Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 Heni 1* 1 STIKES YPIB Majalengka heniediani@gmail.com Abstrak Pendidikan kebidanan yang berkelanjutan merupakan bagian penting untuk mengembangkan peran dan fungsi serta kompetensi bidan. Hasil studi pendahuluan Mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka tahun 2014 yang tidak berminat melanjutkan pendidikan sebesar 55%. Faktor yang dapat mempengaruhi minat yaitu prestasi belajar, motivasi belajar dan pendapatan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional, sampelnya sebanyak 107 orang (proportional to size). Analisis data terdiri dari analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara prestasi belajar (p value = 0,017) dan motivasi belajar ((p value = 0,002) dengan motivasi pendidikan berkelanjutan. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga (p value = 0,174) dengan minat pendidikan berkelanjutan. Informasi mengenai pendidikan berkelanjutan perlu disampaikan kepada mahasiswa tingkat III dan didalam kegiatan pembelajaran perlu dikembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan variatif, perlunya memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berprestasi untuk menumbuhkan minat mahasiswa pada pendidikan yang berkelanjutan. Kata kunci: Pendidikan Berkelanjutan 563
Pendahuluan Upaya pelayanan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal diperlukan tenaga kesehatan yang profesional salah satunya adalah bidan. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ada dalam sistem kesehatan yang memiliki posisi strategis dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Dalam pelayanannya bidan harus mampu menghadapi tuntutan yang terus berubah seiring perkembangan masyarakat dan dinamika kemajuan pengetahuan dan teknologi (Kementerian Kesehatan RI, 2012:3). Berdasarkan Kepmenkes 369 tahun 2007 bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Saat ini jenis pendidikan kebidanan di Indonesia meliputi bidan pelaksana seperti lulusan D III dan bidan profesional yaitu lulusan D IV, S1 dan S2. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menunjukkan minat seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat pendidikan berkelanjutan menurut Sobur (2009:244) meliputi faktor internal yaitu faktor fisik (kurang gizi, cacat), faktor psikis (kemampuan atau prestasi belajar, perhatian, bakat, motivasi, kematangan, kepribadian) dan faktor eksternal yaitu faktor keluarga (ekonomi keluarga, hubungan emosional, cara mendidik anak), faktor sekolah (pendidik, metode pengajaran, kedisiplinan), faktor lingkungan lain (seperti teman dan aktivitas dalam masyarakat). Prestasi belajar merupakan indikasi dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Hakim (2010:16) mengemukakan bahwa seorang anak yang taraf kemampuannya tergolong kurang dari taraf kemampuan umum anakanak seusianya, akan mengalami kesukaran untuk mengikuti pelajaran. Sementara pada anak dengan kemampuan tinggi akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, sehingga pada anak yang lebih tinggi kemampuannya akan melahirkan minat yang tinggi pula untuk melanjutkan proses pendidikan. STIKes YPIB merupakan salah satu sekolah tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Diploma III Kebidanan yang berdasarkan standar kompetensi dan berkualitas secara komprehensif sehingga dihasilkan ahli madya kebidanan yang professional di bidang kesehatan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Nopember tahun 2013 di STIKes YPIB Majalengka terhadap 20 mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan. Dari 20 orang tersebut yang berminat melanjutkan pendidikan setelah lulus dari D III 564
Kebidanan sebanyak 9 orang (45%) dan yang tidak berminat sebanyak 11 (55%) orang. Banyaknya mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka yang tidak berminat dapat dikarenakan oleh faktor prestasi belajar, motivasi dan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Minat mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya dikarenakan adanya motivasi sebagai penggerak atau pendorongnya, baik itu motivasi yang berasal dari dalam diri mahasiswa maupun dari luar seperti dorongan keluarga dan lain sebagainya (Slameto, 2010:58). Faktor ekonomi keluarga erat kaitannya dengan kelangsungan kehidupan keluarga termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak. Sobur (2009:249) berpendapat pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, boleh jadi menjadi penyebab kebutuhankebutuhan anak tidak dapat terpenuhi. Hal tersebut menggambarkan bahwa minat yang tinggi akan diperoleh apabila pemenuhan kebutuhan dalam belajarnya pun terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010:86) cross sectional adalah suatu pendekatan dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka tahun 2014 yaitu sebanyak 146 orang. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Gambaran Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 No Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III f % 1 Tidak 28 26.2 2 Ya 79 73.8 Jumlah 107 100,0 565
Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiwa tingkat III Program Studi Majalengka tahun 2014 tidak berminat melanjutkan pendidikan (26,2%). b. Gambaran Prestasi Belajar pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 No Prestasi Belajar f % 1 IPK < 3,00 50 46.7 2 IPK > 3,00 57 53.3 Jumlah 107 100,0 Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiwa tingkat III Program Studi Majalengka tahun 2014 dengan IPK < 3,00 (46,7%). c. Gambaran Motivasi Belajar pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 No Motivasi Belajar f % 1 Rendah 48 44.9 2 Tinggi 59 55.1 Jumlah 107 100,0 Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiwa tingkat III Program Studi Majalengka tahun 2014 motivasinya rendah (44,9%). d. Gambaran Pendapatan pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014 566
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 No Pendapatan Orang Tua f % 1 Rendah 36 33.6 2 Tinggi 71 66.4 Jumlah 107 100,0 Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiwa tingkat III Program Studi Majalengka tahun 2014 yang pendapatan orang tuanya rendah (33,6%). 2. Analisis Bivariat a. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III No Prestasi Belajar Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Tidak Ya Jumlah f % f % f % 1 IPK < 3 19 38,0 31 62,0 50 100 2 IPK > 3 9 15,8 48 84,2 57 100 Jumlah 28 26,2 79 73,8 107 100 p value 0,017 Perbedaan proporsi tersebut menunjukan ada hubungan yang bermakna yang terbukti dengan hasil penghitungan statistik dengan uji chi square pada α = 0,05, diperoleh p value = 0,017 (p value < α) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara prestasi belajar dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014. No b. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Motivasi Belajar Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Tidak Ya Jumlah f % f % f % 1 Rendah 20 41,7 28 58,3 48 100 2 Tinggi 8 13,6 51 86,4 59 100 Jumlah 28 26,2 79 73,8 107 100 p value 0,002 Perbedaan proporsi tersebut menunjukan ada hubungan yang bermakna yang terbukti dengan hasil penghitungan statistik dengan uji chi 567
square pada α = 0,05, diperoleh p value = 0,002 (p value < α) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi belajar dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014. No c. Hubungan antara Ekonomi (Pendapatan) Keluarga dengan Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Ekonomi (Pendapatan) Keluarga Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Tidak Ya Jumlah f % f % f % 1 Rendah 6 16,7 30 83,3 36 100 2 Tinggi 22 31,0 49 69,0 71 100 Jumlah 28 26,2 79 73,8 107 100 p value 0,174 Perbedaan proporsi tersebut menunjukan hubungan yang tidak bermakna yang terbukti dengan hasil penghitungan statistik dengan uji chi square pada α = 0,05, diperoleh p value = 0,174 (p value > α) yang berarti Ho gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara prestasi belajar dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan bahwa mahasiswa yang berprestasi menunjukkan adanya potensi dan kemampuan yang baik sehingga mempunyai kecenderungan untuk mengikuti pendidikan yang berkelanjutan. Hasil ini sejalan dengan teori Hakim (2010:16) yang menyatakan bahwa seorang anak yang taraf kemampuan tergolong kurang dari taraf kemampuan umum anak-anak seusianya, akan mengalami kesukaran untuk mengikuti pelajaran. Sementara pada anak dengan kemampuan tinggi akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar sehingga pada anak yang lebih tinggi kemampuannya mempunyai minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil tersebut juga sesuai dengan teori Slameto (2010:56) menyatakan intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Intelegensi atau kemampuan mahasiswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat belajarnya. Mahasiswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang 568
normal dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Gunawan pada tahun 2005 ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rini (2012:63) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012. Pentingnya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajarnya sehingga mempunyai prestasi yang memuaskan agar ada keinginan untuk mengikuti pendidikan yang berkelanjutan serta memberikan apresiasi pada mahasiswa yang berprestasi dalam belajar serta pemberian beasiswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara prestasi belajar dengan motivasi pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014. Hal ini dapat dijelaskan karena mahasiswa yang mempunyai motivasi dalam belajar cenderung mempunyai dorongan yang kuat baik dari dalam maupun dari luar seperti dukungan keluarga dan dosen untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan. Mahasiswa yang mempunyai motivasi baik dari dalam maupun dari luar (dorongan orang tua) akan cenderung berminat untuk melanjutkan studi. Hal ini disebabkan karena mereka ingin mewujudkan harapan dari dirinya dan orang-orang yang memberikan dorongan tersebut. Hasil ini sejalan dengan teori Slameto (2010:58) berpendapat motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Minat mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya karena adanya motif sebagai penggerak atau pendorongnya. Dalam proses belajar, perlu diperhatikan apa yang dapat mendorong mahasiswa agar belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir, memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan proses dari kegiatan belajarnya. Hasil tersebut juga sesuai dengan teori Sobur (2009:246) menyatakan belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam, faktor motivasi memegang peranan. Kekurangan motivasi, baik yang sifatnya internal atau eksternal menyebabkan kurang bersemangatnya anak dalam belajar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rahayu (2009:39) pada mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta tahun 2009 menyatakan bahwa dan terdapat 569
hubungan antara motivasi dengan minat mahasiswa Program Studi D- III Kebidanan melanjutkan ke D-IV Bidan Pendidik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yulianti (2009:43) pada mahasiswa STIKes Karya Husada Semarang pada tahun 2009 menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar agar menumbuhkan minat pendidikan berkelanjutan yaitu dengan cara meningkatkan metode pembelajaran yang efektif dan bervariasi agar mahasiswa semakin terdorong untuk belajar lebih giat lagi dan mendalami materi yang sudah diperolehnya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan motivasi pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014. Tidak adanya hubungan dapat dikarenakan faktor mahasiswa seperti motivasi dan minat lebih berperan dalam menentukan langkah pendidikan selanjutnya meskipun kondisi pendapatan keluarga tinggi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Sobur (2009:249) berpendapat pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, boleh jadi menjadi penyebab kebutuhan-kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi. Juga tidak sejalan dengan teori Sobur (2009:249) yang menyatakan bahwa faktor kekurangan ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadi muram yang pada gilirannya menyebabkan hilangnya kegairan anak untuk belajar. Saat ini tidak dipungkiri bahwa salah satu alasan tidak dilanjutkannya pendidikan adalah masalah biaya. Biaya yang cukup mahal untuk mengikuti pendidikan kebidanan D IV menyebabkan kurangnya berminat bagi mereka dengan kondisi ekonomi yang rendah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Septiani (2010:46) pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1 Seyegan Tahun Ajaran 2009/2010 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan orang tua dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2005:62) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005. Walaupun dari hasil penelitian tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan motivasi pendidikan berkelanjutan, namun perlunya memberikan informasi pendidikan berkelanjutan bagi keluarga yang mahasiswanya berprestasi agar mendorong minat mahasiswa mengikuti pendidikan berkelanjutan. 570
Simpulan 1. Kurang dari setengahnya (26,2%) mahasiwa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2014 tidak berminat melanjutkan pendidikan. 2. Kurang dari setengahnya (46,7%) mahasiwa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2014 dengan IPK < 3,0. 3. Kurang dari setengahnya (44,9%) mahasiwa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2014 motivasinya rendah. 4. Kurang dari setengahnya (33,6%) mahasiwa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka tahun 2014 yang pendapatan orang tuanya rendah. 5. Ada hubungan yang bermakna antara prestasi belajar dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014. 6. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi belajar dengan minat pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014. 7. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan minat Saran pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa tingkat III Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka Tahun 2014. Informasi mengenai pendidikan berkelanjutan perlu disampaikan kepada mahasiswa tingkat III dan didalam kegiatan pembelajaran perlu dikembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan variatif, perlunya program beasiswa untuk membantu meringankan pendapatan orang tua mahasiswa rendah, serta perlunya memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berprestasi (berpendapatan rendah) untuk menumbuhkan minat mahasiswa pada pendidikan yang berkelanjutan, juga melakukan sosialisasi atau pemberian informasi tentang pendidikan berkelanjutan pada keluarga mahasiswa agar mendorong minat mahasiswa mengikuti pendidikan berkelanjutan. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: Publisher. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 571
Dwana, Estiwidani. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Gunarsa. (2008). Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Gunawan. (2005). Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang Tua dan Prestasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005. http://www.scribd.com, diakses tanggal 26 Februari 2014. Hakim, Lukmanul. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Hamalik. (2009). Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara Ikatan Bidan Indonesia. (2012). Perkembangan Pendidikan Bidan di Indonesia.http://www.ibi.or.id. Diakses tanggal 15 Februari 2014. Kementerian Kesehatan RI (2012). Menuju Indonesia Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Purwandari, Atik. (2008). Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC. Rahayu, Puspito Panggih. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta Untuk Melanjutkan Ke D-IV Bidan Pendidik Intisari. Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta. Diakses tanggal 5 Maret 2014. Rini, Esty Setia. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2011/2012. Universitas Yogyakarta. Diakses tanggal 12 Februari 2014. Rostini, Eka. (2009). Rancangan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. London Kogan. Septiani. (2010). Hubungan Pendapatan Orang Tua dan Prestasi Belajar dengan Minat 572
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 1 Seyegan Tahun Ajaran 2009/2010. Diakses tanggal 1 Maret 2014. Slameto. (2010). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sobur. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Syaodih, Nana Sukmadinata. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Yulianti (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Minat Melanjutkan Studi pada Mahasiswa STIKes Karya Husada Semarang pada tahun 2009. Universitas Sebelas Maret Semarang. Diakses tanggal 2 Maret 2014. Suci, Rahma. (2008). Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif. Volume 2. Nomor 2. Sudrajat. (2008). Teori Metovasi. Bandung: Sinar Baru. Sugihartono, dkk. (2007). Perkembangan Kognitif. (Online). Tersedia http:// pendidikanilmu.wordpress.com. Diakses tanggal 3 Maret 2014. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syah. (2011). Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya. 573
574