PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 6 LANGSA PADA MATERI BANGUN RUANG SKRIPSI.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi dari KBK

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014 M / 1435 H

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN KOGNITIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DI SMP NEGERI 8 LANGSA SKRIPSI

Skripsi. Disusun Oleh: MELDA SEPTIA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014 M /1435 H

SKRIPSI. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan/Prodi : Tarbiyah/ PMA NIM :

SKRIPSI. Diajukan Oleh : ULFA PRATIWI

SKRIPSI. Diajukan Oleh: HAYATUN NISA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII

Program Studi Pendidikan Matematika

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014 M

JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2013 M/1434 H

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

Skripsi. Diajukan Oleh : HILDA AYU NANDA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan. kemampuan yang dapat memecahkan masalah atau isu-isu yang beredar.

PENGARUH REMEDIAL DENGAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN VEKTOR DI KELAS XI SMK NEGERI 4 LANGSA SKRIPSI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014 M / 1435 H

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) BERBASIS DISCOVERY PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK 1 (KPB 1) DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PERTUMBUHAN TUMBUHAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 1433 H/2012 M

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suasana belajar yang dapat menjadikan siswa aktif belajar. Untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DAN AKTIVITAS

PENGARUH LEMBAR KERJA SISWA CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI KELAS X SMAN 1 MANYAK PAYED KABUPATEN ACEH TAMIANG SKRIPSI

TESIS. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

SKRIPSI. Diajukan Kepada Jurusan Tarbiyah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Sebagai Salah Satu Beban Studi Program Sarjana S-1 Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan Oleh : AINUN MARDIAH Nim : Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian pendidikan matematika

SKRIPSI. Diajukan Oleh BEBI SURYA HANDAYANI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER KELOMPOK STESA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA DI MAN MODEL KENDAL SKRIPSI

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH OPEN ENDED PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LANGSA SKRIPSI

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ALJABAR KELAS VII SMP NEGERI 9 LANGSA

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

SKRIPSI. Oleh: Fina Hanifa Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Matematika berperan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

HUBUNGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK KELAS XI MAN 1 PATI PADA MATERI ASAM BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

ANALISIS KESALAHAN KONSEP DASAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 4 PERCONTOHAN KARANG BARU SKRIPSI. Diajukan Oleh: MUHAMMAD SYAFARI NIM :

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir Penelitian Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Tujuan pendidikan diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI KELAS XI SMK NEGERI 1 LANGSA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2013 M / 1434 H

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Skripsi. Oleh: MAHARANI GITA KUSUMAWARDANI ( )

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir Penelitian Pendididkan Matematika

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

MODEL MENTAL DAN PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS REPRESENTATIONAL TASK FORMATS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN OSBORN BERBANTUAN WINGEOM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KREATIF DAN BERPIKIR KRITIS MATERI KUBUS DAN BALOK SKRIPSI

KATA PENGANTAR. menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Quick On The Draw (QD) Pada Materi Pecahan di Kelas VII MTs Swasta Timbang Langsa

SKRIPSI. Diajukan Oleh : NINE SURYANI NIM : Program Studi. Pendidikan Matematika

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAKA KUADRAN LENGKAP AL-KHAWARIZMI PADA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 PEUDAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

SKRIPSI. Diajukan Oleh : SUGIARNI

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

SKRIPSI. Oleh. Yunia Nabila Aziziy NIM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH:

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 6 LANGSA PADA MATERI BANGUN RUANG SKRIPSI Diajukan Oleh : JAMALUDDIN Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan/Prodi : Tarbiyah PMA NIM : 130800205 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014/1436 H

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini selesai dengan semestinya. Selawat bermahkota salam kepada suritauladan kita baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah memperjuangkan dan menyampaikan risalah kebenaran. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiah Cot Kala Langsa. Pada kesempatan ini penulis menggucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Iqbal Ibrahim, M.Pd selaku pembimbing isi dan Ibu Ariyani Muljo, M.Pd selaku pembimbing metodologi, yang telah membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selain kepada kedua beliau yang tersebut di atas, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang penulis sebut di bawah ini : 1. Bapak / Ibu staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan karya ini. 2. Bapak Ketua STAIN, Ketua Jurusan Tarbiyah dan Ketua Program Studi Pendidikan Matematika serta semua pihak yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan kripsi ini. 3. Salam penghormatan teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda (Alm) Jailani Hasan dan Ibunda Kartini, terima kasih atas doa,

dukungan, motivasi, nasehat, dan pengorbanan yang ayah dan bunda berikan. 4. Kepada keluarga besar matematika dan kawan-kawan serta sahabatsahabat PMA yang telah menjadi penyemangat bagi penulis di dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, penulisan dan pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa akan datang. Semoga Allah SWT melipat gandakan balasan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Akhir kata hanya kepada Allah SWT kita memohon Ridha dan menyerahkan segala amal perbuatan yang kita lakukan. Langsa, Mei 2014 Penulis JAMALUDDIN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i iii v vi vii viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Pembatasan Masalah... 8 C. Rumusan Masalah... 8 D. Tujuan Penelitian... 9 E. Manfaat Penelitian... 9 F. Definisi Operasional... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 11 A. Pembelajaran Matematika... 11 B. Bahan Ajar... 12 1. Pengertian Bahan Ajar... 12 2. Jenis Bahan Ajar... 13 3. Penembangan Bahan Ajar... 14 C. Lembar Kerja Siswa... 15 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa... 15 2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menggunakan LKS... 16 3. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)... 18 4. Langkah-langkah Penyusunan dan Pengembangan LKS... 19 5. Karakteristik Penilaian LKS... 21 D. Pembelajaran Berbasis Masalah... 23 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah... 25 2. Dampak Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Prestasi Belajar... 27 E. Bahan Ajar Berupa LKS Berbasis Masalah... 30 a. Aspek Validitas... 31 b. Aspek Keefektifan... 31 c. Aspek Kepraktisan... 32 F. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 35 A. Jenis Penelitian... 35 B. Subjek Penelitian... 35 C. Model Pengembangan... 35 D. Prosedur Pengembangan... 36

1. Tahap Pengumpulan Informasi... 36 2. Tahap Pngembangan Produk... 37 3. Penyususnan Prototype Produk LKS... 37 4. Ujicoba Lapangan Awal... 37 5. Revisi... 38 6. Ujicoba Lapangan Akhir... 39 7. Hasil Produksi... 39 E. Instrumen Pengumpulan Data... 39 a. Angket... 39 b. Tes... 41 F. Teknik Analisis Data... 42 1. Analisis Deskriptif... 42 2. Analisis Hasil Belajar... 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 44 A. Hasil Penelitian... 44 1. Hasil Rancangan Lembar Kerja Siswa... 44 a. Pengumpulan Informasi... 44 b. Pengembangan Produk... 45 c. Penyusuna Prototype Produk LKS... 45 d. Ujicoba Lapangan Awal... 46 e. Revisi... 50 f. Ujicoba Lapangan Akhir... 51 g. Tes Hasil Belajar Siswa... 55 h. Pembahasan... 56 BAB V PENUTUP... 59 A. Kesimpulan... 59 B. Saran-Saran... 60 DAFTAR KEPUSTAKAAN... 61 LAMPIRAN... 64

PEMGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 6 LANGSA PADA MATERI BANGUN RUANG ABSTRAK Matematika merupakan pelajaran yang dikenal sulit dan abstrak oleh siswa. Dimana pembelajarannya tidak hanya dipenuhi dengan latihan-latihan tetapi dalam proses belajar-mengajarnya siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada orang lain. Usaha yang dapat dilakukan untuk membuat pembelajaran menyenangkan salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan produk yang berkualitas dan mendiskripsikan kualitas produk tersebut. Produk dari penelitian ini berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis masalah pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung untuk siswa SMP kelas IX. Sedangkan kualitas produk yang akan dideskripsikan meliputi kelayakan LKS, efektifitas LKS ditinjau dari hasil belajar siswa, dan kepraktisan LKS ditinjau dari respon siswa dan respon guru. Penelitian pengembangan LKS ini terdiri dari 7 tahap yaitu: (1) analisis kebutuhan dalam pengembangan LKS; (2) perencanaan atau pengembangan LKS; (3) penyusunan prototype produk LKS; (4) ujicoba lapangan awal; (5) revisi produk; (6) ujicoba lapangan lanjut (respon siswa dan guru); dan (7) hasil produksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) lembar evaluasi untuk ahli materi, dan (2) lembar evaluasi untuk ahli media, keduanya untuk menilai kelayakan LKS, (3) angket respon siswa, serta (4) angket respon guru, untuk menilai kepraktisan LKS. Berdasarkan hasil evaluasi pengembangan LKS, hasil evaluasi dari ahli materi memperoleh rata-rata skor 85 dengan persentase 77,27% sedangkan hasil evaluasi dari ahli media memperoleh rata-rata skor 88 dengan persentase 74,16%, sehingga LKS dinyatakan cukup layak. Sedangkan LKS yang dikembangkan memperoleh rata-rata skor dari angket respon siswa sebesar 3,11dengan persentase 77,8% dan dari angket respon guru memperoleh rata-rata skor 3,39 dengan persentase 85,35%; sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS praktis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis masalah yang dikembangkan memenuhi kriteria cukup layak, efektif dan dapat digunakan sebagai bahan ajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang mencakup penerapan proses yang kompleks dan terpadu dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. 1 Hal ini berarti, dalam setiap pemecahan masalah melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelmakan dalam semua sumber belajar yang didesain dan atau dipilih dan atau digunakan dalam keperluan belajar. Salah satu sumber belajar ini dapat diidentifikasi sebagai bahan ajar. Bahan ajar yang dimaksudkan tentulah bahan ajar yang cocok atau efektif untuk membantu keperluan belajar. Oleh karena itu, keberadaan dan pengembangan bahan ajar menjadi suatu hal yang sangat penting sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran. Serta perkembangan zaman yang menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan, upaya tersebut harus dilakukan secara menyeluruh mencakup berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Matematika merupakan pelajaran yang terstruktur. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo, yang menyatakan bahwa belajar matematika melibatkan suatu struktur hierarki yang terdiri atas urutan-urutan konsep. Konsep yang tingkatannya lebih tinggi dibentuk berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada. 2 Jadi penguasaan suatu kompetensi dasar akan sangat berpengaruh pada 1 Yusufhadi Miarso,dkk. 2006. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali, hal 15 2 Herman Hudojo. 2008. Metode Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud, hal. 10

penguasaan standar kompetensi berikutnya. Sehingga untuk meningkatkan keberhasilan belajar matematika perhatian kita perlu dipusatkan pada penguasaan siswa terhadap suatu konsep yang diberikan. Suatu konsep baru dapat dengan mudah dipahami jika konsep dasar dapat dipahami dengan benar. 3 Dengan kata lain setiap konsep prasyarat harus jelas terdapat dalam ingatan sebelum menemui konsep yang lebih tinggi tingkatannya. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antar beberapa komponen, antara lain subyek belajar, obyek yang dipelajari, dan media pembelajaran. Dalam proses terjadinya interaksi tersebut maka siswa akan menjadi lebih jelas terhadap materi yang dipelajari. Selain interaksi antara siswa dan obyek belajar, juga dibutuhkan bahan ajar yang baik. 4 Kehadiran bahan ajar mempunyai arti penting dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar disusun sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta harus disesuaikan dengan tuntutan materi. Bahan ajar yang dapat digunakan salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Salah satu kelebihan dari LKS adalah materi yang disampaikan secara ringkas dan jelas sehingga tidak membingungkan siswa dan LKS dilengkapi dengan soal-soal yang beragam. LKS tidak hanya berupa ringkasan materi dan soal, tetapi juga memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan dan memahami 3 Ibid, hal. 35 4 Sardiman A.M. 2001. proses interaksi antara beberapa komponen pembelajaran. Jakarta: rajawali press. hal. 17

konsep-konsep matematika yang dipelajari dengan melibatkan guru pembimbing. Dalam hal ini guru tidak memberikan konsep yang dipelajari secara langsung tetapi siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari melalui kegiatan keterampilan proses. Sehingga siswa lebih memahami dan mengingat konsep tersebut dengan baik. Oleh karena itu diperlukan adanya LKS yang dapat menuntun siswa dalam menemukan konsep materi dan mengarahkan siswa untuk mampu dan berani menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa secara proaktif dan kreatif mencari solusi sehingga mampu mengatasinya. LKS menurut Hendro dan Kaligis merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sedangkan keterlibatan siswa atau aktivitas siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mengoptimalkan tercapainya hasil belajar. 5 Lembar kegiatan siswa merupakan salah satu alternatif bahan ajar yang tepat bagi siswa karena LKS membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara sistematis. 6 LKS disusun untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menafsirkan dan menjelaskan secara lengkap objek dan peristiwa yang dipelajarinya. Kemampuan itu akan membekali siswa dalam menghadapi masalah-masalah formal misalnya soal-soal tertulis, selain itu kemampuan tersebut juga akan membekali siswa dalam menghadapi masalah sehari-hari. 5 Hendro Darmojo dan Jenny R.E. Kaligis. 2001. Pendidikan IPA II. Jakarta:Depdikbud. hal 7 6 Suyitno Amin. 1997. pengukuran skala sikap seseorang terhadap mata pelajaran matematika. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA Unnes. hal. 40

Pada saat ini, LKS yang masih banyak digunakan sekolah-sekolah berupa LKS yang menekankan rumus tanpa menjelaskan proses diperolehnya rumus tersebut. Pembelajaran yang menggunakan LKS seperti ini memiliki keterbatasan dalam meningkatakan kompetensi siswa. Pertanyaan-pertanyaan bimbingan dan tugas-tugas dalam LKS tersebut kurang meningkatakan kompetensi siswa yang seharusnya ditingkatkan seoptimal mungkin. Padahal, LKS disusun untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menafsirkan dan menjelaskan secara lengkap objek dan peristiwa yang dipelajarinya khususnya bagi mata pelajaran matematika. Selain itu LKS seperti ini akan mengurangi kompetensi siswa untuk menafsirkan obyek dan peristiwa yang akan dipelajari, karena LKS telah memberitahu inti permasalahan yang akan dipelajari. Sesungguhnya berdasarkan karakteristik dari siswa SMP, mereka telah berada pada tahapan perkembangan yang pesat. Perkembangan itu adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Padahal LKS tersebut belum dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut. Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dituntut untuk menguasai berbagai pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang beragam. Dalam menentukan model yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran antara lain : a. Bagaimana karakteristik peserta didik yang kita hadapi. Dalam penelitian ini peneliti meneliti siswa kelas IX di SMP N 6 Langsa, karena karakteristik peserta didik kelas IX merupakan siswa yang cukup interaktif dan memiliki kemampuan berpikir yang cukup tinggi, akan tetapi dalam mata

pelajaran bangun ruang sisi lengkung masih terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajarannya, antara lain peserta didik kurang mampu untuk memberikan contoh kasus di dalam masyarakat, siswa kurang bergairah dalam pelajaran, malu bertanya dan mengungkapkan pendapat masing masing individu dan kurangnya minat siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Apabila diadakan diskusi, siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa cenderung terpaku pada satu bahasan yang ada di kelompoknya sendiri dan kelompok lain tidak memahami apa yang disampaikan serta gaduh sendiri. b. Seberapa daya dukung yang ada di sekolah. Di SMP N 6 Langsa dalam mendukung proses pembelajaran sudah memiliki beberapa macam fasilitas yang dapat digunakan dalam menunjang proses pembelajaran misalnya laboratorium matematika, ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk menunjang pembelajaran bangun ruang sisi lengkung. c. Kondisi lingkungan SMP N 6 Langsa tempatnya strategis dan nyaman untuk belajar. Berdasarkan factor karakteristik siswa, daya dukung SMP N 6 Langsa dan kondisi lingkungannya maka pembelajaran yang sesuai dengan faktor-faktor tersebut yaitu pembelajaran berbasis masalah karena Strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan suatu strategi pembelajarann dengan menggunakan masalah/kasus riil di kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, bagian awal pelajaran menentukan kualitas hubungan selanjutnya antara guru dan siswa. Bagian ini memiliki tujuan antara lain untuk memusatkan perhatian siswa pada topik yang akan dibicarakan karena pada saat awal bertemu di kelas perhatian siswa masih terpencar pada bermacam hal. Sedangkan karakteristik pembelajaran yang di awali dengan masalah akan membawa peserta didik mencari alternatifalternatif pemecahannya dengan melakukan brain storming, baik secara individu maupun dalam kelompok. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajarannya berdasarkan masalah dan dari masalah ini dirangsang untuk mempelajari objek berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya sehingga akan terbentuk pengalaman dan pengetahuan yang baru. 7 Menurut Tan pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul dipotimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Margeston mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah membantu untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola 7 M. Taufik Amir. 2009. Inovasi pendidikan melalui problem based Learning. Jakarta: Prenada Media Group. hal 16-18.

pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. 8 Pembelajaran berbasis masalah memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi kerja, kerja kelompok dan ketrampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan lain. Model pembelajaran berbasis masalah akan memberikan motivasi kepada siswa untuk memecahkan masalah dalam matematika. Sebagaimana menurut Herman Hudojo, matematika yang disajikan kepada siswa-siswa yang berupa masalah akan memberikan motivasi kepada mereka untuk mempelajari pelajaran tersebut. 9 Oleh karena itu, apabila siswa dihadapkan dengan berbagai masalah dalam matematika, maka mereka akan merasa puas memecahkan masalah yang dihadapakan kepadanya. Dengan demikian prestasi belajar siswa pun dapat diperoleh secara optimal. Model pengembangan LKS matematika yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan model Research and Development (R&D) dari Borg and Gall. Model ini mempunyai langkah-langkah, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) revisi produk utama, 6) uji lapangan lanjut, 7) revisi produksi operasional, 8) uji lapangan operasional, 9) uji lapangan akhir, 10) diseminasi dan implementasi. 10 Dengan adanya analisis kebutuhan, melihat karakteristik siswa, dan dengan kondisi dan sistem-sistem yang ada maka peneliti 8 Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. hal 48 9 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di depan kelas, surabaya: Usaha Nasional, hal. 161 10 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. hal. 13

berharap dengan model ini dapat dikembangkan LKS matematika yang sesuai, yang valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan hasil, aktivitas serta motivasi belajar matematika siswa. Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) merupakan materi yang diberikan di jenjang SMP kelas IX, BRSL tingkat ini meliputi tabung, kerucut dan bola. Bangun ruang sisi lengkung merupakan materi yang cukup sulit bagi siswa. Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2000/2001 dalam Untung Trisna menunjukkan bahwa siswa lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk. 11 Hasil ujian nasional juga menunjukan bahwa penguasaan siswa terhadap beberapa kemampuan yang berkaitan dengan materi BRSL masih kurang. Dari hasil wawancara dengan salah seorang guru yaitu ibu Cut Darnidar, S.Pd. rata-rata daya serap siswa pada materi BRSL sebesar 63,37% dan tergolong dalam kategori baik, namun ada beberapa persentase yang masih rendah, hal ini tergantung dari kemampuan siswa yang berbeda, sehingga jika penguasaan materi ini dimaksimalkan maka hasil belajarnya pun juga akan lebih baik. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pembelajaran berbasis masalah bahwa penerapan pembelajaran ini mempunyai dampak yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelas, berikut disajikan beberapa sampel penelitian diantaranya: 1. Nurhasanah, redjeki, dan Saefuddin (2007) melakukan penelitiannya tentang penerapan pembelajaran berbasis masalah dalam upaya peningkatan 11 Untung Trisna S. 2008. Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: PPPPTK.. hal.1

pemahaman konsep siswa SMA pada materi sistem respirasi, dan terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep sistem respirasi dengan kategori sedang. 2. Nuriwati (2008), melakukan penelitian pembelajaran berbasis masalah tentang peningkatan prediksi inferensi sains dan pemahaman pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemahaman konsep secara keseluruhan sebesar 48,78% ( peningkatan dari pretest dan post test). 12 Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa bahwa perlu adanya pengembangan lembar kerja siswa berbasis masalah. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah di SMP 6 Langsa pada Materi Bangun Ruang. B. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya materi yang bisa di jangkau pada penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah. Ruang lingkup batasan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Materi pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi pada materi bangun ruang sisi lengkung untuk siswa kelas IX SMP. 2. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa lembar kerja siswa matematika disusun dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. 12 Abstrak. http://www.repository.upi.edu/ diakses tanggal 14 Maret 2013

C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana validitas LKS dalam pembelajaran berbasis masalah di SMP Negeri 6 Langsa pada materi bangun ruang sisi lengkung? 2. Bagaimana keefektifan/kelayakan LKS dalam pembelajaran berbasis masalah di SMP Negeri 6 Langsa pada materi bangun ruang sisi lengkung? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan validitas LKS berbasis masalah yang dikembangkan. 2. Mendeskripsikan keefektifan LKS berbasis masalah yang dikembangkan. E. Manfaat Penelitian Sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan teori dan praktek. Untuk kepentingan teoritis, hasil ini diharapkan dapat memberikan landasan ilmiah tentang bahan ajar matematika dan untuk selanjutnya modul yang dikembangkan dapat digunakan untuk pembelajaran matematika pada materi bangun ruang sisi lengkung, tabung, kerucut dan bola kelas IX SMP. Untuk kepentingan praktis, diharapkan dapat :

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pertimbangan LKS yang digunakan untuk para siswa. 2. Bagi siswa, hasil pengembangan beupa LKS ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya materi bangun ruang sisi datar. 3. Bagi guru, sebagai alternatif pilihan bahan ajar dalam penanaman konsep sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyampaian materi bangun ruang sisi lengkung. F. Definisi Operasional Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional untuk menghindari penafsiran yang berbeda. Definisi operasional tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. 2. LKS berbasis masalah adalah LKS yang mencakup komponen-komponen pembelajaran berbasis masalah, yaitu (1) Mengorganisasi siswa untuk belajar; (2) Orientasi siswa pada situasi masalah; (3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3. Bangun ruang sisi lengkung berarti benda-benda yang berdimensi tiga atau benda yang mempunyai ruang dan sekaligus memiliki sisi yang melengkung, seperti tabung, kerucut, dan bola.