15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gas O 2, gas CO 2, indikator bromthymol blue yang berfungsi sebagai indikator untuk menunjukan kandungan CO2 dalam suatu larutan, aquades, dan Sodium Bikarbonat (NaHCO3). 3.2.2. Alat penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah box container dengan dimensi 188 cm 113 cm 150 cm, sehingga volume 3186,6 l, kompresor, tabung gas CO2, venojack, spektrofotometer, suntikan, gelas ukur, pipet ukur, stopwatch, dan timbangan analitik.
16 Tempat Pengambilan sampel 113 cm 188 cm 150 cm Gambar 1. Box Container 3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pencampuran gas O 2 dan gas CO 2 di dalam box container a. Menyiapkan box container, kemudian memasang tabung CO 2 dan kompresor ke box container. b. Memasukkan campuran udara dari kompresor dan CO 2 dari tabung CO 2 berdasarkan komposisi selama 2 jam. c. Dengan menggunakan suntikan, gas diambil dari box container untuk dianalisis guna menentukan konsentrasi karbondioksida. Sampel diambil setiap 15 menit selama 2 jam pertama selama masa pemasukan udara dan CO 2, dilanjutkan dengan pengambilan sampel setiap 1 jam selama 4 jam berikutnya. d. Perlakuan komposisi campuran udara dan CO 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
17 Tabel 1. Komposisi campuran Udara CO 2 Perlakuan Debit Udara (N l/menit) Debit CO 2 (N l/menit) A 10 10 B 10 5 C 5 10 D 5 5 E 7 7 F 3 7 3.3.2. Penentuan konsentrasi CO 2 a. Pembuatan Larutan Standar Larutan standar dibuat dengan menggunakan bromthymol blue (BTB) dan sodium bikarbonat yang dilarutkan dengan aquades dengan perbandingan campuran yaitu 0,01 gram bromthymol blue dengan 0,2 gram sodium bikarbonat dilarutkan dalam 1 liter air (aquades). BTB (0,01 gr) + NaHCO 3 (0,2 gr) + Aquades (1 l) Larutan standar Sebanyak 4 ml larutan standar dimasukkan ke dalam venojack dan ditutup dengan karet penyumbat yang kemudian divakumkan dengan menarik gas dalam venojack dengan suntikan. Setelah itu venojack diinjeksikan dengan gas CO2 murni menggunakan suntikan dengan volume 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8 ml. Venojack yang telah diinjeksikan dikocok perlahan hingga terjadi perubahan warna. Larutan tersebut kemudian dimasukan ke dalam kuvet untuk dibaca dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang
18 615 nm. Hasil pembacaan dengan satuan absorbansi dari CO2 murni diplotkan dalam sebuah grafik dan dihasilkan kurva standar. Kurva ini kemudian digunakan untuk mengkonversi nilai-nilai absorbansi dari masing-masing sampel yang diukur. b. Penentuan Konsentrasi CO2 di Dalam Box Container Pengukuran konsentrasi CO2 dilakukan dengan pengambilan sampel gas dari dalam box container dalam waktu yang ditentukan dengan alat penyuntik, kemudian sampel gas tersebut diinjeksikan ke dalam 4 ml BTB dalam venojack yang telah divakumkan. Banyaknya gas CO2 dapat diketahui berdasarkan nilai absorbansi sampel gas yang telah dikonversi dengan persamaan kurva standar.
19 Mulai Pembuatan Larutan Standar Memasukkan Larutan Standar ke dalam Venojack Pengisian CO 2 murni Pengukuran Absorbansi Dengan Spektorofotometer Ditampilkan Dalam Bentuk Grafik Kurva Standar Selesai Gambar 2. Diagram alir pembuatan kurva standar
20 Mulai Persiapan Alat dan Bahan Persiapan Box Container Pengisian Gas Pengambilan Sampel t1 sampai dengan t8 Stop Pengisian Gas Pengambilan Sampel t9 sampai dengan t12 Pengukuran Absorbansi Plot Dalam Kurva Standar Volume CO 2 (ml) Pencatatan dan Analisis Data Selesai Gambar 3. Diagram alir pengukuran CO 2
21 3.4. Pengukuran Parameter Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah gas CO 2 di dalam box container. Pengukuran gas CO 2 yang berada di dalam box container dilakukan dengan pengambilan sampel selama 15 menit sekali dalam waktu 2 jam dan kemudian 1 jam sekali sampai 4 jam berikutnya. Nilai CO 2 yang diperoleh berdasarkan dari konversi yang menggunakan persamaan standar kemudian diplotkan dalam grafik untuk melihat hubungannya terhadap waktu. 3.5. Analisis Hasil absorbansi CO 2 murni kemudian dibuat kurva standar untuk memperoleh persamaan kurva standar. Kemudian dengan menggunakan analisis grafik, dapat dilihat pola distribusi gas CO 2 selama pengisian dan tanpa pengisian. Analisis grafik ini digunakan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk pengisian CO 2 dan udara.