PENILAIAN DAN PENETAPAN CALON BLOK PENGHASIL TINGGI (BPT) KELAPA DALAM DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

Ismail Maskromo Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute RINGKASAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

2013, No

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sentra bisnis yang menggiurkan. Terlebih produk-produk tanaman

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman No.

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

POTENSI KELAPA GENJAH HIJAU MANIS UNTUK TENDER COCONUT

INVENTARISASI KLON UNGGUL LOKAL TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA Badrul Munir, S.TP, MP PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya

ANALISIS DATA SERANGAN OPT KELAPA TAHUN 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Ardiyanti Purwaningsih, SP dan Endang Hidayanti, SP

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

FLUKTUATIF SERANGAN Hypothenemus hampei WILAYAH KERJA BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA PADA TRIWULAN II 2013

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No I. PENDAHULUAN

STRATEGI KEBIJAKAN PEREMAJAAN KELAPA RAKYAT 1)

PERKEMBANGAN SERANGAN BRONTISPA LONGISSIMA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

Elsje T. Tenda dan Jeanette Kumaunang Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute RINGKASAN

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

Identifikasi Kelapa Dalam Unggul Lokal untuk Materi Kebun Induk Kelapa Dalam Komposit di Provinsi Jawa Tengah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Boks 1 POTENSI KELAPA DALAM DI SULAWESI TENGGARA

POTENSI PENGEMBANGAN AREN GENJAH KUTIM

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BENIH TEMBAKAU DAN PENGEMBANGAN VARIETAS LOKAL DI WILAYAH JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

Taksasi Benih (Biji) (x 1.000)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak terlepas dari perekenomian yang berbasis dari sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI PRODUKSI POHON INDUK KELAPA DALAM KOPYOR ASAL KALIANDA, LAMPUNG SELATAN

KOPI SIGARAR UTANG DARI SUMATERA UTARA

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT CACAR DAUN CENGKEH (Phyllosticta sp.) PADA TANAMAN CENGKEH TRIWULAN II TAHUN 2013 WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Oleh : Irianto Budi Santosa, SP POPT KABUPATEN JOMBANG

I. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SENSUS TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tanaman. Karena itu pertanian merupakan salah satu sumber

PENDAMPINGAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN GOWA

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENILAIAN DAN PENETAPAN CALON BLOK PENGHASIL TINGGI (BPT) KELAPA DALAM DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT Oleh Agung mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas strategis yang berperan dalam kehidupan masyarakat karena semua bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, social dan budaya. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra dan minyak kelapa tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Kabupaten Tambrauw merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memiliki tanaman kelapa dengan berbagai potensi terutama produksi. Kelapa adalah komoditas tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan strategis dan penyebarannya hampir merata di Kabupaten Tambrauw. Pada tahun 2015, Kabupaten Tambrauw akan melakukan pengembangan tanaman kelapa seluas 250 hektar di Distrik Amberbaken dan Distrik Sausapor. Pelaksanaan pengembangan kelapa membutuhkan sumber-sumber benih kelapa unggul. Benih bina yang sudah dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman palma sampai saat ini belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan benih di Indonesia, selain itu biaya transportasi juga sangat mahal. Berdasarkan masalah tersebut maka kebijakan yang ditempuh adalah memperbanyak Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan Pohon Induk kelapa (PIK) di daerah-daerah penghasil kelapa, untuk mendekatkan sumber benih yang dibutuhkan dalam kegiatan pengembangan kelapa di daerah sehingga tidak akan terjadi pengadaan benih yang hanya berorientasi pada jumlah yang harus tercukupi, tetapi harus memperhatikan kualitas benih. Kabupaten Tambrauw yang terletak di kepala Burung Papua sebagai salah satu daerah sentra produksi kelapa memiliki berbagai potensi terutama produksi, namun untuk mendapatkan sumber benih yang bermutu harus dilakukan evaluasi dan seleksi pada populasi kelapa yang ada. Saat ini Kabupaten Tambrauw memiliki dua Blok Penghasil Tinggi kelapa Dalam dengan 278 Pohon Induk Kelapa (PIK) terseleksi, namun produksi PIK yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan benih kelapa di Kabupaten Tambrauw Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih bermutu secara memadai dan berkesinambungan dalam rangka mendukung program peremajaan dan pengembangan komoditas kelapa di Kabupaten Tambrauw khususnya dan Provinsi Papua Barat pada umumnya dalam melakukan peremajaan maupun pengembangan maka dilakukan penilaian dan penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) 1

Kelapa Dalam yang dilanjutkan dengan Penetapan Pohon Induk Kelapa (PIK) sebagai sumber benih kelapa Dalam. Diharapkan dengan adanya Blok Penghasil Tinggi kelapa Dalam pada lokasi peremajaan maupun pengembangan kelapa, akan dapat membantu pemerintah untuk mencapai tujuan pengembangan dan peremajaan perkebunan khususnya tanaman kelapa. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan tersedianya sumber benih di setiap lokasi diantaranya adalah biaya angkut lebih murah, dan tanaman kelapa sudah beradaptasi lama dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam Blok Sumber benih lebih dikenal dengan sebutan Blok Penghasil Tinggi (BPT). produksinya. (dirjenbun dan Balitro, 1983). Pemilihan BPT Kelapa Dalam dilakukan didaerah sentra Kelapa dalam, mula mula dipilih calon calon BPT dimana jenis Kelapa Dalam yang ditanam merupakan jenis yang ditanam secara luas oleh rakyat setempat serta produksinya lebih menonjol dibandingkan jenis lain. Selanjutnya adalah seleksi blok yang harus memenuhi kriteria kriteria tertentu, seleksi blok diikuti dengan seleksi pohon induk karena tidak setiap pohon kelapa yang terdapat dalam BPT dapat dijadikan pohon sumber benih. Seleksi pohon induk dilakukan selama empat tahun berturut turut. Untuk menjamin kestabilan dari Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan berdasarkan Metode yang berpedoman pada Petunjuk Teknis Penetuan Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan Pohon Induk Kelapa (PIK) dari Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) Tabel 1. Syarat Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam No. Tolak Ukur Spesifikasi Teknis 1 Lokasi Kebun Sentra pertanaman kelapa dan mudah di jangkau 2 Umur 15 50 tahun 3 Keseragaman Tanaman > 80 % 4 Produksi rata rata 70 butir / pohon / tahun 5 Koefisie Keragaman 20 % 6 Kesehatan Kebun Bebas serangan hama dan penyakit 7 Pemeliharaan. Baik Sumber : Instruksi kerja Pemeriksaan Kebun Benih Sumber Kelapa BBPPTP Surabaya, 2014 2

Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam di Kabupaten Tambrauw dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Palma, dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, untuk melakukan penilaian dan penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam yang dilanjutkan dengan Penetapan Pohon Induk Terpilih (PIT) Kelapa Dalam sebagai sumber benih kelapa Dalam Gambar 1. Keragaan pohon Gambar 2 : Contoh buah kelapa Gambar 3. Pengupasan buah kelapa Gambar 4 : Pengukuran berat buah Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 8 11 April 2015 di Kampung Warpaperi dan Kampung Wasarak, Distrik Amberbaken Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat. Pengamatan dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Tambrauw Lokasi yang diamati merupakan areal pekebunan kelapa rakyat. A. Tahapan Penetapan BPT Kelapa Dalam 1. Pengamatan Pengamatan secara visual pada populasi blok / kebun dan dilakukan pengambilan contoh. Pengamatan tersebut meliputi a) keragaman pertanaman dan pertumbuhan, b) adanya tidaknya serangan hama dan penyakit utama tanaman dan, d) umur tanaman 2. Penetapan Pohon Contoh Penetapan pohon contoh dilakukan sebanyak 30 pohon tiap blok dengan luasan paling sedikit 2,5 Ha atau sebanyak 5 % dari seluruh populasi tanaman bila luas 3

blok lebih dari 5 Ha. Bila suatu blok mempunyai areal pertanaman yang luas, maka blok tersebut dibagi dalam blok contoh dengan luas masing masing 25 Ha. Pengambilan contoh buah diambil dari pohon contoh yang diambil secara acak, masing masing 1 butir buah tiap pohon. Buah yang diambil adalah buah yang telah masak. Pengamatan pohon contoh meliputi keragaman sifat buah dan produksi yang terdiri dari : a) Bentuk mahkota daun k) Berat daging buah b) Warna buah l) Tebal daging buah c) Bentuk buah m) Berat tempurun d) Berat buah n) Produksi kopra e) Berat biji o) f) Bentuk biji g) Jumlah tandan/pohon dengan menghitung mulai mayang terbuka penuh sampai tandan buah terbawa h) Jumlah buah/tanda dengan menghitung jumlah buah pada tiga tandan dari pelepah yang berurutan i ) Berat buah total yakni satu buah matang untuk setiap pohon contoh Data data calon BPT yang telah terkumpul yang dilakukan dengan pengambilan contoh pohon pohon contoh secara acak, maka selanjutnya secara statistik keragaman, dapat dihitung dengan Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus : KK = x 100 % Keterangan S : Simpangan baku (Standard deviation ) X : rata rata nilai pengamatan Bila hasil penghitungan kooefisien keragaman (KK) kurang dari 20 persenn dan persyaratan teknis lainnya dipenuhi, maka blok tersebut dapat dinyatakan sebagai Blok Penghasil Tinggi. 3. Penentuan Pohon Induk Kelapa Penentuan Pohon Induk Kelapa yang terpilih harus sesuai dengan persyaratan yang telah di tetapkan. Persyaratan persyaratan tersebut yaitu : Tabel 2. Syarat Pohon Induk Kelapa Dalam No Tolak Ukur Spesifikasi Teknis 1 Bentuk Tajuk Bulat / Setengah Bulat 2 Umur 15 50 Tahun 3 Jumlah Daun 29 daun 4 Tangkai Daun Pendek, Kokoh, di atas tangkai daun 5 Bentuk Buah Bulat / oblong 6 Bentuk Biji Bulat, oblong dan bulat dasar rata 7 Produksi Buah 7 Butir / tandan 8 Kesehatan Tanaman Bebas hama penyakit 9 Pemeliharaan Baik Sumber : Instruksi kerja Pemeriksaan Kebun Benih Sumber Kelapa BBPPTP Surabaya, 2014 4

Pohon induk kelapa (PIK ) kelapa Dalam yang terpilih dan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, maka pohon tersebut di beri tanda yaitu berupa plat / papan nama terbuat dari besi yang menunjukkan pohon tersebut merupakan Pohon Induk Terpilih Kelapa Dalam. Hasil Penilaian dan Penetapan BPT Kelapa Dalam Berdasarkan hasil pengamatan secara visual yang dilakukan pada blok pertanaman kelapa Dalam di Kampung Warpaperi dan Kampung Wasarak menunjukkan penampilan populasi kelapa cukup kompak, meskipun dalam hamparan yang diamati tersebut terdapat banyak tanaman diantara kelapa, seperti pinang, pisang, bambu dan tanaman kayu yang tumbuh tidak teratur. Populasi kelapa yang ada menunjukkan pertumbuhan yang baik tetapi nampak kurang terawat. Luas Blok di Warpaperi adalah 26 ha dan di Kampung Wasarak 4,5 ha. Kampung Hasil pengamatan ukuran buah menunjukkan keragaman yang tinggi dengan nilai koefisien keragaman >20%. Bentuk buah bulat dan agak lonjong. Berdasarkan hasil pengamatan pada pohon yang menjadi sampel serta komponen buah maka diperoleh hasil potensi produksi pada kedua blok tersebut yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Data potensi produksi kelapa Dalam Di Kampung Warpaperi dan Kampung Wasaeak, Distrik Amberbaken Kabupaten Tambrauw Propinsi Papua Barat. Desa / Luas Rata rata Blok (Ha) Rata-rata jumlah tanda/bua h/pohon jumlah buah/tandan Potensi produksi buah/pohon/t ahun(butir) Rata-rata berat daging buah/butir (gr) Potensi produksi kopra/ha/ thn (ton) Warperi 26 13 7 91 389,00 1,76 Wasarak 4,5 11 6 66 397,00 1,31 Sumber : Laporan penilaian dan penetapan calon BPT 2015 Hasil penilaian pada Tabel 3, menunjukkan potensi produksi pada blok/kampung yang diamati tersebut tergolong rendah. Sebagai syarat suatu blok yang dapat ditetapkan sebagai BPT Kelapa Dalam adalah suatu blok dengan hamparan kelapa yang kompak, bebas serangan hama/penyakit, serta memiliki rata-rata berat daging buah per butir minimal 400 gr dan potensi produksi > 2 ton/ha/thn. Berdasarkan hasil tersebut, maka blok kelapa Dalam di Kampung Warpaperi dan Kampung Wasarak yang diamati tidak memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai BPT Kelapa Dalam yang dapat digunakan sebagai sumber benih kelapa Dalam guna memenuhi kebutuhan pengembangan kelapa Dalam di Kabupaten Tambrauw maupun Provinsi Papua Barat. Untuk memenuhi kebutuhan benih kelapa Dalam di Kabupaten Tambrauw, maka perlu dilakukan penilaian pada blok-blok/kampung lain di Kabupaten Tambrauw yang memiliki keunggulan. 5

Penutup 1. Pada blok/kampung tersebut yang di amati untuk rata rata berat daging buah pada pohon sampel tergolong rendah (rata rata 397 gr) dengan potensi produksi buah < 2 ton/ha/thn sedangkan persyarat teknis yang harus di penuhi dari suatu Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam minimal 400 gr dan potensi produksi > 2 ton/ha/thn, sehingga Populasi kelapa Dalam di di Kampung Warpaperi dan Kampung Wasarak, Distrik Amberbaken Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat tidak memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Blok Penghasil Tinggi. 2. Untuk memenuhi kebutuhan benih kelapa Dalam dalam menunjang program peremajaan atau pengembangan Kelapa Dalam di Kabupaten Tambrauw/Provinsi papua Barat, perlu dilakukan introduksi varietas kelapa yang telah dilepas sebagai varietas unggul Nasional (benih bina), juga perlu melanjutkan Penilaian Blok Penghasil Tinggi dan Penetapan Pohon Induk Kelapa Dalam pada lokasi atau kampung lain di Kabupaten Tambrauw yang memiliki potensi produksi kelapa tinggi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. Laporan hasil penilaian dan penetapan blok penghasil tinggi (BPT) kelapa dalam di Kabupaten Tambrauw provinsi papua barat. Tidak dipublikasikan. Anonim. 2014. Instruksi Kerja Pemeriksaan Kebun Benih Sumber Kelapa. BBPPTP Surabaya 2014. Tidak dipublikasikan. Direktorat Jenderal Perkebunan dan Balai Penelitian Tanaman Industri Bogor. 1983. Petunjuk Pelaksanaan Blok Penghasil Tinggi Kelapa Dalam. 6