WELLBEING, PERAWATAN DIRI, DAN KEAMANAN TERPADU

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB 11. KELUARGA DAN PENDIDIKAN ADIL GENDER BAGI PEREMPUAN. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi hewan peliharaan di setiap daerah, seperti pet shop atau klinik hewan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik?

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

EMOSI DAN SUASANA HATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN I-1

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

memahami perasaan orang lain. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain karena kita memiliki empati. Empati inilah yang membuat orang tergerak untuk

c. Pengalaman dan suasana hati.

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister..

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

Pengembangan Budaya memiliki empat Konteks: 2. Melestarikan dan menghargai budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang peserta didik adalah belajar. Menurut Gagne (Hariyanto, 2010), belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

SAAT TERJADI KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih kuat dan berkembang setelah melewati masa krisis. 2005) melalui model yang dibangunnya yang bernama the resilience

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.

Transkripsi:

WELLBEING, PERAWATAN DIRI, DAN KEAMANAN TERPADU Berawal dari diri sendiri Mengapa penting? Apa itu wellbeing? Dalam bahasa, wellbeing diterjemahkan sebagai kesejahteraan yang sebelumnya dikenal sebagai kata yang berkaitan kekayaan material. Berbeda dengan kata kesejahteraan lainnya, well-being menekankan unsur kebahagiaan emosional dan spritual sehingga biasa dikenal sebagai kesejahteraan batin dan lahir. Mengapa perlu? Seringkah kita mengalami stres pada pekerjaan? BURNOUT atau stres tingkat tinggi. Hal ini disebabkan ketika kita menuntut terlalu banyak pada diri kita, menset standar yang terlalu ideal atau tidak realistis, atau saat kita merasa tidak dapat keluar dari situasi dan tidak mampu mendelegasikan pekerjaan. Dengan kata lain, ketika kita tidak menghargai diri kita, ketika kita justru gagal menjaga kebutuhan kita yang paling dasar. Pengenalan lima dimensi Terdapat lima dimensi pada kesejahteraan kita: 1.Fisik: memperhatikan dan merawat tubuh kita melalui olahraga, makan makanan yang sehat dan alami, dan istirahat cukup 2.Mental: menjadi sadar atas pikiran kita dan bagaimana pikiran tersebut berdampak pada kita. Kita juga dapat berpikir positif mengenai situasi-situasi yang ada dan mampu menganalisis tantangan dan menemukan kearifan di antara tantangan tersebut Atasi sekarang juga Menerima dan menunjukkan kerentanan kita adalah hal yang lumrah. Kita bukan mesin, ketika kita menyangkal aspek kerentanan dari alam, stres akan datang bertubi-tubi dengan caracara yang terus bermasalah. 3.Emosional: Untuk merasakan seluruh perasaan kita; tidak membuangnya tetapi juga tidak terlalu larut oleh perasaan tersebut 1

4. Spiritual: Bisa berkaitan dengan agama atau keyakinan seseorang atau bisa juga tidak. Spritual adalah cara yang kita ciptakan untuk merasakan damai dan harapan di dalam diri kita sendiri dan apa yang kita lakukan agar tidak jatuh dalam keputusasaan. Pemetaan tubuh Setiap peserta berbaring di atas dua kertas plano/flipchart yang sudah dilekatkan. Peserta tersebut meminta temannya untuk menggambar garis tubuhnya dengan spidol. Hal ini dilakukan secara bergantian. Fasilitator menuliskan beragam ekspresi emosi di dinding sehingga setelah itu, peserta dapat memilih 15 emosi yang disimbolkan pada masingmasing gambar tubuh mereka. Kemudian, setiap orang dengan ringkas berbagi gambarnya pada kelompoknya, dan dirinya sendiri akan terkejut apa yang dirinya telah pelajari tentang dirinya sendiri. Ancaman dan Kerentanan 5. Relasional: Hal ini berkaitan dengan hubungan yang anda bangun dengan diri anda sendiri maupun dengan orang lain. Mencintai, menerima diri anda sendiri, memiliki komunikasi terbuka dan jujur dengan orang lain adalah salah satunya. Tugas satu: Memahami wellbeing kita dalam situasi dan kondisi sosial kita dan memperkenalkan konsep sosialisasi dan internasional seperti dengan memberi pertanyaan pada peserta: pesan apa yang sering kita katakan yang membatasi well-being kita? Sharing dalam kelompok kecil: dalam dimensi apa kita merasa baik? dimensi apa yang harus aku perhatikan? Stres berdampak pada lima dimensi wellbeing. Tanyakan pada peserta bagaimana mereka biasanya tahu bahwa mereka sedang stres. Masukkan ke dalam setiap 5 dimensi. Resilient Zone - Zona Daya Tahan Pada sesi ini, kita akan menjelaskan zona daya tahan dan bagaimana stres bekerja di tubuh kita. Zona daya tahan adalah zona stres yang alami dan dapat kita atasi dalam keseharian. Persoalan itu bisa datang dari keluarga, kesehatan, tempat kerja, keuangan, dan semuanya terjadi bersamaan. Setiap orang memiliki Sebagaimana layaknya manusia, perempuan pekerja HAM atau perempuan yang bekerja di komunitas juga menghadapi sejumlah ancaman dan kerentanan. Ancaman-ancaman ini kemudian didiskusikan bersama dan bagaimana hal ini menjadi persoalan kolektif yang juga dirasakan oleh peserta yang lain. 2

daya tahannya sendiri ketika mereka menghadapi pengalaman berat dan mengatasinya dengan mudah melalui strategi-strateginya sendiri. Namun di situasi burn out atau ketika menghadapi peristiwa yang mengejutkan, kita terlempar dari zona tersebut dan menjadikan masalah yang mudah di atasi kita menjadi lebih emosional dan marah. Hingga akhirnya kita merasakan kelelahan dan menjadi mati rasa atau tidak peduli. Tubuh kita pun beradaptasi misalnya jantung berdebar, selalu pusing, tidak bisa tidur, susah makan ketika berada di tingkat hyperactive, namun sebaliknya tubuh kita bisa jatuh sakit ketika berada di tingkat emosional terbawah. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah: (a) Realise - sadar atas penyebab stres tersebut; (b) Reduce - mengatasi masalah dan mengurangi stres tersebut; (c) dan Resilient - membangun batas zona yang baru sehingga dapat mengatasi persoalanpersoalan yang lebih besar. Ciri-ciri Stres Tingkat Tinggi (burn out)% Berikut adalah contoh ciri-ciri stres tingkat tinggi akibat kita keluar dari resilient zone : Susah dalam mengambil keputusan. Situasi apa yang paling membuat Anda di posisi yang paling terbawah? Dapatkah Anda menciptakan cara-cara mengatasi dengan situasi tersebut? Tidak mampu fokus Insomnia, susah tidur atau mendapatkan cukup tidur Adanya kecenderungan untuk berpikir negatif Perasaan putus asa yang menjalar kehilangan rasa memiliki tujuan dan energi Indikasi fisik/tubuh yakni ketegangan otot, pembatasan aliran darah ke jaringan dan peningkatan penumpukan adrenalin. Tanda-tanda fisiologis dapat menyebabkan sakit kepala, sakit punggung dan kelelahan. Hilangnya kesenangan dalam makanan, teman-teman atau kegiatan lain yang dulunya menyenangkan dan menarik - secara umum seperti rasa berjalan hampa Tanda-tanda peringatan lain adalah amarah atas hal-hal sepele, tidak ingin keluar dari tempat tidur di pagi hari atau menjadi rawan kecelakaan. Tugas tiga: berbagi dalam kelompok kecil pengalaman mereka dalam resilient zone dan apa yang mereka alami ketika terhempas dari zona tersebut dan bagaimana mereka mengatasinya. Keamanan Terpadu Dan Perawatan Diri Sekilas Sejarah - Di balik munculnya Keamanan Terpadu% Pada 16 Desember 2010, sekelompok laki-laki tiba di alun-alun kota Chihuahua, Meksiko dan mendekati perempuan bernama Marisela Escobeda Ortiz. Perempuan itu telah demontrasi 3

selama 8 hari untuk menuntut pihak berwenang untuk menangkap pembunuh anak perempuannya. Karena sekelompok itu mendekat, Nyonya Escobedo berlari mencari suaka di gedung ibukota negara dimana akhirnya salah satu laki-laki dari kelompok itu menembak kepalanya dan membunuhnya di ambang pintu. Marisela Escobeda Ortiz adalah salah satu aktivis perempuan yang telah mengorganisir kekuatan kolektif maupun organisasional namun tidak mendapatkan perlindungan sebagai pejuang ham dan lemahnya political will untuk menjamin perempuan sebuah kehidupan yang bebas dari kekerasan. Upaya mengakhiri kekerasan terhadap aktivis perempuan berkaitan dengan pemahaman konteks yang memelihara kekerasan ini dan m e n d u k u n g a k t i v i s p e r e m p u a n d a l a m pekerjaannya membangun dunia dimana kekerasan bukan lagi menjadi realitasnya juga. Pendekatan membangun gerakan diperlukan sebagai respon efektif bagi aktivis perempuan termasuk membuat aliansi lintas sektor dan organisasi, dan juga solidaritas international dan upaya advokasi. Dari 10 pertimbangan yang dapat menjadi rekomendasi keamanan terpadu, salah satunya adalah self-care yang menjadi poin yang paling krusial, yakni: dukungan menyeluruh bagi aktivis perempuan harus memasukkan unsur self-care dalam rangka mendukung individual, organisasi, dan gerakan. Self-care is strategi politis untuk resilience and resistensi dalam menghadapi agresi yang memperlemah organisasi dan gerakan. Self-care juga diartikan sebagai kapasitas atau niat yang disengaja" bagi kita yang komitmen pada kerja-kerja hak asasi manusia tanpa mengorbankan bagian penting dari kehidupan pribadi hidup kita dan tetap memelihara tingkah laku positif menghadapi banyaknya tantangan dalam pekerjaan kita. Self-care menjadi hak sekaligus tanggung jawab agar kita tetap memelihara hidup sehat dan aman menghadapi tantangan menjadi aktivis yang baik yang mendedikasikan energinya berkorban pada orang lain dan diam-diam menderita dalam kelelahan. Guna Self-care Pada Kepemimpinan% Mempraktikkan self-care menghasilkan pengaruh positif baik bagi lingkungan personal maupun organisasi kita, yang kemudian berkontribusi pada keberlanjutan gerakan. Self-care juga merupakan pembelajaran bahwa kita seharusnya memperhatikan diri dan tubuh kita sendiri sebagaimana kita telah melakukannya pada 4

Institute for Women s Empowerment September 22, 2014 perempuan lain dan kehidupannya. Oleh karena itu, sebagaimana nilai feminis; personal is political dan mengacu pada pengertian di atas, self-care merupakan cara kita merebut hak untuk memperhatikan diri sendiri sebagai pandangan yang krusial. Pandangan ini juga secara tidak langsung membongkar nilai patriarkis bahwa perempuan sebagai pemegang gender mandate -dimana perempuan tidak diperbolehkan memikirkan dirinya dan selalu berkorban seringkali dianggap subversif/membangkang atau politis sehingga juga memerlukan pendekatan politis yang membawa pandangan self-care pada kelompok, organisasi, dan gerakan dengan adanya keamanan terpadu yang bermanfaat dan berdampak pada transformasi/perubahan sosial. Secara internal, baik dari personal maupun organisasi, seringkali kita menghadapi pandangan self-care seperti tidak dianggap penting karena adanya anggapan bahwa aktivis atau orang yang berdedikasi pada komunitas harus berkorban pada orang lain. Oleh karena itu, pentingnya membangun budaya well-being dan self-care sebagai hal utama dalam organisasi yang juga kemudian berkontribusi pada keberlanjutan gerakan perempuan yang lebih luas. Tugas Empat: Ancaman-ancaman apa saja yang dihadapi Anda saat bekerja baik secara eksternal dan internal? Apakah organisasi atau komunitas sudah mengutamakan keamanan terintegrasi Tugas Lima: Peserta akan mengidentifikasi dua strategi untuk menghindari ancaman keamanan eksternal dan dua strategi untuk memperkuat keamanan lahir/well being. Peserta menulis strategi tersebut di kertas sebagai batu loncatan dan mereka secara acak berada di lantai. Mereka berputar dan saling menyebutkan (1) strategi yang mereka telah gunakan dan (2) strategi yang mereka ingin lakukan Tugas Akhir: Dari sharing strategi yang dilakukan, kemudian mereka dibagi dalam kelompok kecil membangun strategi organisasi agar setiap anggotanya terpenuhi 5 dimensi wellbeingnya. *dari berbagai sumber 5