Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. Meningkatkan Pengetahuan dan, Mirandhi Setyo Saputri, Fakultas Farmasi UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Determinasi Kasus TB. EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU

Dasar Determinasi Kasus TB

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

Dasar Determinasi Pasien TB

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Penyebab Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular langsung, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

Unit. Terbitan : 2014 No. Revisi : Tanggal mulai berlaku 01 Januari 2014 Halaman : 1-7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan menurut Trostle dalam Simamora (2004), adalah tingkat perilaku

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di. bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

/Pusk- Bal/TB/VIII/2015. Tanggal Terbit

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLAFISIKASI TUBERKULOSIS RETNO ASTI WERDHANI. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

S T O P T U B E R K U L O S I S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang bersifat

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RS Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Universitas Sumatera Utara

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 364/MENKES/SK/V/2009 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang bersifat aerobik, tahan

Indikator Program TB. Kuliah EPPIT 16 Dept Mikrobiologi FK USU

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteks

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberkulosis. 4 Sekitar 80%

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (KemenKes, 2014). Kuman tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM TB PARU. Tuberkulosis adalah penyaki tmenular langsung yang disebabkan oleh kuman

Tinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1

Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi DOTS. Tujuan utama pengobatan TB adalah: 1. Menurunkan angka kematian dan kesakitan. 2. Mencegah penularan dengan cara penyembuhan pasien. 2

PENEMUAN PASIEN TB Kegiatan penemuan pasien: 1. Penjaringan suspek 2. Diagnosis 3. Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien 3

Strategi penemuan pasien TB PenemuanpasienTB dilakukansecarapasifdenganpromosiaktif. Penjaringan tersangka pasien dilakukan di tempat pelayanan kesehatan. Didukung dengan penyuluhan secara aktif, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka pasien TB Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama pasien BTA (+) dan keluargasertaanakpenderitatb yang menunjukkangejalasama, harus diperiksa dahaknya Penemuan secara aktif dari rumah ke rumah, dianggap tidak cost efektif 4

Gejala klinis pasien TB Batuk dahak 2-3 minggu atau lebih(gejala utama) Batuk dahak campur darah Sesak nafas Badan lemas Nafsu makan menurun Berat badan menurun Malaise Keringat malam tanpa kegiatan fisik Meriang lebih dari 1 bulan 5

Diagnosa banding Bronkiektasis Bronkitis kronis Asma Kanker paru Infeksi jamur pada paru dll Mengingat prevalensi TB di Indonesia masih tinggi, maka setiap orang yang datang dengan gejala dan dianggap sebagai suspek TB perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung 6

Pemeriksaan dahak mikroskopis Fungsi: 1.Untuk menegakkan diagnosis 2.Menilai keberhasilan pengobatan 3.Menentukan potensi penularan 7

PemeriksaandahakmikroskopisSPS Untuk menegakkan diagnosis TB dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) S (sewaktu)dahak diambil saat suspek TB datang berkunjung pertama kali ke UPK (unit pelayanan kesehatan). Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua P (pagi) dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan ke petugas laboratorium S(sewaktu):dahak dikumpulkan di UPK pada hri kedua saat menyerahkan dahak pagi. 8

Pemeriksaan biakan (kultur TB) Fungsi: 1.Untuk mengidentifikasi M. Tuberkulosis (gold standard) 2.Untuk mengetahui apakah kuman BTA pada pasien tersebut masih peka/sensitif terhadap OAT yang digunakan atau sudah resisten. 9

Indikasi kultur TB dan Uji resistensi OAT: 1. Pasien TB yang masuk dalam tipe pasien kronis 2. Pasien Tb ekstraparu dan pasien TB anak (kendala kultur TB pada anak adalah sulit untuk mengambil sampel spesimen BTA) 3.Petugas kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda Tes rasistensihanya dapat dilakukan pada laboratorium yang telah mampu melaksanakan kultur TB dan Uji resistensi OAT sesuai standar internasional. 10

Diagnosis TB paru Semua suspek TB diperiksa dahak secara SPS Diagnosis Utama TB paru pada dewasa pada Program TB Nasional, ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Pemeriksaan foto thorax, biakan dan Uji Kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sesuai dengan indikasinya. 11

Diagnosis TB paru Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto thorax saja. Foto thorax tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit Untuk lebih jelasnya dapat dilihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru 12

Diagnosis TB ekstra paru Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya: -Meningitis TB -TB pleura (pleuritis) -Limfadenitis TB -Spondilitis TB : kaku kuduk : nyeri dada :pembesaran kelenjar limfe : deformitas tulang belakang Diagnosis TB ekstraparu ditegakkan berdasarkan gejala klinis Tb yang kuat, dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung pada ketersediaan alat diagnostik misalnya: uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, Foto X ray 13

Indikasi Pemeriksaan Foto thorax Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini Foto thorax diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA positif (lihat bagan alur) Ketiga spesimen dahak negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OATlihat bagan alur) Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumothorax, pleuritis eksudatifa, efusi perikarditis, atau efusi pleural) dan hemoptisis berat, utk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma. 14

15