BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian Eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 13 Bandarlampung, mulai 22 Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasy-Experiment). Quasy-Experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapt berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 114). Dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar IPA pada kelas setelah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan yang tidak mendapatkan perlakuan. Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu: 1) Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan dilakukan. 2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV A Sekolah Dasar N Sidorejo Lor 01 Salatiga. 3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. 3.1.2. Setting dan Waktu Penelitian 1) Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga pada kelas IV A dan kelas IV B semester II tahun pelajaran 2011/2012. SD Negeri Sidorejo Lor 01 terletak di Jalan Diponegoro No. 134 Salatiga. Jumlah siswa di kelas IVA sebanyak 28 siswa dan jumlah siswa di kelas IVB sebanyak 28 siswa. 25

26 2) Waktu Penelitian Kegiatan atau penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-tahapannya meliputi: a. Tahap persiapan Pada tahap persiapan ini meliputi pembuatan judul, pembuatan proposal skripsi, pembuatan instrumen penelitian, permohonan ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan ketika melakukan penelitian di sekolah, yang meliputi uji coba instrumen, implementasi pembelajaran,dan pengambilan data-data hasil penelitian. c. Tahap penyusunan Pada tahap penyusunan ini meliputi pengelolaan dan pengolahan data dari hasil penelitian, konsultasi kepada dosen pembimbing yang diikuti dengan penyusunan laporan serta persiapan untuk mengikuti ujian. 3.2. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu: a. Variabel bebas menurut Sugiyono (2010: 61) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab dari perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Dalam pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) apabila dalam kegiatan belajar mengajar model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

27 b. Variabel terikat menurut Sugiyono (2010: 61) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam Penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas hasil belajar IPA kelas IV pada pokok bahasan energi panas dan energi bunyi adalah sebagai berikut: 1) Apabila rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar IPA kelompok kontrol. 2) Apabila selisih rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki selisih di atas 4. Nilai 4 diperoleh dari perhitungan [nilai tertinggi nilai terendah] : 6. (Anastasi dan Urbina, 2007) 3.3. Desain Penelitian Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretestpostest control group design, hanya pada desain ini kelompok eskperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2011: 116) O 1 X O 2... O 3 O 4 Berdasarkan desain eksperimen di atas dapat dijelaskan bahwa, dalam penelitian ini: O 1 dan O 3 merupakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dimana kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O 2 merupakan hasil belajar dari tes kelompok eksperimen setelah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. O 4 merupakan hasil belajar dari tes kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional. X merupakan pemberian perlakuan kepaada kelompok atas sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelompok bawah

28 merupakan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran secara konvensional. Dalam hal ini peneliti mempunyai 2 desain tahap-tahap perlakuan pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Desain perlakuan yang akan diterapkan pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Tahap-Tahap Perlakuan Pembelajaran Kelompok Eksperimen Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan materi secara singkat Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 Guru memberi tugas kelompok yang akan dikerjakan bersama dalam kelompok dengan menggunakan keterampilan kooperatif Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Guru mengumpulkan lembar tugas kelompok Guru memberikan soal tes individu Guru bersama siswa mengoreksi pekerjaan siswa Guru melakukan evaluasi Penghitungan skor individu Penghitungan skor kelompok Penghargaan bagi kelompok terbaik

29 Desain perlakuan pembelajaran yang akan diterapkan pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Gambar 3.2 Tahap-Tahap Perlakuan Pembelajaran Kelompok Kontrol Guru membuat kondisi belajar yang baik sebelum pembelajaran dimulai dan mempersiapkan materi yang diajarkan Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa Guru memberikan soal belajar Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa 3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi Populasi penelitian menurut Sugiyono (2010: 117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Duwi Priyatno (2010: 2) menyatakan bahwa populasi merupakan sekelompok subjek ataupun objek yang memiliki karakteristik tertentu yang kemudian diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012. Tabel 3.1 Data Siswa Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV Keterangan SD Negeri Sidorejo Lor 01 Guru membahas hasil pekerjaan siswa Penghitungan skor hasil belajar Kelas IVA: 28 siswa Kelas IVB: 28 siswa Putra: 19 siswa Putri: 9 siswa Putra: 16 siswa Putri: 12 siswa

30 3.4.2. Sampel Penelitian Sampel menurut Sugiyono (2010: 118) adalah bagian jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, besaran sampel yang diteliti ditetapkan dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:124) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga sebagai kelas kontrol dan siswa kelas IVB SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga sebagai kelas eksperimen. 3.5. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi/pengamatan yang akan diisi pada saat pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menjalani sebuah pembelajaran. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun kisi-kisi instrumen penelitian. Langkah-langkah peneliti dalam pembuatan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kisi-kisi lembar observasi Sebelum instrument observasi dibuat, peneliti terlebih dahulu membuat kisikisinya. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi dalam hal ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Menyusun kisi-kisi tes Sebelum membuat soal tes, terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal tes tersebut. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sebelum pembuatan instrumen tes maka dibuat kisi-kisi sebagai berikut:

31 Standar Kompetensi (SK) Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaan nya dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 3.2 Kisi Kisi Instrument Tes Kompetensi Indikator Bentuk soal Nomor soal Dasar (KD) Mendeskripsik Menyebutkan Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, a energi panas contoh sumber 7, 8, 18, 20. dan bunyi yang energi panas terdapat di dan l i n g k u n g a kegunaannya. n sekitar serta Menjelaskan Pilihan ganda 6, 9, 10, 11, sifat-sifatnya. adanya 12, 13, 14, perpindahan 15, 16, 17, panas. 19 Menyebutkan Pilihan ganda 21, 22, 31, sumbersumber 33, 34, 39, bunyi 40. yang ada di sekitar. Menjelaskan Pilihan ganda 24, 25, 26, perambatan 27, 30, 32, bunyi pada 35, 38. benda padat, cair, dan gas. Mengetahui Pilihan ganda 23, 28, 29, perubahan 36, 37. energi bunyi pada alat musik.

32 Dalam penelitian, instrumen penelitian yang akan digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan agar instrumen dapat menjadi alat ukur yang baik, persyaratan tersebut dalam hal ini meliputi: a. Uji Validitas Instrumen Menurut Arikunto (2006: 168) sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan juga dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penilitian ini, uji validitas instrumen dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga, dengan responden kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Apabila dilihat di nilai table r maka batas koefisiennya sebesar 0,344. Validitas tes dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for Windows Version 16.0 dengan cara Analyze Scale Reliability Analysis. Apabila nilai koefisien kurang dari 0,344 maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Instrumen Menurut Sugiyono (2010: 173) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan menguji instrumen item soal yang nantinya akan digunakan untuk soal pretest dan posttest yang akan diberikan kepada siswa baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Terdapat berbagai macam cara pengukuran tingkat reliabilitas suatu instrumen, salah satunya dengan menggunakan Cronbach s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Dalam penelitian ini, menggunakan metode pengambilan keputusan uji reliabilitas menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno (2010: 32) bahwa: α < 0,6 : kurang baik, 0,7 : dapat diterima α > 0,8 : baik. Instrumen yang dapat dikatakan reliabel apabila alpha > 0,6. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows Version 16.0 yaitu dengan cara Analyze Scale Reliability Analyze.

33 c. Uji Tingkat Kesukaran Soal Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan mengerjakan tes. Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang bersangkutan, jika presentase siswa banyak yang dapat menjawab soal dengan benar berarti soal dikatakan mudah, sedangkan jika presentase siswa banyak yang tidak dapat menjawab soal dengan benar maka soal dikatakan sukar. Dalam penelitian ini, cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nana Sudjana, 2011: 137) : I = B N Keterangan rumus: I = Indeks Kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Soal Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal 0 0,30 Soal kategori sukar 0,31 0,70 Soal kategori sedang 0,71 1,00 Soal kategori mudah

34 3.6. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan keterangan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini untuk pengumpulan data penulis menggunakan dokumentasi, observasi dan tes. a. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada barang-barang tertulis (Arikunto, 2006: 158). Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang populasi penelitian. Dalam hal ini data yang diperoleh adalah daftar nama siswa kelas IV, dan daftar nilai raport mata pelajaran IPA pada semester I. b. Observasi Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat semua objek yang diteliti/diamati. Dalam hal ini, observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh guru kelas IV yang secara langsung mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divison) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, serta observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri untuk mengamati sikap siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Metode test Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. (Nana Sudjana, 2011: 35). Dalam penelitian ini, metode test digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar IPA pada sub bahasan energi kelas IV semester II SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga antara siswa kelas IVB yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan siswa kelas IVA yang mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.

35 3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. (Duwi Priyatno, 2010: 36). Analisis data ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05. Jika data berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik analisis data Non Parametrik. Langkah-langkah uji normalitas dalam penelitian ini adalah Analyze Nonparametric tests One Sampel KS masukkan variabel pada Test variabel list klik normal pada test distribution- Ok. Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno (2010: 40) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data yang di uji tidak beristribusi normal. 3.7.2. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 One Way Anova. Langkah-langkah analisis pengujiannya adalah sebagai berikut : Analyze Compare Means One Way Anova. Metode pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010: 99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji adalah tidak homogen. 3.7.3. Uji Hipotesis Uji perbedaan dua rata-rata nilai tes hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah data nilai tes hasil belajar dari masing-masing kelas terkumpul.analisis data ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametik, yaitu

36 menggunakan uji-t atau T test independent. Langkah-langkah uji hipotesis dalam penelitian ini adalah Analyze- Compare Means- Independent Sampel T testmasukan variabel pada test variable dan grouping variable- Define Groups- Use specified values- Continue- Ok. Cara menganalisa hasil output pada Independent Samples Test adalah sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2010: 99): 1) Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Samples Test yaitu uji asumsi varian (uji Levene s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda, jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi 0,05, maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi _ 0,05 maka memiliki varians yang berbeda. 2) Melihat tabel Independent Samples Test pada t-test for Equality of Means pada sig (2-tailed), jika signifikansi 0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika signifikansi 0,05 maka terdapat perbedaan.