KAJIAN TERHADAP KESEHATAN PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk DENGAN METODE CAMELS. Oleh SITI MUNAWAROH H

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN TENTANG KESEHATAN PT BANK CIMB NIAGA, TBK DENGAN METODE CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) Oleh MUFTI SANI H

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS CAMELS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA PT BANK NEGARA INDONESIA Tbk. Oleh : Vaina Hanin Salman, A. Mubarok dan Diah Yudhawati.

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB 3 METODA PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Masih terbayang dibenak kita aksi protes yang dilakukan salah satu nasabah

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fitrawati Muhammad Saifi Zahroh Z. A. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

Transkripsi:

KAJIAN TERHADAP KESEHATAN PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk DENGAN METODE CAMELS Oleh SITI MUNAWAROH H24080051 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

KAJIAN TERHADAP KESEHATAN PT. BANK DANAMON INDONESIA, Tbk DENGAN METODE CAMELS SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : SITI MUNAWAROH H24080051 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul Skripsi : Kajian Terhadap Kesehatan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan Metode CAMELS Nama : Siti Munawaroh NIM : H24080051 Menyetujui Pembimbing (Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto. Msc) NIP: 19491210 197803 1 002 Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : 19610123198601 1002 Tanggal Lulus :

RINGKASAN SITI MUNAWAROH. H24080051. Kajian Terhadap Kesehatan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan Metode CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan 2006-2010). Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting di Indonesia. Bank dapat dikatakan sebagai lembaga penggerak perekonomian negara karena banyak kegiatan ekonomi masyarakat yang berpangku pada bank. Bank memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan dan produk penghimpunan dana lainnya serta menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit yang dapat menghidupkan kegiatan ekonomi suatu negara. Bank wajib melakukan penilaian kesehatan secara triwulan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 24 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian kesehatan suatu bank mencakup penilaian rasio-rasio keuangan perbankan yang dapat menggambarkan kondisi keuangan bank. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk adalah bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2,900 kantor cabang dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. Sejak periode tahun 2006-2010, Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) PT Bank Danamon, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Fluktuasi nilai rasio CAR didominasi oleh penurunan nilai rasio CAR sejak tahun 2006 sampai 2008. Di tahun 2009 rasio CAR kembali mengalami kenaikan namun pada tahun 2010 rasio CAR kembali menurun. Nilai rasio CAR yang berfluktuasi yang terjadi pada PT Bank Danamon, Tbk dari tahun ke tahun mengidentifikasikan bahwa kesehatan bank tersebut harus terus dipantau. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji tingkat kesehatan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan menggunakan metode CAMELS berdasarkan data laporan keuangan periode 2006-2010. (2) Mengkaji proyeksi trend faktorfaktor CAMELS (CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk periode 2006-2010. Penilaian kesehatan bank menggunakan metode CAMELS berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMELS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode 2006-2010 pada faktor Capital (CAR), faktor Asset Quality (NPA), faktor Earnings (ROA,ROE,NIM,BOPO) sebagian besar mendapakan peringkat sehat. Sedangakan pada faktor Liquidity (LDR) tahun 2006 mendapatkan peringkat sehat dan tahun 2007-2010 mendapat peringkat cukup sehat. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa PT Bank Danamon Indonesia, Tbk selama periode 2006-2010 mendapatkan peringkat komposit satu atau dua (Sehat). iv

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 1990. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan Bapak Munawar dan Ibu Siti Hadijah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cempaka Baru 07 Pagi Jakarta Pusat selama 6 tahun. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Cisauk Tangerang Selatan selama tiga tahun. Sekolah lanjutan tingkat atas diselesaikan oleh penulis di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun 2008. Setelah lulus, pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan acara seperti menjadi staf publikasi dan dekorasi (PDD) acara Bedah Bogor yang diselenggarakan oleh BEM KM IPB, staf dana usaha acara Bina Desa yang diselenggarakan oleh BEM FEM IPB, staf humas acara COMIC yang diselenggarakan oleh COM@ IPB, dan staf humas acara Masa Perkenalan Fakultas dan Departemen (MPF/D)-ORANGE FEM 2010. Penulis memiliki pengalaman menjadi pengajar pada KUMULASI untuk mata ajaran Akuntansi Biaya serta pengalaman magang di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor. Penulis merupakan salah satu penerima beasiswa BBM IPB. Selain itu, penulis juga mengikuti seminar-seminar yang diadakan di kampus untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. v

KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, hidayah, karunia, dan nikmat yang tidak terkira dalam memberikan kemudahan berpikir dan bertindak, serta atas kesempatan-nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan untuk junjungan nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan untuk para pengikutnya. Skripsi ini berjudul Kajian Terhadap Kesehatan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan Metode CAMELS disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini mengkaji penilaian kesehatan pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan menggunakan metode CAMELS yang dibatasi pada faktor Capital, Assets Quality, Earnings, dan Liquidity. Selain itu skripsi ini juga menganalisis trend dari faktor-faktor CAMELS tersebut sebagai proyeksi di masa yang akan datang. Informasi yang diperoleh tersebut dapat menjadi masukan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membuat perencanaan strategi maupun kebijakan yang sesuai dan tepat diterapkan di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat menjadikan skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. Bogor, Maret 2012 Penulis vi

UCAPAN TERIMA KASIH Segala puja dan puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Kajian terhadap Kesehatan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan Metode CAMELS sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, dan arahan selama penulis melakukan penyusunan skripsi. 2. Bapak Dr. Ir. Abdul Basith, MS dan Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, ME sebagai dosen penguji pada ujian sidang skripsi atas masukan yang sangat berharga bagi perbaikan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 4. Seluruh staf dan karyawan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 5. Orang tua tercinta, Bapak Munawar dan Ibu Siti Hadijah yang telah memberikan dukungan materil dan moril kepada penulis hingga saat ini. Yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini sesegera mungkin. Dan juga selalu menjadi motivasi kepada penulis untuk selalu berbuat yang terbaik untuk mereka. Terimakasih untuk setiap ketulusan doanya.. 6. Adik-adikku tercinta, Ahmad Rifa i, Maria Ulfah, Nadia Nur Ramadhani, dan Faruq Muhammad atas segala kebawelan dan kasih sayangnya secara langsung maupun tidak langsung. Yang juga selalu menjadi dorongan dan motivasi kepada penulis untuk selalu memberikan dan berbuat yang terbaik. 7. Keluarga besar di Jakarta : mak inah, wa komar beserta keluarga terimakasih untuk doanya selama ini. Untuk dukungan dan kasih sayangnya. vii

8. Sahabat terbaikku yang selama ini selalu menemani proses penyusunan skripsi ini dengan sangat setia. Sari Narulita dan Mely Choirul Nurfitri. Terimakasih untuk persahabatan tulusnya selama ini. Untuk setiap canda, tawa, air mata, kesabarannya dan kebahagiaan yang diberikan pada penulis. Terimakasih untuk setiap waktu nyotoynya.. sahabat untuk selamanya untuk kalian. 9. Abang Lutphy Eldryano untuk setiap semangat dan doa yang tulusnya kepada penulis. Untuk setiap waktu yang menyenangkan, untuk setiap pelajaran yang diberikan. Terimakasih sudah menemani perjalanan skripsi ini. Terimakasih selama ini sudah sabar dan sangat-sangat perhatian. Semoga sukses untuk kita berdua ya abang.. 10. Teman-teman satu bimbingan: Ratu Ayomi, Sheila Santika, juwita, wirda, amel, rida, dan nisaul yang telah bersama-sama berjuang dalam penyelsesaian skripsi ini. Terimakasih semangatnya, dan setiap bantuannya kepada penulis. 11. Teman dan kakak-kakak di Rumah Ijo : Nia, Rani, Dede, Kanir, Kak Ovi, dan Kak silvi. Terimakasih untuk waktu-waktu terbaiknya di rumah ijo. Untuk kesabarannya mengahadapi segala tingkah penulis di kosan selama ini. Terimakasih juga dukungannya.. untuk iis setiany minarty terimakasih untuk segala bantuannya ya. 12. Semua teman-teman di Manajemen 45 yang selama ini telah berbagi suka dan duka bersama melewati masa perkuliahan di Manajemen, (Tanti Lestari, Nayla Munadya, Lely Lutfiyanti, Annisa Maulidya, Dyah Cahyani, Sylvani Nugraha) semoga tali silaturahmi kita akan tetap terjaga. Terimakasih juga untuk masa magang yang menyenangkan kepada Putri Ramadhani, dan Vivin Lian. 13. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam kesempatan ini, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas kerja sama dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Sukses untuk kita semua. Dream.Faith.Fight viii

RINGKASAN DAFTAR ISI Halaman RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah.. 4 1.3. Tujuan Penelitian 4 1.4. Manfaat Penelitian... 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank... 6 2.2. Laporan Keuangan... 6 2.3.Tingkat Kesehatan Bank... 7 2.4. Peringkat Tingkat Kesehatan Bank... 10 2.5. Peraturan Baru Penilaian Kesehatan Bank Umum... 11 2.5. Analisis Trend... 13 2.6. Penelitian Terdahulu... 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran... 15 3.2. Lokasi Penelitian... 18 3.3. Metode Pengumpulan Data... 18 3.4. Alat Analisis... 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 25 4.2. Analisis CAMELS... 26 4.3. Faktor Capital... 26 4.4. Faktor Assets Quality... 30 4.5. Faktor Earnings... 33 4.6. Faktor Liquidity... 45 4.7. Penilaian Akhir... 48 4.8. Implikasi Manajerial... 50 KESIMPULAN DAN SARAN... 52 DAFTAR PUSTAKA... 54 ix

No DAFTAR TABEL Halaman 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun 2009-2011... 1 2. Peringkat Bank Umum Berdasarkan Aset Tahun 2010... 2 3. Perkembangan CAR periode 2006-2010... 3 4. Perkembangan NPA periode 2006-2010... 31 5. Perkembangan NIM Periode 2006-2010... 39 6. Perkembangan LDR Periode 2006-2010... 46 7. Rekapitulasi faktor-faktor CAMELS periode 2006-2010... 48 8. Peringkat Komposit faktor-faktor CAMELS... 49 x

No. DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kerangka Pemikiran Konseptual... 17 2. Grafik Hasil CAR periode 2006-2010... 27 3. Grafik Trend CAR periode 2006-2010... 30 4. Grafik Trend NPA periode 2006-2010... 32 5. Grafik Hasil ROA periode 2006-2010... 34 6. Grafik Trend ROA periode 2006-2010... 36 7. Grafik Hasil ROE periode 2006-2010... 37 8. Grafik Trend ROE periode 2006-2010... 39 9. Grafik Trend NIM periode 2006-2010... 41 10. Grafik Hasil BOPO periode 2006-2010... 42 11. Grafik Trend BOPO periode 2006-2010... 45 12. Grafik Trend LDR periode 2006-2010... 48 xi

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Alur Pikir Penelitian... 57 2. Daftar Istilah... 58 3. Visi dan Misi PT Bank Danamon, Tbk... 60 4. Neraca Konsolidasi Tahun 2006... 61 5. Neraca Konsolidasi tahun 2007... 63 6. Neraca Konsolidasi Tahun 2008... 65 7. Neraca Konsolidasi Tahun 2009... 67 8. Neraca Konsolidasi Tahun 2010... 69 9. Laporan Laba Rugi Konsolidasi (2006-2010)... 71 10. Catatan-catatan Keuangan Konsolidasi... 72 11. Perhitungan CAR... 73 12. Perhitungan NPA... 74 13. Perhitungan ROA... 75 14. Perhitungan ROE... 76 15. Perhitungan NIM... 77 16. Perhitungan BOPO... 78 17. Perhitungan LDR... 79 18. Gambar hasil analisis trend CAR... 80 19. Gambar hasil analisis trend NPA... 81 20. Gambar hasil analisis trend ROA... 82 21. Gambar hasil analisis trend ROE... 83 22. Gambar hasil analisis trend NIM... 84 23. Gambar hasil analisis trend BOPO... 85 24. Gambar hasil analisis trend LDR... 86 25. Hasil Analisis Trend... 87 xii

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting di Indonesia. Bank dapat dikatakan sebagai lembaga penggerak perekonomian negara karena banyak kegiatan ekonomi masyarakat yang berpangku pada bank. Bank memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan dan produk penghimpunan dana lainnya serta menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit yang dapat menghidupkan kegiatan ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurut Bank Dunia tumbuh sebesar 6.4% di tahun 2011, peranan bank menjadi sangat jelas karena pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh kegiatan produksi yang mana kegiatan produksi membutuhkan sumberdaya seperti modal yang dapat dipenuhi salah satunya dari kredit yang disalurkan oleh bank. Hal ini terlihat dari nilai kredit yang disalurkan oleh bank umum serta nilai rasio Loan to Deposit Ratio bank umum sepanjang tahun 2009-2011 yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun 2009-2011 Tahun Kredit Dana Pihak Ketiga LDR 2009 1.437.930 1.973.042 72,88% 2010 1.710.677 2.274.489 75,21% 2011 2.117.608 2.688364 78,77% Sumber : Data Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2011 Kesehatan suatu bank merupakan hal yang penting karena kesehatan bank dapat mempengaruhi persepsi dan kepercayaan masyarakat umum terhadap suatu bank. Masyarakat akan memilih untuk menggunakan jasa bank yang dinilainya dapat memenuhi rasa aman dan memberikan keuntungan bagi mereka. Tingkat kesehatan suatu bank dapat dikategorikan sehat, cukup sehat, kurang sehat, atupun tidak sehat sesuai dengan kinerjanya pada suatu periode. Tingkat kesehatan bank juga berpengaruh terhadap penentuan strategi yang akan dijalankan oleh bank kedepannya.

2 Bank wajib melakukan penilaian kesehatan secara triwulan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 24 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian kesehatan suatu bank mencakup penilaian rasio-rasio keuangan perbankan yang dapat menggambarkan kondisi keuangan bank. Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam penilaian kesehatan Bank yaitu faktor CAMELS yang terdiri dari Capital (Modal), Asset Quality (Kualitas Aset), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas), dan Sensitivity to Market Risk (Sensitivitas terhadap Resiko Pasar). Bank Danamon Indonesia didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah menjadi Bank Danamon Indonesia. Bank Danamon memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya adalah Adira Finance, Adira Insurance, dan Adira kredit. Bank Danamon memberikan berbagai penawaran produk keuangan pribadi maupun untuk perusahaan (korporat). Bank Danamon adalah bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2.900 kantor cabang dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. (www.danamon.co.id) Tabel 2 merupakan tabel yang menunjukkan posisi PT Bank Danamon Indonesia, Tbk sebagai bank terbesar keenam dari segi asset. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk berada diurutan keenam setelah Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, dan Bank CIMB Niaga. Sebagai bank terbesar keenam dari segi asset ini mencerminkan bahwa PT Bank Danamon Indonesia, Tbk merupakan salah satu bank yang diandalkan oleh masyarakat dalam mengelola dan mengatasi masalah keuangannya. Tabel 2. Peringkat Bank Umum Berdasarkan Aset Tahun 2010 No Nama Bank Total Aset (Miliar Rp.) 1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 410.619 2 PT Bank BRI (Persero), Tbk 395.396 3 PT Bank Central Asiak, Tbk 323.345 4 PT BNI (Persero), Tbk 241.169

3 Lanjutan Tabel 2. No Nama Bank Total Aset (Miliar Rp.) 5 PT Bank CIMB Niaga, Tbk 142.932 6 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk 113.861 7 PT Pan Indonesia Bank, Tbk 106.508 8 PT Bank Permata, Tbk 74.040 9 PT BII, Tbk 72.030 10 PT BTN (Persero), Tbk 68.334 Sumber : Data Statisik Perbankan Indonesia, Desember 2010 Sejak periode tahun 2006-2010, Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) PT Bank Danamon Indonesia, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Perkembangan Rasio CAR PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan CAR PT.Bank Danamon Indonesia, Tbk periode 2006-2010 Tahun CAR 2006 20,39 % 2007 19,27 % 2008 13,37 % 2009 17,55 % 2010 16,04 % Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Danamon Indonsia, Tbk (diolah) Rasio CAR merupakan salah satu Rasio yang diperhitungkan dalam penilaian kesehatan suatu bank. Rasio CAR memperlihatkan seberapa besar aktiva bank yang mengandung resiko ikut didanai dari dana modal bank. Fluktuasi nilai rasio CAR didominasi oleh penurunan nilai rasio CAR sejak tahun 2006 sampai 2008. Di tahun 2009 rasio CAR kembali mengalami kenaikan namun pada tahun 2010 rasio CAR kembali menurun. Menurut Eko B. Supriyanto (2005), parameter yang dapat digunakan untuk memilih bank yang sehat dan tidak sehat adalah nilai rasio keuangan. Bank dengan nilai rasio CAR yang terus menurun patut diragukan tingkat kesehatannya. Nilai rasio CAR yang berfluktuasi dengan dominasi penurunan yang terjadi pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dari tahun ke

4 tahun mengidentifikasikan bahwa kesehatan bank tersebut harus terus dipantau. Untuk itu, penelitian ini bermaksud melakukan penilaian terhadap kesehatan PT Bank Danamon, Tbk berdasarkan laporan keuangan periode 2006-2010. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat kesehatan pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan metode CAMELS berdasarkan laporan keuangan periode 2006-2010? 2. Bagimana trend faktor-faktor CAMELS seperti CAR (Capital Adequacy Ratio), NPA (Non Performing Asset), ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), dan LDR (Loan to Deposit Ratio)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengkaji tingkat kesehatan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan menggunakan metode CAMELS berdasarkan data laporan keuangan periode 2006-2010. 2. Mengkaji proyeksi trend faktor-faktor CAMELS (CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya adalah : 1. Bagi Bank Memberikan masukan bagi bank mengenai kondisi bank yang bersangkutan dari segi kesehatan finansial sehingga dapat memperbaiki kinerja agar lebih baik lagi guna meningkatkan kepercayaan dari masyarakat. 2. Bagi pihak lain Memberikan masukan dan menjadi bahan acuan penulis lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan bank.

5 1.5 Batasan Penelitian Penulis membatasi penelitian pada aspek kuantitatif berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk pada periode 2006-2010. Penelitian ini dibatasi hanya pada faktor Capital (Modal), Asset Quality (Kualitas Aktiva), Earnings (Rentabilitas), dan Liquidity (Likuiditas). Faktor Management dan Sensitivity to Market Risk tidak dibahas karena data pada 2 faktor tersebut bersifat rasia dan tidak dipublikasi kepada masyarakat umum melalui laporan keuangan.

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut Iswardono (1993), pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran. A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan mengemukakan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaanperusahaan, dan lain-lain. Sistem perbankan Indonesia meliputi Bank Indonesia, seluruh bank umum, bank perkreditan rakyat, dan bank bagi hasil. Bank Indonesia (BI) merupakan lembaga keuangan independen yang diatur UU No. 23 Tahun 1999 yang berperan sebagai bank sentral dengan fungsi menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan terhadap bank-bank di Indonesia. Bank Umum terdiri atas bank pemerintah pusat (Bank BNI 1946, BRI, Bank Mandiri, BTN,Bapindo), bank pemerintah daerah, bank swasta nasional, bank asing, dan bank campuran. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. BPR terbagi atas BPR pra Pakto 27,1988 (bank kredit desa, nonbadan kredit desa, lembaga desa, dan kredit pedesaan) serta BPR setelah Pakto 27,1988. Bank bagi hasil adalah bank yang dalam kegiatan pengerahan dan penyaluran dana didasarkan pada prinsip bagi hasil atau jual beli (seperti Bank Muamalat yang didirikan Mei 1992).

7 2.2. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. Menurut Fraser dan Ormitson dalam Fahmi (2011), suatu laporan tahunan korporat terdiri dari empat laporan keuangan pokok yaitu : 1. Neraca menunjukkan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan ekuitas pemegang saham) suatu perusahaan pada tanggal tertentu seperti pada akhir triwulan atau akhir tahun. 2. Laporan Rugi-Laba menyajikan hasil usaha (pendapatan,beban laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per saham) untuk periode akuntansi tertentu. 3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca. 4. Laporan Arus Kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu periode akuntansi. 2.3. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP (Dewan Pengawas Perbankan Nasional) tanggal 31 Mei 2004 mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMELS, penilaian tingkat kesehatan bank wajib dilakukan. Penilaian tingkat kesehatan bank umum mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari : 1. Capital (Permodalan) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut : Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku ; Komposisi permodalan;

8 Trend ke depan/proyeksi KPMM; Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal Bank; Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan); Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha; Akses kepada sumber permodalan; dan Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. 2. Aseets (Kualitas Aset) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut : a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif; b. Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit; c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah/ non performing asset dibandingakan dengan aktiva produktif. d. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP); e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif; f. Asisten kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; g. Dokumentasi aktiva produktif; dan h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. 3. Management (Manajemen) Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut : Manajemen umum; Penerapan sistem manajemen resiko; dan

9 Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4. Earnings (Rentabilitas) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut : a. Return On Assets (ROA); b. Return On Equity (ROE); c. Net Interest Margin (NIM); d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO); e. Perkembangan laba operasional; f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan; g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; dan h. Prospek laba operasional. 5. Liquidity (likuiditas) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut : a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid dari 1 bulan; b. I-month maturity mismatch ratio; c. Loan to Deposit Ratio (LDR); d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang; e. Ketergantungan pada dana antar bank dan deposit inti; f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and Liabilities Management/ALMA); g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan

10 h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK). 6. Sensitivity (Sensitivitas) Sensitivitas terhadap resiko pasar penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut : a. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi suku bunga; b. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi nilai tukar; dan c. Kecukupan penerapan sistem manajemen resiko pasar. 2.4. Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit ini dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen berdasarkan perhitungan dan analisis. Perhitungan dan analisis dilakukan dengan mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan. Kemudian berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor tersebut, ditetapkan peringkat setiap faktor. Selanjutnya hasil penetapan faktor ditetapkan peringkat komposit yang telah ditetapkan pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 sebagai berikut : 1) Peringkat Komposit I (PK-1) atau dipersamakan dengan peringkat Komposit 2 (PK-2) Mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. Selain itu, bank dalam kategori ini mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor/kecil yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin, sehingga dikategorikan Sehat.

11 2) Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mencerminkan bahwa bank tergolong cukup baik, namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk, yang dapat terjadi apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif, sehingga dikategorikan Cukup Sehat. 3) Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mencerminkan bahwa bank tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelamahan keuangan yang serius atau kombinasi dari beberapa faktor yang tidak memuaskan. Apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif, bank akan berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, sehingga dikategorikan Kurang Sehat. 4) Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mencerminkan bahwa bank tergolong tidak baik sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya dikarenakan kondisi buruk sangatlah buruk, sehingga dikategorikan Tidak Sehat. 2.5. Peraturan Baru Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Resiko (Risk-based Bank Rating/RBRR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Resiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank. a. Penilaian Profil Resiko Penilaian Faktor Profil Resiko merupakan penilaian terhadap Resiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Resiko dalam

12 aktivitas operasional bank. Resiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis resiko yaitu Resiko Kredit, Resiko Pasar, Resiko Operasional, Resiko Likuiditas, Resiko Hukum, Resiko Stratejik, Resiko Kepatuhan, dan Resiko Reputasi. b. Penilaian Good Corporate Governance (GCG) Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsipprinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsipprinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. c. Penilaian Rentabilitas Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan (sustainability) Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas Rentabilitas Bank, dan perbandingan kinerja bank dengan kinerja per group, baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. d. Penilaian Permodalan Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evalusi terhadap kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan Permodalan, bank wajib mengacu pada Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Resiko Bank. Semakin tinggi Resiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Resiko tersebut. 2.6. Analisis Trend Analisis trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Data yang digunakan adalah data tahunan

13 atau periode. Data keuangan yang akan digunakan untuk mengadakan analisis trend dengan presentase adalah data yang paling awal (Kasmir,2008). Analisis tren ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan baik, turun maupun tetap. Teknik analisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui rentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa itu ke masa berikutnya. Berdasarkan data historis itu dicoba melihat kecenderungan yang mungkin akan muncul di masa yang akan datang (Harahap, 2004). 2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis dilakukan oleh Mufti Sani (2011) yaitu dengan judul: Kajian Kesehatan pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk dengan Pendekatan Metode CAMELS berdasarkan Laporan Keuangan 2007-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2007-2010 pada faktor Capital (CAR), faktor Asset Quality (NPA), faktor Earnings (ROA, ROE, NIM, BOPO) sebagian besar mendapatkan peringkat sehat. Sedangkan pada faktor Liquidity (LDR) pada periode 2007-2010 menunjukkan rata-rata nilai yang cukup sehat. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa PT. Bank CIMB Niaga, Tbk selama periode 2007-2010 mendapatkan peringkat komposit 2 (sehat). Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Jefry (2010) yaitu dengan judul : Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk menggunakan Rasio Capital, Rasio Asset, Rasio Equity, Rasio Liquidity tahun 2009. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh nilai pada tahun 2007 yaitu CAR sebesar 20,75 persen, APYD terhadap modal bank sebesar 56,44 persen, komposisi permodalan sebesar 220,31 persen, BDR sebesar 5,85 persen, PPAP sebesar 104,22 persen, ROA sebesar 2,21 persen, ROE sebesar 19,23 persen, NIM sebesar 4,17 persen, BOPO sebesar 70,44 persen, dan LDR sebesar 48,50 persen. Pada tahun 2008 diperoleh hasil CAR sebesar 15,66 persen, APYD terhadap modal bank 47,40 persen, komposisi permodalan sebesar 205,48 persen, BDR sebesar 4,16 persen, PPAP sebesar 103,76 persen, ROA sebesar 2,47 persen, ROE sebesar 23,42 persen, dan LDR sebesar 55,13 persen. Pada tahun 2009 diperoleh hasil CAR

14 sebesar 15,43 persen, APYD terhadap modal bank sebesar 32,60 persen, komposisi permodalan sebesar 153,97 persen, BDR sebesar 2,94 persen, PPAP sebesar 107,28 persen, ROA sebesar 2,99 persen, ROE sebesar 30,67 persen, NIM sebesar 4,25 persen, BOPO sebesar 66,15 persen, dan LDR sebesar 56,32 persen. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa mayoritas kinerja bank sudah dinyatakan sehat serta pada peringkat komposit 1 atau dipersamakan dengan peringkat komposit 2, yang artinya mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. Namun, bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor/kecil yang dapat diatasi dengan tindakan rutin sehingga dikategorikan sehat.

15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 24 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank wajib melakukan penilaian kesehatannya secara berkala. Penilaian kesehatan bank dilakukan secara berkala agar kondisi bank dapat terpantau dengan baik. Hasil dari penilaian ini menentukan strategi yang akan dijalankan oleh bank di masa yang akan datang. Saat bank dinilai kurang sehat, pihak manajemen dapat meyusun strategi yang dapat mengangkat kondisi bank ke kondisi yang lebih baik. Data yang digunakan dalam penilaian kesehatan bank adalah laporan keuangan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk periode 2006-2010. Penilaian dilakukan dengan mengkaji faktor-faktor yang terdapat dalam metode CAMELS. Faktor-faktor tesebut adalah faktor Capital (Modal), faktor Asset Quality (Kualitas asset), faktor Earnings (Rentabilitas), dan faktor Liquidity (Likuiditas). Langkah awal pada penelitian ini adalah menghitung rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk penilaian kesehatan bank adalah CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR yang terdapat pada faktor CAMELS. Kemudian, rasio-rasio keuangan yang telah didapatkan dianalisis untuk mendapatkan peringkat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang telah ditetapkan. Langkah selanjutnya, adalah membuat peringkat komposit atas seluruh faktor-faktor CAMELS. Peringkat komposit merupakan peringkat yang digunakan untuk menilai kesehatan bank secara keseluruhan. Bank dapat dikatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat berdasarkan hasil peringkat komposit. Secara detail, kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil dari perhitungan rasio-rasio keuangan diproyeksikan dengan analisis trend untuk mendapatkan gambaran keadaan pada tahun-tahun berikutnya. Hasil dari analisis trend dapat digunakan sebagai acuan penentuan strategi di tahuntahun berikutnya agar bank dapat meningkatkan kepercayaan stakekholders, serta

16 masyarakat pada umumnya terhadap kinerja bank. Hal tersebut sangat penting untuk kemajuan bank di tahun-tahun berikutnya.

17 Laporan Keuangan Bank Metode CAMELS Penilaian Permodalan Penilaian Aset Penilaian Rentabilitas Penilaian Likuiditas Capital Adequacy Rasio (CAR) Non Perfoming Asset (NPA) ROA ROE NIM BOPO LDR Analisis Trend Penetapan Peringkat Setiap Komponen Analisis Untuk Pemeringkatan Komposit Tingkat Kesehatan Bank: 1. Sehat 2. Cukup Sehat 3. Kurang Sehat 4. Tidak Sehat Acuan Strategi Bank Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual

18 3.2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan terhadap PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk yang berlokasi di Menara Bank Danamon Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No 6 Mega Kuningan Jakarta. Penelitian ini menganalisis tingkat kesehatan bank tersebut dengan menggunakan pendekatan metode CAMELS. 3.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan studi literatur dan dokumentasi laporan keuangan. Data yang digunakan pada penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk periode 2006-2010. Data sekunder tersebut diperoleh dari publikasi PT Bank Danamon Indonesia, Tbk di situs www.danamon.co.id. Data sekunder yang lain digunakan sebagai penunjang dalam penelitian seperti studi literatur melalui internet dan bahan pustaka. 3.4. Alat Analisis Pada penelitian ini, data diolah secara kuantitatif menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft excel dan Minitab 14. Berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk, dihitung rasio-rasio keuangan yang termasuk pada faktor CAMELS untuk menilai tingkat kesehatan bank tersebut. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR. Hasil perhitungan kemudian dianalisis secara deskriptif. Kemudian dilakukan analisis trend untuk mendapatkan proyeksi kinerja bank di masa yang akan datang. 3.4.1 Penilaian faktor Permodalan (Capital) : Penilaian pada faktor permodalan (Capital) adalah dengan memperhitungkan Capital Adequecy Rasio (CAR). CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktivitas bank yang mengandung resiko (kredit,penyertaan,surat berharga,tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

19 CAR = (Modal Bank : Total ATMR) x 100% (1) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor permodalan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, standar untuk KPMM (Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) adalah sebagai berikut : Peringkat 1 : Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 2 : Rasio KPMM lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 3 : Rasio KPMM lebih tinggi secara marjinal dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (8% KPMM 9%). Peringkat 4 : Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlaku. Peringkat 5:Rasio KPMM dibawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung menjadi tidak solvable. 3.4.2 Penilaian Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) Parameter pada penilaian faktor kualitas asset (Asset Quality) adalah rasio NPA atau rasio aktiva produktif bermasalah. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermaslah semakin besar. Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (Hariani Iswi, 2010). Berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio NPA didapatkan dari rumus sebagai berikut : NPA = (Aktiva Produktif Bermasalah : Total Aktiva Produktif) x 100 %.(2)

20 Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor kualitas asset pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, standar untuk rasio NPA didapatkan sebagai berikut : Peringkat 1 : Perkembangan rasio sangat rendah. Peringkat 2 : Perkembangan rasio rendah. Peringkat 3 : Perkembangan rasio moderat atau rasio berkisar antara 5 persen sampai dengan 8 persen. Peringkat 4 : Perkembangan rasio cukup tinggi. Peringkat 5 : Perkembangan rasio tinggi. 3.4.3. Penilaian Faktor Rentabilitas (Earnings) Empat rasio yang digunakan sebagai acuan penilaian faktor Rentabilitas (Earnings) adalah rasio ROA, ROE, NIM dan BOPO. Faktor Rentabilitas merupakan faktor yang menentukan laba yang diperoleh oleh bank. 1. Return On Assets (ROA) Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ROA dirumuskan berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagai berikut : ROA = (Laba Sebelum Pajak : Rata-rata Total Aset) x 100 %.(3) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, standar untuk rasio ROA adalah sebagai berikut : Peringkat 1 : Perolehan laba sangat tinggi. Peringkat 2 : Perolehan laba tinggi. Peringkat 3 : Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROA berkisar antara 0,5 persen sampai dengan 1,25 persen.

21 Peringkat 4 : Perolehan laba bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif) Peringkat 5 : Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif) 2. Return On Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ROE banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Dengan demikian, rasio ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2011, rumus ROE didapatkan sebagai berikut : ROE = (Laba Setelah Pajak : Rata-rata Ekuitas) x 100 % (4) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio ROE sebagai berikut : Peringkat 1 : Perolehan laba sangat tinggi. Peringkat 2 : Perolehan laba tinggi. Peringkat 3 : Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROE berkisar antara 5 persen sampai dengan 12,5 persen. Peringkat 4 : Perolehan laba bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROE mengarah negatif). Peringkat 5 : Bank mengalami kerugian yang besar (ROE negatif) 3. Net Interest Margin (NIM) Net Interest Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola Aktiva Produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka semakin

22 meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil (Hariani Iswi, 2010). Rasio ini dirumuskan berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagai berikut: NIM = (Pendapatan Bunga Bersih : Aktiva Produktif) x 100% (5) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonseia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk NIM sebagai berikut : Peringkat 1 : Marjin bunga bersih sangat tinggi. Peringkat 2 : Marjin bunga bersih tinggi. Peringkat 3 : Marjin bunga besih, atau rasio NIM berkisar antara 1,5 persen sampai dengan 2 persen. Peringkat 4 : Marjin bunga bersih rendah mengarah negatif. Peringkat 5 : Marjin bunga bersih sangat rendah atau negatif. 4. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio efisiensi. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini dirumuskan berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagai berikut : BOPO = (Biaya Operasioanal : Pendapatan Operasional) x 100% (6) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio BOPO sebagai berikut : Peringkat 1 : Tingkat efisiensi sangat baik. Peringkat 2 : Tingkat Efisiensi baik.

23 Peringkat 3 : Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94 persen sampai dengan 96 persen. Peringkat 4 : Tingkat efisiensi buruk. Peringkat 5 : Tingkat efisiensi sangat buruk. 3.4.4. Penilaian Faktor Likuiditas (Liquidity) Penilaian faktor likuiditas (Liquidity) didasarkan pada perhitungan rasio LDR atau Loan to Deposit Rasio. LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio ini dirumuskan berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagai berikut : LDR = (Total Kredit : Total Dana Pihak Ketiga) x 100% (7) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor likuiditas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio LDR sebagai berikut : Peringkat 1 : 50 persen < Rasio 75 persen. Peringkat 2 : 75 persen < Rasio 85 persen. Peringkat 3 : 85 persen < Rasio 100 persen atau Rasio 50 persen. Peringkat 4 : 100 persen < Rasio 120 persen. Peringkat 5 : Rasio > 120 persen. 3.5. Analisis Trend Analisis trend didapatkan dengan menentukan tahun dasar sebagai pembanding, kemudian dicari angka indexnya. Rumus untuk mencari Angka Index adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008): Angka Index = (Tahun pembanding/ Tahun dasar) X 100%...(8)

24 Pengolahan data pada analisis trend dilakukan dengan menggunakan bantuan software minitab 14. Analisis trend dilakukan terhadap empat model yaitu Linier, Quadratic, Exponensial Growth, dan S-Curve. Pemilihan model didasarkan pada pemilihan nilai MAPE, MAD, dan MSD yang paling kecil. Penjelasan MAPE, MAD, dan MSD adalah sebagai berikut : MAPE (Mean Absolute percentage Error) Merupakan pengukuran ketelitian dengan cara rata-rata presentase kesalahan absolut yang menunjukkan rata-rata kesalahan absolut prakiraan dalam bentuk presentasenya terhadap data aktual. MAD (Mean Absolute Deviation) Merupakan penjumlahan kesalahan tanpa menghiraukan tanda aljabarnya dibagi dengan banyaknya data yang diamati. MSD (Mean Squared Deviation) Merupakan rata-rata dari nilai kuadrat simpangan yang memperkuat pengaruh angka-angka kesalahan besar, tapi memperkecil angka kesalahan prakiraan yang kecil (kurang dari satu unit). MSD = e j 2 n

25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Di tahun 1988, Bank Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan Bank Danamon dialihkan di bawah pengawasan Bandan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai BTO (Bank Taken Over). Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar 32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program restrukturisasi, di tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah BTO yang lain, dilebur menjadi bagian dari Bank Danamon. Kemudian di tahun 2000, delapan BTO lainnya (Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank Internasional, dan PT Bank Risjad Salim Internasional) dilebur ke dalam Bank Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program rekapitalisasinya yang ke dua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. Sebagai survivingentity, Bank Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Selanjutnya, Bank Danamon terus melakukan upaya restrukturisasi yang mencakup aspek manajemen, karyawan, organisasi, sistem, dan identitas perusahaan. Upaya tersebut berhasil meletakkan landasan dan insfrastruktur yang baru guna mendukung pertumbuhan berdasarkan prinsip transparansi, tanggung jawab, integritas dan profesionalisme. Di tahun 2003, Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd mengakuisisi Danamon, melalui konsorsium Fullerton Financial Holdings, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Temasek Holdings dan Deutsche Bank AG yang merupakan pemegang saham pengendali. Setelah melakukan evaluasi menyeluruh di bawah manajemen yang baru, visi baru diluncurkan dan strategi baru dikembangkan dengan model bisnis spesifik untuk masing-masing segmen pasar. Sejalan dengan arahnya yang baru, pada tahun