. Nilai ekonomis tanah yang semakin tinggi di kawasan kota menimbulkan kesadaran di kalangan masyarakat untuk berinvestasi di sektor properti, terutama properti perumahan, yang sangat menguntungkan dan menjanjikan dengan laju perkembangannya

3 meningkat secara pesat. Hal ini merupakan daya tarik bagi investor untuk menginvestasikan modal dalam bentuk properti perumahan, karena properti perumahan merupakan salah satu jenis properti yang paling banyak diminati untuk ditransaksikan, baik untuk diperjualbelikan maupun disewakan. Penyebab terjadinya alasan seperti keterbatasan kemampuan sebagian masyarakat yang berdomisili dan sebagai pendatang di Kota Palangka Raya dalam membeli rumah, mobilitas yang tinggi terutama sering berpindah-pindah, serta kepentingan akan perniagaan dan faktor-faktor lainnya. Beberapa hal yang menjadi kendala penentuan harga sewa properti perumahan di Kota Palangka Raya adalah sulitnya untuk memperoleh informasi yang diperlukan serta terbatasnya tenaga yang mampu untuk melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan di Kota Palangka Raya, karena tingkat kapitalisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya tentunya berbeda dengan kota-kota besar lainya, seperti Ibu Kota Jakarta. Selain itu, di Kota Palangka Raya belum pernah dilakukan penilaian tingkat kapitalisasi properti perumahan. Dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kapitalisasi properti perumahan yaitu dengan menggunakan pendekatan kapitalisasi (capitalization approach). Hal ini disebabkan karena untuk mengetahui tingkat kestabilan pendapatan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud meneliti tingkat kapitalisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya. Pendekatan tingkat kapitalisasi ini sesuai untuk properti residensial, seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 1994 pasal 1 ayat 3 memberi peluang bagi pendekatan tersebut. Penelitian ini

4 menekankan pada pengaruh jarak, luas bangunan, dan tempo sewa properti terhadap tingkat kapitaslisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya. 1.1.1 Pertanyaan penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian tersebut sebagai berikut: 1. Berapa tingkat kapitalisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya? 2. Apakah faktor jarak, luas bangunan, dan tempo sewa properti mempengaruhi tingkat kapitalisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya? 1.2 Keaslian Penelitian Pada dasarnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu antara lain. Mizan (2005) melakukan penelitian tentang tingkatr kapitalisasi pertokoan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kota Palembang dengan menggunakan alat analisis tingkat kapitalisasi dan regresi berganda. Variabel yang diteliti adalah luas bangunan, umur bangunan, tempo sewa, jarak ke pusat kota dan lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dijadikan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kapitalisasi di Kota Palembang berdistribusi normal dan berpengaruh tingkat kapitalisasi. Wulyanto (2006) melakukan penelitian analisis tingkat kapitalisasi sektor perumahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Ngaglik (studi kasus pada perumahan perumnas Minomartani). Hasil penelitian menunjukkan bahwa regresi dari persamaan empiris menunjukkan bahwa faktor-

5 faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kapitalisasi memberi daya jelas sebesar 50,4169 persen, terhadap luas bangunan, daya listrik, jumlah kamar, dan jarak ke CBD. An dan Deng (2009: 1-24) melakukan penelitian tingkat kapitalisasi dengan ekpektasi dan pertumbuhan nilai sewa dengan menggunakan model dinamik untuk mengestimasi hubungan antarvariabel yang dianalisis. Dalam model yang dikembangkan, tingkat kapitaslisasi merupakan rata-rata tertimbang dari semua pertumbuhan yang akan datang yang telah disesuaikan dengan tingkat diskon tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kapitalisasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan ekspektasi penerimaan masa depan (future expected return) dan ekspetasi pertumbuhan sewa (expected rental growth). Hanifah (2009) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh faktor lokasi dan faktor-faktor fisik lainnya terhadap nilai properti residensial Banguntapan Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis pengaruh faktor lokasi dan faktor-faktor fisik lainya terhadap nilai properti residensial Banguntapan Kabupaten Bantul, menghasilkan nilai lokasi permukaan berbasis residual (LVRS). Alat analisis yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menghasilkan nilai lokasi permukaan berbasis residual (LVRS), variabel yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah nilai properti, luas tanah, luas bangunan, faktor lokasi, jenis atap, kondisi bangunan, dan kontruksi bangunan. Thomas dan Simanova (2009: 15-148) melakukan penelitian harga pasar dan tarif kapitalisasi komersial real estate di Ukraina. Hasil penelitian

6 menunjukkan bahwa pasar Ukraina untuk real estate komersial baru telah sangat kuat sampai pertengahan 2008. Harga diperkirakan akan terus meningkat, meskipun mungkin tidak pada tingkat seperti beberapa tahun terakhir karena permintaan terus melebihi pasokan. Penurunan tingkat kapitalisasi mencerminkan jatuh tempo dari pasar sebagai investasi modal pertama diikuti kenaikan harga dan kemudian bergeser dalam menanggapi tingkat kapitalisasi menurun. Putra (2012) melakukan penelitian analisis tingkat kapitalisasi sektor perumahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Mataram NTB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kapitalisasi keseluruhan adalah 5,89 persen, sedangkan tingkat kapitalisasi rata-rata untuk masing-masing keseluruhan cukup bervariasi mulai dari 4,58 persen hingga 7,46 persen cenderung regresif terhadap harga pasarnya. Stadelmann dan Reiner (2012) melakukan penelitian konsekuensi kapitalisasi utang: kepemilikan properti dan utang melawan pajak pilihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai konsekuensi dari perjuangan demokrasi yang dihasilkan antara pemilik properti dan penyewa tingkat kepemilikan properti lebih tinggi dalam memimpin yurisdiksi untuk kurang pembiayaan utang. Petir (2013) melakukan penelitian tingkat kapitalisasi properti rumah mewah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di wilayah Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sewa rata-rata berbanding lurus dengan persepsi responden terhadap harga pasar rumah terhadap harga sewa yang ada. Secara umum telah banyak dilakukan penelitian empiris tentang kapitalisasi properti baik residensial maupun nonresidensial yang bersifat komersial dan

7 nonkomersial dengan menyertakan faktor-faktor yang mempengaruhinya, akan tetapi penelitian atas properti residensial ini belum pernah dilakukan di Kota Palangka Raya. Hal yang mendasari adalah Kota Palangka Raya merupakan salah satu kota di Indonesia yang sengaja dibangun dengan membuka hutan belantara melalui Desa Pahadut di tepi Sungai Kahayan, Provinsi Kalimantan Tengah yang tidak pernah dilakukan penilaian tingkat kapitalisasi properti berbeda dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, seperti Ibu Kota Jakarta yang sudah banyak dilakukan penelitian tentang tingkat kapitalisasi properti. Peneliti ini juga mencoba melihat beberapa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kapitalisasi nilai properti perumahan di Kota Palangka Raya, sekaligus menganalisis besaran tingkat kapitalisasi yang digunakan untuk mengestimasi nilai pasar terhadap suatu properti perumahan. Variabel yang digunakan dilihat pengaruhnya terhadap tingkat kapitalisasi penelitian ini antara lain jarak properti ke pusat kota ke CBD (Central Business Distric), luas bangunan, dan tempo sewa. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang yang ada, maka tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. untuk menganalisis tingkat kapitalisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya; 2. untuk menganalisis pengaruh jarak, luas bangunan, dan tempo sewa properti terhadap tingkat kapitalisasi properti perumahan di Kota Palangka Raya.

8 1.3.2 Manfaat penelitian. Penelitian yang dibuat oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. sebagai bahan informasi investor dan pemilik properti, untuk mengetahui tingkat kapitalisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi properti perumahan di Kota Palangka Raya dapat dipakai sebagai acuan dari strategi investasi dan binis terutama di sektor properti; 2. menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai tingkat kapitalisasi nilai properti perumahan; 3. bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi dasar berpijak yang berarti dalam melakukan penelitian. 1.4 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I pengantar, yang memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka dan alat analisis, menguraikan tentang tinjauan pustaka, landasan teoritis, hipotesis dan alat analisis. Bab III berupa analisis data, memberikan uraian tentang cara penelitian, hasil analisis data dan pembahasan. Bab IV kesimpulan, keterbatasan dan saran, merupakan bab penutup yang berisikan uraian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasannya, menyampaikan saran kepada pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian.