BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor- faktor industri kecil keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

KUESIONER RESPONDEN/PENGOLAH IJUK AREN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya. Pembangunan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka penyelesaian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN PEMASARAN KAYU JATI RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hampir seluruh penduduk indonesia hidup dari bidang pertanian meliputi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Kue Bawang Bu Ani. 1. Berapa modal. merintis usaha. sebelum. melakukan. 2. Apa bentuk. investasi.

Tabel Analisis Hasil Ujicoba Kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

Clara Susilawati, MSi

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

V. GAMBARAN UMUM KPJI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen


Atau perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dilakukan dengan rumus sebagai berikut: BEP = Biaya Total Total Produksi

Tanggung Jawab Pabrik Gula Trangkil dalam Kerja Sama dengan Petani Tebu Rakyat di Trangkil Kabupaten Pati. Ema Bela Ayu Wardani

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab yang terakhir ini akan dibahas kesimpulan dari hasil penelitian

Data Penggunan Internet

HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim

BAB I PENDAHULUAN. individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bank-bank yang ada

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Wanita Pertiwi Gebangsari. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara sayur sayuran yang dapat dibudidayakan di Indonesia, sawi adalah

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

BAB III PELAKSANAAN PENGUPAHAN PEKERJA DI HOME INDUSTRY BINTANG DI KELURAHAN MANGKUJAYAN KABUPATEN PONOROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun.

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Karo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Boks 1. SURVEI UMKM POTENSIAL DI KABUPATEN KERINCI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO. Oleh : Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Responden Warga Pematang Raya, Sondi Raya Merek Raya

Tingkatan 4 Bab 2: Pendapatan Dan Penggunaan Pendapatan Individu

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

LAPORAN AKHIR ANALISIS BERBAGAI BENTUK KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN USAHA KOMODITAS PERTANIAN. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu manusia dengan manusia yang lain. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

I. PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, persaingan dalam dunia usaha semakin

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

BERITA NEGARA. No.804, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pelaksanaan. Reduce. Reuse. Recycle. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Wawancara dengan Informan Kunci. 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? percontohan pertanian terpadu

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

I. PENDAHULUAN. pertaniannya langsung kepada pedagang pengecer dan konsumen. Di dalam

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

PENGARUH PERIKLANAN DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PERCETAKAN MEDIA RAYA DI KLATEN

TRANSKRIP WAWANCARA. Informan 1. Tanggal Wawancara : 12 Januari Identitas Informan 1

BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sesuai dengan hasil pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Faktor- faktor industri kecil keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang a. Modal perasional usaha keranjang bambu dari 66 pengusaha di Desa Sirpang Sigodang minimal Rp.100.000 selama sebulan dan maksimal Rp.30.000.000 dengan rata-rata jumlah modal Rp.395.166, modal tersebut digunakan untuk membeli bambu, biaya angkutan dan upah tenaga kerja, tetapi masih ada pengusaha mengalami kekurangan modal, sehingga harus meminjam dari keluarga dan BANK agar tidak menghambat hasil produksi. b. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan keranjang bambu adalah jenis bambu rogon (bahasa Simalungun) dengan ukuran 2m untuk satu keranjang bambu dengan jumlah paling banyak adalah 3000 potong dan paling sedikit adalah 400 potong, dan saat ini sangat sulit bagi pengusaha keranjang bambu untuk memperoleh bahan baku bambu di wilayah Desa Sirpang sigodang sehingga harus membeli ke daerah lain dengan harga 1000/potong, dan bila terpaksa pengusaha harus membeli bambu dari Agen dengan harga 1500/potong bambu. c. Tenaga kerja industri keranjang bambu dalam artian tenaga kerja upahan di Desa Sirpang sigodang paling banyak 15 orang dan paling sedikit 4 orang dan seluruhnya bekerja pada 7 agen, sedangkan selebihnya (59) pengusaha

menggunakan tenaga kerja keluarga atau tidak mendapat upah. Keadaan ini menunjukkan bahwa industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang adalah industri Rumah tangga. d. Dalam mengangkut bahan baku serta memasarkan keranjang bambu, secara umum pengusaha menggunakan Truk sebagai alat angkutan baik itu dengan memborong truk atau juga membayar ongkos angkut berdasarkan jumlah bambu yang diangkut. Pada umumnya Truk yang dibayar adalah truk yang mengangkut bahan baku bambu, ongkos yang harus dibayar bila dilihat berdasarkan borongan adalah sebesar Rp.100.000/pengusaha, sedangkan berdasarkan jumlah bambu yang diangkut adalah Rp.300/potong bambu. Sebanyak 43 pengusaha memilih dengan memborong Truk dan 17 pengusaha memilih membayar Truk berdasarkan jumlah bambu, dan 6 pengusaha tanpa Truk pengangkut tetapi dengan menggunakan Tenaga. e. Pemasaran Keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang dilihat dari cara pemasaran dan daerah pemasaran. Cara pemasaran yang dilakukan pengusaha umumnya (78,26%) dipasarkan secara tidak langsung dengan menjualnya kepada Agen yang ada di Desa Sirpang sigodang, ini tentu menghasilkan untung yang tidak banyak dibandingkan dengan menjualnya langsung ke konsumen. Daerah pemasaran Keranjang bambu dominan dipasarkan ke kota Kabanjahe, dan Berastagi Kabupaten Karo yang merupakan daerah penghasil buah dan sayuran yang memerlukan keranjang bambu sebagai wadah penyimpanan, hal ini menyebabkan pemasaran menjadi lancar dan sekaligus mendukung kegiatan sindustri keranjang bambu.

2. Pendapatan pengusaha Industri kecil Keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Pendapatan pengusaha industri kecil keranjang bambu terendah Rp.1020.000 - Rp.3000.000 dan tertinggi Rp. 5001.000 7.300.000 /pengusaha selama satu bulan dan apabila dirata-ratakan dengan menjumlah seluruh pendapatan pengusaha dan dibagikan jumlah responden (66)orang maka rata-rata jumlah pendapatan Rp. 287.965/ bulan. Keadaan ini berarti secara keseluruhan pendapatan pekerja yang diperoleh dari kegiatan industri Keranjang bambu belum dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Bila dikaitkan dengan UMR maka seluruh pengusaha berada di bawah UMR Sumatera Utara (tahun 2012 berjumlah Rp.1.200.000) atau belum dapat memenuhi kebutuhan dasar primer. B. Saran Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran, antara lain : a. Jumlah modal yang digunakan pengusaha di Desa Sirpang sigodang masih belum memiliki cukup dana sehingga kegiatan industri keranjang bambu terkadang masih tersendat dan masih membutuhkan bantuan dana maka bagi pengusaha untuk sebaiknya lebih memperhatikan dan mulai untuk menabung modal sehingga bila suatu waktu dibutuhkan modal yang lebih besar tidak akan kesulitan lagi, bagi pemerintah daerah supaya lebih memperhatikan industri rumah tangga keranjang bambu tersebut yang pada dasarnya sangat menjanjikan misalnya dengan memberi bantuan modal usaha.

b. Bahan baku yang digunakan pengusaha masih tergolong sulit untuk didapatkan, oleh karena itu bagi pengusaha supaya mulai menyicil menanam bambu secara berkelompok sehingga tidak terlalu banyak menghabiskan tempat, karena pada dasarnya proses penanaman bambu sampai pada pemanenan membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga pada akhirnya nanti tidak akan kesulitan lagi memperoleh bahan baku bambu. c. Tenaga kerja pengusaha industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang merupakan tenaga kerja keluarga. Sehubungan dengan itu sudah sewajarnya pengusaha dapat menambah tenaga kerja upahan agar dapat meningkatkan hasil produksi. d. Dalam hal transportasi, saat ini pengusaha tidak terlalu mendapat kendala yang lebih, tetapi ada baiknya juga setiap pengusaha untuk saling membantu dalam hal transportasi, misalnya dengan membentuk kelompok untuk membayar biaya angkut sehingga lebih meringankan beban biaya angkut. e. Pemasaran pengusaha keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang pada umumnya secara tidak langsung dengan menjualnya kepada Agen. Sehubungan dengan itu sudah sewajarnya pengusaha mulai menjual hasil produksi langsung kepada konsumen sehingga hasil yang didapat bisa lebih dari sebelumnya. Mengingat semakin kuatnya persaingan harga maka selayaknya sesama pengusaha bersama- sama membentuk koperasi untuk menampung dan menyalurkan atau menjual bahan baku serta keranjang bambu sesuai dengan harga pasar. Pendapatan pengusaha industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang berada di bawah UMR Sumatera Utara. Untuk itu diperlukan agar pengusaha keranjang bambu

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi dan meningkatkan ke arah yang lebih baik agar pendapatan yang diperoleh dapat lebih ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarganya.