BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. secara fisik saja tetapi juga kebutuhan non fisik. Seiring berjalannya waktu

dokumen-dokumen yang mirip
2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan melalui air dan lingkungan. Saat ini masih banyak warga di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kontribusinya pada aspek perekonomian, sosial kemasyarakatan, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia. Air sangat dibutuhkan dalam segenap aspek kehidupan manusia. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. tekanan terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air semakin meningkat dan

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan


1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM. Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

KESIMPULAN DAN SARAN

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Air digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (minum, mandi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

Kiprah Perempuan Dalam Pertanian

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN

KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. setiap kegiatan program pembangunan tersebut. dengan sebutan pembangunan partisipatif. Pembangunan partisipatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

Rangkaian Evaluasi Pascaproyek Program Penyehatan Lingkungan Proyek Komunikasi dan Pengelolaan Pengetahuan Air

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang berkembang yang giat giatnya melaksanakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LOCAL LEVEL INSTITUTIONS 3: IKHTISAR TEMUAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Harapannya, pengembangan wilayah dilakukan agar dapat meningkatkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

Wonogiri, 11 Pebruari 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

Good Governance. Etika Bisnis

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air

30 DIMANA DILAKSANAKAN? 3 SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pembangunan Daerah Berbasis Pengelolaan SDA. Nindyantoro

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

Prioritas Penggunaan Dana Desa

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

Alang-alang dan Manusia

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kebutuhan manusia akan air tidak terbatas untuk bertahan hidup secara fisik saja tetapi juga kebutuhan non fisik. Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan air meningkat dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Air merupakan barang publik yang sangat dibutuhkan oleh semua orang (pblic goods) maka di dalam pengelolaannya, air tidak dapat digunakan sebagai milik pribadi. Untuk menghindari masalah pengelolaan air tersebut, secara kolektif, di banyak negara ketentuan pengelolaan air secara dominan dibuat oleh pemerintah. Di Indonesia penyediaan air minum ini dikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM) dan di daerah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada kenyataannya PAM/PDAM sebagai perusahaan yang menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi belum mampu menjangkau seluruh wilayah dan lapisan masyarakat, terutama di perdesaan. Desa Margoyoso yang terletak di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang merupakan salah satu desa rawan air yang selalu mengalami krisis air ketika musim kemarau. Kesulitan akan air bersih yang dialami oleh masyarakat desa Margoyoso dan beberapa desa sekitarnya telah memberikan inisiatif dari warga desa bersama-sama dengan pemerintah desa untuk bermusyawarah dan menjadikan program penyediaan air bersih sebagai program prioritas di setiap usulan Musrenbangdes. Pemerintah Kabupaten Magelang telah mengupayakan 1

2 berbagai program penyediaaan air bersih untuk Desa Margoyoso. Namun dari sekian banyak program yang pernah dilaksanakan belum menunjukkan hasil yang berarti untuk mengatasi kesulitan air bersih hingga akhirnya pada tahun 2009 Desa Margoyoso mendapatkan alokasi program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Karakteristik program Pamsimas tergolong berbeda dengan programprogram penyediaan air bersih yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Program ini menekankan adanya keterlibatan masyarakat dengan harapan program dapat efektif dan berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat dari seluruh lapisan (perempuan, laki-laki, kaya dan miskin) melalui pendekatan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat (demand responsive approach) akan menghasilkan proyek yang menyediakan fasilitas dan kegiatan yang dibutuhkan banyak orang. Oleh karena itu masyarakat akan bersedia untuk berkontribusi dalam hal keuangan, serta bersedia secara sukarela mengelola dan memelihara kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa memiliki (sense of ownership) kegiatan itu. Adapun Program Pamsimas bertujuan: a) Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat dari masyarakat perserta program, b) Meningkatkan akses masayarakat di lokasi program terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif, c) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat,

3 d) Meningkatkan komitmen dan efektifitas pemerintah dalam penyediaan layanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan. Program Pamsimas yang dilaksanakan tahun 2009 di Desa Margoyoso merupakan satu-satunya program penyediaan air bersih yang melaksanakan dua sistem pengelolaan berdasarkan sumber air yang diambil yaitu mata air gravitasi (MAG) yang mengambil sumber mata air Sigandulan yang berada di luar Desa Margoyoso (kerjasama dengan Koperasi Dharmowarih Tirtolestari selaku pengelola air minum perdesaan di wilayah Kecamatan Kajoran) dan mata air pompa (MAP) yang mengambil sumber mata air lokal (Mata air Pancuran) yang ada di Dusun Tlogosari Desa Margoyoso Kecamatan Salaman. Hal ini dilakukan mengingat kondisi alam Desa Margoyoso dengan keterbatasan debit air yang dimiliki dari sumber mata air yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Desa Margoyoso. Seiring perjalanan waktu pelaksanaan program ini mengalami banyak hambatan baik yang sifatnya dari luar (kerjasama pengelola dengan pihak luar) maupun dari dalam (masyarakat dan pengelola). Sistem MAG yang persentase jangkauan layanannya lebih besar daripada sistem MAP, menjangkau 171 KK di Dusun Tubansari dan Kalisari, pada pertengahan tahun 2013 mengalami banyak kendala dan hambatan. Sementara sistem MAP yang jangkauan layanannya lebih kecil, hanya meliputi 33 KK di Dusun Tlogosari, masih tetap dapat bertahan hingga saat penelitian dilakukan dan bahkan mampu melakukan upaya pengembangan secara mandiri untuk meluaskan jangkauan layanan kepada masyarakat di Dusun Tlogosari.

4 Meskipun terdapat banyak kendala dan hambatan dalam pengelolaan program Pamsimas ini, predikat kinerja BPSPAMS Desa Margoyoso oleh Asosiasi BPSPAMS se Kabupaten Magelang masih tergolong dalam kriteria sedang. Hal ini tidak lepas dari komitmen dan partisipasi dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola, mulai dari perencanaan, pelaksanaan/implementasi hingga pengoperasian dan pemeliharaan hingga akhirnya program ini dapat berlanjut dan berkembang. 1.2. Pertanyaaan Penelitian Penelitian tentang keberlanjutan program penyediaan air dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) ini dilakukan untuk mengetahui: 1) Bagaimana tahapan pelaksanaan Pamsimas di Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang? 2) Faktor-faktor apa yang memengaruhi keberlanjutan pengelolaan Pamsimas di desa tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini difokuskan pada tahapan pelaksananaan program Pamsimas dan peranan masing-masing pelaku pembangunan (masyarakat pemerintah dan pengelola) dalam setiap tahapannya serta faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan pengelolaan progam Pamsimas. Lokus yang dipilih adalah Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dengan pertimbangan desa ini merupakan desa dengan karakter sulit air (dalam RTRW Kabupaten Magelang

5 termasuk dalam desa rawan kekeringan pada musim kemarau pendek) mendapatkan alokasi program Pamismas di Tahun 2009 yang melaksanakan dua sistem pengelolaan air (MAP dan MAG). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mendeskripsikan tahapan pelaksanaan Program Pamsimas di Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. 2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan program Pamsimas di Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengkaji konsep pembangunan berbasis masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat serta memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya terkait dengan pemahaman tentang manajemen pembangunan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang pelaksanaan program Pamsimas di tingkat desa, sehingga dapat memberikan masukan kepada para pembuat kebijakan untuk merumuskan strategi dalam pelaksanaan program yang sedang berlangsung. 1.5. Batasan Penelitian Batasan penelitian diperlukan agar penelitian dapat terarah dan fokus pada hal-hal yang diperlukan, adapun batasan itu adalah:

6 1) Tahapan-tahapan kegiatan dalam pelaksanaan program Pamsimas dimana lingkup pelaksanaannya terbatas pada penyediaan air minum saja, kegiatan sanitasi hanya terbatas pada penyediaan sanitasi umum di sekolah-sekolah sasaran program. 2) Identifikasi faktor-faktor yang dominan baik yang mendukung atau menghambat pelaksanaan program dalam setiap tahapan-tahapannya. 3) Pihak-pihak yang terlibat dalam tahapan pelaksanaan program Pamsimas. 4) Kondisi saat ini pengelolaan sarana air minum yang sistem distribusinya terdiri dari Mata Air Gravitasi (MAG) dan Mata Air Pompa (MAP). 1.6. Keaslian Penelitian Penelitian tentang keberlanjutan program penyediaan air minum berbasis masyarakat dengan lokasi penelitian di Desa Margoyoso Kecamatan Salaman sejauh ini belum pernah ada. Adapun penelitian tentang pengelolaan prasarana, program penyediaan air bersih dan keberlanjutan program pembangunan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain:

7 Kristian Muned 2005 Mulyadi 2008 Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian Proyek Air Bersih di Tiga Desa Mendeskripsikan perilaku Deduktif kualitatif Kabupaten Malinau Studi masyarakat terhadap dengan pendekatan perubahan perilaku penggunaan air sebelum dan rasionalistik penggunaan air sesudah proyek air bersih Faktor-faktor yang Mendeskripsikan fakta yang Deskriptif Berpengaruh dalam Program ada di lapangan sehubungan kualitatif Gerakan Nasional Rehabilitasi dengan pelaksanaan Hutan dan Lahan (Gerhan) program Gerhan di dalam Studi Kasus di Kecamatan kawasan hutan (milik Padang Cermin dan Kecamatan negara) dan di luar kawasan Natar Kabupaten Lampung hutan (lahan masyarakat) Selatan Qurrotu Ainy 2010 Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Air Minum melalui Program Pengembangan Air Minum Perdesaaan (Studi Kasus: Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman) Menganalisis proses partisipasi masyarakat untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat, dan faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih melalui program SPAM Perdesaan di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman Metode deduktif, pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif Menunjukkan adanya Perubahan persepsi dan perilaku penggunaan air kearah yang positif di dua desa dan negatif di satu desa Hasil menunjukkan bahwa statemen yang menyatakan pelaksanaan kegiatan di arela lahan milik masyaakat akan lebih berhasil dibandingkan lahan milik negara tidak terbukti. Fakta menunjukkan program Gerhan yang dilaksanakan di tanah negara hasilnya lebih baik. Faktor yang berpengaruh adalah status dan kepemilikan lahan, lingkungan, organisasi pelaksana, aspek sosial ekonomi masyarakat pelaksana kegiatan. Hasil analisa menunjukkan keterlibatan masyarakat pada pelaksanaan pembangun-an sarana air minum menurut tingkat par-tisipasi Hoofsteede termasuk ke dalam klas partisipasi inisiasi (klas tertinggi), dan faktor yang memengaruhi secara umum adalah manfaat dari program yang sesuai dengan kebutuhan, selain itu juga kondisi masyarakat meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan masyarakat, faktor pemerintah melalui intervensi, faktor pelaksana kegiatan dan faktor program bersambung 7

8 Lanjutan tabel 1.1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian Resolusi konflik dalam Memahami keragaman Strategi kombinasi penyediaan air minum berbasis masalah yang mendorong yaitu air minum berbasis masyarakat munculnya konflik, menggunakan di Kabupaten Magelang mengidentifikasi resolusiresolusi kualitatif untuk konflik dalam menemukan fakta- penyediaan air minum fakta, lalu berbasis masyarakat yang menggunakan pernah dilakukan serta strategi menarik pelayanan dari argumentasi logis resolusi tersebut, dan Wahyu Hernowo 2010 Sri Antiningsih 2013 Dian Nugrahini 2013 Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat di Desa Kragan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Faktor-faktor Adopsi Inovasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Hakubau dan Desa Jimamun Kabupaten Balangan Sumber: Analisis Penulis, 2014. mengusulkan resolusi konflik Mengukur tingkat efektifitas program dan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas program pamsimas di Desa Kragan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Mengidentifikasi dan menganalisi faktor-faktor yang bisa menjelaskan proses adopsi inovvasi perilaku hidup bersih dan sehat di desa Halubau dan Jimamun Balangan Kabupaten Deduktif kuantitatif Deduktif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Teknik analisis uji hubungan statistik Lima langkah penyelesaian konflik yaitu : perbaikan strategi pembangunan SPAM, peningkatan kapasitas pemerintah desa, upaya pemberdayaan masyarakat, penguatan komitmen pengelolaan sumberdaya air pada eksekutif legislatif, dan peningkatan kompleksitas peraturan daerah pengelolaan sumber daya air Outcome pamsimas tercapai yaitu PHBS dan peningkatan derajat kesehatan atas dukungan ketersediaan sarana air bersih dan sanitasi, promosi kesehatan dan peran jader kesehatan. Letak geografis menjadi faktor penghambat. PHBS dibentuk karena adanya pembiasaan, penanaman pengertian dan adanya model yang diteladani Perbedaan adopsi inovasi diantara dua desa, output proyek berhasil, namun outcome dan benefit belum, keberlanjutan pengelolaan pasca proyek sangat rendah. 8

9