BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan semua mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka ragam, baik untuk dikonsumsi secara langsung seperti minum, mandi, mencuci, maupun sebagai pendukung kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, dan industri. Saat ini, salah satu masalah utama yang dihadapi dalam penggunaan air adalah semakin meningkatnya kebutuhan air yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang begitu pesat. Krisis air telah menjadi isu utama pada peringatan Hari Air Sedunia ke-22 tahun Keadaan air di negara-negara berkembang dinilai oleh UNEP (United Nation Inviroment Programme) sangat buruk. Hampir 20 % penduduk di 30 negara berkembang mengalami kekurangan air bersih dan diperkirakan kekurangan air bersih akan bertambah di 50 negara berkembang terkait dengan air yang tercemar, dan 50 % akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk. Untuk kasus di Indonesia, perbaikan lingkungan penghasil air dapat dimulai dari perbaikan kawasan pendukung Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah mengalami kerusakan, yaitu dengan mengembalikan tanaman di DAS tersebut (Sudibyakto, 2005 dalam Awang, 2005). Persoalan kekurangan air di tingkat pedesaan paling jarang didukung oleh data-data yang akurat. Hal ini disebabkan oleh pencitraan bahwa orang-orang desa lebih sedikit menggunakan air bersih dan biasanya secara subsisten tercukupi dari 1

2 2 sumber-sumber air yang ada di lingkungan mereka. Penduduk dan wilayah yang mengalami kekurangan air cukup banyak di Indonesia. Daerah Kabupaten Gunungkidul, masyarakat di Pulau Sumba NTT, beberapa tempat di Kupang, Purwodadi, Yogyakarta, Pacitan, Wonogiri, dan lain-lain, adalah daerah yang hampir setiap tahun mengalami kekeringan dan pasti mengalami kekurangan air, khususnya air bersih (Awang, 2005). Eksistensi air di satu wilayah juga sangat terkait dengan cara-cara masyarakat memanfaatkan dan mengelola tanah-tanah mereka. Sistem tata guna lahan yang memperhatikan dan mempertimbangkan kaidah-kaidah pelestarian, konservasi, dan perlindungan terhadap lahan, akan lebih menjamin keberadaan air di suatu wilayah (Awang, 2005). Sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Penggunaan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek pengamatan dan pelestarian sumberdaya air harus ditanam pada segenap pengguna air (Effendi, 2003). Desa Beji merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul. Desa Beji terletak pada ketinggian 500 m dpl, dengan topografi berbukit dan rata-rata suhu udara 30 C. Penggunaan lahan di Desa Beji meliputi pertokoan/perdagangan, tanah wakaf, sawah tadah hujan, pekarangan, tegalan, hutan pelestarian alam, lapangan olah raga, pamakaman, masjid/mushola, pura, sarana pendidikan, dan sarana kesehatan. Distribusi luas lahan berdasarkan

3 3 jenis penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 1.1 (Widayanti dan Awang, 2012). Tabel 1.1 Distribusi Penggunaan Lahan Desa Beji No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Pertokoan/perdagangan Tanah wakaf Sawah tadah hujan Pekarangan/bangunan Tegalan/kebun Hutan pelestarian alam Lapangan olahraga Pemakaman Masjid/mushola Pura Sarana pendidikan Sarana kesehatan Jumlah Hutan Wonosadi adalah hutan alam yang terdapat di Dusun Duren Desa Beji Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul. Hutan tersebut memiliki tiga mataair yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Keunikan dari mataair di Hutan Wonosadi adalah airnya yang tidak pernah kering meskipun di musim kemarau, padahal Kabupaten Gunungkidul dikenal sebagai daerah rawan kekeringan. Air dari Hutan Wonosadi telah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak lama dan menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Penggunaan air dari Hutan Wonosadi terbagi menjadi 2 macam, yaitu untuk konsumsi dan kegiatan pertanian. Penggunaan air oleh masyarakat sangat bergantung kepada jumlah air yang dihasilkan dari mataair di Hutan Wonosadi. Jumlah air yang

4 4 digunakan tidak boleh melebihi jumlah air yang dihasilkan agar kelestarian air tetap terjaga. Informasi mengenai debit minimum mataair sangatlah penting untuk menentukan banyaknya air yang boleh digunakan. Besarnya peran Hutan Wonosadi sebagai penyedia air bagi masyarakat, tidak diimbangi dengan ketersediaan data potensi debit dan penggunaan airnya. Oleh karena itu, studi untuk mengetahui debit minimum mataair di Hutan Wonosadi dan jumlah penggunaan airnya sangat diperlukan Rumusan Masalah Keberadaan Hutan Wonosadi telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat sekitar, terutama masyarakat Dusun Duren dan Dusun Sidorejo Desa Beji. Masyarakat memanfaatkan Hutan Wonosadi sebagai penyedia sumber air. Air dari mataair di Hutan Wonosadi ditampung ke dalam tandon-tandon untuk selanjutnya disalurkan melalui jaringan pipa atau selang ke bak-bak rumah tangga. Penggunaan air tersebut telah berlangsung lama dan telah mengalami dinamika sosial yang sangat panjang. Seiring dengan berjalannya waktu, berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat, jumlah penduduk pengguna air dari Hutan Wonosadi semakin bertambah sedangkan jumlah air yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran terhadap peran Hutan Wonosadi sebagai penyedia sumber air di masa mendatang. Oleh karena itu, berangkat dari kekhawatiran tersebut timbullah beberapa pertanyaan yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu:

5 5 1. Berapa debit minimum rata-rata air yang dihasilkan dari mataair di Hutan Wonosadi? 2. Berapa jumlah air dari mataair di Hutan Wonosadi yang digunakan oleh masyarakat? 3. Bagaimana penggunaan air Hutan Wonosadi oleh masyarakat sekitar? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui debit minimum rata-rata mataair di Hutan Wonosadi. 2. Mengetahui jumlah penggunaan air oleh masyarakat. 3. Mengetahui jenis-jenis penggunaan air oleh masyarakat Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting mengenai debit minimum mataair di Hutan Wonosadi dengan jumlah air yang digunakan dan potensinya di masa mendatang. Peran Hutan Wonosadi sebagai penyedia sumber air diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan hutan. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan Hutan Wonosadi dan daerah di sekitarnya, khususnya sebagai penyedia sumber air bagi masyarakat.