METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

IV. METODE PENELITIAN

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

IV. METODE PENELITIAN. lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

Inflasi dan Indeks Harga I

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang menggunakan Tabel

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

Formula Multiplier Output

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

DAMPAK INVESTASI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman padi (Oryza sativa L.) Kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu ekonomi regional atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang dari ilmu

KONTRIBUSI KOMODITAS KOPI TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER. Novi Haryati *) ABSTRACT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman Padi sawah tadah hujan (Oryza

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Bab III Metoda Taguchi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman jagung (Zea mays, L.) Kelompok

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang dilakukan dalam Penelitian untuk

Kinerja Sektor Industri Kota Bandung Berdasarkan Analisis Shift Share pada Model Input Output

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

BAHAN DAN METODE. Desa Pringgondani Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur, dengan areal

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

PERANAN SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : PENDEKATAN MODEL INPUT OUTPUT

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERIKANAN DENGAN SEKTOR LAIN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

ANALISIS BIAYA INVESTASI PADA PERUMAHAN GRIYA PANIKI INDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

REGRESI DAN KORELASI

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

TINGKAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI PROVINSI ACEH (PENDEKATAN MODEL INPUT-OUTPUT)

BAB IV METODE PENELITIAN

LOGO MATEMATIKA BISNIS (Deret)

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta Crantz)

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

MATERI 11 ANALISIS INDUSTRI

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL PASAR TRADISIONAL MODERN PLAJU PALEMBANG

MATEMATIKA EKONOMI 1 Deret. DOSEN Fitri Yulianti, SP, MSi.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

EVALUASI LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KOPI ROBUSTA DI KELOMPOK TANI BINA KARYA, KABUPATEN PESAWARAN

III. METODOLOGI KAJIAN

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHATANI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG DI SULAWESI SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada lahan tanaman padi sawah tadah hujan (Oryza

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1998 (ANALISIS INPUT OUTPUT)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR DENGAN MEMAKSIMALKAN EKSPOR BARANG DAGANG (MODEL INPUT-OUTPUT LINEAR PROGRAMMING)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

METODOLOGI Waktu da Tempat Peelitia Pegambila data utuk peelitia ii dilakuka selama 6 bula pada bula Oktober 2004 Maret 2005 di Kabupate Sumedag, Jawa Barat. Peetapa lokasi peelitia ii didasarka pada sebara luasa huta rakyat da sebara jeis kayu jati da mahoi di Kabupate Sumedag. Peelitia dilakuka di 3 kecamata yaitu Kecamata Jatigede, Darmaraja da Tomo. Pedekata Utuk mecapai tujua peelitia yag telah dikemukaka sebelumya, maka pedekata yag diperguaka adalah : Pedekata itersektoral dega aalisis iput-output Pedekata ii dimaksudka utuk melihat pera da potesi sektor-sektor dalam meragsag pegembaga dalam meigkatka pertumbuha ekoomi daerah. Melalui aalisis keterkaita atar sektor dalam tabel trasaksi iput-output dapat diketahui pegaruh masig-masig sektor terhadap sektor-sektor laiya. Idetifikasi daerah Idetifikasi daerah dimaksudka utuk memperoleh iformasi megeai situasi daerah dega peekaa pada aspek fisik, pegguaa laha da kepeduduka. Di sampig itu, dimaksudka utuk melihat masalah-masalah daerah yag perlu medapat prioritas peyelesaia dalam ragka pegembaga pegusahaa huta rakyat. Jeis Data Dalam peelitia ii, data yag diperguaka sebagai baha aalisis adalah data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS), Bada Perecaaa Pembagua Daerah (Bappeda) Kabupate Sumedag da Dias Peridustria da Perdagaga. Selai itu diperluka pula data primer yag mecakup iformasi karakteristik petai, karakteristik komoditas huta rakyat beserta outputya, jeis kegiata usaha laiya diluar huta rakyat, aspek biaya da peerimaa dari pegusahaa huta rakyat, serta aspek lembaga pemasara

da lembaga laiya yag berpera atau terkait pembagua huta rakyat di Kabupate Sumedag. Metode Pegambila Cotoh Populasi cotoh dalam peelitia ii adalah rumah tagga petai yag megusahaka huta rakyat, pedagag, idustri pegolah kayu hasil huta rakyat, serta beberapa istasi daerah yag terkait dalam pembagua huta rakyat. Pegambila cotoh dilakuka dega metode pegambila cotoh tigkat tiga (three stage samplig). Satua cotoh tigkat pertama adalah kecamata, satua cotoh tigkat kedua adalah desa, da satua cotoh tigkat ketiga adalah rumah tagga. Dalam peelitia ii diambil 3 kecamata cotoh, yaitu di Kecamata Darmaraja, Jatigede da Tomo dimaa dari masig-masig kecamata diambil 2 desa cotoh yaitu Desa Ciraggem da Karedok mewakili Kecamata Jatigede, Desa Karagpakua da Neglasari mewakili Kecamata Darmaraja, Desa Darmawagi da Jembarwagi mewakili Kecamata Tomo. Peetua kecamata terpilih dilakuka secara purposive samplig atau cotoh yag diarahka dega memperhatika besar luasa huta rakyat da sebara jeis kayu jati da mahoi di wilayah kecamata tersebut. Sedagka cotoh tigkat desa dipilih berdasarka kriteria sedikitya 50 perse dari seluruh rumah taggaya adalah petai yag memiliki laha yag potesial utuk pegusahaa huta rakyat. Selajutya dari masig-masig desa tersebut diambil sebayak 10-15 rumah tagga petai cotoh yag dipilih secara acak. Rumah tagga petai cotoh ii adalah para petai huta rakyat yag megelola huta rakyat jeis jati da mahoi baik secara mookultur maupu campura. Utuk pedagag, pegambila sampel dilakuka terhadap pedagag kecil (pedagag dalam desa) maupu pedagag besar (pedagag atar kecamata maupu atar kabupate). Batasa da Pegertia (Termiologi) 1. Huta rakyat adalah huta yag tumbuh diatas taah milik yag terdiri dari taama berkayu dega berbagai pola taam baik secara mookultur (muri) maupu campura, yag ditaam atas usaha sediri maupu dega batua pemeritah. 18

2. Huta rakyat muri adalah areal huta rakyat yag seluruhya ditaami kayukayua sejeis. 3. Huta rakyat campura adalah areal huta rakyat yag ditaami dega dua jeis atau lebih taama kayu-kayua. 4. Kayu rakyat adalah komoditas kayu yag berasal dari huta rakyat yag ditaam oleh pemilikya atau tumbuh secara alami. 5. Pedapata pegusahaa huta rakyat adalah pedapata yag diperoleh dari pejuala kayu rakyat. 6. Pemasara kayu rakyat adalah pejuala kayu rakyat dalam betuk tertetu (poho berdiri, kayu bulat, kayu olaha) 7. Peelitia ii lebih meitikberatka pada huta rakyat dega jeis kayu mahoi (Swieteia macrophylla) da kayu jati (Tectoa gradis). Oleh karea itu peyebuta huta rakyat dalam peelitia ii megadug pegertia huta rakyat dega jeis kayu mahoi da kayu jati. Aalisis Deskriptif Praktek Pegusahaa Huta Rakyat Utuk megetahui gambara umum praktek pegusahaa huta rakyat dilakuka aalisis deskriptif terhadap data-data yag telah dikumpulka melalui wawacara da kuesioer. Praktek pegusahaa huta rakyat yag dimaksud disii adalah meliputi pegalama megusahaka huta rakyat, tujua utama peaama/pegusahaa huta rakyat, sistem peguasaa laha (misal: taah milik yag meliputi taah warisa atau taah hasil jual beli, taah gadea, taah sewa), pegguaa/peyerapa teaga kerja dari dalam maupu luar rumah tagga petai, sistem permodala, sumber bibit jati da mahoi, pemeliharaa, pemaea hasil, waktu meebag/ mejual, perhatia terhadap perkembaga harga kayu, keaggotaa dalam kelompok tai. Selai itu juga dilakuka aalisis terhadap kearifa lokal yag berkembag dalam masyarakat yag medukug terhadap pembagua da pegembaga pegusahaa huta rakyat. 19

Aalisis Kelayaka Pegusahaa Komoditas Huta Rakyat Utuk meetuka kelayaka usaha dari komoditas huta rakyat jeis jati da mahoi di tigkat petai dilakuka dega pedekata aalisis BCR, NPV da IRR. BCR (Beefit Cost Ratio) merupaka perbadiga atara total pedapata terdisko dega total biaya terdisko, NPV (Net Preset Value) merupaka ilai keutuga bersih pegusahaa saat ii, da IRR (Iteral Rate of Retur) merupaka tigkat kemampua pemafaata modal usahatai dega membadigkaya terhadap ilai peluag pemafaata modal usaha. Secara matematis ketiga parameter peilai tersebut dapat dituliska sebagai berikut: (1) BCR (Beefit-Cost Ratio) BCR = t= 0 t= 0 B /(1 + i) t t C /(1 + i) (2) Net Preset Value (NPV) NPV = t= 0 (1 + i)..(1) ( Bt Ct).(2) (3) Iteral rate ad Retur (IRR), yaitu iai i pada saat ilai keutuga bersih saat ii sama dega 0. t= 0 Bt Ct (1 + i) dimaa: B t C t t i = 0... (3) : Beefit tahu ke-t : Cost tahu ke-t : Lama waktu dalam tahu : Tahu ke- : Discout rate (dalam desimal) Kriteria kelayaka pegusahaa komoditas huta rakyat dalam peelitia ii diaggap layak jika: (1) BCR lebih besar dari 1 (2) NPV positif (> 0) (3) IRR lebih besar dari discout rate 20

Aalisis Pemasara Komoditas Huta Rakyat Utuk melihat peraa masig-masig pelaku pemasara yag terlibat dalam pemasara kayu rakyat di daerah peelitia maka dilakuka aalisis salura pemasara secara deskriptif. Margi pemasara adalah perbedaa harga yag dibayar oleh kosume akhir utuk suatu produk dega harga yag diterima produse utuk produk yag sama. Secara matematis dirumuska sebagai berikut: M ji = P P, atau si bi M i = + π, atau ji b ti ji i π = M b.. (4) ti Dimaa: M ji P si P bi b ti π i M j Pr Pf Total margi pemasara (M) secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: M j = M ij i= 1 atau M j = Pr Pf... (5) : margi lembaga pemasara tigkat ke-i : harga pejuala lembaga pemasara tigkat ke-i : harga pembelia lembaga pemasara tigkat ke-i : biaya pemasara lembaga pemasara tigkat ke-i : keutuga lembaga pemasara tigkat ke-i : total margi pemasara : harga ditigkat kosume : harga ditigkat produse Peyusua Tabel Iput-Output Meurut BPS (2000) tabel iput-output (I-O) adalah suatu uraia statistik dalam matriks yag meggambarka trasaksi barag da jasa atar berbagai kegiata ekoomi. Sebagai suatu metode kuatitatif, tabel I-O memberika gambara meyeluruh tetag: 21

a. Struktur perekoomia wilayah yag mecakup output da ilai tambah masig-masig sektor. b. Struktur iput atara, yaitu trasaksi pegguaa barag da jasa atar sektor-sektor produksi. c. Struktur peyediaa barag da jasa baik berupa produksi dalam egeri maupu barag impor yag berasal dari wilayah lai. d. Struktur permitaa barag da jasa baik permitaa oleh berbagai sektor produksi maupu permitaa utuk kosumsi, ivestasi da ekspor. Tabel I-O dibedaka mejadi dua jeis yaitu tabel peyedia da pegguaa (supply ad use table) da tabel I-O simetris (symetric iput-output table). Tabel peyedia da peggua biasaya disebut sebagai tabel I-O empat persegi pajag (rectagular iput-output table). Tabel I-O simetris biasa disebut tabel I-O bujur sagkar atau tabel I-O model Leotief. Tabel I-O model bujur sagkar dapat berupa tabel komoditas meurut komoditas atau idustri. Tabel I-O yag aka diguaka dalam aalisis peelitia ii adalah tabel I-O model Leotief atau tabel I-O bujur sagkar. Tabel I-O yag disusu dalam peelitia ii, megguaka model statis da bersifat terbuka dega periode observasi satu tahu yaitu selama tahu tabel I-O terakhir disusu. Tabel yag dimaksud adalah Tabel I-O Jawa Barat tahu 2000 da aka dijadika sebagai baha acua utama dalam peelitia ii. Klasifikasi Sektor Dalam peyusua tabel I-O yag merupaka metode kuatitatif maka masalah yag dihadapi adalah bagaimaa megidetifikasi secara jelas kegiatakegiata ekoomi yag sagat beragam tersebut utuk memudahka megadaka peilaia secara kuatitatif. Utuk megatasi masalah tersebut maka jala yag ditempuh adalah dega megadaka peyederhaaa dimaa seluruh kegiata perekoomia diklasifikasika ke dalam satua-satua sektor ekoomi da atau sub sektor agar trasaksi-trasaksi diataraya dapat lebih mudah diidetifikasi. 22

Sejala dega maksud di atas, maka utuk keperlua peyusua Tabel Iput-Output Kabupate Sumedag, seluruh kegiata ekoomi atau lapaga usaha yag ada di kabupate tersebut diklasifikasika mejadi 15 sektor yaitu : (1) Taama Baha Makaa, (2) Taama Perkebua, (3) Peteraka, (4) Huta Rakyat, (5) Hasil Huta Laiya, (6) Perikaa, (7) Pertambaga da Galia (8) Idustri Pegolaha, (9) Listrik, Air, da Gas, (10) Bagua da Kostruksi, (11) Perdagaga Besar da Ecera, (12) Hotel da Restora, (13) Trasportasi da Komuikasi, (14) Bak da Lembaga Keuaga laiya, (15) Jasa-jasa. Dasar klasifikasi yag diguaka sesuai dega kosep satua ekoomi yag diaut yaitu atas dasar satua kelompok komoditas da dasar satua aktivitas. Pegolaha Data Utuk memperoleh tabel I-O Kabupate Sumedag tahu 2003 data yag tersedia diolah dega megguaka peragkat luak komputer program GRIMP versi 7.2 (Geeratio of Regioal Iput-Output Model Program). Melalui pegguaa program ii dapat diperoleh data baru sebagai baha aalisis. Semua proses pegolaha data tabel iput-output yag bertujua utuk meyusu tabel iput-output baru, dilakuka melalui metode RAS. Metode RAS ii diartika sebagai suatu metode yag berupaya memperoleh suatu set multiplier yag dapat melakuka adjustmet terhadap baris maupu kolom sedemikia rupa sehigga sel-sel dalam matriks dapat sesuai dega total baris da total kolom yag telah ditetuka diluar model. Metode ii pada dasarya merupaka sebuah rumus matriks yaitu (A) merupaka matriks koefisie iput atara pada periode t; (R) merupaka matriks diagoal yag meujukka peggada meurut baris; da (S) merupaka matriks diagoal yag meujukka peggada meurut kolom. Asal rumus RAS dapat dijabarka dega megguaka rumus matematika, yaitu dega memiimumka fugsi Z RAS yag telah ditetuka kedalaya, yaitu: Z RAS = Mi ij [a ij, t+1 {l a ij, t+1/aij }].(6) Dimaa kedalaya adalah: j [a ij, t+1 X j, t+1 ] = j X ij, t+1 23

i [a ij, t+1 X j, t+1 ] = i X ij, t+1 i,j = 1,2,3,. dimaa: a ij X j j X ij i X ij : Koefisie iput atara : Output sektor j : Total permitaa atara terhadap output sektor j : Total iput atara yag ditawarka oleh sektor i t da t+1 : periode waktu : bayakya sektor produksi Aalisis Data Hasil-hasil yag diperoleh dari aalisis program GRIMP yag aka dijelaska dalam peelitia ii adalah : Nilai tambah bruto Dari aspek ilai tambah bruto (NTB) ii dapat diketahui kodisi perekoomia Kabupate Sumedag yag meliputi : 1. Besarya masig-masig kompoe yag terkadug di dalam NTB tersebut yaitu upah da gaji, surplus usaha, peyusuta da pajak tak lagsug. 2. Tigkat efisiesi ekoomi daerah, baik terhadap pegguaa segeap faktor produksi yag tersedia dalam meghasilka output total daerah maupu terhadap kemampua dalam meciptaka besarya NTB itu sediri. Permitaa akhir Melalui permitaa akhir (PA) dapat diketahui masig-masig kompoe yag terkadug di dalamya, yaitu yag meliputi: permitaa kosumsi rumah tagga, pemitaa kosumsi pemeritah, pembetuka modal tetap, perubaha stok da ekspor etto. Disampig itu, juga dapat diketahui iteraksi atar kompoe itu sediri baik terhadap masig-masig sektor maupu segeap sektor perekoomia daerah. 24

Khususya berkeaa dega ekspor etto maka dapat diketahui kemampua perekoomia daerah dalam meciptaka ilai surplus ekoomi kegiata ekspor masig-masig sektor. Dalam ilai yag ditujukka oleh kompoe ekspor ii, apabila terjadi ilai positif berarti sektor yag bersagkuta telah mampu melakuka kegiata ekspor, baik luar egeri, ke luar propisi maupu ke luar kabupate. Sebalikya, apabila dalam ilai tersebut terjadi ilai egatif maka hal ii meujukka bahwa sektor yag bersagkuta belum mampu melakuka kegiata ekspor atau dega kata lai bahwa sektor tersebut masih bergatug pada kegiata impor. Tigkat ketergatuga faktor iput Tigkat ketergatuga faktor iput (TKFI) dimaksudka sebagai kapasitas pegguaa faktor iput suatu sektor utuk meghasilka output. Semaki tiggi ilai TKFI suatu sektor, maka hal demikia meujukka semaki tiggi ketergatuga pada faktor iput oleh sektor tersebut utuk meghasilka output. Di dalam tabel iput-output terdapat dua jeis iput, yaitu iput atara da iput primer. Iput atara diartika sebagai segeap faktor iput atau biaya, baik dalam betuk barag maupu jasa bagi segeap sektor perekoomia yag pegguaaya adalah secara lagsug pakai da lagsug habis. Iput primer diartika sebagai iput atau biaya yag timbul sebagai akibat pegguaa faktor produksi dalam suatu kegiata ekoomi. Faktor produksi di sii terdiri teaga kerja, laha, modal da kewirausahaa. Wujud dari iput primer adalah upah da gaji, surplus usaha, peyusuta barag modal da pajak tak lagsug. Megigat kedua iput tersebut tidak bisa dipisahka, maka ilai-ilai koefisie iput keduaya bisa diguaka utuk megaalisis tigkat efisiesi tekis produksi daerah. Asumsi di sii didasarka pada dalil bahwa jumlah koefisie iput atara da koefisie iput primer adalah 1. Jika ilai koefisie iput atara lebih besar dari 0,5 maka hal demikia meujukka bahwa sektor yag bersagkuta masih megutamaka ketergatuga pada pegguaa faktor produksi (faktor iput produksi) daripada megutamaka peciptaa NTB atau balas jasa yag bisa diikmati oleh masyarakat. Kodisi demikia meujukka bahwa kemampua tekis sektor yag bersagkuta belum efisie. 25

Apabila ilai koefisie iput primer lebih besar 0,5 maka hal demikia meujuka bahwa sektor yag bersagkuta sudah meigkatka efisiesi tekis utuk meciptaka NTB atau pedapata yag bisa dimafaatka masyarakat luas. Jika kodisi ii sudah bisa terjadi berarti sektor yag bersagkuta sudah mampu melakuka efisiesi tekis demi meghemat pegguaa faktor iput. NTB, PA da TKFI secara simulta dapat dijelaska melalui aalisis tabel iput-output, yaitu dega megaalisis hubuga atar agka trasaksi dalam tabel. Pada dasarya peyusua tabel iput-output adalah utuk memperlihatka bagaimaa output suatu sektor yag dialokasika ke sektor-sektor lai atau sebalikya. Utuk itu dalam tabel iput-output secara horizotal atau meurut baris ditempatka alokasi output masig-masig sektor ke sektor kompoe laiya dalam tabel tersebut. Secara vertikal atau meurut kolom ditempatka susua iput yag memperlihatka pericia susua iput masig-masig sektor yag berasal dari sektor kompoe laiya. Tabel trasaksi iput-output tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel trasaksi iput-output sederhaa Alokasi Output Permitaa Atara Permitaa Total Sektor Akhir Output Susua Iput i J Sektor i Xii Xij X Fi Xi.... Sektor j Xji Xjj Xj Fj Xj... Sektor Xi Xj X F X Iput Primer Vi Vj V - V Total Iput Xi Xj X F X Sumber : Richardso, 1972. Isia agka meurut kolom meujukka iput atara maupu iput primer yag disediaka oleh sektor-sektor lai utuk kegiata produksi sehigga dihasilka output. Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa sektor i aka meghasilka output sebesar Xi da kemudia dialokasika secara baris sebesar 26

X 11, X 12 da X 13 berturut-turut kepada sektor i, j da sebagai permitaa atara serta sebesar F 1 utuk memeuhi permitaa akhir. Secara aljabar maka alokasi output secara keseluruha sektor dapat dirumuska sebagai berikut : X 11 + X 12 +... + X l + F 1 = X 1 X 21 + X 22 +... + X 2 + Fi = X 2 X l +X 2 +... +X +F = X...(7) rumusa aljabar di atas dapat disimbolka lebih lajut mejadi: i=1 Xij + Fi = Xi ;utuk i=1,2,3 da seterusya...(8) dimaa : Xij : Besarya output sektor i yag diguaka sebagai iput produksi sektor j Fi : Permitaa akhir (PA) sektor i Dega megikuti cara membaca seperti demikia maka persamaa aljabar secara kolom dapat dirumuska dalam betuk persamaa aljabar sebagai berikut : X 11 + X 21 +... + X 1 + V 1 = X 1 X 21 + X 22 +... + Xj + V j = X 2 X 1 +X 2 +... +X +V = X...(9) Rumusa aljabar di atas dapat disimbolka lebih lajut mejadi : j=1 Xij + Vj = Xj ; utuk j=1,2,3 da seterusya...(10) dimaa : Xij : Besarya output sektor i yag diguaka sebagai iput produksi sektor j Vj : Iput primer (NTB) sektor j Dari Tabel 1 di atas lebih lajut dapat diaalisis megeai koefisie iput atara da koefisie iput primer. Koefisie iput meggambarka jumlah uit iput dari masig-masig sektor meurut kolom yag dibutuhka oleh sektor tersebut utuk meghasilka produksi sebesar satu uit. Koefisie iput dibedaka atas koefisie iput atara (a ij ) da koefisie iput primer (v j ). Utuk memperoleh kedua koefisie iput tersebut diguaka rumus sebagai berikut: 27

X ij a ij = utuk i da j = 1,2,......(11) X i Vij v ij = utuk i da j = 1,2,......(12) X j dimaa : Xij : Jumlah output sektor i yag diguaka sebagai iput oleh sektor j utuk meghasilka output sebesar Xi Xj : Total iput sektor j, yag besarya adalah sama dega total output (Xi) Vj : Total iput primer (NTB) utuk meghasilka total iput (Xj) a ij : Jumlah uit output sektor i yag diguaka sebagai iput atara sektor j utuk meghasilka output sektor i v j : Jumlah uit iput primer yag dibutuhka oleh sektor j utuk meghasilka output sediri sebesar satu uit Dega koefisie iput tersebut dapat disusu matriks sebagai berikut: a 11 x 1 + a 12 x 2 +... + a i x + Y 1 = X 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 +... + a 2 x + Y 2 = X 2... +... +... +... +... =...... +... +... +... +... =... a 1 x 1 + a 2 x 2 +... + a x + Y = X... (13) Atau dalam betuk matriks dapat ditulis sebagai berikut: a 11... a i x 1 Y 1 X 1...... +... =... a 1... a x Y X A X Y X AX+Y=X Y=X-AX Y=[I-A]X...(14) Dimaa [I-A] disebut matriks Leotief. Betuk matriks Leotief selegkapya adalah sebagai berikut: (1 a 11)... ai [I-A] =...(15) a...(1 a ) 1 28

Selajutya dari persamaa Y= (I-A)X, didapatka X= [I-A] 1 ; dimaa [I-A] -1 merupaka matriks kebalika Leotief. Fugsi matriks ii dalam Tabel I- O bergua utuk aalisa ekoomi, karea disii tergambar salig keterkaita atara sektor baik pada tigkat produksi maupu pada tigkat permitaa akhir. Dampak peggada Beberapa hal yag dapat dihasilka dari persamaa aalisis iput-output yag dibahas dalam peelitia ii adalah peggada pedapata da peggada output. a. Peggada pedapata tipe I Peggada pedapata tipe I adalah besarya peigkata pedapata pada suatu sektor akibat meigkatya permitaa akhir output sektor tersebut sebesar 1 uit. Peggada pedapata tipe ii merupaka pejumlaha pegaruh lagsug da tidak lagsug dibagi dega pegaruh lagsug yag dapat dirumuska sebagai berikut: MI = Pegaruh lagsug + Pegaruh tidak lagsug Pegaruh lagsug Atau secara matematik dapat dirumuska sebagai berikut: MI j Pi + Cij i= = 1 P i = 1,2,3,.......(16) i dimaa: Mij : Peggada pedapata tipe I sektor j Pi : Koefisie iput gaji/upah rumah tagga sektor i Cij : usur kebalika matriks Leotief b. Peggada pedapata tipe II Peggada pedapata tipe ii, selai meghitug pegaruh lagsug da tidak lagsug juga meghitug pegaruh iduksi (iduced effects). MII = Pegaruh lagsug + Pegaruh tidak lagsug + Pegaruh Iduksi Pegaruh lagsug Atau secara matematik dapat dirumuska sebagai berikut: 29

MII j j= P + D j j ij = 1 j = 1,2,3,..(17) P MIIj : Peggada pedapata tipe II sektor j Pj : Koefisie iput gaji/upah rumah tagga sektor j Dij :Usur kebalika matriks Leotief tertutup c. Peggada output sederhaa Peggada output sederhaa bertujua utuk megetahui sampai berapa jauh pegaruh keaika permitaa akhir suatu sektor di dalam perekoomia suatu wilayah terhadap output sektor laiya, baik secara lagsug maupu tidak lagsug. Utuk meghitug peggada output sederhaa diguaka rumus sebagai berikut: MXS j = C ij i= 1 Dimaa: MXS j : peggada output sederhaa sektor j C ij : usur kebalika matriks Leotief i = 1,2,3,....(18) d. Peggada output total Peggada output total bertujua utuk megetahui sampai berapa jauh pegaruh keaika permitaa akhir suatu sektor di dalam perekoomia suatu wilayah terhadap output sektor laiya, baik secara lagsug da tidak lagsug maupu iduksi. Utuk meghitug peggada output total secara sederhaa diguaka rumus sebagai berikut: MXT j = D ij i= 1 i = 1,2,3,.. (19) Dimaa: MXT j : peggada output total sektor j D ij : usur kebalika matriks Leotief tertutup. 30