II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN TINGKAT KEMASAKAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH TANAMAN JARAK PAGAR

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN TINGKAT KEMASAKAN BUAH TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Oleh ALI NAPIAH A

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

TEKNIK PEMBIBITAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN METODE PENYEMAIAN BUAH OLEH VICKY SAPUTRA A

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

PENGARUH KEMASAKAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

PENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR. Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN SAAT PANEN BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BERDASARKAN TINGKAT KEMASAKAN BUAH

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedelai Vigor Benih dan Uji Vigor Benih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Asal-Usul, Taksonomi kedelai, dan Morfologi Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN BUNGKIL JARAK PAGAR

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Klasifikasi dari tanaman kedelai menurut Rukmana dan Yuyun, : Dicotyledoneae/Archichlamydae

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ria Herlina 1, Memen Surahman 2 dan Jan Barlian 2 1Mahasiswa Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

Suhu udara pengeringan ( C) Sumber: Otten et al. (1984)

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

Transkripsi:

Analisis Keragaan Pengaruh Tingkat Kemasakan Terhadap Daya Berkecambah Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu sebagai tanaman pembatas/pagar, tanaman obat dan juga penghasil minyak untuk lampu, terutama sewaktu penjajahan Jepang.Belakangan, dengan semakin langkanya ketersediaan bahan bakar fosil, dan pada suatu saat akan habis, maka perlu dicari sumber energi alternatif sebagai pengganti. Minyak jarak pagar merupakan salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil yang cukup potensial.terkait dengan hal tersebut, pemerintah telah mencanangkan pengembangan bahan bakar nabati (BBN) sebagai salah satu program nasional yang melibatkan berbagai sektor.salah satu dari program tersebut adalah pengembangan tanaman perkebunan, termasuk pengembangan tanaman jarak pagar. Pada saat ini penggunaan minyak jarak pagar sebagai bahan baku BBN belum berkembang secara komersial karena tidak bisa bersaing dengan BBM, solar dan minyak tanah yang relatif murah karena disubsidi pemerintah. Namun demikian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan telah dan sedang berupaya untuk mendapatkan bahan tanaman jarak pagar unggul yang dapat berproduksi tinggi sehingga layak diusahakan secara komersial yang pada gilirannya diharapkan dapat dikembangkan secara luas sebagaimana komoditi pesaing lainnya. Pengembangan jarak pagar untuk tanaman pagar dan mencegah erosi dapat dilakukan secara cepat dengan menggunakan setek.namun untuk menghasilkan minyak untuk bahan bakar, pengembangannya sebaiknya menggunakan biji karena produktifitasnya lebih tinggi dan periode hidup tanaman yang lebih lama.dalam rangka mendukung pengembangan tanaman jarak pagar, maka ketersediaan benih jarak pagar unggul dan bermutu merupakan satu keharusan. Benih yang bermutu adalah benih yang terjaga kualitas mutunya meliputi mutu genetik, fisik dan fisiologis. Benih merupakan carrier technology (pembawa teknologi) yang harus dijaga, dalam arti segala teknologi unggul yang terdapat dalam benih harus mampu sampai pada

tingkat pertanaman pekebun, sehingga sifat-sifat unggul muncul pada saat ditanam di kebun. Selain itu, benih juga harus diamankan dari tindakan yang merugikan baik secara teknis pertanian maupun tindakan illegal lainnya. Kualitas benih yang terbaik adalah pada saat benih masak fisiologis karena pada saat benih masak fisiologis maka berat kering benih, viabilitas dan vigornya tertinggi. Setelah masak fisiologis kondisi benih cenderung menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan viabilitas dan vigornya. Daya simpan benih juga dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah pada saat panen. Tingkat kemasakan buah ditunjukkan oleh periode fase masak fisiologis yaitu melalui perubahan warna morfologi buah. Buah yang dipanen pada waktu setelah masak fisiologis dengan kadar air rendah akan memiliki periode simpan lebih lama, sedangkan yang dipanen sebelum masak fisiologis dengan kadar air tinggi akan memiliki periode simpan lebih pendek. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengetahui keragaan pengaruh tingkat kemasakan buah jarak pagar terhadap daya berkecambah benih.pengujian dilakukan di laboratorium BBPPTP Surabaya. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Klasifikasi dan Morfologi Jarak Pagar Menurut Prihandana dan Hendroko (2006)dalam Napiah (2009), menjelaskan klasifikasi jarak pagar sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotiledonae Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Jatropha Spesies : Jatropha curcas Jarak pagar adalah tanaman perdu dengan tinggi mencapai lima meter, bercabang, batang berkayu, berbentuk silindris, bergetah, daun menjari dan dapat diperbanyak dengan menggunakan biji atau stek (Mahmud et al., 2006dalam Napiah, 2009). Tanaman jarak pagar yang diperbanyak dari biji akan tumbuh lima akar yakni empat akar cabang dan

sebuah akar tunggang sedangkan tanaman yang diperbanyak dengan stek tidak memiliki akar tunggang. Buah jarak pagar berbentuk oval, berupa buah kotak dengan diameter 2-4 cm. Pembentukan buah membutuhkan waktu selama 90 hari dari pembungaan sampai matang. Panen pertama dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 6-8 bulan setelah tanam dengan produktivitas mencapai 0.5 1.0 ton/ha/tahun, selanjutnya meningkat secara bertahap hingga 5 ton/ha/tahun. Biji berbentuk bulat lonjong, bewarna coklat kehitaman dengan ukuran panjang 2 cm, tebal 1 cm, dan berat 0.4 0.6 g/biji (Prihandana dan Hendroko, 2006dalam Napiah, 2009). 2. Pengaruh Kondisi Simpan terhadap Viabilitas Benih Daya simpan benih berbeda-beda, tergantung pada jenis benih, cara, kondisi dan tempat penyimpanannya (Sutopo, 2004 dalam Napiah, 2009). Penyimpanan dengan kondisi yang optimum dapat memperlambat laju kemunduran benih (Copeland dan McDonald, 2001dalam Napiah, 2009). Kemunduran benih dapat ditekan seminimal mungkin dengan merancang kondisi penyimpanan. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan sepanjang mungkin. Sehingga waktu simpan berbeda-beda mulai dari hanya beberapa hari hingga tahunan. Jarak pagar termasuk tipe benih ortodoks karena mampu bertahan dan memiliki viabilitas yang tinggi pada saat kadar air mencapai 7-9% (Hasnam dan Mahmud, 2006dalam Napiah, 2009). Menurut Justice dan Bass (2002) dalam Napiah (2009), suhu penyimpanan dan kadar air benih merupakan faktor penting yang mempengaruhi masa hidup benih. Sutopo (2004)dalam Napiah (2009) menyatakan bahwa kadar air benih dapat dikontrol dengan mengeringkan benih dan menyimpannya dalam ruang yang kelembabannya terjaga. Selain itu, dengan menurunnya suhu tempat penyimpanan sampai 10 0 C atau lebih rendah lagi, akan sangat membantu memperpanjang umur benih yang disimpan. 3. Kemasakan Buah Tingkat kemasakan buah penting diketahui untuk menentukan waktu panen yang tepat, karena waktu pemanenan sangat mempengaruhi vigor dan viabilitas benih. Harrington dan Robert dalam Justice dan Bass (2002) menjelaskan bahwa kemasakan benih adalah saat dimana bobot

kering maksimum benih tercapai. Menurutnya benih yang masak lebih awet disimpan dibanding benih yang belum masak, selain itu viabilitas dan vigor benih yang sudah lewat masak lebih rendah dari benih yang masak. Benih yang dipanen pada saat mencapai masak fisiologis mempunyai daya berkecambah maksimum karena embrio sudah terbentuk sempurna, sedangkan benih yang dipanen setelah masak fisiologis akan memiliki daya berkecambahan rendah karena telah mengalami deraan cuaca (Hasanah, 1989). Hasil penelitian Kartika dan Ilyas (1994) menujukan bahwa pada kacang jogo, benih yang telah mencapai masak fisiologis memiliki vigor yang maksimum, sedangkan yang belum dan lewat masak memiliki vigor yang lebih rendah. Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa vigor benih tertinggi tercapai saat benih masak secara fisiologis, setelah itu benih akan kehilangan vigor secara perlahan-lahan. Moore (1955) dalam Justice dan Bass (2002) menyimpulkan bahwa suatu benih mencapai puncak vigor pada saat benih masak, dan setelah itu vigor akan berkurang karena benih mengalami proses penuaan. Salah satu penyebab berkurangnya vigor benih setelah masak fisiologis dikarenakan adanya deraan cuaca dilapangakibat keterlambatan panen. Tingkat kemasakan benih dapat dilihat melalui fenologi pembungaan. Menurut Palupi (1991) dalam Utomo (2008) fenologi merupakan ilmu yang menelaah hubungan antara fenomena alam yang terjadi secara periodik dengan perubahan perubahan musim atau iklim, dalam hal ini adalah hubungan antara perubahan musim atau iklim dengan proses proses pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan tunas, anthesis, penyerbukan, pemasakan dan sebagainya. Periode masak fisiologis menunjukkan tingkat kemasakan benih. Kualitas benih yang terbaik adalah pada saat benih masak fisiologis karena pada saat benih masak fisiologis maka berat kering benih, viabilitas dan vigornya tertinggi. Setelah masak fisiologis kondisi benih cenderung menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan viabilitas dan vigornya. Benih yang memiliki viabilitas dan vigor tertinggi akan memiliki periode simpan lebih lama dibandingkan benih dengan tingkat viabilitas dan vigor rendah. Periode masak fisiologis ini ditunjukkan melalui perubahan warna morfologi buah. Menurut Utomo (2008), tingkat kemasakan paling baik pada tanaman jarak pagar (Jatropa curcas) ditunjukkan dengan warna

kuning sampai dengan kuning kehitaman. Sehingga pemanenan yang tepat adalah sejak buah sudah berwarna kuning dan kuning kehitaman.menurut Adikarsih dan Hartono (2008), pada jarak pagar masak fisiologis tercapai pada saat buah berwarna kuning penuh (100% kuning). Pada saat ini vigor dan viabilitas benih maksimum. Utomo (2008) menyatakan bahwa masak fisiologis pada buah jarak pagar tercapai mulai umur 52-57 hari setelah antesis (HSA), yaitu pada saat kulit buah berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Pada masa ini nilai DB dan KCT berada pada kondisi maksimum. Viabilitas benih merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan tanam. III. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium BBPPTP Surabaya pada bulan April 2013 sampai dengan Nopember 2013. 2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih jarak pagar dengan empat tingkat kemasakan (didapat dari kebun induk Andungsari yang berlokasi di Andungsari, Bondowoso). Bahan kemasan dari plastik sedangkan media tanam dari pasir dan box plastik untuk perkecambahan.alat yang diperlukan adalah ember, timbangan, desikator, oven, alat pengukur suhu dan RH, dan ruang penyimpanan. 3. Metode Pengujian Uji laboratorium menggunakan rancangan acak dengan 4 ulangan, masing masing 25 biji. 4. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Tahap persiapan meliputi seluruh rangkaian kegiatan yang menunjang penelitian, seperti penyiapan bahan-bahan yang dibutuhkan dan mengurus seluruh administrasi yang berkaitan dengan penggunaan Laboratorium serta alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. b. Pemanenan Buah Buah dipanen dengan empat tingkat kemasakan yang berbeda (Gambar 1), kemudian buah diekstraksi secara manual untuk

memisahkan biji dan kulit buah. Pada kulit biji tidak terdapat selaput yang menyelimuti benih sehingga tidak dilakukan pencucian. Biji yang diperoleh dikering-anginkan hingga mencapai kadar air aman simpan. Gambar 1. Tingkat Kemasakan Berdasarkan Warna Kulit Buah c. Pengemasan Benih Benih dengan empat tingkat kemasakan dikemas menggunakan kemasan plastik.kemudian benih disimpan dalam ruang lemari simpan dengan periode simpan 0, 3, dan 6 bulan.setiap tiga bulan dilakukan pengujian. d. Pengujian Viabilitas Benih Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Benih BBPPTP Surabaya. Benih dikecambahkan menggunakan media pasir pada box plastik ukuran 30 cm x 30 cm (Gambar 2). Setiap box plastik ditanami 25 butir benih tiap ulangan.

Gambar 2. Media Perkecambahan e. Pengamatan Tolok ukur viabilitas benih yang diamati adalah daya berkecambah.daya berkecambah (DB) adalah kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah normal dalam lingkungan tumbuh yang optimum.db dihitung berdasarkan presentase kecambah normal (KN) pada hitungan 14 HST. DB (%) = kecambah normal x 100% benih yang ditanam IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Umum Benih jarak yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari kebun Andungsari, Kabupaten Bondowoso.Benih yang dipanen terdiri dari 4 (empat) kategori yaitu kategori I berwarna kuning, kategori II berwarna kuning kecoklatan, kategori III berwarna coklat, dan kategori IV berwarna coklat kehitaman.benih kemudian disimpan di Laboratorium BBPPTP Surabaya pada kondisi suhu kamar dalam kemasan plastik. Kondisi lingkungan pada saat penelitian cukup stabil, suhu dan kelembaban (RH) relatif sama dari hari ke hari selama masa penelitian. Suhu dan RH pada ruang simpan berkisar antara 25 0 C 30 0 C dan 65%- 80%, sirkulasi udara pada ruang simpan lancar karena pada ruangan terdapat fentilasi udara. Pada ruang penyimpanan tidak terdapat alat

pengatur suhu dan RH sehingga sangat tergantung dengan kondisi lingkungan. Selama masa penyimpanan tidak terdapat gangguan hama dan penyakit karena kondisi ruangan yang cukup bersih dan kering. Gambar 4 menunjukan bahwa sampai masa simpan enam bulan kondisi benih masih utuh dan tanpa mengalami gangguan hama dan penyakit sedikitpun. 2. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah terhadap tolok Ukur Daya Berkecambah Masak fisiologis ditandai dengan berat kering, viabilitas dan vigor benih yang maksimal. Untuk mengetahui viabilitas benih, tolok ukur yang digunakan adalah daya berkecambah dan kadar air. Masing masing kategori tingkat kemasakan buah jarak pagar memiliki daya berkecambah dan kadar air yang berbeda. Hasil uji daya berkecambah masing masing kategori ditunjukkan pada Tabel 1. Pada tabel tersebut menunjukan bahwa pada tingkat kemasakan buah, benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning memiliki daya simpan yang lebih tinggi dari benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning kecoklatan, coklatdan coklat kehitaman/hitam kering. Pada periode simpan 3 bulan, benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning memiliki viabilitas yang masih tinggi yaitu 83 %, sedangkan benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning kecoklatan, coklat, dan coklat kehitaman/hitam kering pada awal pemanenan saja daya berkecambahnya sebesar 45%, 61% dan 55%, setelah periode simpan3 bulan daya berkecambahnya semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna coklat sampai kehitaman telah mengalami penurunan viabilitas padahal syarat standar benih bermutu harus memiliki daya berkecambah minimal 80%. Fenomena ini sejalan dengan hasil penelitian Adikarsih dan Hartono (2008), bahwa buah yang dipanen berwarna kuning memiliki nilai daya berkecambah tertinggi dari buah yang berwarna hijau dan hitam pada empat bulan masa periode simpan. Utomo (2008) menambahkan bahwa benih yang dipanen dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning (52 HSA) memiliki nilai DB yang lebih tinggi dari benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna coklat kehitaman (57 HSA).

Tabel 1. Hasil Pengujian Pengaruh Tingkat Kemasakan Terhadap Daya Berkecambah Jarak Pagar No Kategori Tingkat Kemasakan Periode simpan (bln) dalam % 0 3 6 1 Pertama ( I ) 91 83 76 2 Kedua ( II ) 45 55 60 3 Ketiga ( III ) 61 43 62 4 Keempat ( IV ) 55 27 46 V. PENUTUP Benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning memiliki daya simpan yang lebih tinggi yaitu mencapai periode simpan 3 bulan lebih, sedangkan benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning kecoklatan, coklat dan kehitaman hanya mampu mencapai tiga bulan masa simpan. Pada periode simpan tiga bulan benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna kuning masih memiliki nilai daya berkecambah 83%, sedangkan benih dengan tingkat kemasakan buah berwarna coklat kehitaman setelah periode simpan tiga bulan nilai daya berkecambahnya hanya dibawah 80%.Semakin lama periode simpan yaitu sampai 6 bulan, daya berkecambah benih semakin menurun. DAFTAR PUSTAKA Justice, O. L. dan L. N. Bass. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Roesli, R. (Terjemahan). Cetakan Ketiga. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 446 hal. Kartika, E. dan S. Ilyas. 1994. Pengaruh tingkat kemasakan benih dan metode konservasi terhadap vigor benih dan vigor kacang jogo. Buletin Agronomi 22(2):44-59 Napiah, A. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan Dan Tingkat Kemasakan Buah Terhadap Daya Simpan Benih Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.). Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor Utomo, B. P. 2008. Fenologi Pembungaan dan Pembuahan Jarak Pagar.Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor