I. METODE PENELITIAN 4.. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia da pegolaha data dilakuka pada bula April 2007 sampai Maret 2008 di Propisi Maluku Utara. Peetapa lokasi peelitia ii didasarka pada wilayah Maluku Utara merupaka provisi (kabupate/kota) yag baru dimekarka sehigga membutuhka suatu kosep pegembaga yag komprehesif sebagaimaa yag disemiarka pada Semiar Pembagua Jagka Pajag Provisi Maluku Utara pada 8 November 2006 di Jakarta. Adapu kosep pegembaga yag dilakuka dalam aalisis yaitu dega memakai pedekata multisektoral. 4.2. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii semuaya berupa data sekuder da data primer, yaitu Tabel Iput-Output Provisi Maluku Utara tahu 200, PDRB provisi, PDRB kabupate/kota, da data terkait laiya. Semua data dikumpulka dari Bada Pusat Statistik (BPS), Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA), Pemda porvisi da kabupate/kota Maluku Utara, da istasi terkait laiya dalam betuk dokume da studi literatur. Tabel Iput- Output Provisi Maluku Utara tahu 200, yag diterbitka oleh BPS Provisi Maluku Utara, tersusu dega klasifikasi 24 sektor. Jeis trasaksi dalam model Tabel Iput-Output Provisi Maluku Utara tahu 200 adalah trasaksi atas dasar harga produse. Adapu uraia pedekata peelitia yag meliputi tujua, tekik aalisis, iformasi da output serta sumber data terlihat pada Tabel 8.
62 Tabel 8. Matriks Pedekata Peelitia No. Tujua Tekik Aalisis Iformasi da Output. Megaalisis sektorsektor uggula di level provisi dalam struktur perekoomia Provisi Maluku Utara. 2. Megidetifikasi apakah sektor-sektor yag mejadi uggula provisi merupaka sektor basis pada tiap kabupate/kota.. Updatig Tabel I-O 2005 dega Metode RAS 2. Aalisis Tabel I-O. Aalisis sektor basis dega LQ da SSA. I-O Malut 200 da iformasi th 2005 yaitu total iput-output, total iput atara, total output atara, total permitaa akhir da total iput primer. 2. Struktur, Koefisie Keterkaita, Dampak Peggada, Daya Peyebara, da Derajat Kepekaa (Nilai Arus Barag & Jasa). PDRB tiap sektor tiap kab/kota. 2. Total PDRB masigmasig kab/kota. 3. PDRB tiap sektor pada Provisi. 4. Total PDRB provisi. Sumber data. BPS 2. Pemda 3. Istasi terkait 4. Data survey. BPS 2. Pemda 3. Istasi terkait 4. Data survey 3. Merumuska kebaka pegembaga sektor pada level provisi da level kabupate/kota di Maluku Utara.. Aalisis Deskriptif. Hasil aalisis I-O provisi 2. Hasil aalisis sektor basis kab/kota 3. Alokasi aggara da kelembagaa. Istasi terkait 2. Studi Literatur 3. Key Iforma 4.3. Metode Pegumpula Data 4.3.. Studi Literatur da Data Sekuder Data yag dikumpulka dalam peelitia ii semaksimal mugki megguaka data sekuder yag ada. Data ii bisa diperoleh dari berbagai lembaga atau departeme yag terkait seperti BPS, Pemeritah Daerah Provisi Maluku Utara, pemeritah daerah kabupate/kota da Istasi terkait. 4.3.2. Wawacara Wawacara dilakuka dega iforma-iforma kuci seperti BAPPEDA da Istasi terkait lai.
63 4.4. Metode Pegolaha Data Utuk melakuka Updatig dega Metode RAS da aalisis Tabel Iput- Output, segeap data yag tersedia diolah dega megguaka peragkat luak komputer program GRIMP ersi 5.00 (Geeratio of Regioal Iput-Output Model Program) da Pytho versi 2.2 da Microsoft Office Excel 2003, pegolaha secara maual dega excel dimaksudka utuk meutupi kekuraga kemampua software dalam meghasilka output yag diigika. Sedagka utuk aalisis lokasioal melalui idetifikasi sektor basis dega metode Locatio Quotiet da Shift Share diguaka program Microsoft Office Excel 2003. 4.5. Metode Aalisis Berdasarka tujua yag igi dicapai dalam peelitia ii da disesuaika dega data yag terkumpul, maka metode aalisis yag diguaka atara lai: 4.5.. Metode RAS Matriks tekologi A memegag peraa yag sagat petig dalam aalisis iput-output. Jika utuk suatu waktu tertetu dapat diketahui besarya trasaksi atarsektor, maka dapat ditemuka matriks tekologi A utuk periode tersebut. Masalahya kii adalah, bagaimaa medapatka matriks trasaksi atarsektor produksi. Matriks trasaksi Iput-Output seyogiaya didapatka dari survei yag dilaksaaka di perekoomia yag bersagkuta. Yag membuat kotruksi matriks trasaksi tersebut mejadi sulit utuk dibuat adalah keyataa bahwa survei yag dibutuhka utuk membetuk suatu matriks trasaksi Iput- Output merupaka survei yag sagat besar. Diperluka survei sektor-sektor,
64 survei rumah tagga, da masih harus digabugka lagi dega data-data lai tetag pedapata asioal (daerah) baik dari sisi peerimaa, sisi pegeluara da pula sisi output. Yag ditegaska di sii adalah bahwa membuat suatu Tabel Trasaksi Iput-Output, sehigga bisa meghasilka suatu matriks tekologi, bukalah suatu hal yag mudah utuk suatu perekoomia yag sesugguhya, oleh karea itu sulit sekali, da hampir mustahil utuk dapat mempublikasika Matriks Trasaksi Iput-Output hasil survei suatu perekoomia dega iterval waktu yag sagat pedek, tahua misalya. Utuk megatasi hal tersebut dikembagka suatu metode utuk meghasilka matriks tekologi di tahu tertetu dega megguaka matriks tekologi di masa lalu, tapa harus melakuka survei yag medetail utuk medapatka matriks tekolgi tersebut. Survei yag harus dilakuka tersebut disebut dega survei parsial, da metode utuk medapatka matriks tekologiya disebut dega Metode RAS (Nazara, 997). Pada prisipya, metode RAS berupaya meghasilka matriks tekologi pada tahu, yag diotasika dega A(), berdasarka suatu matriks tekologi tahu 0, yag diotasika dega A(0), tapa harus memiliki 2 + iformasi di tahu tersebut. Iformasi yag diperluka di tahu adalah iformasi megeai tiga vektor saja. Pertama, vektor kolom berdimesi x yag merupaka pejumlaha setiap baris matriks Z di tahu. ektor ii diotasika dega U(). Kedua, suatu vektor baris berdimesi x yag elemeya merupaka pejumlaha setiap kolom matriks Z di tahu tersebut. ektor ii diotasika dega (). Ketiga, tetuya adalah matriks X di tahu tersebut, yag diotasika dega X(). Di tahu, survei yag diperluka hayalah survei yag
65 cukup bisa meagkap U(), (), da X() saja. Oleh karea itulah surveiya disebut dega survei parsial. Selajutya Ediawa (2003) meyataka bahwa dega metode RAS data yag diperluka adalah matriks koefisie iput atau koefisie tekologi (sebagai tabel dasar), total output, total permitaa atara da total iput atara masigmasig sektor. Adapu prosedur metode RAS, secara rigkas, metode ii berupaya medapatka matriks tekologi pada periode, yag diotasika dega A(), yaitu () a2 () a3( ) () a22 () a23() () () () a32 a33 a A () = a2...(4.) a3 dega megguaka data matriks tekologi pada periode 0 yag telah dimiliki, diotasika dega A(0), yag berisika ( 0) a2 ( 0) a3( 0) ( 0) a22 ( 0) a23 ( 0) ( ) ( ) ( ) 0 a32 0 a33 0 a A ( 0) = a2...(4.2) a3 da data dari periode yag berupa jumlah output sektoral (diotasika dega X()), jumlah kolom matriks trasaksi Iput-Output (diotasika dega ()), da jumlah setiap baris matriks trasaksi Iput-Output (diotasika dega U()). Ketiga matriks tersebut ialah X () X () = X (), U () X 2 3 () U = U U 2 3 ( ) () () ( ) ) = () 2 () 3 ()... (4.3)
66 Matriks tekologi periode 2005 yag dicari tersebut memeuhi persamaa ( 0). A 2 = R A S... (4.4) 4.5.2. Aalisis Iput-Output Persoala ekoomi cederug maki rumit bersamaa dega kemajua ekoomi suatu egara (daerah). Iteraksi atarsektor maki tidak dapat diabaika, amu juga maki sulit utuk dimegerti, da pegaruh berbagai jeis da juga itesitas iteraksi terhadap pertumbuha da perubaha struktural maki mempuyai pera petig dalam peetua kebaka. Dari sudut ii pedekata geeral equilibrium seperti Iput-Output mempuyai mafaat besar (Azis, 985). Dalam meyusu Tabel I-O da aalisis ekoomi yag megguaka model I-O, terdapat beberapa variabel yag perlu delaska. ariabel-variabel tersebut meyagkut output, iput atara, iput primer (ilai tambah), permitaa akhir da impor. Perumusa kosep da defiisi operasioal yag diguaka dalam peelitia ii adalah sebagai berikut: Hasil-hasil yag diperoleh dari aalisis Iput-Output dega program GRIMP atara lai: 4.5.2.. Nilai Tambah Bruto Dari aspek ilai tambah bruto (NTB) ii dapat diketahui kodisi perekoomia Provisi Maluku Utara yag meliputi:. Besarya masig-masig kompoe yag terkadug di dalam NTB tersebut yaitu upah da gaji, surplus usaha, peyusuta, da pajak tak lagsug. 2. Tigkat efisiesi ekoomi daerah, baik terhadap pegguaa faktor produksi yag tersedia dalam meghasilka output total daerah maupu terhadap kemampua dalam meciptaka besarya ilai tambah bruto itu sediri.
67 4.5.2.2. Permitaa Akhir Melalui permitaa akhir (PA) dapat diketahui masig-masig kompoe yag terkadug di dalamya, yaitu yag meliputi: permitaa kosumsi rumah tagga, permitaa kosumsi pemeritah, pembetuka modal tetap, perubaha stok da ekspor etto. Disampig itu, juga dapat diketahui iteraksi atar kompoe itu sediri baik terhadap masig-masig sektor maupu segeap sektor perekoomia daerah. Khususya berkeaa dega ekspor etto maka dapat diketahui kemampua perekoomia daerah dalam meciptaka ilai surplus ekoomi kegiata ekspor masig-masig sektor. Dalam ilai yag ditujukka oleh kompoe ekspor ii, apabila terjadi ilai positif berarti sektor yag bersagkuta telah mampu melakuka kegiata ekspor. Sebalikya, apabila dalam ilai tersebut terjadi ilai egatif maka hal ii meujukka bahwa sektor yag bersagkuta belum mampu melakuka kegiata ekspor atau dega kata lai bahwa sektor tersebut masih bergatug pada kegiata impor. 4.5.2.3. Tigkat Ketergatuga Faktor Iput Tigkat ketergatuga faktor iput (TKFI) dimaksudka sebagai kapasitas pegguaa faktor iput suatu sektor utuk meghasilka output. Semaki tiggi ilai TKFI suatu sektor, maka hal demikia meujukka semaki tiggi ketergatuga pada faktor iput oleh sektor tersebut utuk meghasilka output. Di dalam Tabel Iput-Output terdapat dua jeis Iput, yaitu Iput Atara da Iput Primer. Iput Atara diartika sebagai segeap faktor iput atau biaya,
68 baik dalam betuk barag maupu jasa bagi segeap sektor perekoomia yag pegguaaya adalah secara lagsug pakai da lagsug habis. Iput Primer diartika sebagai iput atau biaya yag timbul sebagai akibat pegguaa faktor produksi dalam suatu kegiata ekoomi. Faktor produksi di sii terdiri dari teaga kerja, laha, modal da kewirausahaa. Wujud dari iput primer adalah upah da gaji, surplus usaha, peyusuta barag modal, da pajak tak lagsug. Megigat kedua iput tersebut tidak bisa dipisahka, maka ilai-ilai koefisie iput keduaya bisa diguaka utuk megaalisis tigkat efisiesi tekis produksi daerah. Asumsi ii didasarka pada dalil bahwa jumlah koefisie Iput Atara da koefisie Iput Primer adalah (Rauf, 2002). Jika ilai keofisie Iput Atara lebih besar dari 0.5 maka hal demikia meujukka bahwa sektor yag bersagkuta masih megutamaka ketergatuga pada pegguaa faktor produksi (faktor iput produksi) daripada megutamaka peciptaa NTB atau balas jasa yag bisa diikmati oleh masyarakat. Kodisi demikia meujukka bahwa kemampua tekis sektor yag bersagkuta belum efisie. Apabila ilai koefisie Iput Primer lebih besar 0.5 maka hal demikia meujukka bahwa sektor yag bersagkuta sudah meigkatka efisiesi tekis utuk meciptaka NTB atau pedapata yag bisa dimafaatka masyarakat luas. Jika kodisi ii sudah bisa terjadi berarti sektor yag bersagkuta sudah mampu melakuka efisiesi tekis demi meghemat pegguaa faktor iput. NTB, PA da TKFI secara simulta dapat delaska melalui aalisis Tabel Iput-Output, yaitu dega megaalisis hubuga atara agka trasaksi
69 dalam Tabel. Pada dasarya peyusua Tabel Iput-Output adalah utuk memperlihatka bagaimaa output suatu sektor yag dialokasika ke sektorsektor lai atau sebalikya. Utuk itu dalam Tabel Iput-Output secara horizotal atau meurut baris ditempatka alokasi output masig-masig sektor ke sektor kompoe laiya dalam Tabel tersebut. Secara vertikal atau meurut kolom ditempatka susua iput yag memperlihatka pericia susua iput masigmasig sektor yag berasal dari sektor kompoe laiya. Tabel Trasaksi Iput- Output tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tabel Trasaksi Iput-Output Sederhaa Alokasi Output Permitaa Atara Total Permitaa Susua Sektor Outpu Akhir Iput i... j... t Sektor i X ii... X... X i F i X i........................ Sektor j X ji... X jj... X j F j X j........................ Sektor X i... X j... X F X Iput Primer i... j... - Total Iput X i... X j... X F X Sumber: Richardso, 972 Isia agka meurut kolom meujukka Iput Atara maupu Iput Primer yag disediaka oleh sektor-sektor lai utuk kegiata produksi sehigga dihasilka output. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa sektor i aka meghasilka output sebesar X i da kemudia dialokasika secara baris sebesar X, X 2 da X 3 berturut-turut kepada sektor i, j da sebagai permitaa atara serta sebesar F utuk memeuhi permitaa akhir. Secara aljabar maka alokasi Output secara keseluruha sektor dapat dirumuska sebagai berikut: X + X 2 +... + X + F = X
70 X 2 + X 22 +... + X 2 + F i = X 2 X + X 2 +... + X + F = X... (4.5) Rumusa aljabar di atas dapat disimbolka lebih lajut mejadi: X + F = i X i ; utuk i =, 2, 3 da seterusya...(4.6) dimaa: X = Besarya output sektor i yag diguaka sebagai iput produksi sektor j F i = Permitaa akhir (PA) sektor i Dega megikuti cara membaca seperti demikia maka persamaa aljabar secara kolom dapat dirumuska dalam betuk persamaa aljabar sebagai berikut: X + X 2 +... + X + = X X 2 + X 22 +... + X j + j = X j X + X 2 +... + X + = X... (4.7) Rumusa aljabar di atas dapat disimbolka lebih lajut mejadi: X + = j= j X j ; utuk j =, 2, 3 da seterusya...(4.8) dimaa: X = Besarya output sektor i yag diguaka sebagai iput produksi sektor j j = Iput primer (NTB) sektor j Dari Tabel 9 dapat diaalisis megeai koefisie iput atara da koefisie iput primer. Koefisie iput meggambarka jumlah uit iput dari masig-masig sektor meurut kolom yag dibutuhka oleh sektor tersebut utuk
7 meghasilka produksi sebesar satu uit. Koefisie iput dibedaka atas koefisie iput atara (a ) da koefisie iput primer ( j ). Utuk memperoleh kedua koefisie iput tersebut diguaka rumus sebagai berikut: x a = utuk i da j =, 2,...,... (4.9) X i v = utuk i da j =, 2,...,... (4.0) X j dimaa: x = Jumlah output sektor i yag diguaka sebagai iput oleh sektor j utuk meghasilka output sebesar X i X j = Total iput sektor j, yag besarya adalah sama dega total output (X i ) j = Total iput primer (NTB) utuk meghasilka total iput (X j ) a = Jumlah uit output sektor i yag diguaka sebagai Iput Atara sektor j utuk meghasilka output sektor i v j = Jumlah uit iput primer yag dibutuhka oleh sektor j utuk meghasilka output sediri sebesar satu uit. 4.5.2.4. Keterkaita ke Depa da Keterkaita ke Belakag. Keterkaita Lagsug ke Depa da Keterkaita Lagsug ke Belakag Keterkaita lagsug ke depa meujukka akibat suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag megguaka sebagia output tersebut secara lagsug per uit keaika permitaa total. Utuk megetahui besarya keterkaita lagsug ke depa, diguaka rumus sebagai berikut:
72 F i = j= X X i = j= a...(4.) dimaa: F i = Keterkaita lagsug ke depa (direct forward likage) x = Bayakya output sektor i yag diguaka oleh sektor j X i = Total output sektor i a = Usur matriks koefisie tekis Keterkaita lagsug ke belakag meujukka akibat dari suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag megguaka sebagia iput atara bagi sektor tersebut secara lagsug peruit keaika permitaa total. Utuk megetahui besarya keterkaita lagsug ke belakag, diguaka rumus sebagai berikut: B j = X X j = a...(4.2) dimaa: B j = Keterkaita lagsug ke belakag (direct backward likage) x = Bayakya output sektor i yag diguaka oleh sektor j X j = Total iput sektor j a = Usur matriks koefisie tekis 2. Keterkaita Lagsug da Tidak Lagsug ke Depa Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke depa merupaka alat utuk megukur akibat dari suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag meyediaka output bagi sektor tersebut baik secara lagsug maupu tak lagsug per uit keaika permitaa total. Utuk megukur besarya
73 keterkaita lagsug da tak lagsug ke depa diguaka rumus sebagai berikut (Lagham da Retzlaff, 982): FLTL i = b j=...(4.3) dimaa: FLTL i = Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke depa b = Usur matriks kebalika Leotief terbuka 3. Keterkaita Lagsug da Tidak Lagsug ke Belakag Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke belakag meyataka akibat dari suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag meyediaka iput atara bagi sektor tersebut baik secara lagsug maupu tak lagsug per uit keaika permitaa total. Utuk megukur besarya keterkaita lagsug da tak lagsug ke belakag diguaka rumus sebagai berikut (Lagham da Retzlaff, 982): BLTL j = b...(4.4) dimaa: BLTL j b = Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke belakag = Usur matriks kebalika Leotief terbuka 4.5.2.5. Koefisie Dampak Peggada. Peggada Pedapata Meurut Miller da Blair (985) terdapat empat jeis peggada pedapata, yaitu: () peggada pedapata sederhaa, (2) peggada
74 pedapata total, (3) peggada pedapata tipe I, da (4) peggada pedapata tipe II. a. Peggada Pedapata Sederhaa da Total Peggada pedapata sederhaa (MS) merupaka pejumlaha pegaruh lagsug da tak lagsug secara matematis dapat dirumuska sebagai berikut: MS j = a b +, i...(4.5) dimaa: MS j = Peggada pedapata sederhaa sektor ke j b = Usur matriks kebalika Leotief terbuka = (I A) - a +,i = Koefisie iput gaji / upah rumah tagga Peggada pedapata total (MT) merupaka pejumlaha atara pegaruh lagsug ditambah pegaruh tak lagsug da pegaruh iduksi/imbasa (iduce). Selajutya utuk meghitug peggada pedapata total, terlebih dahulu memasukka vektor baris upah da gaji rumah tagga da vektor kolom kosumsi rumah tagga ke dalam matriks permitaa atara sehigga terdapat matriks baru yag disebut matriks Leotief tertutup. Setelah itu dicari matriks kebalika Leotief tersebut, yaitu (I D) -. Secara matematis peggada pedapata total dapat dirumuska sebagai berikut: MT j = a D +, i...(4.6) dimaa: MT j = Peggada pedapata total sektor ke j
75 a +,i D = Koefisie iput gaji / upah rumah tagga = Usur matriks kebalika Leotief tertutup b. Peggada Pedapata Tipe I Peggada Pedapata Tipe I adalah besarya peigkata pedapata pada suatu sektor akibat meigkatya permitaa akhir output sektor tersebut sebesar satu uit. Artiya apabila permitaa akhir terhadapa output sektor tertetu meigkat sebesar satu rupiah, maka aka meigkatka pedapata rumah tagga yag bekerja pada sektor tersebut sebesar ilai peggada sektor yag bersagkuta. Peggada pedapata tipe I merupaka pejumlaha pegaruh lagsug da tidak lagsug dibagi dega pegaruh lagsug yag dapat dirumuska sebagai berikut: MI = Pegaruhlagsug + Pegaruh tidak Pegaruh lagsug lagsug atau secara matematis dapat dirumuska sebagai berikut: MI j a + i, =...(4.7) a +, j b dimaa: MI j = Peggada pedapata tipe I sektor ke j b = Usur matriks kebalika Leotief terbuka = (I A) - a +,j = Koefisie iput gaji/upah rumah tagga sektor j c. Peggada Pedapata Tipe II Peggada Pedapata Tipe II ii selai meghitug pegaruh lagsug da tak lagsug juga meghitug pegaruh iduksi (iduce effects)
76 Pegaruhlagsug + Pegaruh tidak lagsug MI = Pegaruh lagsug atau secara matematis dapat dirumuska sebagai berikut: + Pegaruh iduksi MII j a + i, =...(4.8) a +, j D dimaa: MII j = Peggada pedapata tipe II sektor ke j D = Usur matriks kebalika Leotief tertutup = (I D) - a +,j = Koefisie iput gaji/upah rumah tagga sektor j 2. Peggada Teaga Kerja Peggada teaga kerja adalah besarya kesempata kerja tersedia pada sektor tersebut sebagai akibat peambaha permitaa akhir dari sektor yag bersagkuta sebesar satu satua rupiah. a. Peggada Teaga Kerja Tipe I Utuk meghitug peggada teaga kerja tipe I diguaka rumus sebagai berikut: dimaa: MLI j w +, i =, w +, j b w = L i +, i... (4.9) X i MLI j W = Peggada teaga kerja tipe I sektor j = ektor baris koefisie teaga kerja (orag/satua rupiah) W = [ w +,, w +,2,..., w +, ] w +,i w +,j X i = Koefisie teaga kerja sektor ke i (orag/satua rupiah) = Koefisie teaga kerja sektor ke j (orag/satua rupiah) = Total output (satua rupiah)
77 L i b = Kompoe teaga kerja sektor ke i = Usur matriks kebalika Leotief terbuka b. Peggada Teaga Kerja Tipe II Utuk meghitug peggada teaga kerja tipe II diguaka rumus sebagai berikut: MLII j w +, i =...(4.20) w +, j D dimaa: MLII j = Peggada teaga kerja sektor j w +,i w +,j D = Koefisie teaga kerja sektor ke i (orag/satua rupiah) = Koefisie teaga kerja sektor ke j (orag/satua rupiah) = Usur matriks kebalika Leotief tertutup 3. Peggada Output a. Peggada Output Sederhaa Aalisis ii bertujua utuk megetahui sampai berapa jauh pegaruh keaika permitaa akhir suatu sektor di dalam perekoomia suatu wilayah terhadap output sektor yag lai, baik secara lagsug maupu tidak lagsug. Utuk meghitug peggada output sederhaa diguaka rumus sebagai berikut: MXS j = b (4.2) dimaa: MXS j = Peggada Output Sederhaa sektor. b = Usur matriks kebalika Leotief terbuka.
78 b. Peggada Output Total Aalisis ii bertujua utuk megetahui sampai berapa jauh pegaruh keaika permitaa akhir suatu sektor di dalam perekoomia suatu wilayah terhadap output sektor yag lai baik secara lagsug atau tidak lagsug maupu iduksi. Utuk megetahui peggada output total diguaka rumus sebagai berikut: MXT j = D...(4.22) dimaa: MXT j = Peggada output sederhaa sektor j. D = Usur matriks kebalika Leotief tertutup. 4.5.2.6. Daya Peyebara. Koefisie Peyebara (Coefficiet of Dispersio) Aalisis ii meujukka koefisie kaita yag memberika gambara tetag pegaruh yag ditimbulka oleh satu uit permitaa akhir utuk semua sektor di dalam perekoomia. Koefisie peyebara merupaka keterkaita lagsug da tak lagsug ke belakag yag diormalka dega jumlah sektor da jumlah seluruh koefisie matriks kebalika Leotief (Rasmusse, 956 da Bulmer Thomas, 982) secara matematis dapat ditulis dalam betuk rumus sebagai berikut: dimaa: Bd j = b j= b...(4.23) Bd j = Koefisie peyebara sektor ke j. = Usur matriks kebalika Leotief terbuka. b
79 2. Kepekaa Peyebara (Sesitivity of Dispersio) Kepekaa peyebara ii merupaka gambara tetag pegaruh yag ditimbulka oleh satu uit permitaa akhir utuk semua sektor di dalam perekoomia. Kepekaa peyebara merupaka keterkaita lagsug da tak lagsug ke depa yag diormalka dega jumlah sektor da jumlah seluruh koefisie matriks kebalika Leotief (Rassmuse, 956 da Bulmer Thomas, 982) secara matematik dapat ditulis dalam betuk rumus sebagai berikut: Fd i = j = b i = j =...(4.24) b dimaa: Fd i = kepekaa peyebara sektor ke i b = Usur matriks kebalika Leotief terbuka Apabila ilai ideks B d dari sektor i >, hal ii meujukka bahwa sektor tersebut memperoleh pegaruh dari sektor laiya juga tiggi. Dega perkataa lai, sektor tersebut peka terhadap pegaruh sektor lai. Sebalikya apabila ideks F d dari sektor j >, berarti pegaruh sektor tersebut terhadap sektor laiya juga tiggi (Bulmer Thomas, 982). 4.5.3. Aalisis Locatio Quotiet LQ adalah suatu metode utuk meghitug perbadiga relatif sumbaga ilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupate/Kota) terhadap sumbaga ilai tambah sektor yag bersagkuta dalam skala provisi atau asioal. Dega kata lai, LQ dapat meghitug perbadiga atara share output sektor i di kab/kota da share output sektor i di provisi:
80 v ik k LQ =...(4.25) ip v p dimaa: v ik = Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi k (kabupate/kota misal) dalam pembetuka PDRBdaerah studi k. v k = PDRB total semua sektor di daerah studi k. ip = Nilai output (PDRB) sektor i daerah referesi p (provisi misalya) dalam pembetuka PDRB daerah referesi p. p = PDRB total di semua sektor daerah referesi p. LQ > megidikasika ada kegiata ekspor di sektor tersebut atau sektor i basis (B), sedagka LQ < disebut sektor obasis (NB). Asumsi tekik ii i adalah: pertama, semua peduduk di setiap daerah mempuyai pola permitaa yag sama dega pola permitaa pada tigkat asioal (pola pegeluara secara geografis sama), produktivitas teaga kerja sama, da setiap idustri meghasilka barag yag homoge pada setiap sektor. Ada beberapa keuggula dari metode LQ, atara lai: () Metode LQ memperhitugka ekspor lagsug da ekspor tidak lagsug da (2) Metode LQ sederhaa da tidak mahal serta dapat diterapka pada data historis utuk megetahui tred. Beberapa kelemaha Metode LQ adalah: () Berasumsi bahwa pola permitaa di setiap daerah idetik dega pola permitaa asioal da bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor regioal sama dega produktivitas tiap pekerja dalam idustri-idustri asioal da (2) Berasumsi bahwa tigkat ekspor tergatug pada tigkat disagregasi.
8 Pegguaa metode Locatio Quotiet dalam peelitia ii yaitu utuk membatu melihat secara spasial di daerah kabupate/kota maa sektor-sektor uggula hasil aalisis Iput-Output itu berada da memiliki potesi da keuggula utuk dikembagka dalam medukug kebaka sektoral di tatara provisi. Oleh karea itu, dega megetahui sektor basis suatu daerah kabupate/kota, dapat diperbadigka dega aalisis kebaka pegembaga sektoral provisi. 4.5.4. Aalisis Shift Share Aalisis Shift Share diguaka utuk megaalisis da megetahui pergesera da peraa perekoomia di daerah. Metode itu dipakai utuk megamati struktur perekoomia da pergeseraya dega cara meekaka pertumbuha sektor di daerah, yag dibadigka dega sektor yag sama pada tigkat daerah yag lebih tiggi atau asioal. Aalisis tersebut dapat diguaka utuk megkaji pergesera struktur perekoomia daerah dalam kaitaya dega peigkata perekoomia daerah yag bertigkat lebih tiggi. Perekoomia daerah yag didomiasi oleh sektor yag lamba pertumbuhaya aka tumbuh di bawah tigkat pertumbuha perekoomia daerah di atasya. Data yag biasa diguaka utuk aalisis Shift Share adalah PDRB (Y) dega tahu pegamata pada retag waktu tertetu, yaitu 2003 da 2005. Pertumbuha ekoomi da pergesera struktural suatu perekoomia daerah ditetuka oleh tiga kompoe:. Provicial share (Sp), yag diguaka utuk megetahui pertumbuha atau pergesera struktur perekoomia suatu daerah (kabupate/kota) dega melihat ilai PDRB daerah pegamata pada periode awal yag dipegaruhi
82 oleh pergesera pertumbuha perekoomia daerah yag lebih tiggi (provisi). Hasil perhituga tersebut aka meggambarka peraa wilayah provisi yag mempegaruhi pertumbuha perekoomia daerah kabupate. Jika pertumbuha kabupate sama dega pertumbuha provisi maka peraaya terhadap provisi tetap. 2. Proportioal (Idustry-Mix) Shift adalah pertumbuha Nilai Tambah Bruto suatu sektor i dibadigka total sektor di tigkat provisi. 3. Differetial Shift (Sd), adalah perbedaa atara pertumbuha ekoomi daerah (kabupate) da ilai tambah bruto sektor yag sama di tigkat provisi. Suatu daerah dapat saja memiliki keuggula dibadigka daerah laiya karea ligkuga dapat medorog sektor tertetu utuk tumbuh lebih cepat. Meurut Glasso (977), kedua kompoe shift yaitu Sp da Sd memisahka usur-usur pertumbuha regioal yag bersifat eksteral da iteral: Sp merupaka akibat pegaruh usur-usur eksteral yag bekerja secara asioal (provisi), sedagka Sd adalah akibat dari pegaruh faktor-faktor yag bekerja di dalam daerah yag bersagkuta (Richardso, 972). Sektor-sektor yag memiliki differetial shift (Sd) positif memiliki keuggula komparatif terhadap sektor yag sama di daerah lai. Selai itu, sektor-sektor yag memiliki Sd positif berarti bahwa sektor tersebut terkosetrasi di daerah da mempuyai pertumbuha yag lebih cepat dibadigka dega daerah laiya. Apabila Sd egatif maka tigkat pertumbuha sektor tersebut relatif lamba. Meurut Capello (2007) Perbedaa atara tigkat pertumbuha asioal da regioal, yag dikeal dega shift (s)- memiliki dua efek; Pertama, efek
83 komposisi (efek proporsi) yag ditujukka oleh struktur sektoral wilayah juga diukur dega efek MIX da pegedalia pada sektor-sektor wilayah dega diamika pasar pada tigkat asioal utuk meigkatka permitaa pada sektor-sektor tersebut. Kedua, adalah efek kompetisi (perbedaa shift) pada struktur sektoral wilayah-wilayah atau efek DIF dimaa dikedalika oleh kemampua ekoomi regioal utuk membagu setiap sektor yag lebih besar dega pertumbuha rata-rata daripada dicapai melalui peyesuaia sector-sektor secara asioal. Pada dasarya, ada dua pedekata yag dapat dipakai utuk megukur pertumbuha ekoomi suatu daerah (Capello, 2007): MIX = 0 ir 0 r i 0 i 0 da DIF = 0 ir 0 r ir 0 ir i 0 i...(4.26) dimaa: MIX DIF = Compositio effect (proportioal effect) = Competitio effect (differetial shift) i 0 i = Laju pertumbuha sektor i provisi ir 0 ir = Laju pertumbuha sektor i di daerah kabupate/kota 0 = Laju pertumbuha ekoomi provisi Keuggula aalisis Shift Share atara lai:. Memberika gambara megeai perubaha struktur ekoomi yag terjadi, walau aalisis shift share tergolog sederhaa.
84 2. Memugkika seorag pemula mempelajari struktur perekoomia dega cepat. 3. Memberika gambara pertumbuha ekoomi da perubaha struktur dega cukup akurat. Kelemaha aalisis Shift Share, yaitu. Haya dapat diguaka utuk aalisis ex-post. 2. Masalah bechmark berkeaa dega homothetic chage, apakah t atau (t+) tidak dapat delaska dega baik. 3. Ada data periode waktu tertetu di tegah tahu pegamata yag tidak terugkap. 4. Aalisis ii sagat berbahaya sebagai alat peramala, megigat bahwa regioal shift tidak kosta dari suatu periode ke periode laiya. 5. Tidak dapat dipakai utuk melihat keterkaita atarsektor. 6. Tidak ada keterkaita atardaerah. 4.5.5. Aalisis Deskriptif Kebaka Pegembaga Sektor Perekoomia Aalisis ii mecoba utuk memaduka berbagai hasil aalisis kuatitatif yaitu I-O, LQ, da SSA dega aalisis kualitatif yaitu keterkaita alokasi aggara da faktor kelembagaa dalam pegembaga perekoomia daerah Maluku Utara. Hasil dari aalisis diharapka dapat merekomedasika suatu kebaka yag sigiifika dalam peyusua perecaaa pembagua wilayah.