GAMBARAN PENERIMAAN DIRI DAN MANFAAT PENDIDIKAN PSIKOLOGI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

BAB II LANDASAN TEORI. yang sebenar-benarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus dikembangkan oleh individu.

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI. Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM.

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DAN MOTIVASI AKADEMIK INTRINSIK PADA MAHASISWA YANG KULIAH TIDAK PADA JURUSAN YANG DIINGINKAN

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

PERBEDAAN KARAKTERISTIK KONSELOR PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN :

BAB 3 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

Hubungan antara Penerimaan Diri dan Kecemasan Menghadapi Masa Depan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

RISET TAHUN Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia.

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. Kata kunci : Anxiety, attentional bias, emotional stroop task

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

v Universitas Kristen Maranatha

menyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

MODUL PRAKTIKUM KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI. Overview dan RKPS

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Studi Deskriptif Pada Angkatan )

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN X

Psikologi Sebagai Ilmu. Lia Aulia Fachrial, M. Si

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PROSES PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: score of subject matter, time to finished the thessis ABSTRAK

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU UMM TAHUN 2005/2006

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

EFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP PENURUNAN DURASI BERMAIN PEMAIN GAME ONLINE YANG MENGALAMI ADIKSI

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

SILABUS TEORI DAN PRAKTEK KONSELING INDIVIDUAL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PSIKOLOGI GURU (SP 702) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Abstrak. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY (REBT) UNTUK MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA REMAJA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TESIS NILA ANGGREINY

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial yang tidak

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

The problem is not the problem. The problem is your attitude about the problem. Do you understand?

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Paket 10 PSYCHOLOGICAL WELL BEING

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

SKRIPSI. Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik. Diajukan Oleh : DAHLIA HUTAHAEAN

CAREER CALLING DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PETUGAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS 1 SEMARANG

KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DILIHAT DARI JENIS KELAMIN DAN KECERDASAN EMOSI GURU SEKOLAH LUAR BIASA

Toleransi keterlambatan 15 menit, lebih dari itu diperbolehkan masuk, tetapi tidak boleh tanda tangan di daftar hadir. Tugas sesuai deadline HP silent

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF ATRIBUT PADA MAHASISWA S1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN SARAH F FATHONI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung

Prosiding Psikologi ISSN:

PSYCHODINAMIC AND HUMANISTIC PSYCHOTHERAPY. Kuliah 6

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

KOMPARASI KEBUTUHAN PEMENUHAN RASA KOMPETENS ANTAR DOSEN

RANCANGAN INTERVENSI SELF ESTEEM DALAM RANGKA BERELASI INTIM HETEROSEKSUAL PADA ODAPUS WANITA DEWASA AWAL

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

School Engagement pada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

Transkripsi:

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI DAN MANFAAT PENDIDIKAN PSIKOLOGI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA Dewi Fransiska Simanjuntak, Julia Suleeman Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 16424, Depok, Indonesia Email: fransiskad1991@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran penerimaan diri sebagai manfaat pendidikan psikologi pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Penerimaan diri adalah kondisi dimana seseorang benar-benar menerima dirinya tanpa tergantung pada penerimaan orang lain (Ellis,1997). Manfaat pendidikan psikologi dilihat melalui pertanyaan terbuka tentang manfaat pendidikan psikologi. Penerimaan diri dilihat dengan menggunakan alat ukur Unconditional Self Acceptance Questionnaire (USAQ) (Chamberlain & Haaga, 2001). Penelitian ini dilakukan pada 179 orang mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor penerimaan diri sebagai dampak pendidikan psikologi pada setiap angkatan mahasiswa (p=0,582). Kata kunci : Mahasiswa sarjana fakultas psikologi; Manfaat pendidikan psikologi; Penerimaan diri SELF ACCEPTANCE AND BENEFIT OF PSYCHOLOGY EDUCATION FOR UNDERGRADUATE PSYCHOLOGY STUDENTS ABSTRACT This study is conducted to see the description of self-acceptance as the benefit of Psychology Education for undergraduate psychology students. Self-acceptance is a condition where a person truly accept himself (Ellis, 1997). Benefit of psychology education is measured by open-ended questions. Self-acceptance is measured by Unconditional Self Acceptance Questionnaire (USAQ) (Chamberlain & Haaga, 2001). Study is conducted on 179 undergraduate psychology students, University of Indonesia in grade 2009, 2010, 2011, and 2012. Result of this study, there is no significant differences between the scores of self-acceptance as the benefit of psychology education to students in each grade (p = 0.582). Keywords: Self-acceptance; the benefits of education psychology; undergraduate psychology students

PENDAHULUAN Pendidikan psikologi semakin berkembang dan banyak mahasiswa yang memiliki minat untuk mempelajari psikologi sebagai jurusan kuliah mereka (Goedeke, 2007). Pada umumnya tujuan mahasiswa untuk mengambil pendidikan psikologi sebagai jurusan kuliah mereka adalah adanya keinginan untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan juga memahami orang lain, selain itu adanya keinginan untuk menolong rekan lain yang memiliki masalah dan juga ingin menolong diri sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Goedeke,2007). Pada umumnya mahasiswa yang mengambil jurusan psikologi adalah mahasiswa yang memiliki masalah pada awal kehidupannya, masalah yang mereka miliki tersebut mendorong mereka untuk memberikan pertolongan kepada orang lain (Tillet, 2003). Ilmu Psikologi merupakan ilmu yang aplikatif (Weiten, 2002). Aplikasi ilmu psikologi sebaiknya dapat mulai dirasakan mahasiswa sebagai kelompok yang mempelajari ilmu psikologi (Zimbardo, 2004). Psikologi termasuk ke dalam helping profession, helping profession adalah profesi yang menolong orang keluar dari masalah yang dihadapi dan meningkatkan kesejahteraan orang lain (Waterman, 2002). Psikologi sebagai helping profession dalam bidang kesehatan mental berarti, orang yang berperan dalam bidang ilmu psikologi bertujuan untuk menolong orang lain keluar dari masalah psikologis yang dihadapi dan meningkatkan kesejahteraan psikologis orang lain. Orang-orang yang bekerja dalam bidang ini membutuhkan empati (Waterman, 2002). Semakin tinggi penerimaan diri seseorang maka semakin tinggi juga empati yang dimilikinya (Hurlock, 1992). Orang-orang yang bekerja dalam helping profession seperti psikolog, konselor, pekerja sosial, dokter, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki masalah pada masa kecilnya, seperti pengalaman diabaikan secara emosional dan mengalami kekerasan (Dicaccavo, 2002). Ketidakpuasan yang dialami pada masa kecil, menimbulkan luka emosional seperti perasaan kosong dan perasaan kecewa. Sebagai usaha untuk mengatasi luka dimasa kecil mereka, mereka memilih terlibat dalam pekerjaan sosial (Hanson & Mccullagh, 1995 dalam Waterman 2002). Hal ini membuat mereka memberikan pertolongan kepada orang lain sesuai dengan hal yang dirasakannya sebagai kebutuhannya, mereka berspekulasi bahwa hal yang dibutuhkan orang lain sama dengan kebutuhan mereka (Tillet, 2003). Hal ini membuat seorang psikolog memberikan pertolongan dengan tidak efektif.

Seorang psikolog bisa memberikan pertolongan dengan efektif harus memiliki kesehatan psikologis yang baik (Tillet, 2003). Indikator utama kesehatan psikologis yang baik adalah memiliki penerimaan diri yang tinggi (Ryff, 2004; Ellis, 1997). Orang yang memiliki penerimaan diri yang tinggi akan semakin memiliki penyesuaian diri dan penyesuaian sosial yang baik (Hurlock, 1992). Penerimaan diri merupakan kondisi dimana seseorang menerima dirinya sendiri secara penuh dan tanpa syarat, terlepas dari apakah dia menunjukkan perilaku yang cerdas atau tidak, kompeten atau tidak, dan terlepas dari apakah orang lain menyetujui, mencintai dan menghargainya (Ellis, 1997). Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan diri, namun faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penerimaan diri adalah pemahaman diri (self understanding) (Hurlock, 1992). Pemahaman diri dan penerimaan diri berjalan berdampingan. Semakin seseorang memahami dirinya, semakin meningkat pula penerimaan diri yang dimiliki. Individu yang mampu mengenali dirinya dengan baik akan mampu menerima dirinya dengan baik pula. Sementara itu, kurangnya pemahaman diri akan mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara konsep diri yang diinginkan (ideal self concept) dengan gambaran konsep diri yang sebenarnya (Hurlock, 1992). Melihat defenisi dan dampak dari penerimaan diri yang tinggi, dapat dikatakan bahwa penerimaan diri merupakan kualitas diri yang sangat dibutuhkan semua orang, secara khusus penerimaan diri merupakan kualitas diri yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa psikologi sebagai calon psikolog, maka pendidikan psikologi seharusnya mampu membantu mahasiswa untuk mengembangkan penerimaan diri. Tidak semua mahasiswa sarjana akan mengambil profesi sebagai psikolog atau pekerja sosial, tetapi pendidikan psikologi pada jenjang sarjana mempersiapkan mahasiswa yang memiliki minat untuk melanjut pada program pascasarjana menjadi psikolog. Mahasiswa yang mempelajari ilmu psikologi akan mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi diri dan kemampuan untuk mengenal diri. Mempelajari ilmu psikologi akan membuat mahasiswa semakin memahami dirinya. Pemahaman diri dapat dikembangkan ketika menjalani masa pendidikan psikologi (Goedeke, 2007). Adanya pengalaman hidup dan pengalaman belajar yang berbeda-beda dan terus bertambah pada setiap angkatan, membuat peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran penerimaan diri sebagai dampak dari manfaat pendidikan psikologi pada setiap angkatan jenjang sarjana mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dalam penelitian ini yang ingin dilihat lebih spesifik adalah gambaran penerimaan diri mahasiswa psikologi dilihat dari angkatan

mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerimaan diri pada mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sebagai dampak dari pendidikan psikologi. TINJAUAN TEORITIS Definisi Penerimaan Diri Ellis (1997) mengatakan bahwa penerimaan diri adalah, the individual fully and unconditionally accepts himself whether or not he behaves inteligently, correctly, or competently and whether or not other people approve, respect, or love him. (hlm.101) Faktor-faktor yang Memengaruhi Penerimaan Diri Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) tidak memberikan literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri, tetapi Hurlock (1992) menjelaskan faktorfaktor yang berperan dalam penerimaan diri yang positif, antara lain: a. Pemahaman diri (Self-understanding) b. Harapan yang realistis (Realistic expectations ) c. Tidak adanya hambatan lingkungan (Absence of environmental obstacles ) d. Tingkah laku sosial yang sesuai (Favorable Social attitudes) e. Tidak adanya stress emosional yang parah (Absence of severe emotional stress) f. Kenangan terhadap keberhasilan (Prepoderance of success) g. Identifikasi dengan orang lain yang mampu menyesuaikan diri dengan baik (Identification with well-adjusted people) h. Perspektif diri (Self-perspective) i. Pola asuh yang baik dimasa kecil (Good Childhood Training) j. Konsep diri yang stabil (Stable Self- concept) Dari kesepuluh faktor diatas, faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penerimaan diri adalah pemahaman diri (Self-understanding).

Dampak Penerimaan Diri Hurlock (1992) menjelaskan bahwa semakin baik seseorang dapat menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuaian diri dan sosialnya. Hurlock (1992) membagi dampak dari penerimaan diri dalam dua kategori yaitu dalam penyesuaian diri dan dalam penyesuaian sosial. Manfaat pendidikan ilmu psikologi Dengan mempelajari ilmu psikologi dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh (Goedeke, 2007), antara lain: a. Perkembangan personal diri mahasiswa Dengan menjalani pendidikan psikologi mahasiswa cenderung bertumbuh dan berubah, mahasiswa semakin memiliki pemahaman diri yang lebih besar, mampu memahami masalah yang dimilikinya dengan lebih baik dan dengan penghayatan yang lebih dalam. Hal ini didukung banyaknya tugas di dalam mata kuliah psikologi yang membuat mahasiswa untuk melakukan refleksi pada dirinya sendiri. b. Perkembangan hubungan personal dengan orang lain Mahasiswa juga dapat lebih memahami orang lain, lebih mampu memahami masalah yang dihadapi orang lain. Aspek psikologis yang lain juga mengalami perkembangan seperti kemampuan berkomunikasi, memberikan dukungan, dan berempati sehingga hubungan personal dengan orang lain dapat berkembang. c. Perkembangan cara pandang mahasiswa terhadap kesempatan kerja Dengan menjalani pendidikan psikologi, kesadaran mahasiswa akan pilihan dan kesempatan kerja akan semakin meningkat karena mahasiswa akan melihat relevansi pendidikan psikologi di dalam dunia kerja. Mahasiswa juga dapat mengembangkan kemampuan- kemampuan penting yang diperlukan dalam dunia pekerjaan. Hubungan antara penerimaan diri dan pendidikan psikologi Goedeke (2007) menyatakan bahwa hal yang paling mendorong mahasiswa untuk mengambil pendidikan ilmu psikologi sebagai jurusan kuliah mereka adalah adanya keinginan mahasiswa untuk dapat memahami diri mereka, mengenal lebih dalam kepribadian dan orang lain, serta

memahami fenomena sosial yang terjadi disekitar mereka. Secara umum, pendidikan ilmu psikologi pada jenjang sarjana memang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa akan diri mereka (Goedeke, 2007). Tujuan pendidikan ilmu psikologi pada mahasiswa jenjang sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia adalah agar mahasiswa mampu mengenali nilai-nilai yang dimiliki pribadi maupun fenomena sosial sehingga mampu mendorong adanya kepekaan terhadap diri dan fenomena yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari (Rifameutia, Limandibrata, & Heryyanto, 2006). Pemahaman diri merupakan faktor utama yang mempengaruhi penerimaan diri (Hurlock, 1992), sementara penerimaan diri merupakan indikator utama yang menentukan kesehatan psikologis (Ryff, 2004; Ellis, 1997), dengan demikian pendidikan psikologi seharusnya mampu memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman diri mahasiswa dan juga kemampuan untuk memahami orang lain sehingga dapat membantu mahasiswa memiliki penerimaan diri yang baik dan dengan demikian, mahasiswa akan terbantu untuk memiliki kondisi psikologis yang sehat. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dibantu dengan tambahan data kualitatif. Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan kuesioner Unconditional Self Acceptance Questionnaire (USAQ), (Chmaberlain & Haaga, 2001) dan self-report berupa kuesioner dengan empat pertanyaan terbuka untuk melihat manfaat pendidikan ilmu psikologi yang dirasakan mahasiswa. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini dimaksudkan bermanfaat sebagai masukan untuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, maka penelitian ini juga termasuk ke dalam penelitian terapan (applied research ). Penelitian ini dilakukan dalam kelompok sampel dalam satu waktu untuk melihat sebuah fenomena, sehingga penelitian ini termasuk ke dalam cross- sectional study. Penelitian ini juga termasuk ke dalam penelitian nonexperimental karena data diambil berdasarkan pengalaman mahasiswa sendiri tanpa adanya pemberian perilaku tertentu. Variabel pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerimaan diri sementara variabel kedua adalah angkatan yang menunjukkan perbedaan antara

kelompok sampel. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa, sementara sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Penelitian ini dilakukan pada 179 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012 dengan rentang usia antara 17 sampai dengan 22 tahun dengan jumlah partisipan laki-laki 29 orang dan jumlah partisipan perempuan 150 orang. Analisa data kuantitatif dilakukan dengan menggunaka one-way anova bertujuan yang bertujuan melihat perbedaan antara masing-masing kelompok partisipan yang dibedakan berdasarkan angkatan, t-test untuk melihat perbedaan skor antara partisipan dengan jenis kelamin laki-laki dan partisipan dengan jenis kelamin perempuan. Sementara analisis pada kuesioner kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan semua jawaban yang diberikan setiap angkatan, yaitu angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012, kemudian peneliti merangkum jawaban dari setiap angkatan kedalam padatan faktual sehingga menjadi tema-tema tertentu, kemudian peneliti menghitung berdasarkan frekuensi jawaban dan mengurutkan jawaban setiap angkatan dengan frekuensi terbesar. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Persebaran Skor USAQ secara umum Range Skor Kategori Jumlah Partisipan Prosentase >46 Tinggi 26 14% 34-46 Sedang 128 72% < 34 Rendah 25 14% Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas kelompok partisipan memiliki skor penerimaan diri dalam tingkat sedang, yaitu sebesar 72 %, sementara kelompok partisipan yang memiliki skor penerimaan diri yang tinggi dan rendah memiliki kisaran yang sama yaitu sebesar 14 %. Berikutnya peneliti akan melihat jumlah partisipan dengan kategori skor di atas. Hasil yang lebih rinci akan ditampilkan pada tabel 4.2

Tabel 2. Persebaran Skor USAQ pada setiap angkatan berdasarkan norma Angkatan Persebaran Skor USAQ Tinggi Sedang Rendah 2009 7 43 3 2010 8 27 3 2011 4 29 5 2012 8 37 5 Total 27 136 16 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata tertinggi diperoleh angkatan 2010, sebesar 41,47 sementara skor rata-rata terendah diperoleh angkatan 2011 sebesar 39,68. Dari gambaran data di atas juga dapat dilihat bahwa perbedaan skor rata-rata (mean) pada setiap angkatan tidak berbeda jauh, namun untuk melihat lebih rinci lagi, maka peneliti melakukan perhitungan dengan teknik statistik one-way ANOVA. Hasil dari perhitungan one-way ANOVA dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 3. Rangkuman Hasil one-way ANOVA Angkatan Jumlah partisipan Mean Standar Deviasi Signifikansi F P Keterangan 2009 53 40,64 4,756 0,653 0,582 Tidak 2010 38 41,47 6,425 Signifikan 2011 38 39,68 5,662 2012 50 40,48 5,719 *Sig pada los 0,05 Dari hasil perhitungan one-way ANOVA diperoleh hasil p sebesar 0,582. Dimana nilai p signifikan jika p <0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil tidak signifikan, maka perbedaan angkatan tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap skor total penerimaan diri sebagai dampak dari pendidikan psikologi.

Selanjutnya akan dilihat manfaat pendidikan psikologi untuk meningkatkan pemahaman kondisi psikologis diri sendiri maupun pemahaman terhadap kondisi psikologis orang lain. Tabel 4. Manfaat Pendidikan Psikologi untuk peningkatan pemahaman diri sendiri Angkatan Bermaanfaat Tidak Bermanfaat Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase 2009 49 96% 2 4% 2010 38 100% - - 2011 36 95% 2 5% 2012 47 94% 3 6% Total 170 96% 7 4% Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa 96% partisipan merasakan bahwa pendidikan psikologi dirasakan bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap kondisi psikologis diri sendiri. Sementara 4% dari partisipan tidak merasakan bahwa pendidikan psikologi memiliki manfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap kondisi psikologis diri sendiri. Tabel 5. Manfaat pendidikan psikologi pada peningkatan kemampuan untuk memahami kondisi psikologis orang lain Angkatan Bermaanfaat Tidak Bermanfaat Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase 2009 49 96% 2 4% 2010 38 100% - - 2011 32 84% 6 16% 2012 47 94% 3 6% Total 166 94% 11 6% Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa 94% partisipan merasakan bahwa pendidikan psikologi memiliki manfaat terhadap peningkatan kemampuan untuk memahami kondisi psikologis orang lain. Sementara 6% partisipan tidak merasakan adanya manfaat pendidikan psikologi terhadap peningkatan kemampuan memahami kondisi psikologis orang lain. Hampir keseluruhan mahasiswa merasakan manfaat pendidikan psikologi untuk semakin mampu memahami kondisi psikologis diri sendiri dan juga kondisi psikologis orang lain. Pemahaman diri merupakan faktor

utama memengaruhi penerimaan diri (Hurlock, 1992), sehingga dapat dikatan bahwa pendidikan psikologi membantu untuk meningkatkan penerimaan diri pada mahasiswa fakultas psikologi. Dengan melihat hasil tersebut, maka peneliti ingin melihat lebih spesifik lagi, manfaat pendidikan psikologi tersebut diperoleh dari mana, baik dari segi praktik dan juga materi kuliah yang diberikan. Peneliti melihat mata kuliah dan praktik perkuliahan yang memiliki dampak terhadap peningkatan kualitas diri mahasiswa, khususnya memiliki manfaat terhadap peningkatan penerimaan diri. Praktik perkuliahan yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas diri terbanyak akan ditampilkan pada tabel 6, urutan didasarkan pada praktik perkuliahan yang dirasakan bermanfaat pada peningkatan kualitas diri oleh setiap angkatan, diurutkan berdasarkan prosentase jawaban terbesar hingga terkecil. Tidak ditemukan prosentase pada suatu angkatan, bukan berarti angkatan tersebut tidak merasakan manfaat praktik perkuliahan tersebut, melainkan karena praktik perkuliahan tersebut, bukan menjadi tujuh praktik perkuliahan yang dirasakan paling bermanfaat pada angkatan tersebut. Tabel 6. Rangkuman praktik perkuliahan yang mendorong mahasiswa mengalami peningkatan kualitas diri No. Praktik perkuliahan yang mendorong peningkatan kualitas diri 2009 2010 2011 2012 Total Ratarata 1. Melakukan wawancara 14 11 2-27 15% 2. Melakukan observasi 6 9 1 2 18 10% 3. Melakukan kerja kelompok - - 8 5 13 7% 4. Melaksanakan penelitian 2 2 6 3 13 7% 5. Tugas analisis diri 4 3 6-13 7% 6. Melakukan kunjungan untuk tugas - 3 1 11 6% kuliah 7 7. Bekerja sama dalam kelompok 8 - - - 8 6% Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa melakukan observasi, melakukan penelitian, tugas refleksi, diskusi, presentasi dan tugas-tugas mata kuliah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa praktik perkuliahan seperti melakukan observasi, penelitian, tugas refleksi, diskusi dan presentasi, merupakan bentuk-bentuk praktik perkuliahan yang dinggap sudah memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas diri mahasiswa. Dilihat dari rata-rata yang diperoleh, praktik perkuliahan melakukan wawancara memiliki rata-rata yang paling besar yaitu 15% dan melakukan observasi sebesar 10%, sehingga dapat dikatakan bahwa praktik perkuliahan yang memiliki manfaat paling

besar terhadap peningkatan kualitas diri yang dirasakan oleh semua angkatan mahasiswa sarjana Fakultas Psikologi UI adalah melakukan observasi dan melakukan penelitian. Selain praktik perkuliahan yang memiliki manfaat terhadap peningkatan kualitas diri, pada pertanyaan kedua, diajukan pertanyaan untuk mengetahui praktik perkuliahan yang menghambat peningkatan kualitas diri. Untuk lebih rinci hasil tersebut akan ditampilkan pada tabel 7. Tabel 7. Rangkuman praktik perkuliahan yang menghambat peningkatan kualitas diri pada mahasiswa No. Praktik yang menghambat peningkatan kualitas diri 1. Materi kuliah yang penyampaian dan pembahasannya terlalu teoritis. 2009 2010 2011 2012 Total Ratarata - 10 2 6 18 32% 2. Metode pemberian kuliah yang tidak 7 3 - - 10 18% mendukung materi. 3. Tugas yang terlalu banyak (tidak - 2 3 2 7 12% sesuai dengan beban SKS) 4. Tugas kelompok dengan anggota yang - 1 2 1 4 7% free rider 5. Cara mengajar dosen yang tidak - - - 4 4 7% menarik 6. Deadline pengerjaan yang singkat 3 - - 3 5% 7. Kurangnya pemberian feedback dari dosen untuk tugas - 2-1 3 5% Dari rangkuman tabel diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada praktik perkuliahan yang menghambat peningkatan kualitas diri yang dirasakan oleh semua angkatan. Dilihat dari rata-ratanya, maka tiga praktik perkuliahan yang paling menghambat peningkatan kualitas diri partisipan adalah materi kuliah yang terlalu teoritis sebesar 32%, metode pemberian kuliah yang tidak sesuai dengan materi sebesar 18%, dan tugas yang terlalu banyak (tidak sesuai dengan beban SKS) sebesar 12%, sehingga dapat dikatakan bahwa praktik perkuliahan yang paling besar pengaruhnya terhadap terhambatnya peningkatan kualitas diri adalah materi kuliah yang terlalu teoritis, metode pemberian kuliah yang tidak sesuai dengan materi dan tugas yang terlalu banyak. Setelah peneliti melihat bahwa praktik perkuliahan bermanfaat untuk mrningkatkan kualitas diri mahasiswa terutama pada penerimaan diri, maka selanjutnay peneliti ingin melihat mata kuliah yang dirasakan mahasiswa memiliki manfaat terhadap peningkatan pemahaman kondisi psikologis diri sendiri dan pemahaman kondisi psikologis orang lain. Untuk lebih rinci, hasil akan ditampilkan pada tabel 8.

Tabel 8. Mata kuliah yang bermanfaat pada peningkatan pemahaman diri sendiri No Mata Kuliah 2009 2010 2011 2012 Total Ratarata 1. Psikologi Kepribadian 22 25 32 1 83 47% 2. Psikologi Sosial 5-19 41 65 37% 3. Psikologi Belajar 5 2 8 41 56 32% 4. Psikologi Perkembangan 18-24 - 42 24% 5. Psikologi Umum 1 - - 6 32 38 21% 6. Konseling 20 - - - 20 11% 7. Psikologi Abnormal 18 13 - - 31 7% Dari tabel diatas dilihat bahwa materi kuliah yang berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan untuk memahami diri sendiri adalah mata kuliah Psikologi Kepribadian dan Psikologi Belajar. Kemudian akan dilihat mata kuliah yang dirasakan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman kondisi psikologis orang lain, untuk hasil yang lebih rinci akan ditampilkan pada tabel 9. Tabel 9. Tabel mata kuliah yang bermanfaat untuk lebih memahami kondisi psikologis orang lain No. Mata Kuliah 2009 2010 2011 2012 Total Ratarata 1. Psikologi Kepribadian 9 22 30 1 62 35% 2. Psikologi Perkembangan 15 16 28 1 60 34% 3. Psikologi Sosial - 6 10 35 51 29% 4. Psikologi Umum 1 - - 5 40 45 25% 5. Pemberian Bantuan 32-5 - 37 21% 6. Psikologi Pendidikan 23-3 - 26 15% 7. Psikologi Belajar 3 3 16 4 26 15% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mata kuliah yang berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan untuk memahami orang lain dan dirasakan oleh seluruh angkatan adalah mata kuliah Psikologi Kepribadian, Psikologi Perkembangan, dan Psikologi Belajar.

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dilihat bahwa rata-rata skor penerimaan diri mahasiswa Fakultas Psikologi ada dalam tingkat sedang. Sementara hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pendidikan psikologi baik yang diberikan melalui materi perkuliahan maupun praktik memberikan peningkatan dalam kemampuan untuk memahami kondisi psikologis diri sendiri maupun orang lain. Hurlock (1992) mengatakan bahwa faktor utama yang memengaruhi penerimaan diri adalah pemahaman diri (self understanding). Penerimaan diri dan pemahaman diri merupakan hal yang berjalan beriringan. Semakin tinggi pemahaman diri seseorang maka akan semakin tinggi penerimaan dirinya (Hurlock, 1992). Teori yang dikemukakan oleh Hurlock diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Chamberlain (1999) yang mengatakan bahwa individu yang menerima dirinya adalah individu yang menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya secara objektif dan tidak menggunakan pendapat orang lain untuk menilai kelebihan atau kelemahan yang ada pada dirinya. Jika pemahaman diri merupakan manfaat dari pendidikan psikologi, maka seharusnya pada setiap angkatan ada perbedaan yang signifikan dalam skor penerimaan dirinya, tetapi hal ini tidak ditemukan dalam penelitian, atau setidaknya hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata (mean) yang lebih tinggi pada angkatan 2009 dengan asumsi bahwa angkatan tersebut sudah lebih lama merasakan manfaat dari pendidikan psikologi dan yang paling rendah pada angkatan 2012 sebagai angkatan yang paling singkat merasakan manfaat pendidikan psikologi. Sementara hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) penerimaan diri yang paling tinggi adalah pada angkatan 2011 dan paling rendah pada angkatan 2010. Kemungkinan hasil ini disebabkan oleh banyak faktor yang memengaruhi skor penerimaan diri. Hurlock (1992) mengemukakan bahwa ada sepuluh faktor antara lain pemahaman diri, harapan yang realistis, tidak ada hambatan sosial, tingkah laku sosial yang sesuai, tidak ada hambatan sosial yang parah, kenangan akan keberhasilan, identifikasi dengan orang yang memiliki penerimaan diri yang baik, pola asuh masa kecil, dan konsep diri yang

stabil. Jadi, meskipun pemahaman diri merupakan faktor yang utama, kesembilan faktor lain memiliki pengaruh yang besar juga terhadap penerimaan diri seseorang. KESIMPULAN Skor penerimaan diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tersebar merata. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor penerimaan diri pada mahasiswa dari setiap angkatan. Praktik perkuliahan seperti diskusi, melakukan penelitian, observasi, tugas refleksi, dan presentasi telah membantu mahasiswa untuk memperoleh peningkatan kualitas diri secara umum, sementara praktik perkuliahan yang menghambat peningkatan kualitas diri antara lain, mata kuliah yang penyampaiannya terlalu teoritis, metode pengajaran yang dirasakan tidak sesuai dengan materi kuliah, dan tugas yang dianggap oleh mahasiswa tidak sesuai dengan beban SKS dan pengumpulannya dalam waktu yang terlalu singkat. Mata kuliah yang dirasakan semua angkatan berperan bagi peningkatan kemampuan untuk memahami diri sendiri adalah mata kuliah Psikologi Kepribadian dan Psikologi Belajar, sementara mata kuliah yang dirasakan oleh semua angkatan berperan untuk peningkatan kemampuan memahami kondisi psikologis orang lain adalah mata kuliah Psikologi Belajar, Psikologi Kepribadian, dan Psikologi Perkembangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan psikologi sudah membantu mahasiswa untuk memperoleh penerimaan diri. SARAN Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menerapkan penelitian pada sampel dengan karakteristik yang berbeda jauh dengan partisipan penelitian ini, dengan demikian dapat dilakukan perbandingan skor penerimaan diri partisipan, untuk melihat apakah pendidikan psikologi memang berpengaruh terhadap skor penerimaan diri mahasiswa. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk melihat apakah mahasiswa psikologi yang menjalani pendidikan psikologi yang bermanfaat untuk memahami orang lain dan diri sendiri akan memiliki skor penerimaan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang mempelajari pendidikan non psikologi. Penelitian selanjutnya ditujukan untuk melihat skor penerimaan diri dengan jumlah partisipan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dan jika memungkinkaan dilakukan

juga penelitian dengan membandingkan kelompok partisipan dengan rentang usia berbeda, sehingga dapat dilihat lagi apakah gender dan usia memiliki pengaruh terhadap skor penerimaan diri. Penelitian selanjutnya dirancang untuk menggali lebih spesifik dengan pertanyaan kualitatif tentang kualitas diri yang dirasakan meningkat sebagai manfaat dari praktik perkuliahan atau pertanyaan kualitatifnya mencari informasi mengenai praktik perkuliahan yang bermanfaat terhadap pemahaman diri sendiri dan juga pemahaman terhadap orang lain, dengan demikian hasil yang diperoleh bisa lebih spesifik. Melalui hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa banyak praktik perkuliahan dirasakan bermanfaat terhadap peningkatan kualitas diri, sehingga pihak fakultas dapat mempertahankan metode perkuliahan dengan praktik, seperti melakukan observasi, diskusi, melakukan penelitian, dan presentasi. Fakultas juga bisa merancang metode perkuliahan yang menerapkan praktik pada mata kuliah yang terlalu teoritis. Untuk meningkatkan efisiensi pendidikan psikologi pada mahasiswa, agar mahasiswa dapat mencapai tujuannya yaitu mengalami pertumbuhan personal diri sendiri, meningkatkan hubungan personal dengan orang lain, dan mengalami perkembangan diri melalui pendidikan psikologi, baik melalui materi kuliah maupun praktik perkuliahan, praktik perkuliahan memiliki banyak manfaat, sehingga kedepannya fakultas psikologi bisa lebih meningkatkan praktik perkuliahan dengan memperbanyak tugas yang lebih aplikatif dan juga meningkatkan fasilitas perkuliahan pada fakultas psikologi. Untuk meningkatkan efisiensi pendidikan psikologi di fakultas psikologi, penerapan penilaian antar sesama anggota kelompok perlu dilakukan. Hal ini memang sudah diterapkan pada beberapa mata kuliah, tapi lebih baik jika semua mata kuliah yang menerapkan kerja kelompok dalam melakukan tugas, melakukan ini. Hal ini disarankan sesuai dengan hasil penelitian bahwa partisipan merasa bahwa bekerja dalam kelompok memang meningkatkan kualitas diri, tetapi hal tersebut juga bisa menghambat karena anggota kelompok yang free rider, maka dengan cara yang sudah disebutkan sebelumnya, maka sikap free rider pada mahasiswa diharapkan semakin berkurang, sehingga bekerja dalam kelompok tidak lagi menghambat peningkatan kualitas diri.

DAFTAR REFERENSI Chamberlain, H. (1999). An empirical test of- rational emotive behavior therapy s unconditional self acceptance theory. Disertasi.Washington : American University Chamberlain, H. (2001). Unconditional Self Acceptances and response to negative feedback. Journal of Rational-Emotive & Cognitive Behavioral Therapy Vol.19, No. 3, 177-189 Chamberlain, H. & Davies, M.F.(2001). Unconditional self acceptance and psychological health. Journal of Rational-Emotive & Cognitive Behavioral Therapy Vol.19, No. 3,163-176 Davies, M.F. (2006). Irrational beliefs and unconditional self-acceptance. III. The relative importance of different types of irrational beliefs. Journal of Rational-Emotive & Cognitive Behavioral Therapy, 2 (2), 102-118 Dicaccavo, Antonietta (2002). Investigating individuals' motivations to become counselling psychologists: The influence of early caretaking roles within the family. Psychology and Psychotherapy, Theory, Research, and Practice, 75, 463-472. Ellis, A., Abrams,M. (2009). Personality Theories: Critical Perspective. Thousand Oaks :Sage Ellis, A. (1977). Psychoterapy and the value of a human being. In A. Ellis R. Gregier (Eds.), Handbook of rational-emotive therapy (pp.99-112). New York : Springer. Ellis, A. (1995). Changing rational-emotive therapy (RET) to rational emotive behavior therapy (REBT). Journal of Rational-Emotive & Cognitive Behavior Therapy, 13, 85-89 Ellis, A. (1995). Changing rational-emotive therapy (RET) to rational emotive behavior therapy (REBT). Journal of Rational-Emotive and Cognitive-Behavior Therapy,Vol. 13, 85 89. Goedeke, S. (2007). Teaching psychology at undergraduate level: rethinking what we teach and how we teach it. New zealand journal of teacher s work, 4(10), 48-63. Hurlock, E.B.(1992). Personality Development.5th ed. New Delhi.MCGraw- Hill.Inc

Linley P.A. & Joseph,S (Eds.).(2004).Positive Psychology in Practice. New Jersey :John Wiley & Sons Rifameutia, Limandibrata, dan Herryanto (2006). Buku Panduan Strata 1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Depok: UI Ryff,C.D (1996). Psychological Well-being.inj.E.Bi (Ed.), Birrren (Ed.), Enciclopedia of gerontology: Age, aging, and the aged (pp.365-369). San Diego, CA: Academic Press Ryff, C.D., & Singer, B. (2008). Know thyself and become what you are: A eudaimmonic approach to psychological well-being. Journal of Happiness Studies, 9(1), 13-39. Tillet, R. (2003). The patient within- psychopatology in the helping professions. Journal of continuing professional development, (9), 272-279 Waterman, B. T. (2002). Motivations for choosing social service as a career. www.bedrugree.net. Diunduh pada 23 Juni 2013. Weiten, W. (2008). Briefer Version Psychology themes & variations.7th Ed. Thomoson Learning : Belmont Zimbardo, P. G. (2004). Does psychology make a significant difference in our lives?. American Psychological Association, 59(5), 339-351