KAJIAN TENTANG KESEHATAN PT BANK CIMB NIAGA, TBK DENGAN METODE CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) Oleh MUFTI SANI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN TENTANG KESEHATAN PT BANK CIMB NIAGA, TBK DENGAN METODE CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) Oleh MUFTI SANI H"

Transkripsi

1 KAJIAN TENTANG KESEHATAN PT BANK CIMB NIAGA, TBK DENGAN METODE CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) Oleh MUFTI SANI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i

2 RINGKASAN Mufti Sani. H Kajian tentang Kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dengan Metode CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Di zaman sekarang ini perbankan memegang peranan yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Bank dianggap sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang ( Kuncoro, Mudrajad dan saharjono, 2002). Bank CIMB Niaga merupakan bank hasil merger antara Lippo Bank dan Bank Niaga. Selama periode perolehan rasio CAR pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk menunjukkan kecenderungan peningkatan. Namun pada saat proses merger telah dilakukan yaitu pada tahun 2008, Bank CIMB mengalami kecenderungan penurunan rasio CAR pada tahun-tahun berikutnya. Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah 1) Bagaimana tingkat kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dengan menggunakan metode CAMELS berbasis data laporan keuangan periode ? 2) Bagaimanakah trend faktor-faktor CAMELS (CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR)?. Data yang digunakan selama penelitian ini adalah data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Trend dan Metode CAMELS yang dibatasi hanya pada faktor Capital, Assets, Earning, dan Liquidity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode pada faktor Capital (CAR), faktor Asset Quality (NPA), faktor Earnings (ROA, ROE, NIM, BOPO) sebagian besar mendapatkan peringkat sehat. Sedangkan pada faktor Liquidity (LDR) pada periode menunjukkan rata-rata nilai yang cukup sehat. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa PT Bank CIMB Niaga, Tbk selama periode mendapatkan peringkat komposit 2 (Sehat). ii

3 KAJIAN TENTANG KESEHATAN PT BANK CIMB NIAGA, TBK DENGAN METODE CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor MUFTI SANI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 iii

4 Judul Skripsi Nama NIM : Kajian tentang Kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dengan Metode CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) : Mufti Sani : H Menyetujui Pembimbing, (Dr. Ir. Abdul Kohar I, M.Sc) NIP Mengetahui: Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP Tanggal Lulus: iv

5 RIWAYAT HIDUP Mufti Sani dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 Januari 1989, merupakan anak terakhir dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Rahmat dan Ibu Maemunah. Pendidikan formal dimulai di SD Negeri Empang II Bogor dan lulus pada tahun 2001, lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2007, serta melanjutkan pendidikan Sarjana di Program Sarjana Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Selama studi di Departemen Manajemen, aktif dalam kegiatam kemahasiswaan yaitu antara lain Staf Divisi Sponsorship 4 th Banking Goes to Campus 2009, Staf Divisi PJAK Orange FEM 2009, dan Staf Divisi Logstran Sportakuler Pengalaman kerja yang dimiliki selama kuliah adalah menjadi surveyor pemilu presiden dan legislatif pada tahun 2009 untuk wilayah Kabupaten Cianjur yang diadakan oleh perusahaan survey CIRUS. v

6 KATA PENGANTAR Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar skripsi dengan judul Kajian tentang Kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dengan Metode CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas mengenai kajian tentang kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk periode dinilai dari faktor permodalan (CAR), faktor aset (NPA), faktor rentabilitas (ROA, ROE, NIM, dan BOPO), dan faktor likuiditas (LDR). Selain itu penulis juga memproyeksikan trend ke depan dari rasio-rasio tersebut untuk periode Penulis selalu berusaha agar skripsi yang telah disusun dengan sebaik mungkin, namun demikian masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran-saran yang bersifat membangun sehingga menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Bogor, September 2011 Penulis vi

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kekuatan dan anugerah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan, serta dorongan kepada penulis. 2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd, selaku dosen penguji satu yang telah memberi arahan dan masukkan, serta QC pada skripsi ini. 3. Yusrina Permanasari, S.Sos, ME, selaku dosen penguji dua yang telah memberi arahan dan masukkan pada skripsi ini. 4. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Seluruh Staf Pendidik dan Staf Kependidikan Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Kedua orang tua tercinta (Bapak Rahmat dan Ibu Maemunah) yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bantuan moril dan materiil selama penyusunan skripsi. 7. Seluruh keluarga besar dari papa dan mama atas segala perhatian, doa dan dorongan semangat yang diberikan. 8. Sahabat sekaligus saudara tercinta (Yodia, Arlan, Jawa, Chris, Uki, Dani, Duta, Fikhy, Celi, Upeh, Ima, Keken, Yugo, Ira, Una, Dinda, dan Fitri) yang selalu memberikan cerita baru dan kenangan yang indah, serta selalu berbagi dalam suka dan duka. 9. Seluruh teman-teman Manajemen 44 dan Mahasiswa IPB lain yang selalu mendoakan dan memberikan semangat. 10. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam kesempatan ini. vii

8 Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Bogor, 21 September 2011 viii

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP v KATA PENGANTAR vi UCAPAN TERIMAKASIH vii DAFTAR ISI..... iiiiiiiiiix DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR RUMUS xii DAFTAR TABEL xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pembatasan Masalah... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Bank Penilaian Kesehatan Bank Analisis CAMELS Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tempat Penelitian Metode Pengumpulan Data/Variable Alat Analisis Penilaian Faktor Capital (Permodalan) Penilaian Faktor Assets Quality (Kualitas Aset) Penilaian Faktor Earnings (Rentabilitas) Penilaian Faktor Liquidity (Likuiditas) Analisis Trend dan Proyeksi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Analisis Camels Faktor Capital Capital Adequacy Ratio (CAR) Trend dan Proyeksi CAR Faktor Assets Quality ix

10 4.4.1 Non Performing Asset (NPA) Trend NPA Faktor Earnings Return On Assets (ROE) Trend dan Proyeksi ROA Return On Equity (ROE) Trend dan Proyeksi ROE Net Interest Margin (NIM) Trend dan Proyeksi NIM Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional Trend dan Proyeksi BOPO Faktor Liquidity Loan To Deposit Ratio (LDR) Trend dan Proyeksi LDR Penilaian Akhir Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Grafik Hasil CAR Grafik Trend CAR Grafik Hasil NPA Grafik Trend NPA Grafik Hasil ROA Grafik Trend ROA Grafik Hasil ROE Grafik Trend ROE Grafik Hasil NIM Grafik Trend NIM Grafik Hasil BOPO Grafik Trend BOPO Grafik Hasil LDR Grafik Trend LDR xi

12 DAFTAR RUMUS No. Halaman 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Non Performing Assets (NPA) Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) BOPO Loan to Deposit Ratio (LDR) Analisis Trend xii

13 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Perkembangan Rasio CAR PT Bank CIMB Niaga,Tbk periode Rekapitulasi faktor-faktor CAMELS pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk periode Peringkat Komposit faktor-faktor CAMELS pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk periode xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Bagan Alur Pikir Penelitian Visi, Nilai, dan Struktur Organisasi Perusahaan Laporan Neraca Konsolidasi (Aktiva) PT Bank CIMB Niaga, Tbk Laporan Neraca Konsolidasi (Kewajiban) PT Bank CIMB Niaga, Tbk Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Bank CIMB Niaga, Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Bank CIMB Niaga, Tbk Hasil Perhitungan CAR Hasil Perhitungan NPA Hasil Perhitungan ROA Hasil Perhitungan ROE Hasil Perhitungan Pendapatan Bunga Bersih, Rata-rata aktiva produktif, dan NIM Hasil Perhitungan BOPO Hasil Perhitungan LDR Hasil MAPE MAD MSD xiv

15 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman sekarang ini perbankan memegang peranan penting di dalam kehidupan masyarakat. Bank dianggap sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang (Kuncoro, Mudrajad dan Saharjono, 2002). Bank sebagai perusahaan perlu untuk melakukan penilaian kesehatan. Penilaian kesehatan bank bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat karena kegiatannya menyangkut uang masyarakat dan kepercayaan yang diberikan. Kesehatan atau kondisi keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia, antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum bank wajib melakukan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan. Sehubungan dengan hal tersebut faktorfaktor penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktorfaktor CAMELS yang terdiri dari: Capital (Permodalan), Asset Quality (Kualitas Aset), Management (Manajemen), Earnings (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas), Sensitivity to Market Risk (Sensitivitas terhadap Risiko Pasar).

16 2 Bank CIMB Niaga berdiri pada 26 September 1955 dengan nama PT Bank Niaga. Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) selama beberapa waktu menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga. Pada bulan November 2002, CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group) mengakuisisi saham mayoritas CIMB Niaga dari BPPN. CIMB Group mengakuisisi kepemilikan mayoritas Lippo Bank pada tanggal 30 September 2005, sebagai upaya untuk mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia maka merger dilakukan antara Bank Niaga dan Bank Lippo. Perubahan nama dari Bank Niaga menjadi CIMB Niaga dilakukan pada Mei 2008 ( Pada periode tahun rasio CAR pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap tahum. Namun pada saat merger telah selesai dilakukan yaitu pada tahun 2008, Bank CIMB mengalami kecenderungan penurunan rasio CAR pada tahun-tahun berikutnya. Perkembangan rasio CAR dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Rasio CAR PT Bank CIMB Niaga, Tbk periode Tahun Modal ATMR CAR 2004 Rp Rp ,29% 2005 Rp Rp ,24% 2006 Rp Rp ,45% 2007 Rp Rp ,03% 2008 Rp Rp ,59% 2009 Rp Rp ,59% 2010 Rp Rp ,24% Sumber: Laporan Keuangan PT Bank CIMB Niaga, Tbk Rasio CAR ialah rasio memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, pentertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping

17 3 memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Rasio CAR menjadi satu alat ukur untuk melihat kesehatan bank pada faktor permodalan. Penurunan kinerja pada rasio CAR menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kesehatan bank serta melihat trend rasio keuangan untuk tahun-tahun berikutnya Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dengan menggunakan metode CAMELS berbasis data laporan keuangan periode ? 2. Bagaimanakah trend faktor-faktor CAMELS (CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR) Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah: 1. Mengkaji tingkat kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dengan menggunakan metode CAMELS berbasis data laporan keuangan periode Mengkaji proyeksi trend faktor-faktor CAMELS (CAR, NPA, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR) Manfaat Penelitian: Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi bank Memberikan masukan bagi bank dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan dan efektivitas kinerja bank yang bersangkutan serta untuk memperbaiki kinerja bank agar lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan kuliatas bank dimata masyarakat 2. Bagi pihak lain Sebagai bahan acuan bagi penulis lainnya dalam melakukan penelitian berkaitan dengan tingkat kesehatan bank dengan metode CAMELS.

18 Pembatasan Masalah Penulis membatasi permasalahan pada aspek kuantitatif yaitu berdasarkan laporan keuangan PT Bank CIMB Niaga, Tbk pada periode yang telah dipublikasikan. Penilaian kesehatan bank dilakukan dengan menggunakan metode CAMELS yaitu dengan melakukan penilaian pada faktor Capital (permodalan), Assets Quality (kualitas aktiva produktif), Earnings (rentabilitas), dan Liquidity (likuiditas). Pembatasan tersebut dilakukan karena data pada faktor Management (Manajemen) dan faktor Sensitivity (Sensitivitas) bersifat rahasia dan tidak dipublikasi kepada khalayak umum melalui laporan keuangan.

19 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian bank menurut Kasmir (2008) dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara bank tidak terlepas dari masalah keuangan Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank Kasmir (2008) menyebutkan dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank terdiri atas. 1. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Laporan kontinjensi merupakan tagiahan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbul tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan kontinjensi dan komitmen disajikan tersendiri tanpa pos lama. 3. Laporan laba rugi

20 6 Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua faktor yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. a. Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya b. Laporan Keuangan Gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan konsolidasi merupakan laporan keuangan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya 2.3. Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Bank Kasmir (2008) laporan keuangan mempunyai tujuan tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut. 1. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu. 4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut

21 7 5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan infomasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan Penilaian Kesehatan Bank Menurut Kasmir (2008) untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bankbank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau dihentikan kegiatan operasinya. Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktifitasnya dalam suatu periode tertentu Analisis CAMELS Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari: 1. Permodalan (Capital) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku; b. komposisi permodalan; c. trend ke depan/proyeksi KPMM;

22 8 d. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank; e. kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan); f. rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha; g. akses kepada sumber permodalan; dan h. kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. 2. Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif; b. debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit; c. perkembangan aktiva produktif bermasalah (non performing asset) dibandingkan dengan aktiva produktif; d. tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP); e. kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif; f. sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; g. dokumentasi aktiva produktif; dan h. kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. 3. Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. manajemen umum; b. penerapan sistem manajemen risiko; dan c. kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4. Rentabilitas (Earnings)

23 9 Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. return on assets (ROA); b. return on equity (ROE) c. net interest margin (NIM); d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO); e. perkembangan laba operasional; f. komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan; g. penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; dan h. prospek laba operasional. 5. Likuiditas (Liquidity) Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan; b. 1-month maturity mismatch ratio; c. Loan to Deposit Ratio (LDR); d. proyeksi cash flow 3 bulan mendatang; e. ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti; f. kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management/alma); g. kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan h. stabilitas dana pihak ketiga (DPK). 6. Sensitivitas (Sensitivity to Market Risk) Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut:

24 10 a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga; b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; dan c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit ini dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen berdasarkan perhitungan dan analisis. Perhitungan dan analisis dilakukan dengan mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan. Kemudian berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor tersebut, ditetapkan peringkat setiap faktor. Selanjutnya, hasil penetapan faktor ditetapkan peringkat komposit yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Peringkat Komposit 1 (PK-1) atau dipersamakan dengan Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perkonomian dan industri keuangan. Selain itu, bank dalam kategori ini mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perkonomian dan industri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor /kecil yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin, sehingga dikategorikan "Sehat". 2. Peringkat Komposit 3 (PK-3) Mencerminkan bahwa bank tergolong cukup baik, namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk, yang dapat terjadi apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif, sehingga dikategorikan "Cukup Sehat". 3. Peringkat Komposit 4 (PK-4) Mencerminkan bahwa bank tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank

25 11 memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari beberapa faktor yang tidak memuaskan. Apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif, bank akan berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, sehingga dikategorikan "Kurang Sehat". 4. Peringkat Komposit 5 (PK-5) Mencerminkan bahwa bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya dikarenakan kondisi bank sangatlah buruk, sehingga dikategorikan "Tidak Sehat" Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis dilakukan oleh Farhani (2009) yaitu dengan judul: Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank Agroniaga, Tbk dengan Menggunakan Metode CAMELS. Alat analisis dari hasil penilaian peringkat masingmasing faktor CAMELS, Peringkat Komposit yang merupakan penilaian akhir tingkat kesehatan PT Bank Agroniaga, Tbk pada tahun 2005, 2007 dan 2008 berada pada peringkat 2 (Predikat Baik) dengan bobot masing-masing sebesar 37,5 persen, 35,5 persen dan 35,5 persen yang mencerminkan bahwa bank ini tergolong Baik (Sehat) dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan indutri keuangan, namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi dengan tindakan rutin. Pada tahun 2006 peringkat komposit bank ini berada pada Peringkat 3 (Predikat Cukup Baik) dengan bobot sebesar 32 yang mencerminkan bahwa bank tergolong Cukup Baik (Cukup Sehat) namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Nurhayatun Nufus (2009) dengan judul: Penggunaan Analisis CAMELS pada Pengukuran Tingkat Kesehatan PT Bank Central Asia, Tbk Tahun Metode yang digunakan adalah metode CAMELS yang diukur ialah faktor Capital,

26 12 Assets, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada tahun 2007 maupun tahun 2008 PT Bank Central Asia, Tbk mendapatkan sebagai predikat bank yang sehat. Hal ini dikarenakan masing-masing komponen dalam CAMELS menempati peringkat komposit 1 dan 2 serta melebihi syarat minimum bank untuk masing-masing komponen yang sudah ditetapkan Bank Indonesia. Oleh kareba itu PT Bank Central Asia, Tbk dinyatakan sebagai ban yang sehat pada tahun 2007 dan 2008 dengan skor CAMELS seratus persen.

27 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kesehatan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kondisi bank dapat terjaga, sehingga hasil dari penilaian kesehatan bank dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi yang akan diterapkan. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia untuk melakukan penilaian kesehatan bank, metode yang digunakan yaitu Metode CAMELS Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Metode CAMELS mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut yaitu penilaian pada faktor Capital (permodalan), penilaian pada faktor Assets (asset), penilaian pada faktor Earnings (rentabilitas), dan penilaian pada faktor Liquidity (likuiditas). Penilaian tingkat kesehatan dilakukan dengan melakukan perhitungan data yang bersumber dari laporan keuangan. Data laporan keuangan tersebut digunakan untuk menghitung rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan adalah CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR yang terdapat pada faktor-faktor CAMELS. Rasio keuangan tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan peringkat berdasarkan hasil yang diperoleh sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Tahap selanjutnya adalah melakukan peringkat komposit dari setiap faktor CAMELS. Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil peringkat komposit dapat menggambarkan tingkat kesehatan bank apakah sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Kerangka pikir ini diilustrasikan pada Gambar 2. Pada hasil rasio keuangan yang peroleh dapat digunakan untuk melihat proyeksi untuk tahun-tahun berikutnya dengan menggunakan Analisis Trend. Hasil analisis trend dapat digunakan sebagai bahan acuan penetapan strategi untuk tahun berikutnya. Berdasarkan hasil analisis trend dan peringkat tingkat kesehatan bank yang diperoleh dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat serta stakeholder terhadap bank. Secara keseluruhan, alur pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

28 14 Laporan Keuangan Bank Metode CAMELS Penilaian Permodalan Penilaian Asset Penilaian Rentabilitas Penilaian Likuiditas Capital Adequacy Ratio (CAR) Non Performing Asset (NPA) ROA ROE NIM BOPO LDR Penetapan Peringkat setiap komponen (termasuk pembanding) Analisis untuk pemeringkatan komposit Tingkat Kesehatan Bank : 1. Sehat 2. Cukup Sehat 3. Kurang Sehat 4. Tidak Sehat Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual

29 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan terhadap PT Bank CIMB Niaga, Tbk berlokasi di Graha Niaga, Jl.Jend.Sudirman KAV.58 Jakarta. Dalam hal ini menganalisis tingkat kesehatan bank tersebut dengan menggunakan pendekatan metode CAMELS Metode Pengumpulan Data/Variabel Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur. Data yang digunakan adalah data sekunder pada tahun Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan. Data sekunder tersebut diperoleh dari situs Data sekunder lain yang digunakan sebagi penunjang dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur melalui internet dan jurnal Alat Analisis yang Digunakan Penelitian ini data diolah secara kuantitatif melalui perangkat lunak seperti Microsoft Excel dan Minitab 14. Data laporan keuangan yang diperoleh penulis digunakan untuk menilai tingkat kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk yang dilihat dari komponen CAMELS yaitu Capital (CAR), Assets (NPA), Earnings (ROA, ROE, NIM, BOPO), dan Liquidity (LDR). Hasilnya kemudian diinterpretasikan secara deskriptif. Setelah itu dilakukan analisis trend terhadap rasio keuangan untuk melihat proyeksi kinerja perusahaan di masa depan Penilaian faktor Permodalan (Capital) : Capital Adequecy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan penyediaan modal minimum (KPMM) ialah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, pentertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh danadana dari sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan dan lain-lain (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat

30 16 dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) CAR = Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor permodalan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk KPMM sebagai berikut: Peringkat 1 : Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 2 : Rasio KPMM lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 3 : Rasio KPMM lebih tinggi secara marjinal dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (8% KPMM 9%). Peringkat 4 : Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlaku. Peringkat 5 : Rasio KPMM dibawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung menjadi tidak solvable Penilaian Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) Pada penilaian faktor kualitas asset yang digunakan adalah rasio NPA. Rasio aktiva produktif bermasalah (NPA) adalah rasio untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (Hariani Iswi, 2010). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) NPA = M B A T M R ATMR. (1) A P B A P (2)

31 17 Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor kualitas aset pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk NPA sebagai berikut: Peringkat 1 : Perkembangan rasio sangat rendah. Peringkat 2 : Perkembangan rasio rendah. Peringkat 3 : Perkembangan rasio moderat atau rasio berkisar antara 5% sampai dengan 8%. Peringkat 4 : Perkembangan rasio cukup tinggi. Peringkat 5 : Perkembangan rasio tinggi Penilaian Faktor Rentabilitas (Earnings) 1. Retun on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) ROA = L R (3) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk ROA yaitu sebagai berikut: Peringkat 1 : Perolehan laba sangat tinggi. Peringkat 2 : Perolehan laba tinggi. Peringkat 3 : Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROA berkisar antara 0,5% sampai dengan 1,25%. Peringkat 4 : Perolehan laba bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif). Peringkat 5 : Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif). 2. Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang

32 18 dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) ROE = L R....(4) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio ROE sebagai berikut: Peringkat 1 : Perolehan laba sangat tinggi. Peringkat 2 : Perolehan laba tinggi. Peringkat 3 : Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROE berkisar antara 5% sampai dengan 12,5%. Peringkat 4 : Perolehan laba bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif). Peringkat 5 : Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif). 3. Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) NIM = P R...(5) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio NIM sebagai berikut: Peringkat 1 : Marjin bunga bersih sangat tinggi.

33 19 Peringkat 2 : Marjin bunga bersih tinggi. Peringkat 3 : Marjin bunga bersih cukup tinggi atau rasio NIM berkisar antara 1,5% sampai dengan 2%. Peringkat 4 : Marjin bunga bersih rendah mengarah negatif. Peringkat 5 : Marjin bunga bersih sangat rendah atau negatif. 4. Rasio biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efiseinsi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) BOPO = T B O T P O..(6) Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio BOPO sebagai berikut: Peringkat 1 : Tingkat efisiensi sangat baik. Peringkat 2 : Tingkat efisiensi baik. Peringkat 3 : Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94% sampai dengan 96%. Peringkat 4 : Tingkat efisiensi buruk. Peringkat 5 : Tingkat efisiensi sangat buruk Penilaian Faktor Likuiditas (Liquidity) LDR (Loan to Deposit Ratio) atau rasio kredit terhadap deposit/simpanan digunakan untuk menilai menilai kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebgai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR menunjukkan semikn rendah

34 20 kemampuan likuiditas bank tersebut (Boy Loen dan Sonny Ericson, 2008). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) LDR = J D Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor likuiditas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio LDR sebagai berikut: Peringkat 1 : 50% < Rasio 75% Peringkat 2 : 75% < Rasio 85% Peringkat 3 : 85% < Rasio 100% atau Rasio 50% Peringkat 4 : 100% < Rasio 120% Peringkat 5 : Rasio > 120% Analisis Trend Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal (Dwi Prastowo dan Rifka Juliawati, 2008). Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun). Dalam menganalisis laporan dengan metode analisis tren, dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Setiap pos dalam periode yang diperbandingkan akan dibagi dengan pos yang sama pada laporan keuangan di tahun dasar dan dikalikan 100 persen untuk melihat nilai persentase kenaikan ataupun penurunan dari setiap pos tersebut. Analisis trend secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: 100%...(8) Dimana: Nilai persentase untuk tahun ke-t....(7) Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar Pemilihan nilai proyeksi digunakan dengan melihat nilai MAPE, MAD, dan MSD terkecil. Karena Semakin kecil nilai-nilai MAPE, MAD,

35 21 atau MSD, semakin kecil nilai kesalahannya. Oleh karenanya, dalam menetapkan model yang akan digunakan dalam proyeksi, dipilihlah model dengan nilai MAPE, MAD atau MSD yang paling kecil dari trend linear, trend quadratic, trend eksponensial growth, ataupun trend S-curve.

36 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online. Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank CIMB Niaga, Tbk saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking. Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama. Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar

37 23 dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Kesepakatan Rencana Penggabungan PT Bank CIMB Niaga, Tbk dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober LippoBank secara resmi bergabung ke dalam PT Bank CIMB Niaga, Tbk pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas. Bergabungnya LippoBank ke dalam PT Bank CIMB Niaga, Tbk merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. PT Bank CIMB Niaga, Tbk kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan PT Bank CIMB Niaga, Tbk menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Adapun visi, misi, nilai perusahaan serta manajeman dan struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran Analisis CAMELS Alat analisis yang digunakan pada penelitian tentang kesehatan bank adalah CAMELS yang terdiri atas faktor Capital (CAR), faktor Assets (NPA), faktor Earnings (ROA, ROE, NIM, BOPO), dan faktor Liquidity (LDR). Sedangkan pada faktor Management and faktor Sensitivity to Market Risk tidak digunakan karena penelitian ini hanya menganalisis berdasarkan laporan keuangan Faktor Capital (Permodalan) Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal Bank untuk mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur

38 24 risiko dimasa datang. Untuk mengukurnya, dapat menggunakan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequancy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan penyediaan modal minimum (KPMM) ialah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh danadana dari sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan dan lain-lain % 16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 17.03% 15.59% 13.59% 13.24% 8.00% CAR 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% Gambar 3. Grafik Hasil CAR Periode Gambar 3 menunjukkan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk selama periode terus mengalami penurunan yaitu dari 17,03 persen di tahun 2007, 15,51 persen di tahun 2008, 13,63 persen di tahun 2009 dan 13,63 persen di tahun Walaupun mengalami penurunan terus menerus namun nilai CAR pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk mendapatkan predikat sangat sehat, karena nilai masih berada di atas standar minimum yaitu 8 persen sesuai dengan Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP.

39 25 Pada tahun 2007 tercatat modal bank senilai 11,06 triliun rupiah dan ATMR senilai 64,96 triliun rupiah menghasilkan CAR sebesar 17,03 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan nilai CAR terjadi di tahun 2008 menjadi 15,51 persen. Penurunan CAR dikarenakan kenaikan modal ATMR lebih besar dibandingkan kenaikan modal bank. Modal bank meningkat menjadi Rp 12,39 triliun rupiah dan ATMR mengalami kenaikan menjadi 79,52 triliun rupiah. Pada tahun 2009, nilai rasio CAR kembali mengalami penurunan nilai menjadi 13,63 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan CAR pada tahun 2009 disebabkan oleh penurunan total modal inti dan modal pelengkap sebesar 6 persen menjadi 11,63 triliun rupiah. Penurunan total modal terutama disebabkan oleh penurunan modal pelengkap terutama disebabkan oleh penurunan pinjaman subordinasi sebesar 56 persen menjadi 905,7 miliar di tahun Selain itu, penurunan CAR pada tahun 2009 juga disebabkan oleh peningkatan aktiva tertimbang menurut resiko sebesar 8 persen menjadi 85,63 triliun rupiah. Pada tahun 2010, nilai rasio CAR mengalami penurunan menjadi 13,36 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan tersebut disebabkan karena ekspansi kredit yang cukup tinggi sebesar 20,8 triliun rupiah, serta diperlakukannya perhitungan resiko operasional sebagai penambah aktiva tertimbang. Tercatat modal meningkat menjadi 15,45 triliun rupiah, sedangkan ATMR meningkat menjadi 116,72 triliun rupiah Trend dan Proyeksi CAR Proyeksi untuk tahun 2011 menunjukkan rasio CAR nilainya akan menurun, sedangkan tahun 2012 nilainya akan meningkat yang dapat dilihat pada Gambar 4. Rasio CAR yang diperoleh pada tahun 2011 pada kuartal II sebesar 13,66 persen. Hasil proyeksi menunjukkan persamaan dengan hasil aktual yang diperoleh pada tahun 2011, dimana perolehan CAR menunjukkan penurunan.

40 26 Sehingga untuk tahun berikutnya diperlukan upaya perbaikan pada rasio CAR agar kinerjanya dapat meningkat. Trend Analysis Plot for CAR Quadratic Trend Model Yt = 19,5675-2,6995*t + 0,2725*t**2 CAR Variable Actual Fits Forecasts Accuracy Measures MAPE 1,51228 MAD 0,22100 MSD 0, Tahun Gambar 4. Grafik Trend CAR Periode Faktor Asset Quality (Kualitas Aset) Non Performing Asset (NPA) Pada penilaian faktor kualitas asset yang digunakan adalah rasio NPA. Rasio aktiva produktif bermasalah (NPA) adalah rasio untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif. Gambar 5 menunjukkan NPA pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk selama periode mengalami fluktuasi yaitu sebesar 2,17 persen di tahun 2007, 1,98 persen di tahun 2008, 2,60 persen di tahun 2009, dan 2,02 persen di tahun Walaupun mengalami fluktuasi namun nilai NPA pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk pada periode mendapatkan predikat sehat, karena nilainya masih berada dibawah batas yang ditetapkan pada Lampiran 2b Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23 /DPNP yaitu 5 persen.

41 % 2.50% 2.60% 2.00% 2.17% 1.98% 2.02% 1.50% NPA 1.00% 0.50% 0.00% Gambar 5. Grafik Hasil NPA Periode Pada tahun 2007 nilai NPA yang diperoleh sebesar 2,17 persen. Persentase ini diperoleh dari aktiva produktif bermasalah senilai Rp 1,81 triliun rupiah terhadap total aktiva produktif yaitu Rp 83,70 triliun rupiah. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada tahun 2008 rasio NPA yang diperoleh mengalami penurunan menjadi 1,98 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan total aktiva produktif lebih besar dibandingkan dengan peningkatan aktiva produktif bermasalah. Total aktiva produktif meningkat menjadi 94,55 triliun rupiah. Aktiva produktif bermasalah meningkat menjadi 1,87 triliun rupiah. Peningkatan aktiva produktif bermasalah disebabkan oleh dampak krisis globab yang menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Pada tahun 2009 persentase NPA mengalami kenaikan menjadi 2,60 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Aktiva produktif bermasalah meningkat menjadi 2,53 triliun rupiah. Total aktiva produktif mengalami kenaikan menjadi 97,37 triliun. Peningkatan aktiva produktif bermasalah dikarenakan kondisi

42 28 ekonomi Indonesia sedang memperbaiki diri dari ancaman krisis global yang menimpa Indonesia pada tahun Pada tahun 2010 rasio NPA mengalami penurunan menjadi 2,02 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Penurunan pada NPA disebabkan total aktiva produktif mengalami peningkatan menjadi 128,96 triliun rupiah. Aktiva produktif bermasalah meningkat menjadi 2,60 triliun rupiah. Peningkatan Total Aktiva Produktif dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit yang meningkat sebesar 20,8 triliun rupiah dari tahun sebelumnya Trend dan Proyeksi NPA Hasil analisis trend terhadap rasio NPA menunjukkan bahwa perkembangannya cenderung menurun pada periode Gambar 6 menunjukkan trend model Quadratic pada rasio NPA. Trend Analysis Plot for NPA Quadratic Trend Model Yt = 1, ,5045*t - 0,0975*t**2 NPA 2,6 2,4 2,2 2,0 1,8 Variable Actual Fits Forecasts Accuracy Measures MAPE 9,10750 MAD 0,20100 MSD 0, ,6 1,4 1,2 1, Tahun Gambar 6. Grafik Trend NPA Periode Gambar 6 memperlihatkan proyeksi untuk tahun 2011dan 2012 untuk rasio NPA nilainya akan cenderung menurun. Rasio NPA yang diperoleh pada tahun 2011 pada kuartal kuartal I meningkat menjadi 2,27 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada 2010 sebesar 2,02 persen. Berdasarkan hasil tersebut dapat maka terdapat perbedaan hasil proyeksi yang menunjukkan penurunan dengan hasil aktual yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kesehatan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kondisi bank dapat terjaga, sehingga hasil dari penilaian kesehatan bank dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian Tingkat kesehatan bank merupakan cerminan dari kondisi suatu bank yang dilihat dari laporan keuangan. Bank yang sudah go public wajib menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) A. Capital (Permodalan) Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan ang dimiliki bank yang didasarkan pada: 1. Kewajiban

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 24 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank wajib

Lebih terperinci

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Lebih terperinci

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha PENDAHULUAN Bab 9 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 6 faktor, yaitu 1. CAPITAL ( Permodalan ), 2. ASSET QUALITY ( Kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Muniya Alteza Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki 2. Memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. dimana bank tersebut melakukan merger dengan PT. Bank Lippo, Tbk. pada tanggal 1 November

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Perbankan a. Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Pengertian Bank Menurut Kasmir, secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK KESEHATAN DAN RAHASIA BANK Kesehatan Bank Yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan adanya persaingan bebas dan globalisasi. Persaingan bebas dalam dunia bisnis ditandai

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum. No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS Farhani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAK Sektor perbankan mempunyai peranan

Lebih terperinci

ANALISIS CAMELS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA PT BANK NEGARA INDONESIA Tbk. Oleh : Vaina Hanin Salman, A. Mubarok dan Diah Yudhawati.

ANALISIS CAMELS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA PT BANK NEGARA INDONESIA Tbk. Oleh : Vaina Hanin Salman, A. Mubarok dan Diah Yudhawati. ANALISIS CAMELS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA PT BANK NEGARA INDONESIA Tbk Oleh : Vaina Hanin Salman, A. Mubarok dan Diah Yudhawati. ABSTRAK Kesehatan atau kondisi keuangan bank merupakan kepentingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk dan PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI ABSTRAK Sampai saat ini Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting di Indonesia. Bank dapat dikatakan sebagai lembaga penggerak perekonomian negara karena banyak kegiatan ekonomi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Hermawan Darmawi (2011) Kesehatan Bank merupakan kepentingan semua

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Pikir Penelitian

Lampiran 1. Bagan Alur Pikir Penelitian LAMPIRAN 47 Lampiran 1. Bagan Alur Pikir Penelitian 48 49 Lampiran 2. Visi, Nilai, dan Struktur Organisasi Perusahaan Visi Perusahaan Visi dari Bank CIMB Niaga, Tbk adalah Menjadi Bank terpercaya di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, informasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Lebih terperinci

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut : 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Perbankan di Indonesia Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 2014 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Pengertian bank menurut PSAK No. 31 adalah: Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kepada masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Bank Niaga Bank Niaga didirikan pada 26 September 1955, dan saat ini merupakan bank ke-7 terbesar di Indonesia berdasarkan aset serta ke- 2 terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode 2006-2011 NO Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I Komponen Modal A. Modal Inti 13,104,120 15,448,235 17,795,610 21,137,919 27,673,231 38,214,079

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 1998 tentang perubahan dari Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data keuangan yang dibutuhkan. Data-data keuangan tersebut dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan investasi serta bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika merupakan awal dari terjadinya krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAN PT BANK CIMB NIAGA,Tbk DAN ENTITAS ANAK MENGGUNAKAN METODE CAMELS Imaniar email: Imaniar_ainq888@yahoo.com Progam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini menggunakan dua penelitian sebelumnya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini menggunakan dua penelitian sebelumnya sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu 1. Nur Aini Martiasari, 2010 Dalam penelitian ini menggunakan dua penelitian sebelumnya sebagai acuan. Penelitian terdahulu berjudul Pengaruh Rasio Likuiditas,

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB 2 TEORI PENUNJANG 2.1. Kerangka Teoritis 1. Kredit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini ada 4 penelitian yaitu: 1. Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007). Penelitian

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank KESEHATAN BANK PENGERTIAN KESEHATAN BANK : Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan suatu bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian dunia pada dasarnya tidak dapat di pisahkan dari dunia perbankan. Aktivitas usaha selalu berkaitan dengan masalah pendanaan. Bank sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK 2.1.1 Pengertian Bank Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata bank entah itu di perkotaan maupun di pedesaan. Masyarakat biasanya berpresepsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Permodalan (Capital) Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negative kondisi a. Pada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA Rosalina Febrica Mayasari *1 Dwi Septa Aryani 2 Ima Andriyani 3 1,2,3 Universitas Tridinanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal, di mana bank tidak perlu mencari nasabah tetapi sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri dan dalam pengelolaannya disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Salah satu karakteristik yang sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Rentabilitas ( Profitabilitas ) 1. Pengertian Rentabilitas Menurut Harmono ( 2011 : 167 ) menyatakan : Rentabilitas adalah gambaran fundamental perusahaan yang ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 08 & 09 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan pertumbuhan yang terjadi diantara negara maju dan negara berkembang khususnya pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv v viii xii xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

Risca F. Rumondor, Perbandingan Kinerja Keuangan. PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MANDIRI, BRI DAN BNI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Risca F. Rumondor, Perbandingan Kinerja Keuangan. PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MANDIRI, BRI DAN BNI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MANDIRI, BRI DAN BNI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Risca Fransiska Rumondor Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran lembaga keuangan di era globalisasi yang serba modern ini sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar tidak menjadi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor ekonomi menjadi salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan BAB I Latar Belakang 1.1 LATAR BELAKANG Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Didalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci