BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bilato

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ketiga bulan Maret, dengan alokasi waktu dalam penelitian ini yaitu 3 x 35 menit (2 x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cicadas 03 Desa Cicadas Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN No 87 Kota

pemahaman siswa kelas III terhadap materi pengaruh energi panas dalam kehidupan ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SDN 4 Bone Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 1 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan bulan Desember Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa penelitian tindakan kelas ini

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 SDN 1 WRINGINREJO KEC. GAMBIRAN KAB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang sangat penting dilakukan oleh peneliti. Untuk itu yang menjadi latar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian. kecamatan Dungingi, dan merupakan sekolah terbesar yang ada di kelurahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan penelitian Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Apel Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 1 Hutuo Kecamatan Limboto dengan jumlah siswa 30 orang. Peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Kemampuan Menyelesaikan Pengurangan Pecahan biasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun 2012 berubah nama menjadi SDN 4 Tibawa. Sekolah terletak di Jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTsN Aluh-Aluh

Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini diadakan di SDN 48 Hulonthalangi Kota

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang pengaruh gaya pada gerak benda melalui metode Discovery.

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siklus II. Pada tindakan siklus II ternayata indikator penelitian telah tercapai,

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tajau Landung I

BAB III METODE PENELITIAN. keprofesionalan guru. Dalam pelaksanaanya guru perlu melakukan segala langkah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi unit suhu dan kalor

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo Utara. dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas III SDN 2 Tudi Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 3 Bulango

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Latar Penelitian Dan Karakteristik Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kooperatif teknik Two Stay Two Stray melalui penggunaan media kertas petak

Transkripsi:

31 4.1 Deksripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa. Peneliti adalah Guru SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo dan menjadi mitra kerja adalah Guru kelas IV. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran serta lembar pengamatan yang telah disiapkan. Sebelum mengadakan kegiatan siklus I dan siklus II peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran awal tentang kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari hasil identifikasi melalui kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat belum optimal. Realitas yang ditemukan bahwa siswa tidak dapat menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Siswa pada umumnya tidak dapat menggunakan busur untuk menentukan besar sudut pada bangun datar segitiga sama sisi, sama kaki. Dalam proses pembelajaran guru kurang memberikan latihan dan siswa kurang memahami cara menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat, Proses pembelajaran yang kurang menyenangkan dan penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan 31

32 Terkait kondisi tersebut maka dilakukan kegiatan penelitian melalui tindakan siklus I dan siklus II yang dipaparkan sebagai berikut: 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk terlaksananya tindakan siklus I. Dalam persiapan ini pula dilakukan koordinasi dengan pengamat serta disiapkan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian. 4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan siklus 1 dilaksanakan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan guru. Kegiatan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2012. Kegiatan siklus I dilakukan dengan cara terlebih dahulu memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan

33 busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilaksanakan oleh guru dan diamati oleh 2 orang pengamat diperoleh hasil analisis aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I sebagaimana yang terdapat pada lampiran 4. Adapun ringkasan rata-rata aktivitas guru tersebut ditampilkan sebagai berikut: Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus I ini mengalami peningkatan ke arah yang positif jika dibandingkan dengan observasi awal. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus ini ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada pada Siklus I Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 3 30 Cukup Baik 5 50 Kurang Baik 2 20 Tidak Baik - - Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru sebagian besar yaitu 50% berada pada kategori cukup baik. Namun demikian kategori baik dalam aktivitas guru juga sudah mulai nampak dengan persentase 30% dan aktivitas guru dengan

34 kategori kurang baik sebesar 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru telah berupaya maksimal untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Hasil pengamatan pada siklus I terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru telah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan dengan proaktifnya guru untuk memfasilitasi siswa untuk belajar secara optimal melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam konteks ini guru telah mampu memediasi kegiatan pembelajaran sehingga dalam setiap kelompok, siswa berpartisipasi melakukan pengukuran terhadap sudut dengan menggunakan busur derajat, memecahkan masalah, mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah di sediakan, sehingga hal ini mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi riil lainnya menunjukkan bahwa guru mampu memberikan semangat kepada semua siswa untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengukuran sudut sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikannya secara baik. Sementara itu terkait hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 2 40 Cukup Baik 3 60 Kurang Baik - - Tidak Baik - -

35 Hasil pengamatan dalam tindakan pada siklus I terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I ini, siswa mulai menunjukkan aktivitas belajar yang baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan antusiasme yang muncul ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa juga mulai menampakkan semangat untuk melakukan aktivitas belajar dalam melakukan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Data yang ditunjukkan oleh tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa secara umum berada pada kategori baik dengan persentase 40%, sedangkan untuk kategori cukup baik dengan persentase 60%, Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kemajuan yang cukup berarti dari aktivitas guru serta aktivitas siswa tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilakukan ini ternyata memberikan hasil yang cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Di mana terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa 12 siswa atau 60% mampu meningkatkan meningkatkan kemampuannya dalam kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat secara optimal. Dalam konteks ini terjadi

36 peningkatan kemampuan siswa jika dibandingkan dengan observasi awal sebelumnya. Hasil pengamatan terhadap peningkatan kemampuan siswa tersebut ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 3: Hasil Pengamatan Siklus I Persentase Aspek Yang Diobservasi Pengamat Mampu menggunakan busur derajat Mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut Mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut Rata-Rata I II Mampu Tidak Mampu Tidak 14 (70%) 6 (30%) 12 (60%) 8 (40%) 14 (70%) 6 (30%) 12 (60%) 8 (40%) Mampu Tidak Mampu Tidak M 10 (50%) 10 (50%) 10 (50%) 10 (50%) 12 (60%) 8 (40%) 12 (60%) 8 (40%) Persentase 14 (70%) 6 (30%) 12 (60%) 8 (40%) 10 (50%) 10 (50%) 12 (60%) 8 (40%) 4.1.1.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 5 jelas menunjukkan bahwa: a) Pada siklus I terdapat 12 siswa atau 60% yang mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dan masih terdapat 8 siswa atau 40% siswa yang belum mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat. b) Sebagian siswa masih mengalami kesulitan menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat. c) Siswa juga masih belum mampu memahami cara menentukan besar sudut dengan busur derajat.

37 d) Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hanya 12 siswa yang tuntas dalam belajar dan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Persentase Rata-rata Hasil Evaluasi Siklus I No. Nama Siswa Nilai Hasil Capaian Indikator Belajar Tuntas Tidak Tuntas 1. Kasim Usman 50 - Tidak Tuntas 2. Abd. Halim Umar 50 - Tidak Tuntas 3. Riski Tui 75 Tuntas - 4. Saifudin I. Dama 50 - Tidak Tuntas 5. Rahim Pakaya 80 Tuntas - 6. Idris Halusi 80 Tuntas - 7 Ismet Lamato 50 - Tidak Tuntas 8 Hapsa R. Guni 50 - Tidak Tuntas 9 Ilyasa Husain 80 Tuntas 10 Zenab Supu 80 Tuntas - 11 Zenab Tiki 50 - Tidak Tuntas 12 Hasna Biki 90 Tuntas - 13 Sintia R. Djafar 80 Tuntas - 14 Sintya Harun 90 Tuntas - 15 Maimuna Wontami 80 Tuntas - 16 Nurlela Wontami 80 Tuntas - 17 Nurmilandra M. Isa 50 - Tidak Tuntas 18 Nirmawati Mooduto 80 Tuntas - 19 Popin Djau 50 - Tidak Tuntas 20 Nirmala Pobi 100 Tuntas - Jumlah 1395 12 8 Rata-Rata 69.75 60% 40% Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya serap siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 69.75.

38 4.1.1.4 Hasil Analisis dan Refleksi Bertolak dari hasil pemantauan dan evaluasi yang telah diuraikan dilakukan penganalisaan sebagai berikut : a. Siswa sangat tertarik dengan kegiatan menggunakan busur derajat dengan menggunakan model pembelajaran langsung. b. Siswa mulai memahami proses menentukan besar sudut dengan busur derajat. c. Hasil pengukuran yang dilakukan siswa dengan menggunakan satu besar sebagian diantaranya mulai tepat. d. Siswa mulai mengenal cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. e. Siswa mulai mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut f. Siswa mulai mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut g. Siswa dalam setiap kelompok saling membantu dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat setelah memperhatikan cara melakukan pengukuran yang dilakukan guru h. Siswa dalam kelompok memiliki inisiatif sendiri untuk berlatih dalam melakukan pengukuran sudut sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Hasil analisis tindakan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dalam hal ini pendekatan pembelajaran langsung mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. Namun

39 karena tingkat capaian rata-rata kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan oleh karenanya penelitian dilanjutkan ke siklus yang kedua. 4.1.2 Siklus II 4.1.2.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk terlaksananya tindakan siklus I. Dalam persiapan ini pula dilakukan koordinasi dengan pengamat serta disiapkan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian. 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2012. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan fokus pada peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat, dengan memperhatikan kelemahan yang ada siklus sebelumnya. Pada siklus II ini guru kembali menyiapkan seluruh perlengkapan atau alat yang dibutuhkan. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru

40 memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilaksanakan oleh guru dan diamati oleh 2 orang pengamat diperoleh hasil analisis aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I sebagaimana yang terdapat pada lampiran 4. Adapun ringkasan rata-rata aktivitas guru tersebut ditampilkan sebagai berikut: Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus II ini mengalami peningkatan ke arah yang positif jika dibandingkan dengan observasi awal. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus ini ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada pada Siklus II Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 8 80 Cukup Baik 1 10 Kurang Baik 1 10 Tidak Baik - -

41 Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru sebagian besar yaitu 80% berada pada kategori baik, kategori cukup baik dengan persentase 10% dan aktivitas guru dengan kategori kurang baik sebesar 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru telah berupaya maksimal untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Hasil pengamatan pada siklus II terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru telah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan dengan proaktifnya guru untuk memfasilitasi siswa untuk belajar secara optimal melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam konteks ini guru telah mampu memediasi kegiatan pembelajaran sehingga dalam setiap kelompok, siswa berphadidjah Umontiipasi melakukan pengukuran terhadap sudut dengan menggunakan busur derajat, memecahkan masalah, mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah di sediakan, sehingga hal ini mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi riil lainnya menunjukkan bahwa guru mampu memberikan semangat kepada semua siswa untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengukuran sudut sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikannya secara baik. Sementara itu terkait hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut:

42 Tabel 6. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus II Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 4 80 Cukup Baik 1 20 Kurang Baik - - Tidak Baik - - Hasil pengamatan dalam tindakan pada siklus I terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I ini, siswa mulai menunjukkan aktivitas belajar yang baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan antusiasme yang muncul ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa juga mulai menampakkan semangat untuk melakukan aktivitas belajar dalam melakukan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Data yang ditunjukkan oleh tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa secara umum berada pada kategori baik dengan persentase 80%, sedangkan untuk kategori cukup baik dengan persentase 20%, Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kemajuan yang cukup berarti dari aktivitas guru serta aktivitas siswa tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari hasil pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan terkait kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dalam konteks ini terdapat 16 orang (80%) dari 20 orang siswa yang sudah menunjukkan

43 kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat sesuai dengan yang diharapkan guru. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II ditampilkan sebagai berikut: Tabel 7: Hasil Pengamatan Siklus II Persentase Aspek Yang Diobservasi Pengamat Mampu menggunakan busur derajat Mampu melakukan tahaptahap pengukuran sudut Mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut Rata-Rata Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak M a I 17 (85%) 3 (15%) 16 (80%) 4 (20%) 15 (75%) 5 (25%) 16 (80%) 4 (20%) II 17 (85%) 3 (15%) 16 (80%) 4 (20%) 15 (75%) 5 (25%) 16 (80%) 4 (20%) Persentase 17 (85%) 3 (15%) 16 (80%) 4 (20%) 15 (75%) 5 (25%) 16 (80%) 4 (20%) 4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 5 jelas menunjukkan bahwa: a) Pada siklus II terdapat 16 siswa atau 80% yang mampu mengenal panjang benda dan masih terdapat 8 siswa atau 40 siswa yang belum mampu mengenal panjang benda dengan tepat. b) Siswa pada umumnya telah mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat. c) Siswa pada umumnya telah mampu memahami cara menentukan besar sudut dengan busur derajat.

44 Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hanya 12 siswa yang tuntas dalam belajar dan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Persentase Rata-rata Hasil Evaluasi Siklus II No. Nama Siswa Nilai Hasil Capaian Indikator Belajar Tuntas Tidak Tuntas 1. Kasim Usman 80 Tuntas - 2. Abd. Halim Umar 80 Tuntas - 3. Riski Tui 90 Tuntas - 4. Saifudin I. Dama 60 - Tidak Tuntas 5. Rahim Pakaya 90 Tuntas - 6. Idris Halusi 90 Tuntas - 7 Ismet Lamato 80 Tuntas - 8 Hapsa R. Guni 80 Tuntas - 9 Ilyasa Husain 90 Tuntas 10 Zenab Supu 80 Tuntas - 11 Zenab Tiki 60 - Tidak Tuntas 12 Hasna Biki 100 Tuntas - 13 Sintia R. Djafar 100 Tuntas - 14 Sintya Harun 90 Tuntas - 15 Maimuna Wontami 90 Tuntas - 16 Nurlela Wontami 90 Tuntas - 17 Nurmilandra M. Isa 60 - Tidak Tuntas 18 Nirmawati Mooduto 90 Tuntas - 19 Popin Djau 50 - Tidak Tuntas 20 Nirmala Pobi 100 Tuntas - Jumlah 1650 16 4 Rata-Rata 82.50 80% 20% Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya serap siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjasi 82.50. 4.1.2.4 Hasil Analisis dan Refleksi Dari hasil refleksi bersama diperoleh hal-hal sebagai berikut :

45 a. Siswa pada umumnya mampu melakukan kegiatan pengukuran sudut dan sangat tertarik dengan kegiatan menggunakan busur derajat dengan menggunakan model pembelajaran langsung. b. Siswa pada umumnya telah memahami proses menentukan besar sudut dengan busur derajat. c. Hasil pengukuran yang dilakukan siswa dengan menggunakan satu besar sebagian diantaranya sangat tepat. d. Siswa pada umumnya telah mengenal cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. e. Siswa pada umumnya mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut f. Siswa pada umumnya mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut g. Aktivitas pembelajaran siswa dalam setiap kelompok mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan mereka saling membantu dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat setelah memperhatikan cara melakukan pengukuran yang dilakukan guru h. Siswa dalam kelompok pada umumnya memiliki inisiatif sendiri untuk berlatih dalam melakukan pengukuran sudut sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari analisis pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa secara umum

46 kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat telah mencapai tingkat yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Terkait dengan temuan pada siklus II ini maka pelaksanaan penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III karena telah mencapai indikator kinerja bahkan telah melewati batas indikator kinerja yang diharapkan. 4.2. Pembahasan Peningkatan kemampuan siswa dalama menentukan besar sudut ini dapat ditingkatkan jika siswa selalu diajak untuk berlatih dalam mengembangkan kemampuannya tersebut. Menurut teori belajar Brownell (dalam Karim dkk, 1996:18) kemampuan siswa dapat tingkatkan didasarkan atas keyakinan bahwa siswa pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus-menerus untuk waktu yang lama. Yang dimaksudkan di atas adalah apabila setiap siswa dibelajarkan secara terus-menerus dengan bimbingan guru, maka siswa lambat laun akan memahami apa yang ia pelajari. Hal ini pun harus didukung bagaimana cara guru membawakan materi melalui model pembelajaran yang dipilih untuk membawakan matematika terutama pada materi menentukan besar sudut. Upaya untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung. Pendekatan pembelajaran langsung education memiliki keunggulan karena secara riil memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Pembelajaran ini

47 menjadikan siswa semakin bermakna dalam memahami konsep yang dibelajarkan karena melakukan secara langsung proses menentukan besar sudut dengan busur derajat. Penggunaan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran menentukan besar sudut dengan busur derajat, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran sudut secara tepat. Dalam konteks ini siswa melakukan sendiri atau bersama kelompok dalam kegiatan menentukan besar sudut dengan menggunakan model pembelajaran langsung sehingga mendapatkan pengalaman riil atau nyata dalam melakukan kegiatan pengukuran tersebut. Hal ini yang menjadikan kegiatan pembelajaran berlangsung secara kondusif dan siswa mampu memahami cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Hasil penelitian terkait dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat telah menunjukkan keberhasilan sebagaimana yang diharapkan. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa hanya 6 siswa atau 30% yang mampu menyelesaikan soal besar sudut dengan busur derajat. Sedangkan 14 siswa lainnya atau 70% belum mampu menyelesaikan dengan tepat dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Setelah melalui kegiatan siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat menjadi 12 siswa (60%) dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Hasil Namun

48 demikian hasil yang dicapai melalui siklus I ini belum maksimal, sehingga dipandang perlu untuk melanjutkannya pada siklus yang ke II. Pada pelaksanaan siklus II guru kembali menyiapkan seluruh perlengkapan atau alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat Strategi yang dilakukan di atas memberikan hasil optimal, dengan meningkatnya tingkat persentase siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat hingga mencapai 16 orang (80%) dari 20 orang siswa yang ada SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

49 Temuan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran langsung yang dilakukan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Terkait dengan temuan penelitian ini maka pendekatan pembelajaran langsung dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan pendelakatan untuk meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Melalui penggunaan strategi ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat secara optimal.