Studi Perencanaan Portal dan Pondasi Gedung B 23 Rusun Siwalankerto Surabaya Dengan Metode Daktilitas Terbatas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.


BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

DAFTAR NOTASI. : Tinggi blok tegangan persegi ekuivalen. : Koefisien momen lapangan arah x. : Koefisien momen tumpuan arah y

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Evaluasi Perencanaan Struktur Dan Biaya Pembangunan Gedung A Rusun Siwalankerto Surabaya

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR. A. Spesifikasi Data Teknis Banguan

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

38 NEUTRON, VOL.9, NO.1, MARET 2009: Redesain Struktur Rumah Susun BB1 Sumur Welud Surabaya. M. Ikhsan Setiawan, ST., MT.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Perhitungan Struktur Bab IV

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

3.6.4 Perhitungan Sambungan Balok dan Kolom

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

TUGAS AKHIR RC

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

DAFTAR NOTASI. ρ max. Daftar Notasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PEMBESIAN PELAT FONDASI

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PUBLIC WING RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

Efisiensi Penggunaan Beton Precast pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tebet Jakarta

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beban angin. Menurut PPI 1983, pengertian dari beban adalah: lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB II LANDASAN TEORI. yang berlaku. Pada struktur bangunan terdapat beberapa jenis beban

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

PERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

HUBUNGAN BALOK KOLOM

DAFTARSIMBOL. DAFTAR Sllv!BOL - HAL vii. tinggi blok persegi tegangan tekan ekivalen. Ast At. j arak s pada komponen struktur lentur tinggi.

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

Transkripsi:

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 3 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas TUDI PERENCANAAN PORTAL DAN PONDAI GEDUNG B RUUN IWALANKERTO URABAYA DENGAN METODE DAKTILITA TERBATA Ir. H. Arifin, MT, MMT ABTRAK Perencanaan engan metoe aktilitas terbatas paa geung rusun imungkinkan karena beberapa aspek seperti bangunan tersebut tiak begitu tinggi an masuk alam wilayah gempa yang cenerung kecil. Untuk analisa perhitungan struktur, menggunakan program AP 000. Dari hasil analisa struktur, kemuian iapatkan imensi profil balok inuk melintang 40/60 (9D & 4D), balok anak 0/5 (6D &D), imensi kolom 50 x 50 (4D), imensi sloof aalah 35/50 (6D & 3D), tebal plat lantai, 3, & 4: 1 cm, untuk plat lantai 1 10 cm, imensi tiang pancang 35 x 35 cm engan kealaman tiang 10 m, imensi poer 3,m x 3, m x 0,65 m (40D & 40D19).etelah melakukan analisa tehaap imensi struktur, maka apat iketahui bahwa hasil stui perencanaan portal an ponasi engan metoe aktilitas terbatas paa Geung B Rusun iwalankerto urabaya iharapkan tetap tahan terhaap gempa an mempunyai nilai efisiensi secara ekonomis yang cukup tinggi. Kata kunci : perencanaan, portal, ponasi, aktilitas. PENDAHULUAN Latar Belakang: Perencanaan geung bertingkat perlu memperhatikan beberapa kriteria, antara lain kriteria kekuatan, perilaku struktur yang baik paa taraf gempa rencana serta aspek ekonomis. Merencanakan bangunan bertingkat banyak ari segi struktur memerlukan pertimbangan yang matang, terutama bila suatu geung bertingkat irancang tahan terhaap gempa maka pertimbangan struktur ini akan mempengaruhi perencana alam menentukan alternatif perencanaannya, misalnya tata letak kolom, tata letak balok, panjang an bentang. Dalam penelitian ini ilakukan Reesain Rusunawa (Rumah usun ewa) iwalankerto urabaya engan metoe aktilitas terbatas. Perencanaan engan metoe aktilitas terbatas paa geung rusunawa imungkinkan karena beberapa aspek seperti bangunan tersebut tiak begitu tinggi an masuk alam wilayah gempa yang cenerung kecil. Dengan metoe aktilitas terbatas iharapkan geung rumah sewa ini mampu berespons inelastik tanpa mengalami keruntuhan getas paa konisi kekuatan penuh beban rencana, an mampu berespons elastis paa gempa kecil. Obyek penelitian ini aalah Rusunawa iwalankerto urabaya yang memiliki struktur bangunan atas (lantai 1 s/ 5) menggunakan konstruksi beton bertulang an konstruksi atap menggunakan konstruksi baja an plat beton. truktur bangunan bawah mengunakan ponasi tiang pancang. eangkan luas bangunan 3 m x m x 4 lantai. Rumusan Masalah: Bagaimana melakukan stui perencanaan portal an ponasi engan metoe aktilitas terbatas paa Geung B Rusunawa iwalankerto urabaya engan catatan geung tetap tahan terhaap gempa an tiak mengalami keruntuhan?

4 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 TINJAUAN PUTAKA: Perencanaan Terhaap Gempa Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Pengertian Metoe Daktilitas Terbatas Metoe aktilitas terbatas merupakan suatu sistem imana struktur beton iproporsikan seemikian rupa, sehingga memenuhi persyaratan etail struktur yang khusus, struktur mampu berespons terhaap gempa kuat secara inelastik tanpa mengalami keruntuhan getas. Beban geser asar akibat gempa untuk perancangan engan tingkat aktilitas harus itentukan menurut tanar Tata Cara Perhitungan truktur Beton Untuk Bangunan Geung 1991 engan ketentuan, bahwa nilainya harus ihitung berasarkan nilai faktor jenis struktur sekurang-kurangnya K =. Langkah Perencanaan Metoe Daktilitas Terbatas Penentuan Tebal Plat Tebal plat itentukan berasarkan persyaratan lenutan. Dalam K NI T-15-1991-03 terapat pernyataan ketebalan minimum sehingga kontrol lenutan tiak perlu ilakukan. yarat tebal plat menurut K NI T-15-1991-03 apat itinjau, yakni tinjauan untuk tebal plat penulangan utama satu arah. Tabel 1: Penentuan Tebal Plat atu Arah (K NI T-15-1991-03 Tabel 3..5.a) Tebal Minimum Plat, h Komponen Dua tumpuan atu ujung Keua ujung Kantilever struktur Menerus Menerus Komponen tiak menukung atau menyatu engan partisi atau konstruksi lain yang akan rusak karena lenutan yang benar Plat masif satu arah Balok atau plat jalur satu arah l / 0 l / 4 l / 8 l / 10 l /16 l /18. 5 l / 1 l / 8 Tabel : Penentuan Tebal Plat Dua Arah (K NI T-15-1991-03 Tabel 3..5.c) Tegangan Tanpa penebalan Dengan penebalan Leleh fy*) (Mpa) Panel luar Panel alam Panel luar Panel alam Balok pinggir Balok pinggir Dengan Tanpa º) Dengan Tanpa º) 300 Ln/33 Ln/36 Ln/36 Ln/36 Ln/40 Ln/40 400 Ln/30 Ln/33 Ln/33 Ln/33 Ln/36 Ln/36 Untuk be t be = bw + 4t be = bw + (h - t) iambil yang terkecil bw

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 5 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Untuk be t be = bw + 8t be = bw + (h - t) iambil yang terkecil bw Persyaratan Perencanaan Balok 1. bw 00 mm bk + 1,50 b. bw 0,5 b 3. eb' 4 (tiak berlaku paa balok perangkai ining geser) b imana : bw = lebar balok bk = lebar kolom b = tinggi balok eb = panjang bentang bersih balok balok balok A A k lb' b bw kolom kolom POT. A-A bw Perencanaan Balok Portal Berasarkan K NI T-15-1991-03 Kuat lentur perlu Kuat lentur perlu paa balok portal yang inyatakan engan M u,b harus itentukan berasarkan kombinasi pembebanan tanpa atau engan beban gempa, sebagai berikut: - M u,b = 1. M D,b + 1.6 M L,b ( KNI 91 3..(1)) = 1.05 ( M D,b + M L,bR + M E,b ) ( KNI 91 3..4-a )

6 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 = 0.9 M D,b + M E,b ( KNI 91 3..3 ) - M nb M ub - Momen reistribusikan maximum untuk balok beton bertulang biasa 30% ( K NI T-15-1991-03. Ps. 3.1.4 ) - Momen reistribusi untuk balok beton pratekan 0 % ( K NI T-15-1991-03. Ps. 3.11.10 ) Kuat geser perlu - V ub = 1, V b + 1,6 V lb = 1,05 ( V Db + V Lb ± M Eb ) ( K NI 3.14.9.9(1)) - V nb V ub - 1 Vc 6 fc'.. bw. ( K NI 3.14.9.10(1)) - Vn = Vc + Vs Nilai Vc khusus paa aerah sepanjang ari muka kolom aalah setengah kuat geser beton Vc. (K NI T-15-1991-03. Ps. 3.14.9.10.(1) Penulangan Balok Portal Dalam segala hal tiak boleh kurang ari persyaratan untuk struktur Tingkat Daktilitas Diameter sengkang minimum = 10 mm ( K NI 3.16.11 (1)) jarak tumpuan (jarak antar sengkang ), alam jarak b ari muka kolom b 4 10 kali iameter tul. memamnjang 4 kali iameter tul. sengkang 300 mm yang iambil yang terkecil (K NI 3.14.9.3.(3-b)) alam aerah lapangan sama engan paa persyaratan untuk struktur tingkat aktilitas 1 M 1 (paa balok ibiang muka kolom) M 3 1,40. bw. As min = bila Nu 0,10 Ag. fc fy Bila Nu > 0,10. Ag. fc, As sama engan persyaratan untuk struktur Tingkat Daktilitas I 7.bw. As max = fy Persyaratan Perencanaan Tulangan Geser Konisi Vu 0,5..Vc tiak perlu tulangan geser Pakai tulangan geser Praktis Konisi 0,5..Vc< Vu.Vc tulangan geser minimum bw. Av 3. fy

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 7 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Vs 1 min. bw. 3 3. Av. fy bw atau < 300 mm Konisi.Vc< Vu (Vc + Vs min ) bw. Av 3. fy Vs 1 min. bw. 3 3. Av. fy bw atau < 300 mm iambil yang terkecil tulangan geser minimum iambil yang terkecil Konisi (Vc + Vs min ) < Vu φ ( Vc + 1/.3 Perlu tulangan geser Vu Vsmin Vc fc '. bw. ) Av. fy. Vs Av.. fy Vs atau < 300 mm iambil yang terkecil Konisi φ (Vc + 1/3 fc '. bw. ) < Vu φ ( Vc + /3 fc '. bw. ) Perlu tulangan geser Vu Vsmin Vc Av. fy. Vs Av.. fy Vs 4 atau < 300 mm iambil yang terkecil

8 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 Proseur Perhitungan Geser an Torsi 1. Tentukan Vu an Tu ari analisa struktur. Kontrol perlu tiaknya tulangan torsi. fc' Tu x y, torsi iabaikan. (K NI 3.4.6-1) 0 Dimana = 0,6 3. Hitung Tn = Tc + Ts (K NI T-15-1991-03. Ps. 3.4.6.5) Dimana : Tc = kuat momen torsi nominal yang isumbangkan oleh beton. Ts = kuat momen torsi nominal yang isumbangkan oleh tulangan torsi. 4. Kuat geser beton akibat geser an lentur (K NI T-15-1991-03. Ps. 3.4.3.1(1)) fc Vc = ( bw. ) 6 5. Kuat geser beton imana momen torsi terfaktor Tu melebihi fc x y 4 (K NI T-15-1991-03. Ps. 3.4.3.1.(4)) fc' bw 6 Tu 1,5Ct Vc = Vu 6. Beberapa persyaratan untuk perhitungan torsi fc' o Tu < x y 0 Vu < ½ Vc fc' o Tu < x y 0 Vu > ½ Vc At Dimana : = 0 ; fc' o Tu < x y 0 Vu > Vc At Dimana : = 0 ; fc' o Tu > x y 0 Vu < ½ Vc Av = Av = Bw 3 fy Vs fy. Torsi iabaikan Perlu tulangan minimum

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 9 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas At Bw Dimana : = ; 3 fy Aa tulangan memanjang. Av = 0 fc' o Tu > x y 0 Vu > ½ Vc At Ts Av Vs Dimana : = ; = t. x1. y1. fy fy. Avt At Av = + Bw. Kontrol Avt min = - At 3 fy Aa tulangan memanjang o Tu > 4 Tc, besarkan penampang (K NI 3.4.6.(9).(4)) 7. Akibat geser lentur Av Vs Vs = ; Vs = - Vc fy. 8. Akibat geser torsi At Ts = x. y fy t. 1 1. Y1 Dimana : Ts = Tu - Ts y 1 ) ; t 1,5 t = 1/3 ( + x1 9. Tulangan memanjang Ambil nilai terbesar ari : X 1 Y1 A1 = At atau,8. x. Tu X 1 Y1 At fy Vu Tu A1 = 3 ct Kontrol (tiak perlu lebih ari) Bw. X 1 Y1 A1maks 3 fy atau,8.. Tu bw. X fy Vu 3. fy Tu A1maks 3 ct Y x 1 1 X1

30 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 Perencanaan Kolom Berasarkan K NI T-15-1991-03 Pasal 3.14.9.4 Ketentuan struktur kolom untuk aktilitas yaitu mampu merespons terhaap gempa kuat secara inelastik tanpa mengalami keruntuhan getas. Persyaratan Diameter sengkang minimum = 10 mm ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.16.10.4.() ) an ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.16.10.5 ) jarak tumpuan k k atau 10 kali iameter tulangan 00 mm iambil yang terkecil jarak lapangan sama engan paa persyaratan untuk struktur aktilitas tingkat 1 Perencanaan Kolom Portal (Berasarkan K NI T-15-1991-03) Kuat lentur perlu (Nu > 0.10.Ag.fc ) 1. Kuat lentur kolom harus memenuhi : M UK 1,05 (M DK + M LK ± ω. KM EK ) ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.14.9.4..(a)). Gaya aksial rencana N uk yang bekerja paa kolom ihitung ari : NUK = 1,05 (NDK + NLK + ω..knek ) ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.14.9.4..(b)) 3. Mnk Muk 4. Nnk Nuk Kuat geser perlu 1. Komponen struktur rangka yang ibebani kombinasi lentur an aksial, kuat geser rencana ari kolom harus ihitung ari : VuK = 1,05 (VDK + VLK + ω..kvek ) ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.14.9.9.( ). Vnk Vuk 3. Vnk = Vc + Vn N fc' 4. V C = 1 bw 14Ag 6 (K NI T-15-1991-03 Pasal 3.4.3.1.()) V C yang iperhitungkan aalah sama engan setengah setengah ari persyaratan yang itentukan untuk struktur tingkat aktilitas I sepanjang aerah ujung ari kolom, seangkan untuk aerah iluar aerah ujung kolom mengikuti struktur tingkat Daktilitas I. ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.14.9.10.(1))

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 31 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Paa aerah ujung, Panjang I 0 tiak boleh kurang ari : Tinggi komponen ari imensi struktur untuk Nu 0.3 Ag fc atu setengah kali tinggi komponen imensi struktur untuk Nu>0.3 Ag fc eperenam bentag bersih ari komponen struktur 450 mm Diambil yang terbesar ( K NI T-15-1991-03 Pasal 3.14.9.6.(3)) Panjang penyaluran Panjang penyaluran aalah panjang penambahan yang iperlukan untuk menggambarkan tegangan leleh alam tulangan, merupakan fungsi ari tegangan local. Panjang penyaluran menentukan tahanan tergelincirnya tulangan. l panjang penyaluran asar (lb ) x faktor moifikasi Panjang penyaluran tulangan baja tarik a) Panjang penyaluran asar - lb Untuk baja tulangan baja D-36 atau lebih kecil 0,0. Ab. fy lb fc' (K NI 3.5..) tetapi tiak boleh kurang ari b) lb = 0.06. b. fy imana : lb = panjang penyaluran asar (m) fy = tegangan leleh baja (Mpa) fc = tegangan beton (Mpa) Ab = luas penampang batang tulangan baja (mm) = iameter nominal batang tulangan baja (mm) Faktor moifikasi Penulangan terseia lebih banyak Asterseia (K NI 3.5.3.) Panjang penyaluran l tiak boleh kurang ari 300 mm. Panjang penyaluran tulangan baja tekan a) Panjang penyaluran asar lb 100. b lb fc' untuk fy = 400 Mpa (K NI 3.5.3.1) tetapi tiak boleh kurang ari fc' lb = 0.04. b. b) Faktor moifikasi Penulangan terseia lebih banyak Asterseia (KNI 3.5.3.1) Panjang penyaluran l tiak boleh kurang ari 00 mm. As As perlu perlu

3 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 Persyaratan jangkar, kait an bengkokan l = panjang penyaluran asar ( l b ) x faktor moifikasi a) Panjang penyaluran kait tarik l hb 100. b lhb untuk fy = 400 Mpa (K NI 3.5.5.) fc' b) Faktor moifikasi fy 1) Untuk fy selain 400 Mpa, maka 400 ) Untuk batang < D 36 engan tebal selimut < 60 mm (K NI 3.5.5-3.) Dan untuk kait 90º engan selimut paa perpanjangan kait < 50 mm. Asperlu 3) Apabila penjangkaran fy atau penyalurannya (K NI 3.5.5-3.1) Asterseia Tiak khusus iperlukan an jumlah penulangannya lentur tereia lebih banyak. Dimana : l = panjang kait (mm) b l hb = panjang penyaluran kait (mm) b = iameter nominal batang tulangan baja (mm) fy = tegangan leleh baja (Mpa) yarat panjang penyaluran aalah : l h > 8 b > 150 mm ANALIA DAN HAIL PERHITUNGAN Perencanaan Dimensi Balok (K NI T-15-1991-03 Pasal 3..5-) o Balok Inuk Melintang l = 800 cm L fy h = x 0.4 1 700 800 30 = x 0.4 = 57,14 cm 60 cm 1 700 b = 3 x h = 3 x 60 = 40 cm o o Direncanakan imensi balok inuk melintang 40/60 Balok Inuk Memanjang l = 800 cm L fy h = x 0.4 1 700 800 30 = x 0.4 = 57,14 cm 60 cm 1 700 b = x h = x 60 = 40 cm 3 3 Direncanakan imensi balok inuk melintang 40/60 Balok Kantilever untuk bentang l = 165 cm l fy h x 0.4 8 700

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 33 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas 165 30 = x 0.4 = 17,68 cm 8 700 35 cm b = x h = x 35 = 3,33 cm 3 3 5 cm o Direncanakan imensi balok anak memanjang 5/35 Balok Anak Memanjang an melintang l = 800 cm L fy h = x 0.4 1 700 800 30 = x 0.4 = 3,65 cm 40 cm 1 700 b = x h = x 40 = 6,67 cm 30 cm 3 3 Direncanakan imensi balok anak 30/40 l = 400 cm L fy h = x 0.4 1 700 400 30 = x 0.4 = 16,3 cm 5 cm 1 700 b = 3 x h = 3 x 5 = 16,67 cm Direncanakan imensi balok anak 0/5 0 cm Perencanaan Dimensi Kolom (NI 03-847-00 Pasal 15.7.4) Berasarkan NI 03-847-00 imensi kolom irencanakan sebagai berikut : Kolom persegi : Ikolom IBalok Lkolom LBalok 1 3 bh 1 45 1 4 1 3 bh 1 800 1 3 xh x40x60 1 1 45 800 h 4 4590000 46,8 cm 50 cm Direncanakan imensi kolom : 50 x 50 Perencanaan Dimensi loof Diambil bentang terpanjang = 800 cm (iasumsi kolom sloof jepit-jepit). E sloof = E kolom 4700 f c' = 4700 5 = 3500 Mpa

34 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 1 3 1 4 1 4 I kolom = xbxh = x h = x50 = 50833,33 cm 4 1 1 1 h kolom = 45 cm (iambil yang terpanjang) 1 3 I sloof = x b x h b = xh 1 3 1 3 1 = x x h x h = 1 3 EIkolom EIsloof = Lkolom Lsloof 1 4 4 xh 18 xh 50833,33 = 18 45 800 h 4 = 17647058,71 cm 4 h = 64,81 cm 50 cm b = 3 x h = 3 x 50 = 33,33 cm Direncanakan imensi sloof aalah 35/50 35 cm Perhitungan Pembebanan Plat Pembebanan Plat Lantai, 3, & 4 o Lantai kelas 1. Beban Mati Berat seniri plat = 0,1 x 400 = 88 kg/m Ubin ( cm) = x 4 = 48 kg/m pesi ( cm) = x 1 = 4 kg/m Ducting AC + instalasi listrik = 40 kg/m Plafon + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m + q = 436 kg/m. Beban Hiup Beban hiup lantai = 50 kg/m + qll = 50 kg/m Jai, kombinasi pembebanan U = 1, DL + 1,6 LL = 1,. 436 + 1,6. 50 = 93, kg/m o Lantai serba guna 1. Beban Mati Berat seniri plat = 0,1 x 400 = 88 kg/m Ubin ( cm) = x 4 = 48 kg/m pesi ( cm) = x 1 = 4 kg/m Ducting AC + instalasi listrik = 40 kg/m Plafon + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m + q = 436 kg/m. Beban Hiup

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 35 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Beban hiup lantai serbaguna = 400 kg/m + qll = 400 kg/m Jai, kombinasi pembebanan U = 1, DL + 1,6 LL = 1,. 436 + 1,6. 400 = 1163, kg/m Pembebanan Plat Atap 1. Beban Mati Berat seniri plat = 0,10 x 400 = 40 kg/m Aspal ( cm) = x 14 = 8 kg/m Ducting AC + instalasi listrik = 40 kg/m Plafon + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m + q = 36 kg/m. Beban Hiup Beban hiup akibat pekerjaan paa atap = 100 kg/m + qll = 100 kg/m Jai, kombinasi pembebanan U = 1, DL + 1,6 LL = 1,. 36 + 1,6. 100 = 551, kg/m Pembebanan Tangga an Bores Pembebanan Paa Tangga 1. Beban Mati (D L ) Berat anak tangga : 0,076 x 400 = 174,4 kg/m Berat spesi ( cm) : x 1 = 4 kg/m Berat ubin ( cm) : x 4 = 48 kg/m Berat pipa pegangan Ø 4 (iasumsikan) = 0 kg/m + q D L = 84,4 kg/m Berat seniri plat tangga input AP 000. Beban Hiup (L L ) Beban hiup (ql) = 300 kg/m Kombinasi beban (qu) = 1, q + 1,6 ql Pembebanan Paa Bores 1. Beban Mati (D L ) Berat spesi ( cm) : x 1 = 4 kg/m Berat ubin ( cm) : x 4 = 48 kg/m Berat pipa pegangan Ø 4 (iasumsikan) = 0 kg/m + q D L = 110 kg/m Berat seniri plat tangga input AP 000. Beban Hiup (L L ) Beban hiup (ql) = 300 kg/m Beban hiup iefinisikan sebagai potensial Kombinasi beban (qu) = 1, q + 1,6 ql Perhitungan Beban Gempa Perencanaan beban gempa paa struktur rusun ini menggunakan metoe Beban tatik Ekivalen (BE), imana pengaruh gempa paa struktur ianggap sebagai beban

36 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 gempa statik horizontal untuk menirukan pengaruh gempa yang sesungguhnya akibat gerakan tanah. Perhitungan Beban Gempa Cara tatis Ekivalen Dengan Memperhitungkan Eksentrisitas Pengertian Eksentrisitas Pengertian eksentrisitas aalah jarak ari pusat massa (Center of Mass) kepusat kekakuan (Center of Rigiity). Akibat aanya eksentrisitas antara pusat massa an pusat kekakuan maka timbul momen puntir (momen torsi). Momen torsi aalah hasil kali antara gaya geser yang terjai paa suatu tingkat bangunan engan jarak ari pusat massa ke pusat kekakuan, kemuian momen torsi itu iistribusikan sebagai gaya geser paa masing-masing kolom, imana besarnya gaya geser itu tergantung ari kekakuan masing-masing kolom an jarak kolom itu kepusat kekakuan paa lantai / tinkat yang itinjau. Untuk perhitungannya aalah sebagai berikut : Berat bangunan per latai Berat Lantai 1 (W0) = 95956,5 kg Berat Lantai (W1) = 887761,98 kg Berat Lantai 3 (W) = 89543,3 kg Berat Lantai 4 (W3) = 837386,98 kg Berat Lantai Atap (W4) = 450655,95 kg Berat Total ; W t = W 0 + W 1 + W + W 3 + W 4 = 95956,5 + 887761,98 + 89543,3 + 837386,98 + 450655,95 = 3364304,64 kg Berasarkan Peoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah an Geung (PPKGURG) 1987 pasal.3. mensyaratkan agar unsur-unsur primer irencanakan terhaap pengaruh 100 % ari gempa rencana alam satu arah utama yang ikombinasikan engan pengaruh 30 % ari gempa rencana alam arah tegak lurus paanya. Berhubung engan itu, kombinasi-kombinasi pengaruh beban gravitasi, gempa alam arah x an gempa alam arah y (tegak lurus alam arah x) berikut harus itinjau alam perencanaan unsur-unsur struktur (artinya : pengaruh gempa arah x ikerjakan paa unsur alam arah itu ikombinasikan engan pengaruh gempa arah y ikerjakan engan arah tegak lurus paa arah x) Gravitasi ± 100% gempa arah x ± 30% gempa arah y Gravitasi ± 100% gempa arah x ± 30% gempa arah y Aapun yang ipakai alam perencanaan aalah kombinasi pembebanan (engan memperhatikan tana yang sesuai) yang menghasilkan keaaan yang paling berbahaya. Untuk perhitungan beban gempa per kolom an per portal engan kombinasi sesuai iatas apat ilihat paa tabel berikut ini :

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 37 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Lantai 1 3 4 atap F tiap lantai (kg) 0 64114,0 18918,64 18147,84 130185,19 Tabel 3: Perhitungan Gaya Gempa (Fx ; Fy) Tiap Lantai Fx (kg) Fy (kg) ex Fx=Flantai Fy=0.3*F lantai (m) (m) MRx MRy 0 64114,0 18918,64 18147,84 130185,19 0-1934,06-38675,59-5448,35-39055,557 0,83 0,8 0,8 0,8-1,1 ey 0,86 1,31 1,31 1,31-4,46 0 5573,49 105713,8 148770,83-145807,41 MR (kg.m) 0 5196,80 50665,0 71301,14-174187,78 PENULANGAN TRUKTUR UTAMA Penulangan Kolom Penulangan Tekan an Lentur Kolom Direncanakan penulangan kolom paa empat sisi Fc = 5 Mpa Fy = 30 Mpa μ = 0,8 b = h = 500 mm As perlu = 0,03 x 500 x 500 = 7500 mm Dipasang tulangan 4 D ( 9118,56 mm ) Penulangan Geser, untuk sepanjang an i luar aerah ujung kolom : etelah hasil perhitungan, maka akan ipasang sengkang Ø 10 150 mm 50 4 D Ø 10-150 Gambar 1: Penulangan Kolom Penulangan Balok Material Property Balok Inuk Mutu beton : 5 Mpa (fc ) Mutu baja untuk tulangan utama : D mm (fy = 30 Mpa) Mutu baja untuk tulangan sengakang : ø 10 mm (fy = 40 Mpa) elimut beton (ecking) : 40 mm Ukuran balok : o Lebar balok : 400 mm o Tinggi balok : 600 mm o Bentang : 8000 mm 50

38 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 Penulangan Lentur Balok Inuk Diambil contoh penulangan paa balok inuk memanjang lantai As B-C,. Penulangan lentur tumpuan irencanakan engan tulangan rangkap penampang persegi. Tulangan utama ipakai D mm, tulangan sengkang ipakai ø 10 mm. ehingga hasil akhir tulangan memanjang menjai : Tulangan Tumpuan : Top : 896,03 + 318,98 = 315,01 mm 9 D (As = 3419,46 mm ) Web : (318,98) = 637,96 mm D (As = 759,88 mm ) Bottom : 965,34 + 318,98 = 184,3 mm 4 D (As = 1519,76 mm ) Tulangan Lapangan : Top : 848,15 + 318,98 = 1167,13 mm 4 D (As = 1519,76 mm ) Web : (318,98) = 637,96 mm D (As = 759,88 mm ) Bottom : 544,45 + 318,98 = 863,43 mm 9 D (As = 3419,46 mm ) 9 D 4 D 1 1 60 D D 60 Ø 10-100 Ø 10-150 40 4 D 9 D 40 Tumpuan Lapangan Gambar : Hasil Akhir Penulangan Balok Inuk Penulangan Balok Anak Mutu beton : 5 Mpa (fc ) Mutu baja untuk tulangan utama : D mm (fy = 30 Mpa) Mutu baja untuk tulangan sengakang : ø 10 mm (fy = 40 Mpa) elimut beton (ecking) : 30 mm Ukuran balok : o Lebar balok : 300 mm

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 39 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas o Tinggi balok : 400 mm o Bentang : 8000 mm Penulangan Lentur Balok Anak a. Daerah Tumpuan Dipasang 6 D ( 79,64 mm ) Dipasang D ( 759,88 mm ) b. Daerah Lapangan Dipasang 6 D ( 79,64 mm ) Dipasang D (759,88 mm ) Penulangan Geser Dipasang Ø 10 100 mm a. Untuk aerah sepanjang 0.5 B : Dipasang Ø 10 100 mm b. Untuk aerah sepanjang 0.5 B 0.50 B : Dipasang Ø 10 150 mm 6 D D 1 1 40 Ø 10-100 D 40 Ø 10-150 D 30 Tumpuan D 30 Lapangan 6 D Gambar 3: Hasil Akhir Penulangan Balok Anak PERENCANAAN PONDAI Aapun perencanaan bangunan bawah ini meliputi : Perencanaan ponasi, yang meliputi : perhitungan aya ukung satu tiang, jumlah tiang alam satu kelompok, efisiensi, pemeriksaan aya ukung ponasi kelompok, an pemeriksaan terhaap beban lateral. Perencanaan poer, yang meliputi : pemeriksaan kuat geser poer an penulangan lentur poer. Perencanaan sloof, yang meliputi : perencanaan terhaap kombinasi beban lentur, aksial tarik an geser. Untuk perencanaan jumlah tiang pancang yang iperlukan akan igunakan ata tanah hasil uji sonir. Data Perencanaan Aapun spesifikasi teknis PC Pile yang akan igunakan aalah sebagai berikut : 1. Dimensi tiang pancang : 35 x 35 cm. Luas bruto tiang pancang : 15 cm 3. Berat tiang pancang : 306,5 kg/m

40 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 4. Keliling tiang pancang : 140 cm 5. Panjang tiang pancang : 1 m 6. Mutu beton tiang pancang (fc ) : 30 Mpa 7. Tegangan beton (fct) : 0,45 fc : 0,45 x 30 = 13,5 Mpa = 135 kg/cm 8. Kealaman tiang : 10 m 9. Mutu beton untuk poer (fc ) : 5 Mpa 10. Mutu baja untuk poer (fy) : 30 Mpa P 0.65 Y 0.35 0.60 3.0 M x M y kolom 50/50 1.00 1.00 X 0.60 0.60 1.00 1.00 0.60 3.0 Gambar 4: Tiang Pancang Kelompok Gaya yang ipikul tiang : ΣP My Xmax Mx Ymax P = n Σx Σy ΣP My Xmax Mx Ymax Pmax = n Σx Σy 41344,09 7110,641 3134,09 1 = 9 6 6

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 41 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas = 334,79 kg < P ijin x η = 5196,5 x 0,677 = 3477,73 kg...(ok) ΣP My Xmax Mx Ymax Pmin = n Σx Σy 41344,09 7110,641 3134,09 1 = 9 6 6 = 0780,55 kg < P ijin x η = 5196,5 x 0,677 = 3477,73 kg...(ok) (tiak terjai cabut) Jai beban maximum yang iterima 1 tiang aalah 334,79 kg Perencanaan Pile Cap (Poer) Poer irencanakan terhaap gaya geser pons paa penampang kritis an penulangan akibat momen lentur. Data Perencanaan Dari perhitungan imuka iperoleh ata-ata sebagai berikut : P : 334,79 kg Dimensi poer : 3, m x 3, m x 0,65 m Jumlah tiang pancang : 9 buah Dimensi kolom : 50 cm x 50 cm Mutu beton (fc ) : 5 Mpa Mutu baja (fy) : 30 Mpa Diameter tulangan pokok : mm elimut beton (c) : 50 mm Tinggi efektif () : 650 50 ½. = 589 mm Penulangan Lentur Arah X C 5700 As = = = 13910,65 mm fs' 160 Dipasang tulangan 40 D (15197,6 mm ) Jarak pemasangan tulangan : 30 (x5) s = = 7,9 cm 40 1 Penulangan Lentur Arah Y Karena bentuk ari poer aalah persegi empat engan panjang arah X an arah Y sama, maka penulangan arah Y ipakai sama engan penulangan arah X, yaitu ipakai tulangan 0 D engan jarak 7,9 cm

4 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 40 D 19 40 D 19 40 D 40 D 0.65 0.60 1.00 1.00 0.60 40 D 19 3.0 40 D 40 D 19 40 D 3.0 Gambar 5: Penulangan Poer Perhitungan loof Data perencanaan perhitungan sloof iasarkan paa beban maximum yang bekerja paa ponasi, imana paa perencanaan rusun ini sloof hanya irencanakan untuk menghubungkan antara ponasi kolom engan kolom. Dari perhitungan imuka iperoleh ata sebagai berikut : P : 13509,69 kg = 135096,9 N Panjang sloof : 8 m Mutu beton (fc ) : 5 Mpa Mutu baja (fy) : 30 Mpa Diameter tulangan utama : mm Diameter tulangan sengkang : 10 mm Dimensi sloof : 35 x 50 cm elimut beton (c) : 50 mm Tinggi efektif () : 500 50 10 - ½. = 69 mm

tui Perencanaan Portal an Ponasi Geung B 43 Rusun iwalankerto urabaya Dengan Metoe Daktilitas Terbatas Penulangan Lentur loof qu = 1779 kg/m poer sloof poer 0.50 0.65 1.60 m 4.80 m 1.60 m 8.00 m Gambar 6: Pembebanan loof Maka hasil akhir penulangan memanjang sloof menjai : As bottom = As lentur + ½ As tarik = 493,89 + ½. 834,0 = 910,9 mm Dipasang 3 D (As = 1139,8 mm ) As top = As lentur + ½ As tarik = 1481,69 + ½. 834,0 = 1898,7 mm Dipasang 6 D (As = 79,64 mm ) Penulangan Geser loof Karena Vu < 0,5 Vc, maka tiak perlu tulangan geser. Dipasang tulangan geser praktis : Pasang 10 100 mm (tumpuan) Pasang 10 00 mm (lapangan) 6 D 3 D Ø 10-100 50 50 Ø 10-00 3 D 35 6 D 35 Tumpuan Lapangan Gambar 7: Penulangan loof

44 NEUTRON, VOL.8, NO.1, FEBRUARI 008 : 3-44 KEIMPULAN & ARAN Kesimpulan Perencanaan rumah susun engan aktilitas sangat sesuai untuk wilayah surabaya, ikarenakan surabaya jarang akan terjainya gempa (wilayah 4). Dari hasil analisa struktur, kemuian iapatkan imensi profil balok inuk melintang 40/60 (9D & 4D), balok anak 0/5 (6D &D), imensi kolom 50 x 50 (4D), imensi sloof aalah 35/50 (6D & 3D), tebal plat lantai, 3, & 4: 1 cm, untuk plat lantai 1 10 cm, imensi tiang pancang 35 x 35 cm engan kealaman tiang 10 m, imensi poer 3,m x 3, m x 0,65 m (40D & 40D19). aran Untuk penelitian paa geung-geung lainnya sebaiknya menggunakan tingkat aktilitas karena selain bermanfaat terhaap gempa an juga meminimalkan biaya pembangunan geung-geung tersebut nantinya. DAFTAR PUTAKA Das, B.M. (1995), Mekanika Tanah & Ponasi, Jakarta : Penerbit Erlangga Departemen Pekerjaan Umum (1991), Tata cara Perhitungan truktur Beton Untuk Bangunan Geung (K NI T 15 1991 03), Banung : Yayasan Lembaga Penyeliikan Masalah Bangunan. Departemen Pekerjaan Umum (1987), Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Untuk Rumah Dan Geung (KBI-1.3.53.1987), Jakarta : Yayasan Baan Penerbit PU Departemen Pekerjaan Umum (1984), Peraturan Perencanaan Bangunan Geung Baja Inonesia, Banung : Yayasan Lembaga Penyeliikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum (1983), Peraturan Pembebanan Inonesia Untuk Bangunan Geung, Banung : Yayasan Lembaga Penyeliikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum (1971), Peoman Beton 1971, Banung: Baan Penelitian an Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Labolatorium Beton an Bahan Bangunan FTP IT (199), Tabel Grafik an Diagram Interaksi Untuk Perhitungan truktur Beton Berasarkan NI 199, urabaya: FTP IT osroarsono, uyono & Nakazawa, Kazuto (005), Mekanika Tanah & Teknik Ponasi, Cetakan Ke Delapan, Jakarta: PT. Pranya Paramita. Wang, C.K, an almon, C. G. (1990), Disain Beton Bertulang, Eisi 4, Jili 1, Jakarta: Penerbit Erlangga Wang, C.K, an almon, C. G. (1990), Disain Beton Bertulang, Eisi 4 Jili, Jakarta: Penerbit Erlangga