BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

(PNPM : : PJOK,

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ANITA RAHAYU NIM F Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

Kumalasari, et al., Evaluasi Implementasi Program...

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan nasional pada usaha proaktif untuk meningkatkan peran

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 "Rahmat" Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

S K R I P S I OLEH YULINA ARIKA NIM : PROGRAM S1 JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

SKRIPSI. Oleh: Leny Ratih Puspitasari NIM X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa.kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah. kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

BAB V PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WINUMURU

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

Transkripsi:

57 BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT A. Implementasi SPP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) di Desa Tungu Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) merupakan kegiatan pemberian dana bergulir kepada kelompok perempuan dalam mengembangkan usaha mikro yaitu dengan memberikan akses permodalan yang dibutuhkan oleh pengusaha mikro dan golongan ekonomi lemah secara luas, mudah dan murah. Desa Tungu adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, yang masyarakatnya sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani. Karena bermatapencaharian sebagai petani, masyarakat Desa Tungu hanya mengandalkan lahan sawah yang menjadi fondasi dalam kehidupannya. Apabila sawah yang diandalkan tersebut tidak mampu menghasilkan apa yang dituju oleh masyarakat, maka kehidupan perekonomian mereka dalam memenuhi kebutuhan akan terganggu. Dengan kehadiran SPP di Desa Tungu, kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki diharapkan akan semakin baik, sehingga berpengaruh pula terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Kegiatan ekonomi untuk memupuk modal sangat penting

58 mengingat bahwa kegiatan simpan pinjam ini merupakan roda utama dalam kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat diberi modal untuk dikembangkan secara mandiri dan berkelanjutan yang tujuan utamanya adalah untuk penanggulangan kemiskinan. Munculnya SPP sebagai salah satu program dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu SPP sebagai bentuk partisipasi dari kaum perempuan dan mengelola simpan pinjam di kelompok. Sebelum adanya SPP, ada Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang beranggotakan kaum laki-laki dan perempuan dengan kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Dalam kegiatan UEP, proses peminjaman bisa dilakukan oleh kaum laki-laki, tetapi dalam pengelolaannya kaum laki-laki tidak bisa mengelola pinjaman dengan baik, sehingga dalam proses pengembalian pinjaman mengalami kesulitan. Sehingga sekarang ini UEP digantikan dengan SPP, karena simpan pinjam untuk perempuan kebanyakan para perempuan mempunyai dasar untuk mengelola keuangan dalam rumah tangga dan juga perempuan lebih teliti dan lebih tertata dalam pengelolaan keuangan. 1 Pada dasarnya simpan pinjam merupakan suatu transaksi yang memungut dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan, hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi gerakan rentenir yang merugikan masyarakat. 2 1 Wawancara kepada bapak Erwin selaku fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan, 30/6/2014 pukul 10.45 WIB. 2 Lisafitri2008.blogspot.com/2008.html?m=1. Diakses pada tanggal 1Juli 2014 pukul 15.52 WIB.

59 Pinjaman adalah kebolehan mengambil manfaat dari seseorang yang membebaskannya, apa yang mungkin untuk dimanfaatkan, serta tetap zat barangnya supaya dapat dikembalikan kepada pemiliknya. 3 Jadi simpan pinjam merupakan suatu usaha yang memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyimpan dan meminjam uang dengan mudah untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Adanya kegiatan simpan pinjam bertujuan untuk membantu masyarakat agar keluar dari angka kemiskinan. Sumber kemiskinan merupakan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasar karena terbatasnya sarana dan prasarana sosial ekonomi serta rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal bagi masyarakat. Kurangnya dana untuk permodalan usaha akan menghambat perkembangan usaha yang telah dilakukan, sehingga mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat. Akibatnya bila tidak segera diatasi akan menjadi keterpurukan ekonomi yang menimbulkan keresahan di bidang pangan, kesehatan dan pendidikan, bahkan bisa terjadinya kemiskinan. Didalam observasi yang penulis lakukan, peran pengelola dalam pengelolaan dana SPP sangatlah penting, karena tanpa adanya pengelola, kegiatan SPP ini tidak akan berjalan dengan lancar. Adapun peran pengelola antara lain: 3 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm. 92.

60 1. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan dana SPP yang dialokasikan untuk kegiatan ekonomi produktif; 2. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi, baik keuangan maupun non-keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan SPP; 3. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dokumen SPP; 4. Melakukan pembinaan terhadap kelompok peminjam; 5. Melakukan sosialisasi dalam perencanaan keuangan (peminjaman) dan rencana kerja (pengembalian) sesuai dengan ketentuan yan telah ditetapkan; 6. Membantu pengembangan kapasitas pelaku-pelaku usaha dalam kelompok melalui pelatihan, bimbingan lapangan, dan pendampingan; 7. Mendorong transparansi dalam pengelolaan keuangan, pengelolaan peminjaman, pengembangan program dan informasi lainnya melalui papan informasi dan penyampaian secara langsung kepada pihak yang membutukan. Tabel 4.1 Data Jumlah Pinjaman SPP kelompok Melati No. Nama Jenis Usaha Jumlah Pinjaman 1. Mimik Mulyani Dagang Rp 2.000.000,- 2. Parimah Dagang Rp 2.000.000,- 3. Masmah Dagang Rp 1.000.000,- 4. Ummu Sholekah Dagang Rp 2.000.000,- 5. Musrikah Dagang Rp 1.000.000,-

61 6. Kanah Dagang Rp 2.000.000,- 7 Dumiasih Dagang Rp 1.000.000,- 8. Nartiah Dagang Rp 2.000.000,- 9. Hartini Dagang Rp 2.000.000,- 10. Suwarni Dagang Rp 2.000.000,- 11. Umu Kalsum Dagang Rp 2.000.000,- 12. Osin Osbun Dagang Rp 1.000.000,- Jumlah Rp 20.000.000,- Sumber: Proposal Usulan Kelompok Melati Desa Tungu Tahun 2013 Tabel 4.2 Data Jumlah Pinjaman SPP kelompok Mawar No. Nama Jenis Usaha Jumlah Pinjaman 1. Dewi Puspita Dagang Rp 2.000.000,- 2. Suyati Dagang Rp 3.000.000,- 3. Sumiyati Dagang Rp 3.000.000,- 4. Laswati Dagang Rp 2.000.000,- 5. Sri Umini Dagang Rp 1.000.000,- 6. Siti Azizah Dagang Rp 2.000.000,- 7. Sayuk Dagang Rp 3.000.000,- 8. Yuliana Dagang Rp 3.000.000,- 9. Sukati Dagang Rp 2.000.000,- 10. Munazilah Dagang Rp 2.000.000,-

62 11. Purwati Dagang Rp 2.000.000,- 12. Sumyati Dagang Rp 3.000.000,- 13. Suwarni Dagang Rp 2.000.000,- 14. Rohmi Dagang Rp 1.000.000,- Jumlah Rp 31.000.000,- Sumber: Proposal Usulan Kelompok Mawar Desa Tungu Tahun 2013 Berdasarkan data dari kedua tabel diatas, dapat diketahui bahwa pemberian dana kepada masing-masing kelompok disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan pengajuan pinjaman per anggota. Adapun pengajuan pinjaman tidak boleh melebihi batas maksimum dari jumlah pinjaman yang dialokasikan serta disesuaikan dengan lamanya kelompok dibentuk yaitu kelompok baru pinjaman awal sebesar Rp 1.000.000,-. Dan penulis juga dapat menyimpulkan bahwa kelompok SPP yang ada di Desa Tungu baik kelompok Melati maupun kelompok Mawar, jenis usaha mereka semuanya berdagang dan rata-rata maksimal peminjaman sebesar Rp 3.000.000,-. Semakin besar dana pinjaman yang mereka ajukan, maka semakin besar pula suku bunga yang harus mereka bayar. Dari observasi yang penulis lakukan, program SPP PNPM-MP di desa Tungu adalah kegiatan yang ditujukan untuk kesejahteraan dan kemajuan perekonomian masyarakat. Pemberian dana SPP ini memberikan banyak manfaat bagi penerima pinjaman yang ada di desa Tungu. Ini dikarenakan syarat yang perlu dipenuhi tidak serumit yang diajukan oleh pihak bank.

63 Dalam peminjaman dana SPP tidak memberikan jaminan kepada UPK seperti pada bank, tetapi dengan memberikan jaminan kepada kelompok yang dipegang oleh ketua kelompok yang disebut sebagai tanggung renteng. 4 Pelaksanaan SPP di desa Tungu sudah sesuai dengan apa yang ada di Petunjuk Teknis Operasional (PTO). Terbukti dengan memilih rumah tangga miskin sebagai sasaran utamanya dan syarat-syarat untuk mendapatkan pinjaman dana SPP sesuai dengan yang ada di PTO. Dana yang dipinjamkan kepada kelompok SPP terdiri dari dua macam, yaitu dana reguler dan dana perguliran. Dana reguler adalah dana yang didapat dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk tahun berjalan, dana setelah pengembaliannya dana terserbut masuk menjadi dana perguliran untuk dipinjamkan kepada kelompok perguliran. Peminjaman dana SPP di desa Tungu berjalan cukup baik, walaupun terkadang terjadi tunggakan di salah satu anggota kelompok. Namun tunggakan tersebut dapat diselesaikan dengan memberikan batas waktu maksimal pembayaran. Sasaran utama pada program SPP di desa Tungu juga sudah sesuai dengan ketentuan SPP yaitu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang produktif. Masyarakat dapat memanfaatkan pinjaman dana SPP yang sudah didapat dengan baik. Melalui pinjaman dana SPP tersebut banyak roda perekonomian yang dapat dijalankan dan dikembangkan. Disamping itu, pihak pengelola SPP juga ikut serta mendampingi masyarakat yang 4 Wawancara dengan bapak Eko Budi Santoso selaku ketua UPK di Kecamatan Godong, 30/6/2014 pukul 11.05 WIB.

64 mengajukan pinjaman agar dapat menggunakan dana pinjamannya untuk mengembangkan usaha, meningkatkan taraf kehidupan keluarga dan memperbaiki pengaturan keuangan rumah tangga. Dengan demikian, pinjaman dana SPP ini dapat dibayar kembali secara lancar sambil tetap memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan ekonomi masyarakat desa Tungu. B. Pengaruh Program SPP Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Muslim. Pemberdayaan adalah proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar-menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan disegala bidang dan sektor kehidupan. Ada pula pihak lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan adalah proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama-sama pada sebuah kepentingan bersama atau urusan yang secara kolektif dapat mengidentifikasi sasaran, mengumpulkan sumber daya, mengerahkan suatu kampanye aksi dan oleh karena itu menyusun kembali kekuatan dalam komunitas. 5 Melalui SPP PNPM-MP dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberian dana bergulir yang melibatkan masyarakat yaitu dari kaum perempuan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantau dan evaluasi. Melalui proses 5 Endang Sutisna Sulaeman, Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Teori dan Implementasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012, hlm. 94-95.

65 pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian perempuan, terutama Rumah Tangga Miskin (RTM) produktif dapat ditumbuh kembangkan sehingga mereka bukan sebagai objek melainkan subjek upaya penanggulangan kemiskinan. Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai. Oleh sebab itu, setiap program yang dilaksanakan tentu saja bertujuan untuk memperbaiki atau mengubah kondisi yang ada menjadi kondisi yang lebih baik dan dapat menguntungkan semua pihak yaitu pemerintah sebagai penyedia dana dan masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran. Berdasarkan beberapa wawancara penulis dengan salah satu anggota kelompok Melati dan Mawar pada BAB III, dapat diketahui bahwa sebelum adanya pinjaman dana SPP, usaha masyarakat hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga masyarakat sangat kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Setelah adanya SPP, masyarakat sangat terbantu dalam pemenuhan kebutuhan dan pengembangan usaha yang mereka jalani. Mereka juga berharap agar kegiatan simpan pinjam seperti ini tetap berlanjut sehingga dapat membantu dan menyadarkan bagi masyarakat miskin lainnya. Peminjaman dana SPP sebagai salah satu program dari PNPM Mandiri Perdesaan dapat membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin yang produktif. Jika dikaji dalam konsep pemberdayaan, dengan munculnya SPP di Desa Tungu masyarakat miskin berjalan dengan efektif sehingga

66 masyarakat bisa berdaya dan berkembang, hal tersebut bisa dilihat dari peningkatan pendapatan yang mereka peroleh. Pemberdayaan masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai tindakan sosial dimana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, akan tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunan itu sendiri. Pada dasarnya, pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah kebijakan dalam suatu program yang telah lama dikembangkan pemerintah dalam bentuk membantu ekonomi masyarakat sebagai kegiatan produksi bukan kegiatan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan permodalan kecil yang mudah dan murah tanpa jaminan fisik. Dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat dibutuhkan kerjasama yang baik dari berbagai pihak khususnya pemerintah dan masyarakat yang mengelola. Dengan kerjasama tersebut maka pelaksanaan program ini akan berjalan dengan baik, lacar dan tepat sasaran yang akhirnya kesejahteraanpun akan mudah terwujud. Dengan adanya program SPP, suatu pemberdayaan sudah di rasakan oleh masyarakat miskin di desa Tungu, keberlangsungan hidup yang sejahtera dan tercapainya kebutuhan pemenuhan kebutuhan dalam

67 perekonomian keluarga maupun dalam usaha yang mereka jalani. Sehingga masyarakat mengharapkan agar program semacam ini tetap berjalan dengan baik dan terus berlangsung agar dapat mengentaskan kemiskinan pada masyarakat lainnya.