BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur yang diharapkan meningkatkan pendidikan yang berkualitas (Zainal Aqib, 2002 : 79). Guru sebagai unsur pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Untuk mencapai efektifitas dan efesiensi tersebut, maka diperlukan adanya strategi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar mengajar yang diharapkan. Proses pembelajaran di suatu sekolah pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar. Dengan demikian kegiatan di kelas atau di sekolah yang tidak membuat siswa belajar tidak dapat disebut sebagai proses pembelajaran. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa serta siswa dengan lingkungan belajarnya. Guru sebagai pengajar memiliki tugas untuk merancang, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peran siswa dalam proses pembelajaran adalah berperan aktif dalam pencarian informasi yang dibutuhkan sehingga memperoleh pemahaman melalui proses, selain itu siswa harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dengan cara membentuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, pembentukan kepribadian yang baik, sehingga siswa memiliki kecerdasan dan akhlak mulia serta ketrampilan yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1
2 Proses pembelajaran harus direncanakan dan terencana dengan baik agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dan sistematis sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) serta ketetapan yang terdapat di standar proses. Proses pembelajaran juga harus di dukung dengan suasana belajar yang kondusif sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Materi yang terdapat dalam RPP harus sesuai dengan silabus, standar proses dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, dalam pembelajaran saat ini guru dituntut untuk menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, media maupun alat peraga yang bisa menarik perhatian siswa, sehingga dengan berbagai cara tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peran guru dalam proses pembelajaran antara lain sebagai pengarah, pembimbing dan pendidik. Dalam proses belajar mengajar peran guru tidak dapat dikesampingkan karena belajar itu adalah interaksi antara pendidik. Oleh karena itu, proses tersebut harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat berdampak kepada hasil belajar siswa yang meningkat. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat menggunakan cara mengajar yang tepat sehingga siswa dapat merasa tertarik atau tidak bosan pada saat proses belajar serta mempunyai perhatian lebih dengan suatu mata pelajaran tertentu. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jadi dalam proses pembelajaran diharapkan siswa merasa senang dan tertarik pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang baik dan siswa menjadi sukses dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran IPS di SD merupakan salah satu pembelajaran yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan tujuan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya yang akan berguna dalam kehidupan sehari hari di lingkungan masyarakat. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan menyenangkan diharapkan
3 peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Permendiknas RI No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, 2006:575). Dalam standar isi itu pula dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Konsekuensi tujuan pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat secara aktif mengenal konsep IPS, siswa dapat berfikir secara logis dan kritis, siswa memiliki komitmen dan mampu berkomunikasi, yang semuanya menuntut siswa untuk aktif dalam menggunakan semua pancaindra baik yang terkait dengan penalaran, sikap maupun ketrampilan. Pelibatan siswa dalam pembelajaran menjadi penting. Pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Gajahkumpul Batangan Pati semester 1 tahun 2013/2014 pada mata pelajaran IPS dengan KD 1.1 Mengenal peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam menunjukkan, bahwa pembelajaran didominasi oleh guru dengan penjelasan materi melalui metode ceramah. Siswa duduk diam, mendengarkan penjelasan guru, atau bermain sendiri, atau menaruh kepala di meja. Jika guru memberi pertanyaan, siswa tidak menjawab. Hasil dari tes formatif yang dilaksanakan nampak 11 dari 20 siswa (55 %) tidak dapat tuntas belajar atau belum memenuhi KKM yang ditentukan oleh guru sebesar 80. Siswa yang tuntas hanya mencapai 9 siswa (45 %). Skor minimal dari tes tersebut 56. Permasalahan tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja. Perlu segera permasalahan di atasi dengan melalui perbaikan pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Tindakan yang akan diberikan dalam perbaikan pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching (MPQT). Model pembelajaran ini menekankan kegiatan pada pengembangan potensi manusia secara
4 optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Menurut Surya (2009) MPQT mengambil bentuk simponi dalam pembelajaran, yang membagi unsur-unsur pembentuknya menjadi dua kategori, terdiri dari konteks dan isi. Konteks berupa penyiapan kondisi bagi penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, sedangkan isi merupakan penyajian materi pelajaran. Melalui MPQT diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Siswa Kelas V SD Negeri Gajahkumpul Batangan Pati Semester 1 Tahun 2013/2014 1.2. Identifikasi Masalah Selama pembelajaran berlangsung siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, bahkan diantaranya ada yang melamun saja yaitu dengan cara mengamati keadaan luar kelas melalui kaca jendela, guru aktif sendiri dengan banyak cerita tanpa memperhatikan suasana kelas serta siswa tidak berani bertanya, guru hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah yang tidak memperdulikan dan mengkondisikan suasana kelas serta tidak terjalin komunikasi antara guru dan siswa sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung secara nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Pada saat pembelajaran di dalam kelas terdapat siswa yang melakukan aktifitas sendiri seperti meraut pensil dan menggambar serta bercerita dengan temannya sebanyak 8 siswa (40 %), selain siswa tersebut terdapat 12 siswa lain (60% ) tidak berperan aktif dalam pembelajaran, siswa ada yang mengantuk bahkan ada yang tidak menyimak penjelasan dari gurunya. Guru tidak melakukan komunikasi dua arah dengan para siswa sehingga menjadikan siswa bosan dan tidak ingin memperhatikan penjelasan dari gurunya. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada KD 1.1 Mengenal Peninggalan Sejarah Hindu Budha dan Islam di Indonesia siswa kelas V SD Negeri Gajahkumpul Batangan Pati semester 1 tahun 2013/2014 ternyata guru mengalami beberapa masalah yang sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam memahami materi ini, hal ini terlihat pada hasil tes tertulis formatif dengan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 80, maka siswa yang tidak tuntas mencapai 11 siswa (55 %) dan hanya 9 siswa
5 (45 %) saja yang tuntas. Skor maksimal yang diperoleh tidak mencapai maksimal 100, namun skor maksimal yang dicapai adalah 86 dan skor minimal 56. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang menjadikan penyebab ketidakberhasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran IPS tentang Peninggalan Sejarah Hindu Budha dan Islam, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah Apakah peningkatan hasil belajar IPS tentang mengenal peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dapat diupayakan melalui model pembelajaran quantum teaching (MPQT) siswa kelas V SD Negeri Gajahkumpul Batangan Pati semester 1 tahun 2013/2014. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPS tentang mengenal peninggalan sejarah Hindhu-Budha dan Islam di Indonesia dapat diupayakan melalui MPQT siswa kelas V SD Negeri Gajahkumpul Batangan Pati semester 1 tahun 2013/2014. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberi sumbangan untuk pengembangan MPQT dan untuk mengembangkan hasil belajar IPS. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini bagi siswa adalah mendorong aktifitas siswa untuk terlibat dalam pembelajaran IPS melalui MPQT dan meningkatkan hasil belajar IPS. Manfaat praktis penelitian ini bagi guru adalah guru mempunyai pengalaman dalam mempraktekkan MPQT dalam pembelajaran IPS dan dapat menambah wawasan guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS. Manfaat praktis penelitian ini bagi sekolah adalah memberi masukan berupa informasi tentang pentingnya pemilihan MPQT untuk memperbaiki pembelajaran IPS.