Tahapan Pemetaan Swadaya

dokumen-dokumen yang mirip
Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

PROSES UMUM PENERAPAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL. SP6102 March 2007 itb ac id

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Lembaga. Sistem produksi. Ekonomi. Sistem. pemasaran. Perilaku. ekonomi. Kelompok sosial. Kualitas Pendidikan pengangguran Modal sosial

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

BAB III METODOLOGI KAJIAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

III. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 3. Pelaksanaan P2KP

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

KATEGORI PROGRAM KKN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

Panduan Teknis Pra-Musrenbang Kelurahan Percontohan

BAB III METODE PENELITIAN

Review Pelaksanaan Siklus

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF

Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

Oleh. Lely Kusumaningrum ( )

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

PENDAHULUAN. Manjilala

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN DISKUSI BERSERI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran

PETUNJUK TEKNIS PEYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017

TEKNIK MEMFASILITASI KESEPAKATAN/ KESIMPULAN

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

PRINSIP PARTISIPASI

Transkripsi:

Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah ini dijelaskan mengenai langkah langkah minimal yang harus dilaksanakan sebelum mengawali Pemetaan Swadaya. Kegiatan 1 : Pembentukan Tim PS Pada tahap yang pertama, perlu disepakati dengan Tim Inti (Relawan), siapa yang akan memfasilitasi keseluruhan kegiatan Pemetaan Swadaya. Perlunya melibatkan relawan dalam proses ini, karena beberapa hal, yaitu : Sesuai dengan pendekatan pembangunan partisipatif dan prinsip prinsip dalam P2KP, yaitu demokrasi dan partisipasi, maka keterlibatan masyarakat menjadi bagian yang sangat penting untuk melaksanakan proses penanggulangan kemiskinannya sendiri, walaupun dalam tahapan belajar masih didampingi oleh Fasilitator Kelurahan. Wilayah Kelurahan/desa dampingan yang cukup luas, mungkin juga dengan rentang jarak yang cukup jauh (terutama di luar Jawa), memberikan alternatif pilihan satuan analisa yang lebih kecil (komunitas) sehingga memerlukan Fasilitator yang cukup banyak, yang tentu saja tidak mungkin hanya dilakukan oleh Tim Fasilitator sendirian. Dengan demikian keterlibatan warga untuk menjalankan peran Fasilitator dalam proses PS menjadi penting. Dalam pelaksanaannya, tidaklah mungkin keseluruhan warga masyarakat menjadi Fasilitator dalam proses PS, maka harus dikembangkan Tim yang akan terlibat untuk memfasilitasi dan mengorganisir proses yang disebut dengan Tim PS. Anggota Tim ini terdiri dari : (1) relawan relawan warga yang mau menyumbangkan waktu, tenaga, dan pikirannya ; (2) Tim Fasilitator dan apabila dirasa perlu dan memungkinkan jumlah Tim PS ini dapat ditambah dengan melibatkan (3) lembaga lembaga atau individu yang mempunyai kepedulian dan atau kemampuan dalam hal-hal penggalian informasi dan kajian yang sifatnya teknis ( sebagai narasumber untuk bidang-bidang teknis tertentu ). Juga akan sangat membantu apabila terdapat anggota Tim yang ahli di bidang ilmu sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini sangat baik kalau bisa melibatkan anggota KBP dalam Tim PS. Perbandingan antara orang luar dan orang dalam sebaiknya seimbang. Jika kebanyakan anggotanya orang luar, akan ada kecenderungan orang luar mendominasi dan berdiskusi di antara mereka sendiri. Komposisi dari relawan 1

juga sebaiknya berimbang antara berbagai golongan (apabila memungkinkan disesuaikan dengan relawan yang ada), seperti lelaki dan perempuan, wakil kelompok tua dan muda dan sebagainya. Kegiatan 2 : Bimbingan (coaching) Tim PS Memfasilitasi dan mengorganisir Pemetaan Swadaya, memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus. Proses ini bisa jadi karena PS merupakan hal yang relatif baru untuk masyarakat, mengingat pendekatan pembangunan selama ini lebih banyak menggunakan pendekatan dari atas ke bawah. Oleh karena itu perlu pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada Tim PS terutama mengenai : Pemahaman metodologis Penggunaan alat alat kajian Gambaran wilayah dan masyarakatnya Langkah langkah pelaksanaan Dan hal lain yang dianggap perlu Proses pemampuan Tim PS, dilaksanakan melalui bimbingan dari Tim Fasilitator dan KMW atau pihak pihak lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang ini, yang bersedia bekerja secara sukarela. Dengan demikian, keterlibatan masyarakat (relawan) sebagai anggota Tim PS benar-benar dapat berarti. Proses pembekalan terhadap Tim PS ini perlu disesuaikan dengan karakter masyarakatnya. Untuk kepentingan bimbingan KMW mengembangkan Panduan coaching, dengan penjelasan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami, sebaiknya dihindari penggunaan bahasa asing dan konsep yang abstrak Kegiatan 3 : Pengembangan bahan bahan sosialisasi Sebelum pelaksanaan kegiatan Pemetaan Swadaya, masyarakat perlu mengetahui dan menyadari pentingnya pelaksanaan siklus ini. Artinya sosialisasi bukan hanya memberikan informasi tetapi juga harus mampu membangun motivasi kepada warga masyarakat untuk turut terlibat alam setiap kegiatan. Untuk tujuan tersebut di atas, maka Tim Fasilitator ( bersama dengan Tim PS), dengan dibantu oleh Tim Kerja sosialisasi KMW harus menyiapkan bahan bahan yang diperlukan untuk mensosialisasikan siklus PS. Materi sosialisai tidak hanya menyangkut prosedur pelaksanaan PS akan tetapi juga mengenai : Mengapa siklus PS dilakukan? Apa hubungannya siklus PS dengan daur program partisipatif? Mengapa harus Partisipatif? Apa manfaat PS untuk masyarakat?, dsb Media yang dikembangkan adalah media informasional dan motivasional 2

Kegiatan 4 : Kegiatan Pengkajian Data sekunder : Data atau informasi sekunder merupakan informasi yang sudah tersedia atau berasal dari dokumen yang ada. Data ini antara lain mencakup keterangan mengenai keadaan masyarakat dan lingkungan tempat masyarakat tinggal, yaitu : topografi dan tataguna lahan, pengairan, jenis jenis mata pencaharian masyarakat, pola konsumsi dan produksi, jumlah dan perubahan penduduk dari tahun ke tahun, kualitas dan fasilitas pendidikan, kualitas dan fasilitas kesehatan, program program yang sudah ada sebelum P2KP, lembaga lembaga masyarakat dan kegiatannya, dan lain lain yang dianggap perlu. Tujuan dari pengumpulan data sekunder adalah : Mendapatkan gambaran awal keadaan desa, baik masyarakat maupun lingkungannya Memperkirakan kebutuhan informasi yang perlu dikaji lebih lanjut di lapangan sehingga Tim PS bisa menyusun rencana kajian. Sebagai data pembanding terhadap informasi yang diperoleh langsung dari masyarakat ( fungsi triangulasi) Bisa jadi data data tersebut sudah terkumpul pada saat kegiatan pemetaan sosial yang sudah dilaksanakan oleh Tim Fasilitator pada saat awal masuk ke wilayah sasaran atau dari hasil refleksi kemiskinan yang telah dilaksanakan dalam siklus sebelumnya. Kegiatan 5 : : Penyusunan Rancangan Kajian Tahap selanjutnya dari kegiatan persiapan adalah menyusun rancangan kajian yang akan menjadi acuan penerapan diskusi diskusi penggalian informasi dan proses kajian di lapangan. Sebelum melaksanakan kegiatan PS di lapangan maka seharusnya Tim PS merancang metode dan teknik yang akan dipakai dalam melakukan penggalian informasi, pengkajian dan perumusan masalah. Rancangan kajian yang baik merupakan langkah awal yang menentukan pada pekerjaan selanjutnya dalam melaksanaan Pemetaan Swadaya. Penyusunannya dilakukan oleh Fasilitator dengan anggota masyarakat yang telah dipesiapkan untuk menjadi anggota Tim Inti, serta stakeholder yang dapat membantu. Rancangan PS, berbeda dengan Disain penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang sudah baku dan standar. Rancangan yang disusun bukanlah bentuk baku melainkan hanya sekedar acuan bagi pekerjaan di lapangan. Penyesuaianpenyesuaian akan dilakukan oleh Tim PS sesuai dengan proses di lapangan. Langkah langkah penyusunan rancangan kajian PS : Kegiatan 5.1 : Penetapan Tujuan Penerapan PS Agar penerapan PS menjadi lebih jelas arahnya, gagasan-gagasan tersebut kemudian dirumuskan dalam suatu bentuk tujuan penerapan PS. Di dalam 3

rancangan PS, tujuan ini dicantumkan sebagai hasil yang ingin dicapai dalam menyelenggarakan kegiatan penerapan PS. Tujuan yang berhubungan dengan Daur program Berdasarkan kepada Daur program dan siklus penanggulangan kemiskinan ( P2KP ), maka PS dilaksanakan dengan tujuan untuk penjajakan kebutuhan. Tujuan penerapan PS yang berhubungan dengan Isu (bidang program) Dalam konteks P2KP, isu utama yang menjadi kajian adalah permasalahan kemiskinan akan tetapi di dalamnya tentu memuat isu isu lain seperti pendidikan, sanitasi lingkungan, perumahan, kesehatan, ekonomi, kepemimpinan, kelembagaan, sensitivitas gender, masalah anak terlantar dan lainnya sesuai dengan masalah-masalah yang teridentifikasi pada saat refleksi kemiskinan. Kegiatan 5.2 : Penentuan Kebutuhan Informasi Setelah merumuskan tujuan PS, kemudian dilakukan penentuan kebutuhan informasi yang dianggap penting untuk dikaji di lapangan. Penentuan informasi ini diperlukan untuk menghemat waktu, tenaga, serta biaya, juga diharapkan dapat memaksimalkan proses dan hasil lapangan. Tanpa kegiatan ini bisa jadi kita banyak membuang waktu untuk mengumpulkan berbagai informasi yang ternyata tidak diperlukan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan di dalam menentukan kebutuhan informasi antara lain adalah : Menggunakan data sekunder dan hasil refleksi kemiskinan yang telah dianalisis sebagai dasar dari penentuan topik-topik informasi kajian selanjutnya; Anggota Tim PS yang merupakan anggota masyarakat bisa dimanfaatkan sebagai narasumber untuk mengambil keputusan tentang penentuan topik-topik yang penting. Merumuskan tujuan khusus kajian dari setiap topik dan analisis kemungkinan keterkaitan satu topik dengan topik lainnya berdasarkan kepada data sekunder atau penjelasan dari masyarakat pada saat refleksi kemiskinan. Kebutuhan informasi ditentukan berdasarkan kepada : Kebutuhan informasi selain berdasarkan kajian data sekunder lokasi ditambah penjelasan dari narasumber, juga dipadukan dengan topik-topik yang berkaitan dengan isu program lembaga. Fasilitator sebaiknya menyampaikan kepada masyarakat mengenai bidang garapan P2KP yang paling utama, dengan demikian masyarakat juga mempertimbangkan keterbatasan P2KP dalam proses menentukan kemungkinan kegiatan. Sedangkan untuk masalah/kebutuhan yang muncul di luar bidang garapan P2KP, sebaiknya diupayakan penggalian potensi lokal atau potensi swadaya masyarakat. 4

Menjadi peran dan tanggung jawab Fasilitator dan KMW untuk memfasilitasi hubungan dengan lembaga lain yang mungkin bisa membantu. Kegiatan 5.3 : Pemilihan Metode/Teknik Berdasarkan penentuan jenis informasi yang akan digali ( yang sudah ditentukan pada proses sebelumnya),maka dapat dipilih dan atau ditentukan teknik/metode yang sesuai untuk mengumpulkan informasi tertentu, tetapi sebenarnya tidak bersifat baku dan bisa dimodifikasi (dirubah sesuai kebutuhan). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknik/metode : Walau setiap teknik yang ada biasa digunakan untuk mengkaji informasi tertentu, tetapi sebenarnya bisa disesuaikan dengan jenis informasi lain. Sebuah teknik kajian dikatakan memiliki penekanan khusus untuk mengkaji informasi tertentu sebenarnya tidak tepat. Memang benar, sebuah teknik telah biasa dipergunakan untuk mengkaji informasi tertentu, tetapi sebenarnya tidak harus demikian karena bisa dilakukan penyesuaian penyesuaian. Sebuah informasi juga tiak hanya diperoleh dari sebuah teknik saja, tetapi dapat pula dilengkapi dengan hasil yang didapat melalui teknik-teknik lainnya. Contoh : Bagan alur produksi dan pemasaran untuk mengkaji tentang alur kegiatan usaha sampai dijual atau dipasarkan. Ternyata di dalam diskusi dengan teknik kelembagaan (diagram venn), muncul juga masalah pemasaran karena adanya lembaga koperasi desa yang ternyata tidak dapat bersaing dengan tengkulak. Wawancara Keluarga Miskin biasanya juga memunculkan informasi mengenai masalah pemasaran hasil usaha keluarga. Kegiatan 5.4 : Penentuan Sumber Informasi Penentuan sumber informasi bisa perlu bisa tidak, karena pada dasarnya penerapan PRA dalam PS tidak membatasi anggota masyarakat mana saja yang terlibat di dalam diskusi. Artinya, walaupun dipertimbangkan pemilihan masyarakat yang akan dilibatkan, tetapi tidak ada pembahasan yang ketat. Tetapi harus dipertimbangkan kohesivitas sosial di masing masing lokasi yang menjadi satuan analisa (kajian), karena tingkat keakraban dan hubungan sosial bisa mempengaruhi apakah warga tersebut bisa menjadi narasumber untuk masalahmasalah warga di sekitarnya. Beberapa contoh dalam mempertimbangkan pemilihan sumber informasi, antara lain : Kajian tentang alur pemasaran akan lebih baik apabila memperoleh informasi dari anggota masyarakat yang bekerja sebagai pedagang 5

pengumpul bandar untuk memahami bagaimana proses pemasaran dilakukan setelah pengumpul itu membeli dari produsen. Kajian mengenai jenis-jenis usaha produktif (menghasilkan uang) yang dilakukan oleh perempuan, akan lebih baik bila dilakukan secara khusus dengan kelompok ibu-ibu selain dengan kelompok diskusi campuran antara bapak-bapakn dan ibu-ibu (hasilnya seringkali berbeda) Kadang kadang kita juga perlu menghindari sumber informasi tertentu. Misalnya : kajian kelembagaan desa/kelurahan sebaiknya dihindari kehadiran seseorang (tokoh suatu lembaga) di dalam diskusi dengan masyarakat yang sedang berkonflik dengannya, karena hal ini akan menimbulkan konflik terbuka. Sebaliknya kepada orang tersebut dilakukan pendektana khus Kegiatan 6 : Pembagian Tugas Tim PS Tugas tugas utama yang diselenggarakan oleh Tim PS adalah : penyiapan bahan-bahan sosialisasi kepada warga masyarakat, sosialisasi kegiatan Pemetaan Swadaya, merumuskan tujuan dan menyusun rencana kegiatan serta membahas dan menyepakatinya bersama masyarakat, memandu dan memfasilitasi pelaksanaan sesuai tujuan, serta mempersiapkan perangkat perangkat yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Untuk melakukan penerapan Pemetaan Swadaya perla diadakan pembagian tugas untuk masing-masing anggota Tim PS. Tugas tugas tersebut adalah : Sosialisasi Sebelum pelaksanaan Pemetaan swadaya, harus dilaksanakan kegiatan sosialisasi, agar masyarakat bisa memahami arti pemetaan sawadaya bagi mereka. Dalam Tim, sebaiknya disepakti bersama siapa siapa saja yang akan terlibat dalam kegiatan ini, tergantung dari strategi sosialisasi dan media yang dikembangkan untuk sosialisai. Pembentukan Panitia Lokal Persiapan persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan harus ada yang mengorganisir, untuk kepentingan tersebut maka sebaiknya dibentuk panitia pelaksanaan ( organizing committee) yang harus memastikan semua kegiatan dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik. Hal hal yang perlu dipersiapkan adalah : Menyiapkan undangan (peserta pertemuan sesuai yang telah disepakati) Mengundang baik secara lisan maupun tertulis,kepada warga untuk hadir dalam pertemuan/diskusi kajian Mempersiapkan tempat pertemuan ( bisa di rumah salah satu warga, balai RW atau tempat lain sesuai kesepakatan) Mempersiapkan konsumsi 6

Mempersiapkan alat alat dan bahan yang diperlukan Tugas tugas pelaksanaan Dalam pelaksanaan beberapa tugas dari Tim Pemandu Diskusi adalah : Untuk keperluan proses pelaksanaan, sebaiknya diidentifikasi siapa saja yang mempunyai kemampuan memandu diskusi ( dapat dilihat dari kegiatan refelksi kemiskinan dan pada saat coaching Pemetaan Swadaya), siapa yang mampu untuk menjadi pemerhati proses dan pemerhati peserta, siapa pencatat proses. Kemudian sepakati bersama siapa saja yang akan bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas tadi Apabila jumlah Tim PS cukup banyak, biasanya dibagi ke dalam beberapa kelompok ( Sub Tim) yang masing-masing akan menyelenggarakan kegiatan pengkajian informasi dalam satu wilayah Kelurahan/Desa, sesuai satuan analisa yang disepakati ( Dusun, RW, Komunitas tukang ojek, dan sebagainya). Misalnya apabila Tim PS terdiri dari 12 orang, dibagi ke dalam 3 sub Tim yang masing-masing terdiri dari Pemandu, pemerhati proses, dan pencatat. Kegiatan 7 : Penentuan waktu dan tempat Waktu pelaksanaan kajian disepakati bersama masyarakat agar bisa berjalan dengan baik dan disesuaikan dengan ketersediaan waktu masyarakat. Biasanya, warga masyarakat tidak bisa mengikuti pertemuan sepanjang hari karena harus bekerja. Dengan demikian, sampaikan kepada masyarakat perkiraan lamanya waktu kegiatan, dan waktu-waktu pertemuan yang mungkin dilakukan pada setiap harinya. Sedangkan penyepakatan tempat, terdiri dari tempat anggota Tim PS yang berasal dari luar lokasi kelurahan/desa dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk menyelenggarakan pertemuan masyarakat. Biasanya masyarakat sendiri yang akan mengatur penyediaan tempat ini. Kegiatan 8 : Persiapan alat alat dan bahan Alat alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan kajian adalah : kertas besar (plano), spidol besar beberapa warna, spidol kecil beberapa warna, lem, selotif, gunting, alat tulis, serta bahan bahan lokal bisa berupa biji-bijian, kerikil, ranting dan sebagainya sesuai dengan kondisi wilayah setempat. Akan sangat baik apabila Tim PS juga mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk rekaman diskusi dan pemotretan yang bisa dipergunakan kembali sebagai bahan diskusi dengan masyarakat apabila suatu saat diperlukan. 7

Langkah Dua : Pelaksanaan Kegiatan 1 : Sosialisasi ( Kunjungan persiapan dan pengakraban) Meskipun Tim Fasilitator sudah beberapa bulan mendampingi masyarakat, akan tetapi kegiatan ini tetap penting untuk dilakukan, sebagai kegiatan sosialisasi yang menerus. Kegiatan pengakraban ini seharunya akan lebih mudah dilakukan karena sebenarnya sebagian besar sudah terjadi dan sebagian besar anggota Tim PS adalah warga setempat. Tujuan dari kunjungan persiapan adalah : Membangun kepercayaan, keterbukaan dan suasana akrab antara masyarakat dengan Tim PS. Mendapatkan gambaran awal keadaan wilayah (lokasi satuan analisa) Menyampaikan dan membahas maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada masyarakat. Mengembangkan rencana pelaksanaan PS bersama masyarakat. Pengembangan rencana dapat dilakukan melalu diskusi pada pertemuan di tingkat kelurahan atau beberapa pertemuan kecil, pada saat kunjungan persiapan dilakukan. Kegiatan 2 : Petemuan awal dengan warga masyarakat Walaupun sebagain besar Tim PS adalah anggota masyarakat setempat, akan tetapi sebaiknya Tim ini memperkenalkan diri terlebih dahulu, dalam kaitannya dengan perannya sebagai Tim PS. Perkenalan ini bisa dilaksanakan dalam pertemuan pertemuan kecil ataupun pertemuan di tingkat Kelurahan/Desa. Kesempatan pertemuan ini dapat dimanfaatkan oleh TimPS untuk membahas kembali maksud dan tujuan kegiatan PS. Berikan gambaran singkat proses yang akan dilakukan. Fasilitasi agar masyarakat mengajukan pertanyaan pertanyaan mengenai kegiatan yang akan dilakukan agar timbul kesadaran dan keinginan untuk terlibat di dalam kegiatan nanti karena memahami manfaat dan tujuannya. Kesempatan ini juga sangat baik dimanfaatkan untuk membahas jadwal pertemuan dengan masyarakat yang telah dirancang oleh Tim PS, dan buatlah kesepakatan waktu setiap pertemuan. Sampaikan juga kepada masyarakat bahwa jadwal ini mungkin perlu disesuaikan terus dengan proses yang berlangsung nanti. Artinya, bisa jadi akan dilakukan perubahan perubahan. Kegiatan 3 : Pengumpulan Informasi Kegiatan pengkajian dilakukan dengan memakai metode/teknik PRA, yang beberapa di antaranya telah dikembangkan untuk kegiatan kajian kemiskinan. Akan tetapi alat lata kajian ini juga disesuaikan dengan rancangan kajian yang telah disusun ( tidak baku : untuk setiap wilayah perlu ada penyesuaian penyesuaian). 8

Pada saat melakukan kajian, yang harus diperhatikan adalah : Mengawali dikusi dengan masyarakat : Awali diskusi dengan menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan, jelaskan kepada peserta pertemuan gambaran singkat mengenai teknik yang digunakan dan manfaat dari penggunaan teknik teknik bagi mereka, dengan penekanan kepada bagaimana teknik teknik tersebut dipergunakan untuk mengkaji suatu infromasi. Paling penting harus diperhatikan di dalam diskusi adalah proses masyarakat untuk menganalisi informasi terhadap topik yang dibahas, bukan pengalihan untuk memahami dan menggunakan teknik PRA. Menetapkan fokus informasi Setelah diskusi pertama, biasanya muncul sejumlah infromasi yang dianggap penting. Tim PS memfasilitasi masyarakat untuk memilih topik bahasan selanjutnya. Diskusikan serta sepakati bersama mengapa topik tersebut penting untuk didikusikan lebih lanjut. Dengan demikian, proses pemilihan infromasi berikutnya selalu berasal dari gagasan-gagasan masyarakat. Untuk memudahkan, teknik yang pertama dipakai adalah pemetaan wilayah Kelurahan/Desa. Sedangkan teknik teknik kajian berikutnya disesuaikan dengan topik informasi yang akan didiskusikan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan menetapkan topik-topik kajian berikutnya agar informasi semakin dalam dan fokus pada sejumlah infromasi terpenting, adalah : Informasi setiap teknik selalu saling melengkapi; Artinya pengkajian pertama selalu dijadikan dasar atau bahan pemilihan topik kajian selanjutnya. Begitu juga dengan pengkajian berikutnya, selalu menggunakan bahan bahan diskusi sebelumnya. Dengan demikian tidak terjadi banjir informasi yang tidak perlu, dan proses seleksi dan mempersempit bahasan ke dalam sejumlah topik tertentu yang paling penting berlangsung berdasarkan hasil diskusi. Menghubungkan informasi yang diperoleh dalam setiap teknik; Pengkajian informasi dengan teknik PRA tidaklah berdiri sendiri. Artinya setiap kali dilakukan kajian selanjutnya, informasi yang pertama dijadikan bahan untuk cek silang informasi (triangulasi). Apabila hasil dari satu teknik dengan teknik yang lain saling bertenatangan, hal tersebut harus didiskusikan sehingga kesalahan kesalahan bisa langsung dikoreksi. Kaji ulang informasi Seringkali kita tidak menyadari bahwa kecepatan dan kemampuan setiap orang dalam mengikuti proses kajian ini, berbeda satu sama lain. Bisa saja sejumlah peserta telah memahami proses dengan baik, akan tetapi sebagian lainnya masih kebingungan menghubungkan satu keadaan dengan keadaan yang lain, satu informasi dengan infromasi yang lain. Kemampuan analisis peserta mungkin berbeda beda. Karenanya, Tim PS harus memastikan hal 9

ini dengan cara mengkaji ulang seluruh informasi bersama masyarakat, yaitu dengan menyampaikan rangkuman dan kesimpulan dari seluruh informasi. Berbagi informasi antar Sub Tim PS Yang dimaksud berbagi informasi antar Sub Tim adalah pembahasan bersama informasi-infromasi yang telah dikumpulkan. Caranya, dengan melakukan diskusi dalam Tim besar untuk : Saling melengkapi informasi antar Sub Tim Saling menghubungkan informasi antar Sub Tim Mencek silang informasi dari masyarakat dengan data sekunder, bila ada triangulasi Menentukan informasi informasi yang dianggap masih meragukan atau kurang lengkap untuk di cek silang kembali kepada masyarakat (triangulasi) Membahas jadwal tentatif dan perubahan yang terjadi Merencanakan pembagian tugas sub Tim untuk keesokan harinya. Kegiatan 4 : Pendokumentasian Hasil Kajian Pendokumentasian (pencatatan), baik itu pencatatan proses maupun informasi yang muncul dalam diskusi, dilakukan pada setiap melakukan diskusi dengan teknik PRA. Setiap kali dilakukan diskusi teknik, terdapat anggota Tim PS yang mencatat. Gambar gambar dan bagan bagan yang dibuat pada saat melakukan kajian juga dikumpulkan dengan baik karena akan dipergunakan sebagai bahan diskusi pada saat perumusan masalah tingkat desa/kelurahan. Langkah Tiga : Lokakarya Kelurahan/Desa untuk Perumusan Masalah Kegiatan 1 : persiapan bahan Seluruh infromasi hasil kajian tingkat dusun/rw dikumpulkan oleh Tim PS dan dikaji bersama. Untuk mempermudah proses, ditulis masing-masing pada selembar kertas besar mengenai : Berbagai masalah yang terkumpul dari keseluruhan teknik Berbagai potensi yang terkumpul dari seluruh penerapan teknik Kegiatan 2 : Penyepakatan waktu Sepakati waktu lokakarya dengan masyarakat, agar waktu pertemuan tidak mengganggu waktu warga masyarakat. Biasanya, pertemuan ini bisa sampai sehari penuh. 10

Kegiatan 3 : Persiapan teknis Persiapan teknis yang perlu dilakukan antara lain adalah : Menyepakati jadwal pertemuan dengan masyarakat Mengundang berbagai kelompok masyarakat untuk hadir dalam pertemuan (bisa dengan lisan bisa dengan menyebarkan undangan ) Mempersipakan tempat pertemuan ( yang agak luas ) Mempersiapkan konsumsi bersama masyarakat dan pihak Kelurahan?Desa Mempersiapkan alat dan bahan : kartu kartu, kertas besar, lem, selotif dan alat tulis. Kegiatan 4 : Pelaksanaan Pembukaan, penyampaian maksud dan tujuan Setelah peserta pertemuan terkumpul, maka Ketua Tim PS akan menyampaikan kembali maksud dan tujuan dari pertemuan ini. Juga biasanya dari pemuka masyarakat, seperti Kepala Desa/Lurah dan tokoh setempat, akan menyampaikan sambutan singkat. Penyajian seluruh hasil infromasi Tahap selanjutnya adalah penyampaian seluruh hasil kajian kepada peserta pertemuan. Apabila kajian dilakukan oleh Tim PS beserta masyarakat per dusun/rw, penyampaiannya dilakukan oleh masingmasing dusun. Seorang anggota masyarakat, mewakili dusun masingmasing menyampaikan dalam bentuk rangkuman, dan menyampaikan masalah masalah utama yang ditemukan di dusunnya, serta potensi yang ada. Setiap temuan diskusikan dengan peserta. Pengorganisasian masalah Masalah masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beragam topik-topiknya. Topik topik yang muncul pasti beragam dengan berbagai isu yang sebetulnya bisa jadi saling berkaitan. Semua masalah yang ada ditulis dalam kertas plano (dikumpulkan), kemudian dikelompokkan berdasarkan kepada isu besar yang sama, misal kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Setelah semua masalah dikelompokkan kemudian ditarik hubungan sebab akibatnya menjadi pohon masalah, seperti yang dilaksanakan dalam refleksi kemiskinan, akan tetapi dalam kegiatan ini masalah masalah yang muncul sudah lebih jelas karena hasil kajian yang mendalam. Masalah masalah tersebut kemudian dirumuskan menjadi masalah tingkat Kelurahan/Desa. 11

Langkah langkah Pengorganisasian Masalah Masalah masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beragam topik topiknya. Karena tidak mungkin untuk menangani semua masalah secara sekaligus pada saat yang bersamaan, perlu dilakukan seleksi dengan proses pengorganisasian masalah. Langkah langkah dalam pengorganisasian masalah adalah pengumpulan masalah, pengelompokkan masalah, serta pengkajian hubungan sebab akibat masalah. Langkah 1 : Pengumpulan Masalah Setelah penyajian seluruh hasil kajian, masalah masalah yang muncul kemudian ditampilkan seluruhnya di atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding. Masalah masalah dapat saja dikurangi atau di drop atas usulan peserta, karena menurut mereka tidak layak dibahas. Misalnya : masalah tidak ada bengkel atau radio rusak, tidak dimasukkan ke dalam daftar masalah, sebab bukan yang benarbenar perlu. Biasanya pada saat pengkejian hubungan sebab akibat masalah, muncul tampilan masalah-masalah baru. Langkah 2 : Pengelompokkan Masalah Tujuan dilakukannya pengelompokkan masalah ini antara lain : Menyederhanakan tampilan seluruh permasalahan Mendiskusikan pembidangan pembangunan Desa/Kelurahan Mendiskusikan bidang/aspek kehidupan apa yang paling banyak masalah Langkah langkah : Pengelompokkan masalah dilakukan dengan cara menyatukan masalahmasalah yang dianggap berada di satu topik. Tuliskan masing- masing masalah di atas kartu kartu satu persatu saling berdekatan, bila dianggap sebagai kelompok masalah. Tempelkan dengan selotif kecil agar mudah dipindah (dikoreksi) Sepakati bersama setiap penempelan kartu masalah tersebut, jangan sampai ditentukan oleh pendapat seseorang yang dominan. Apabila pengelompokkan itu sudah dianggap baik, baru kartu kartu di lem dengan kuat. Tuliskan dia atas kartu berwarna lain, nama topik untuk setiap kumpulan masalah (misal : masalah lembaga, penghasilan, pendidikan, dan sebagainya) Langkah 3 : Kajian hubungan sebab akibat masalah : Tujuan kajian hubungan sebab akibat antara masalah masalah yang ada, yaitu : Mengkaji masalah masalah mana yang menjadi penyebab dari masalah yang lain Mengkaji masalah masalah yang paling banyak menyebabkan masalah lainnya, disebut sebagai Akar masalah Mengkaji masalah masalah mana yang menjadi akibat masalah yang lain. 12

Manfaat kajian hubungan sebab akibat antara lain adalah : Masyarakat melihat permasalahan yang mereka hadapi secara menyeluruh dalam bentuk visual (bagan hubungan sebab akibat masalah ) Masyarakat menilai permasalahan itu sebagai suatu keadaan yang tidak bisa dipisah-pisahkan sehingga perlu dipecahkan bersama. Langkah langkah pelaksanaannya : Tempelkan kartu kartu satu per satu saling berdekatan bila dianggap memiliki hubungan sebab akibat. Untuk memudahkan, mulailah dengan masalah masalah yang berada di dalam satu kelompok (topik). Tempelkan dengan selotif kecil agar mudah dipindah (dikoreksi) Sepakati bersama hubungan sebab akibat itu, jangan hanya ditentukan oleh orang orang tertentu yang dominan. Apabila pengelompokkan itu sudah dianggap baik, baru kartu-kartu di lem dengan kuat. Penting diperhatikan : Berdasarkan pengalaman masyarakat masih sering tertukar dalam menetapkan masalah, sebab masalah dan akibat. Pemandu perlu menjelaskan pengertian ini berulang-ulang Terkadang satu kartu masalah berhubungan dengan banyak kartu yang lain. Apabila perlu, satu masalah bisa dibuat menjadi bebetrapa kartu. Pemandu sebaiknya sabar dalam memfasilitasi diskusi. Biarkan peserta untuk memproses sendiri hubungan sebab akibat ini. Pemandu hanya membantu dengan pertanyaan pertanyaan untuk mempertimabngkan kesimpulan kesimpulan dengan cermat. Seleksi Masalah Kajian hubungan sebab akibat sebaiknya dimulai dengan proses yang sederhana agar masyarakat secara bertahap mengenal cara analisis ini. Kartu kartu masalah jangan dipergunakan terlalu banyak atau bagan (pohon masalah) yang dibuat tidak terlalu besar dahulu. Cara untuk melakukan seleksi, dari banyak masalah yang ada antara lain : Sepakati bersama masyarakat, kelompok masalah mana yang paling utama dibahas dengan pertimbangan a.l : masalah itu mendesak (kebutuhan primer), kepentingan bersama, potensi mengembangkan kegiatan ada (potensi lokal maupun di luar ) Sepakati bersama masyarakat bahwa masalah mendesak atau gawat lainnya di luar kelompok di atas akan tetap dipertimbangkan di dalam memilih prioritas masalah nanti. 13

Kegiatan 4 : Pendokumentasian Seluruh kegiatan lokakarya ini didokumentasikan, termasuk hasil hasil pengorganisasian masalah yang akan dipakai dalam sebagai dasar penyusunan PJM Pronagkis tingkat Kelurahan/Desa. 14