NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi:

No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Desember 2014, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 99,65 atau mengalami penurunan sebesar 2,16 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 101,84. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 97,16, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 95,94, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 109,93, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 98,85 dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 102,60. Turunnya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh turunnya indeks NTP pada semua subsektor kecuali Subsektor Tanaman Pangan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Desember 2014 secara umum mencapai 120,57 atau mengalami inflasi sebesar 2,69 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 117,41. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 6,60 persen, diikuti kelompok bahan makanan naik sebesar 3,13 persen, kelompok perumahan naik sebesar 1,26 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 1,00 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,68 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,43 persen, dan terakhir kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,14 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan Desember 2014 terdapat 31 provinsi mengalami penurunan NTP, sebaliknya hanya 2 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 2,45 persen, sebaliknya kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Banten sebesar 0,71 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Desember 2014, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan indeks sebesar 2,16 persen dibanding NTP November 2014, yaitu dari Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 1

101,84 menjadi 99,65. Turunnya NTP Desember 2014 ini disebabkan karena indeks harga produk pertanian yang diterima petani mengalami kenaikan yang lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Turunnya angka NTP yang tercatat pada bulan Desember 2014 disebabkan oleh turunnya NTP di subsektor peternakan yang mengalami penurunan sebesar 3,92 persen, diikuti subsektor hortikultura turun sebesar 2,93 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,91 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 0,70 persen. Namun berbeda dengan subsektor lainnya, NTP subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen pada bulan ini. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2014, secara umum It di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks hanya sebesar 0,31 persen dibandingkan dengan It November 2014, yaitu dari 116,61 menjadi 116,96. Kenaikan It terbesar terjadi pada subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 2,80 persen, diikuti subsektor perikanan yang naik sebesar 0,82 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,50 persen. Kenaikan It pada subsektor di atas di bulan ini tidak diikuti oleh subsektor peternakan yang justru turun sebesar 1,62 persen dan subsektor hortikultura yang mengalami penurunan It sebesar 0,46 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2014 Ib di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan sebesar 2,52 persen bila dibandingkan November 2014, yaitu dari 114,50 menjadi 117,38. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor dengan kenaikan terbesar dialami oleh subsektor tanaman pangan yang mencapai 2,74 persen, diikuti oleh subsektor hortikultura naik sebesar 2,55 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 2,46 persen, subsektor peternakan naik sebesar 2,40 persen, dan terakhir subsektor perikanan naik sebesar 1,53 persen. Kenaikan Ib tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi barang konsumsi rumahtangga seperti bensin, cabai rawit, kacang panjang, beras dan ongkos angkutan dalam kota. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Desember 2014 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,06 persen. Naiknya NTPP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,80 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani yang mencapai 2,74 persen. Naiknya indeks yang terjadi pada It disebabkan karena naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 3,57 persen dan subkelompok palawija yang naik 1,84 persen. Komoditas yang menyebabkan naiknya It pada subsektor ini terutama karena naiknya harga gabah, kacang tanah, ketela pohon, jagung dan kacang kedelai. Pada Ib naiknya indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 2,81 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 2,31 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 113.68 116.87 2.80 - Padi 112.96 116.99 3.57 - Palawija 114.59 116.70 1.84 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 117.07 120.28 2.74 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118.48 121.81 2.81 - Indeks BPPBM 108.62 111.14 2.31 2 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015

c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97.10 97.16 0.06 d. Nilai Tukar Usaha Petanian 104.65 105.15 0.48 b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Desember 2014, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 2,93 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,46 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 2,55 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya harga pada beberapa komoditas seperti salak, petai, melinjo, pisang dan mangga. Pada Ib kenaikan indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 2,61 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 2,25 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 114.14 113.62-0.46 - Sayur-sayuran 113.38 116.41 2.67 - Buah-buahan 114.11 111.12-2.63 - Tanaman Obat 117.63 115.95-1.43 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 115.48 118.43 2.55 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.38 120.45 2.61 - Indeks BPPBM 107.66 110.08 2.25 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 98.84 95.94-2.93 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 106.03 103.21-2.65 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Desember 2014 NTPR mengalami penurunan indeks sebesar 1,91 persen, hal ini terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani yang sebesar 0,50 persen, lebih kecil dibanding dengan kenaikan indeks yang dibayar petani yang mencapai 2,46 persen. Kenaikan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 126,55 menjadi 127,18. Komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah biji jambu mete, cengkeh dan kelapa. Kenaikan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 2,58 persen, dan naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 2,22 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (It) 126.55 127.18 0.50 - Tanaman Perkebunan Rakyat 126.55 127.18 0.50 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 112.92 115.69 2.46 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.73 119.74 2.58 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 3

- Indeks BPPBM 106.33 108.69 2.22 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 112.08 109.93-1.91 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 119.02 117.02-1.69 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani (IT) 115.66 113.79-1.62 - Ternak Besar 116.18 113.36-2.43 - Ternak Kecil 114.91 112.69-1.92 - Unggas 122.82 120.68-1.75 - Hasil Ternak 106.95 110.82 3.62 b. Indeks Dibayar Petani (IB) 112.42 115.11 2.40 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116.78 120.01 2.77 - Indeks BPPBM 108.14 110.30 2.01 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 102.88 98.85-3.92 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 106.96 103.16-3.55 Pada Desember 2014 terjadi penurunan pada NTPT sebesar 3,92 persen. Turunnya NTPT terjadi karena penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,62 persen, sebaliknya terjadi kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 2,40 persen. Penurunan It ini lebih banyak disebabkan oleh turunnya indeks pada subkelompok ternak besar yang mencapai 2,43 persen, subkelompok ternak kecil turun sebesar 1,92 persen, dan subkelompok unggas turun sebesar 1,75 persen, meskipun subkelompok hasil ternak mengalami kenaikan sebesar 3,62 persen. Turunnya harga sapi potong menjadi penyebab utama penurunan It pada subsektor ini. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 2,77 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 2,01 persen. e. Subsektor Perikanan(NTN) Pada Desember 2014, NTN mengalami penurunan sebesar 0,70 persen, hal ini dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,82 persen, lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 1,53 persen. kenaikan It subsektor ini disebabkan oleh naiknya It subkelompok penangkapan dan subkelompok budidaya masing-masing sebesar 0,82 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 2,08 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,82 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan nya Kelompok dan Sub kelompok 4 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 a. Indeks Diterima Petani 115.58 116.53 0.82 - Penangkapan 121.20 122.20 0.82 - Budidaya 115.27 116.21 0.82

b. Indeks Dibayar Petani 111.86 113.57 1.53 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.65 120.10 2.08 - Indeks BPPBM 105.13 105.99 0.82 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 103.33 102.60-0.70 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 109.94 109.94 0.00 Jika dilihat lebih dalam menurut subkelompoknya, maka NTP subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada Desember 2014 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (nelayan) sebesar 0,82 persen, lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (nelayan) yang mencapai 2,45 persen. Kenaikan It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti tongkol, pari, gulamah dan manyung bulan ini. Sedangkan kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 2,07 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 2,90 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 5

Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani 121.20 122.20 0.82 - Penangkapan Perairan Umum 100.00 100.00 0.00 - Penangkapan Perairan Laut 121.23 122.22 0.82 b. Indeks Dibayar Petani 115.73 118.56 2.45 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.50 119.93 2.07 - Indeks BPPBM 113.66 116.96 2.90 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 104.73 103.06-1.59 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 106.64 104.48-2.02 Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya juga mengalami penurunan indeks sebesar 0,65 persen pada Desember 2014. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani yang hanya sebesar 0,82 persen, lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani yang mencapai 1,48 persen. Kenaikan It banyak disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti nila, udang dan gurame. Sedangkan naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 2,08 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,70 persen, dibanding bulan sebelumnya. Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan nya Kelompok dan Sub kelompok a. Indeks Diterima Petani 115.27 116.21 0.82 - Budidaya Air Tawar 115.27 116.21 0.82 b. Indeks Dibayar Petani 111.64 113.29 1.48 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 117.66 120.10 2.08 - Indeks BPPBM 104.65 105.38 0.70 c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 103.25 102.58-0.65 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.14 110.28 0.12 5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya perbedaan karakteristik yang signifikan antara petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternak dengan nelayan yang selama ini digambarkan dari subsektor perikanan, maka bisa dilihat NTP pada kedua karakteristik tersebut dengan memisahkan penghitungan NTP antar keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada Desember 2014 hanya mencapai 99,56 atau turun sebesar 2,20 persen dibanding bulan November 2014. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani yang hanya sebesar 0,29 persen, lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 2,54 persen. Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan nya Kelompok dan Sub kelompok 6 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015

Indeks Harga yang Diterima Petani 116.64 116.98 0.29 Indeks Harga yang Dibayar Petani 114.58 117.50 2.54 Konsumsi Rumah Tangga 117.40 120.58 2.71 BPPBM 107.84 110.20 2.19 Nilai Tukar Petani 101.80 99.56-2.20 Nilai Tukar Usaha Pertanian 108.16 106.15-1.86 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Desember 2014 secara umum mencapai 120,57 atau mengalami inflasi sebesar 2,69 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 117,41. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 6,60 persen, diikuti kelompok bahan makanan naik sebesar 3,13 persen, kelompok perumahan naik sebesar 1,26 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 1,00 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,68 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,43 persen, dan terakhir kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,14 persen Kelompok Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan nya November 2014 - Desember 2014 (2012=100) Konsumsi Rumah Tangga 117.41 120.57 2.69 - Bahan Makanan 125.23 129.15 3.13 - Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 113.63 114.77 1.00 - Perumahan 112.40 113.81 1.26 - Sandang 113.54 114.31 0.68 - Kesehatan 107.96 108.43 0.43 - Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 105.38 105.53 0.14 - Transportasi dan Komunikasi 118.92 126.77 6.60 7. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada Desember 2014 ada sebanyak 31 provinsi yang mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Barat yaitu sebesar 2,45 persen, sedangkan penurunan NTP terkecil sebesar 0,02 persen terjadi di Provinsi Jawa Barat. Penurunan NTP terbesar di Provinsi Sulawesi Barat terutama disebabkan oleh turunnya NTP pada subsektor hortikultura dengan turunnya harga jeruk dan duku/langsat. Hanya 2 provinsi pada bulan Desember 2014 ini mengalami kenaikan NTP dengan Provinsi Banten mengalami kenaikan tertinggi yaitu sebesar 0,71 persen, selain Provinsi Kalimantan Barat yang juga mengalami kenaikan NTP sebesar 0,10 persen. Kenaikan NTP yang terjadi di Provinsi Banten banyak disebabkan oleh naiknya harga gabah pada subsektor tanaman pangan. Tabel 10 NTP Provinsi dan nya November 2014 - Desember 2014 (2012=100) Provinsi Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 7

Nasional 102.37 101.32-1.03 NAD 96.89 95.64-1.30 Sumatera Utara 98.84 97.82-1.03 Sumatera Barat 99.93 99.15-0.78 Riau 96.59 95.02-1.63 Jambi 95.68 95.06-0.65 Sumatera Selatan 99.49 97.50-2.00 Bengkulu 94.94 94.47-0.50 Lampung 105.13 103.16-1.87 Bangka Belitung 103.07 102.26-0.78 Kepulauan Riau 99.58 98.36-1.23 DKI Jakarta 99.35 97.22-2.15 Jawa Barat 105.19 105.16-0.02 Jawa Tengah 101.32 100.55-0.76 Yogyakarta 101.84 99.65-2.16 Jawa Timur 105.88 104.41-1.39 Banten 104.71 105.46 0.71 Bali 106.36 104.19-2.04 Nusa Tenggara Barat 100.40 99.92-0.48 Nusa Tenggara Timur 102.43 101.03-1.37 Kalimantan Barat 95.91 96.01 0.10 Kalimantan Tengah 99.88 98.69-1.19 Kalimantan Selatan 98.80 98.47-0.33 Kalimantan Timur 100.25 99.33-0.92 Sulawesi Utara 99.62 97.35-2.27 Selawesi Tengah 100.66 98.49-2.15 Sulawesi Selatan 105.31 104.17-1.07 Sulawesi Tenggara 101.23 99.63-1.58 Gorontalo 101.74 100.62-1.10 Sulawesi Barat 103.95 101.40-2.45 Maluku 100.92 100.88-0.04 Maluku Utara 103.89 102.41-1.42 Papua Barat 100.84 99.09-1.73 Papua 96.80 95.80-1.03 8 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015

Tabel 11 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan nya November 2014 - Desember 2014 (2012=100) Provinsi Nasional 102.36 101.32-1.02 NAD 96.85 95.60-1.29 Sumatera Utara 98.89 97.85-1.05 Sumatera Barat 99.71 98.91-0.80 Riau 96.19 94.60-1.65 Jambi 95.50 94.92-0.60 Sumatera Selatan 99.44 97.44-2.01 Bengkulu 94.79 94.33-0.48 Lampung 105.24 103.26-1.88 Bangka Belitung 103.29 102.73-0.53 Kepulauan Riau 96.47 94.91-1.61 Jawa Barat 105.51 105.53 0.02 Jawa Tengah 101.34 100.61-0.72 Yogyakarta 101.80 99.56-2.20 Jawa Timur 105.89 104.42-1.39 Banten 104.74 105.51 0.74 Bali 106.39 104.22-2.04 Nusa Tenggara Barat 100.45 99.97-0.48 Nusa Tenggara Timur 102.43 101.01-1.39 Kalimantan Barat 95.82 95.94 0.13 Kalimantan Tengah 99.56 98.42-1.15 Kalimantan Selatan 97.92 97.63-0.30 Kalimantan Timur 100.19 99.47-0.72 Sulawesi Utara 99.19 96.92-2.28 Selawesi Tengah 100.58 98.29-2.28 Sulawesi Selatan 105.28 104.14-1.08 Sulawesi Tenggara 100.91 99.31-1.58 Gorontalo 101.89 100.80-1.06 Sulawesi Barat 104.28 101.66-2.51 Maluku 100.32 100.26-0.06 Maluku Utara 104.13 102.52-1.55 Papua Barat 100.13 98.46-1.66 Papua 96.59 95.51-1.12 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 9

Tabel 12 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan nya November 2014 - Desember 2014 (2012=100) Provinsi Nasional 104.26 102.97-1.24 NAD 98.20 96.46-1.77 Sumatera Utara 99.59 100.45 0.87 Sumatera Barat 99.63 96.04-3.60 Riau 104.69 103.11-1.51 Jambi 102.25 101.09-1.13 Sumatera Selatan 97.26 94.17-3.18 Bengkulu 98.84 96.47-2.39 Lampung 105.90 104.12-1.68 Bangka Belitung 101.50 97.91-3.53 Kepulauan Riau 106.80 106.73-0.06 DKI Jakarta 102.19 99.12-3.00 Jawa Barat 106.01 103.33-2.52 Jawa Tengah 105.23 101.46-3.59 Yogyakarta 104.73 103.06-1.59 Jawa Timur 104.90 102.58-2.21 Banten 113.03 114.35 1.17 Bali 111.78 109.01-2.47 Nusa Tenggara Barat 101.23 101.09-0.14 Nusa Tenggara Timur 103.60 103.64 0.04 Kalimantan Barat 99.20 97.62-1.59 Kalimantan Tengah 107.48 105.54-1.81 Kalimantan Selatan 110.75 109.95-0.72 Kalimantan Timur 107.32 103.95-3.14 Sulawesi Utara 109.07 106.66-2.21 Selawesi Tengah 103.32 103.54 0.21 Sulawesi Selatan 107.57 106.88-0.65 Sulawesi Tenggara 106.15 104.88-1.19 Gorontalo 101.52 99.39-2.10 Sulawesi Barat 96.45 95.22-1.28 Maluku 104.80 104.88 0.08 Maluku Utara 99.68 100.34 0.66 Papua Barat 108.39 105.79-2.39 Papua 101.92 102.86 0.92 10 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015

Tabel 13 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan nya November 2014 - Desember 2014 (2012=100) Provinsi Nasional 100.46 99.25-1.20 NAD 97.94 96.73-1.24 Sumatera Utara 94.63 92.94-1.79 Sumatera Barat 106.51 106.89 0.36 Riau 103.69 102.36-1.28 Jambi 101.09 97.72-3.33 Sumatera Selatan 103.77 103.66-0.10 Bengkulu 101.04 100.51-0.53 Lampung 99.16 97.56-1.61 Bangka Belitung 96.15 93.86-2.38 Kepulauan Riau 111.80 109.68-1.90 DKI Jakarta 96.29 95.09-1.25 Jawa Barat 98.86 98.15-0.72 Jawa Tengah 99.69 97.67-2.03 Yogyakarta 103.25 102.58-0.65 Jawa Timur 105.71 104.40-1.24 Banten 96.12 94.36-1.83 Bali 92.67 91.36-1.41 Nusa Tenggara Barat 95.13 93.90-1.29 Nusa Tenggara Timur 100.01 98.06-1.95 Kalimantan Barat 96.94 97.31 0.39 Kalimantan Tengah 97.26 95.53-1.78 Kalimantan Selatan 104.41 103.30-1.06 Kalimantan Timur 92.88 91.61-1.36 Sulawesi Utara 98.97 96.98-2.01 Selawesi Tengah 97.68 95.74-1.99 Sulawesi Selatan 104.33 103.16-1.12 Sulawesi Tenggara 101.68 99.13-2.51 Gorontalo 92.03 91.82-0.23 Sulawesi Barat 98.98 98.15-0.84 Maluku 111.65 111.69 0.04 Maluku Utara 109.88 107.61-2.06 Papua Barat 93.19 92.12-1.15 Papua 93.22 91.35-2.01 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 11

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DESEMBER 2014 Berdasarkan hasil observasi terhadap 104 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama Desember 2014, sebagian besar atau 64,42 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP) sementara itu sisanya 33,66 persen berkualitas rendah dan 1,92 persen berkualitas Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan November 2014, rata-rata harga gabah kualitas GKP mengalami kenaikan 9,67 persen baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan, yaitu menjadi Rp. 4.954,85 per kg di tingkat petani dan menjadi Rp. 5.004,85 per kg di tingkat penggilingan. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah naik sebesar 9,08 persen menjadi Rp. 4.436,29 per kg di tingkat petani dan naik 8,96 persen menjadi Rp. 4.486,29 per kg di tingkat penggilingan. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.550,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Sleman (Sleman). Sebaliknya harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di Kecamatan Bantul (Bantul). Selama Desember 2014, tidak dijumpai observasi harga gabah di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP. Pada Desember 2014, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 104 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas GKP sebanyak 67 observasi, kualitas rendah sebanyak 35 observasi dan kualitas GKG sebanyak 2 observasi. Kelompok Kualitas GKG GKP Tabel 14 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Desember 2014 Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) 2 4.150,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.050,00 900,00 21,69 (1,92%) (penggilingan) Gabah Kualitas Rendah Total 67 (64,42%) 35 (33,66%) 104 (100,00%) 4.100,00 5.550,00 4.954.85 5.004.85 3.300,00 (petani) 3.350,00 (penggilingan) 1.654,85 50,15 1.654,85 49,40 3.700,00 5.485,00 4.436.29 4.486.29 - - - - - - - - - - Keterangan : GKG : kadar air 14% dan kadar hampa/kotoran 3% GKP : kadar air (14,01%-25%) dan kadar hampa/kotoran (3,01%-10%) atau kadar air 14% an kadar hampa 3% Diluar kualitas : kadar air 25% atau kadar hampa/kotoran 10% * HPP berdasarkan INPRES nomor 3 Tahun 2012 tgl.27 Desember 2012 mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. 12 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKG dan GKP mencapai 69 observasi atau 66,34 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama Desember 2014. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 35 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 33,66 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama Desember 2014, yang berpotensi mengalami kasus harga berasal dari Kabupaten Bantul sebanyak 17,31 persen dan Kabupaten Sleman 16,35 persen. Kelompok Kualitas Tabel 15 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Desember 2014 Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG 2-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 2 (100,00 %) GKP 67 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 67(100,00 %) 67 (100,00 %) GKG dan GKP 69-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 69 (100,00 %) Kualitas Rendah 35 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.550,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Ciherang terjadi di Kecamatan Sleman (Sleman). Sebaliknya harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.700,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di Kecamatan Bantul (Bantul). Kelompok Kualitas Tabel 16 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Oktober - Desember 2014 Kadar Air (KA) Kadar Hampa/Kotoran (KH) Okt 2014 Nov 2014 Des 2014 Okt 2014 Nov 2014 Des 2014 (5) (6) (7) GKG - - 12,45 - - 2,45 GKP 12,04 16,42 13,79 6,39 7,23 6,05 KualitasRendah 28,92 30,06 24,22 8,44 7,81 10,55 Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKG masing-masing sebesar 12,45 persen dan 2,45 persen. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 13,79 persen dan 6,05 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan Desember 2014 memiliki rata-rata KA dan KH masing-masing sebesar 24,22 persen dan 10,55 persen. Tabel 17 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 13

Rp/Kg Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Oktober - Desember 2014 Kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp / Kg) Okt 2014 Nov 2014 Des 2014 Perub (4) thd (3) (%) Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Okt 2014 Nov 2014 Des 2014 Perub (4) thd (3) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG - - 5.000,00 - - - 5.050,00 - GKP 4.739,13 4.517,95 4.954.85 9,67 4.784,78 4.563,59 5.004,85 9,67 Kualitas Rendah 3.850,00 4.067,19 4.436,29 9,08 3.900,00 4.117,19 4.486,29 8,96 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik Rp. 436,90 per kg (9,67 persen) menjadi Rp 4.954,85 per kg dan di tingkat penggilingan naik Rp. 441,26 per kg (9,67 persen) menjadi Rp. 5.004,85 per kg. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar Rp. 369,10 per kg (9,08 persen) menjadi Rp. 4.436,29 per kg, dan rata-rata harga di tingkat penggilingan naik Rp. 369,10 per kg (8,96 persen) menjadi Rp. 4.486,29 per kg. Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Desember 2013 -Desember 2014 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP 14 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 04/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015