Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO)
45 laporan keuangan sebagai satu kesatuan, sehingga study setting dalam penelitian ini adalah lingkungan riil atau field setting (Hartono, 2004). Sedangkan berdasarkan waktu penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian pooled data yaitu pengumpulan data penelitian melibatkan banyak waktu tertentu dengan banyak sampel (Hartono, 2004). C. Data dan Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dibuat atau dikumpulkan oleh pihak luar (Sekaran, 2006). Penggunaan data sekunder ini karena pertimbangan bahwa data ini mudah untuk diperoleh dan memiliki waktu yang lebih luas. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2011. Data tersebut diperoleh dari pojok BEI Universitas Mercu Buana, Jakarta. Selain itu data juga diperoleh dari website www.idx.co.id, www.bi.go.id, dan website masing-masing bank yang menjadi sampel, sehingga dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran umum bank serta perkembangannya yang kemudian digunakan penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang relevan dalam menganalisis permasalahan tersebut maka penulis menggunakan metode studi pustaka. Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku yang mempunyai hubungan tingkat kesehatan bank (yang diukur dengan rasio CAMELS) terhadap ROA seperti dari literatur,
46 jurnal-jurnal, media massa dan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan dan sumber lain. D. Populasi dan Sampel Populasi mengacu pada sekelompok orang, kejadian (event), atau sesuatu yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu penelitian (tahun 2007 -. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 bank. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria saham-saham yang akan dilakukan penelitian untuk dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan perbankan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu penelitian (tahun 2007 -. 2. Bank yang diteliti masih beroperasi pada periode waktu penelitian (tahun 2007 -. 3. Bank yang menyediakan data laporan keuangan secara lengkap selama 5 tahun berturut- turut (tahun 2007 -. Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan dengan perincian sebagai berikut:
47 Tabel 3.1. Penentuan Jumlah Sampel No. Keterangan Jumlah bank 1. Perusahaan perbankan yang telah go public di 32 Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu penelitian (tahun 2007 -. 2. Bank yang diteliti masih beroperasi pada 32 periode waktu penelitian (tahun 2007 -. 3. Bank yang menyediakan data laporan keuangan secara lengkap selama 5 tahun berturut- turut 16 (tahun 2007 -. Jumlah obyek penelitian 16 Adapun perusahaan perbankan yang menjadi sampel sebagai berikut: Tabel 3.2. Sampel Penelitian No. Nama Penelitian ini Bank bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Capital Kode 1. Bank Agroniaga Tbk AGRO 2. Bank Artha Graha Internasional Deposit Ratio (LDR) dan Interest Tbk Risk Ratio (IRR) terhadap Return On Asset INPC 3. Bank Capital Indonesia Tbk BACA 4. Bank Central Asia menyatakan Tbk hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel yang BBCA 5. Bank Niaga Tbk BNGA 6. Bank Danamon dipengaruhi Indonesia adalah variabel Tbk dependen (Hartono, 2004). Dalam penelitian ini BDMN 7. Bank Himpunan Saudara Bursa 1906 Efek Indonesia (BEI). Tbk Data yang digunakan dalam penelitian berupa SDRA 8. Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 9. Bank Kesawan Tbk BKSW 10. Bank Mega Tbk MEGA 11. Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 12. Bank Nusantara Bursa Parahyangan Efek Indonesia (BEI). Tbk Data yang digunakan dalam penelitian berupa BBNP 13. Bank Permata Tbk BNLI 14. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 15. Bank Victoria Internasional Tbk BVIC 16. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR
48 E. Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian dan operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat (dependen) adalah jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2009). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja preusan perbankan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). ROA (Return On Assets) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010): Laba Bersih ROA Total Aset 2. Variabel bebas (independen) Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) Variabel Bursa bebas Efek Indonesia (independen), (BEI). Data yang digunakan yaitu dalam variabel penelitian berupa yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2009). Variabel bebas pada penelitian ini adalah: a. CAR (Capital Adequacy Ratio) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat
49 berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010): ModalSendiri CAR TotalAktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) b. Non Performing Loan (NPL) Rasio Kredit diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL), yang merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Credit Risk adalah risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat (Masyud (NPM), Biaya Operasional Ali, pada pendapatan 2006). Operasional (BOPO), Loan Karena to berbagai sebab, debitur mungkin saja menjadi lainnya, yang mempengaruhi tidak adalah variabel memenuhi independen dan yang kewajibannya kepada bank seperti pembayaran sebagai pokok variabel independen dan pinjaman, Return On Asset (ROA) sebagai variabel pembayaran bunga dll. Rasio ini dirumuskan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan sebagai dalam penelitian berupa berikut (SE BI Nomor 12/ 11 Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) /DPNP tanggal 31 Maret 2010): Total Kredit Bermasalah NPL Total Kredit c. Net Profit Margin (NPM) Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan perbankan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen mutu, manajemen rentabilitas, dan
50 manajemen likuiditas. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya (Siamat, 1993). NPM (Net Profit Margin) diperoleh dengan perbandingan laba operasi dibandingkan dengan pendapatan operasional. Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Semakin besar rasio NPM mengindikasikan tingkat kesehatan bank semakin bagus. Rumus NPM dapat dituliskan sebagai berikut: Laba Bersih NPM PendapatanOperasional (NPM), Biaya pada pendapatan Operasional (BOPO), Loan to d. Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) Rasio sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):
51 BOPO Beban Operasional PendapatanOperasional e. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR (Loan to Deposit Ratio) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Rasio ini dapat A. Lokasi dan Waktu dirumuskan Penelitian sebagai berikut (SE BI Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010): Total Kredit LDR Dana PihakKetiga f. Interest Risk Ratio (IRR) Dalam penelitian faktor sensitivitas terhadap resiko pasar Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) diproksikan dengan resiko suku bunga yang merupakan variabel yang paling dominan dalam menilai resiko pasar. Resiko bunga merupakan potensi timbulnya kerugian akibat bergeraknya suku bunga pasar ke arah yang berlawanan dengan portofolio pasar. Resiko suku bunga dalam penelitian ini dilihat melalui rasio Interst Risk Ratio (IRR), dimana IRR itu sendiri merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan bunga yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank.
52 Pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap pendapat bunga bersih pada bank secara umum tergantung pada pendapatan bunga dan beban bunga. Semakin besar rasio ini maka menunjukan arah yang positif dalam menghadapi resiko pasar sehingga kemungkinan bank dalam kondisi yang sehat. Sebaliknya semakin kecil angka rasio ini menunjukkan risiko semakin besar. Besarnya rasio ini dapat diukur dengan rumus sebagai berikut: Pendapatan Bunga IRR Beban Bunga Tabel 3.3. Variabel Penelitian ini dan bertujuan untuk Definisi mengetahui hubungan antara Capital Operasional No Variabel Pengukuran Dependen Skala 1. ROA Laba Bersih lainnya, yang ROA mempengaruhi adalah variabel independen dan yang Total Aset Rasio No Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Pengukuran Non Performing Loan (NPL), Net Profit Independen Skala ModalSendiri sebagai variabel TotalAktiva independen Tertimbang dan Return On Menurut Asset (ROA) Resiko sebagai (ATMR) variabel 1. CAR CAR Rasio 2. NPL Total Kredit Bermasalah NPL Unit analisis dalam penelitian Total ini adalah Kredit organisasi karena sampel yang Rasio 3. NPM digunakan dalam penelitian ini Laba adalah perusahaan Bersih perbankan yang tercatat di NPM PendapatanOperasional Rasio 4. BOPO Beban Operasional BOPO Rasio PendapatanOperasional Total Kredit 5. LDR LDR Rasio Dana PihakKetiga Pendapatan Bunga 6. IRR IRR Rasio Beban Bunga
53 F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif dengan menggunakan program SPSS sebagai alat untuk menguji data tersebut. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau yang mendekripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih 2. Pengujian Asumsi Klasik jelas dan mudah untuk dipahami. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial ataupun secara simultan, maka digunakan regresi berganda (multiple regression). Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, variable-variabel diuji apakah memenuhi asumsi klasik persamaan regresi berganda seperti normalitas, tidak adanya multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi. a. Uji Normalitas Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,.
54 Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menganalisis grafik normal plot dengan dasar keputusan sebagai berikut: (Ghozali, 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar METODOLOGI jauh PENELITIAN dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji (NPM), multikolinearitas Biaya Operasional pada pendapatan bertujuan Operasional untuk (BOPO), Loan menguji to apakah dalam model regresi (ROA). Penelitian ditemukan ini termasuk dalam adanya penelitian kausal yaitu korelasi penelitian yang lainnya, yang mempengaruhi adalah variabel independen yang antar variabel bebas (independen). lainnya, yang Model mempengaruhi regresi adalah variabel yang independen baik dan seharusnya yang tidak terjadi korelasi di Capital antara Adequacy Ratio variabel (CAR), Non bebas. Performing Loan Uji (NPL), Multikolinearitas Net Profit dilakukan Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) dengan melihat sebagai variabel nilai independen tolerance dan Return On dan Asset (ROA) Variance sebagai variabel Inflation Factor (VIF) dari hasil Unit analisis dengan dalam penelitian menggunakan ini adalah organisasi karena SPSS. sampel yang Jika nilai Tolerance 0,1 dan nilai Bursa Efek VIF Indonesia (BEI). 10 maka Data yang digunakan dapat dalam disimpulkan penelitian berupa bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali,. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
55 homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap semua variabel independen dalam model regresi. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi heteroskedastisitas (Ghozali,. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Ghozali,. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel berikut: Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) Tabel 3.4. Tabel Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 < d < dl dl d du 4-dl < d < 4 4-du d 4-dl du < d < 4-du
56 3. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan formula sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + ε Keterangan: Y = ROA α β 1 β 7 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 ε = Konstanta regresi berganda = Koefisien regresi = CAR Capital Adequacy Ratio (Capital) = NPL Penelitian ini Non bertujuan Performing untuk mengetahui hubungan Loan antara (Asset Capital Quality) = (NPM), NPM Biaya Operasional Net Profit pada pendapatan Operasional (Management) (BOPO), Loan to = (ROA). BOPO Penelitian ini termasuk Biaya dalam Operasional penelitian kausal yaitu penelitian pada yang Pendapatan Operasional (Earning) = LDR Loan to Deposit Ratio (Liquidity) = IRR Interst Rate Risk (Sensitivity to Market Risk) = Residual / variabel diluar penelitian a. Uji Pengujian Pengaruh Secara Simultan (Uji F) 1) Langkah pertama Menentukan hipotesis pengujian yaitu: a) Ho: 1 : 2 < 0, berarti tidak ada pengaruh antara CAR, NPL, NPM, BOPO dan LDR secara simultan terhadap ROA
57 b) Ha: 1 : 2 > 0, berarti ada pengaruh CAR, NPL, NPM, BOPO dan LDR secara simultan terhadap ROA. 2) Langkah kedua Menentukan kriteria uji satu sisi, maka dapat diperiksa tabel F 0,05: df digunakan tingkat signifikansi 5 %. 3) Langkah ketiga Membandingkan F hitung dengan F tabel a) Ha diterima dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel b) Ha ditolak dan Ho diterima jika F hitung < F tabel c) Atau d) Ha Adequacy diterima Ratio (CAR), dan Non Ho Performing ditolak Loan (NPL), jika Net signifikansi Profit Margin < 0,05 e) Ha Deposit ditolak Ratio (LDR) dan Ho Interest diterima Risk Ratio (IRR) jika terhadap signifikansi Return On Asset > 0,05 b. Pengujian Pengaruh Capital Adequacy Secara Ratio (CAR), Non Performing Parsial Loan (NPL), Net Profit (Uji t) 1) Langkah pertama Menentukan hipotesis pengujian yaitu: 0 : 1 2 a) H, 0, berarti tidak ada pengaruh CAR terhadap ROA. b) H, 0, berarti ada pengaruh CAR terhadap ROA. a : 1 2 2) Langkah kedua Menentukan kriteria uji satu sisi dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) dengan df = n k 1, maka akan didapat nilai t tabel. 3) Langkah ketiga Membandingkan t hitung dengan t tabel
58 a) Ha diterima dan Ho ditolak jika t hitung > t tabel b) Ha ditolak dan Ho diterima jika t hitung < t tabel c) Atau d) Ha diterima dan Ho ditolak jika signifikansi < 0,05 e) Ha ditolak dan Ho diterima jika signifikansi > 0,05 c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R 2 ) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variable (NPM), Biaya independen, maka R 2 Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO), Loan to pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel in Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Margin (NPM), Biaya Operasional pada pendapatan Operasional (BOPO) Tidak seperti R 2, nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila salah satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.