BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

BAB I PENDAHULUAN. seringkali diwakilkan ke dalam identitas visual perusahaan. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi target. (Farase, Kimbrell dan Woloszyk, 2006, hlm.19)

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (

BAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. publik yang berperan penting dalam melayani kebutuhan masyarakat umum. mampu meningkatkan pelayanan publik menjadi lebih terjamin.

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

disimpulkan bahwa saat ini masyarakat pengguna Listrik pasca bayar masih promosi yang dilakukan oleh PLN Disjaya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang melakukan program subsidi

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. digerakan oleh energy ( Pengertian Energi Listrik, n.d.).

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah Yang Maha Esa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti kebutuhan seperti apa yang di perlukan oleh pasarnya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta

BAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak orang untuk beralih mengonsumsi nasi ke roti.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional yang dikenal dengan Tour de Singkarak. (Kompas, 2012 : 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak semuanya dapat dikenal oleh masyarakat. Brand image yang tepat dan kuat. tersebut dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.

PENDAHULUAN. setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. orang, didapatkan oleh perusahaan penyedia layanan jasa. Dalam pengertianya,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk berkendara setiap saat, padahal itu merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produksi usaha, terutama di dalam bisnis bakery dan cake shop. Jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha waralaba menjadi salah satu bisnis yang terus meningkat tiap tahunnya di

BAB I PENDAHULUAN. termasuk saat tidur. Pada manusia dewasa, sekitar persen tubuhnya terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia usaha berlomba lomba untuk menjadi yang terbaik. Sehingga mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Situs Kompas menuliskan metode yang diciptakan oleh Maria Montessori,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu, serta peristiwa-peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : SUCI ANDRIYANI

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. CV Teroka Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: republika.co.id, diakses tanggal 2 April 2016) bergerak di bidang public serviceberusaha meningkatkan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. bidang listrik sehingga mempunyai peranan utama bagi masyarakat luas.

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di kota-kota besar terutama di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) tidak terlepas dari adanya peran serta teknologi yang maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh teknologi-teknologi yang ada, khususnya dalam bentuk benda-benda elektronik menjadi kebutuhan penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupansehari-hari seseorang. Disisi lain,bagi sebagian orang kemudahan yang diberikan benda-benda elektronik juga dapat menimbulkan rasa ketergantungan yang harus dipenuhi contohnya seperti, ketergantungan pada penggunaan handphone sesaat setelah bangun tidur hingga menjelang akan tidur kembali. Data statistik pada neraca listrik nasional negara Indonesia pada situs Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia atau ESDM (www.esdm.go.id: diakses pada 26 November 2013) mencantumkan bahwa penggunaan energi listrik pada tahun 2012 mencapai 173.990 Giga watt hour (Gwh) dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebanyak 157.993 Gwh, hal itu menandakan bahwa penggunaan benda-benda elektronik menjadi semakin bertambah seiring dengan bertambahnya juga kebutuhan manusia akan benda-benda berenergi listrik. 1

Dalam pemakaian listrik,pelanggan merupakan pihak yang bertanggung jawab atas jumlah listrik yang ia gunakan. Pada penerapannya, melalui sistem paskabayar PLN (Perusahaan Listrik Negara) pelanggan dapat menikmati listrik dengan tagihan yang dibebankan pada bulan berikutnya. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Aloysia Gosal selaku Supervisor Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang karena sistem paskabayar ini tidak memiliki batas pemakaian listrik, para pelanggan cenderung berperilaku boros dengan beralasan masih sanggup untuk membayar tagihan listrik. Melihat tuntutan akan pemakaian listrik yang semakin bertambah dan tidak terkendali pada sistem paskabayar, PT PLN akhirnya melakukan inovasi sistem prabayar yang dinamakan listrik pintar pada tahun 2008 dengan maksud untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hal-hal yang dianggap merugikan PLN pada sistem berlangganan paskabayar, seperti berita pada situs Jpnn (www.jpnn.com: diakses pada 25 Maret 2014) mengenai tunggakan pelanggan paskabayar PLN pada daerah Purwakarta diperkirakan mencapai hingga 20 miliar rupiah untuk setiap bulannya Berbeda dengan sistem paskabayar, pelanggan listrik prabayar harus mengisi pulsa dalam bentuk token yang didapatkan dari loket-loket listrik prabayar ataupun melalui ATM terlebih dahulu, yang kemudian pulsa tersebut menjadi penentu jumlah listrik yang dapat digunakan. Token listrik prabayar bisa didapat mulai dari Rp. 20.000,- hingga Rp. 1.000.000 yang artinya pembelian dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan pelanggan dan akan habis seiring berjalannya pemakaian, 2

sehingga melalui sistem berlangganan ini tidak akan ada penunggakan listrik, selain itu juga dapat mengurangi pemborosan listrik sebagaimana pada paskabayar karena pemakaiannya yang dibatasi oleh pulsa. Keuntungan dan kelebihan pada sistem berlangganan prabayar telah diinformasikan oleh PT PLN kepada masyarakat Jabodetabek sejak 2011 melalui sosialisasi langsung di daerah perumahan pelanggan, pemasangan iklan di website, penyebaran brosur dan pemberian informasi kepada pelanggan melalui call center PLN, akan tetapi kampanye yang telah dilakukan masih belum efektif dan belum mencapai target yang ditentukan. Sehingga dalam laporan perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan media kampanye listrik prabayar yang sesuai dan efektif untuk daerah Jabodetabek. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perancangan media kampanye listrik prabayar PLN yang efektif untuk pelanggan listrik paskabayar di daerah Jabodetabek? 3

1.3. Batasan Masalah Untuk mencegah pembahasan yang tidak diperlukan dan menjadi masalah dalam pengambilan kesimpulan dan keputusan, maka perlu dibuat batasan masalah. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Geografis sasaran kampanye ini adalah pelanggan listrik paskabayar di daerah perumahan Jabodetabek, hal tersebut karena kecenderungan adanya masalah pada tagihan dan penggunaan listrik lebih banyak ditemui di daerah perumahan. Berfokus pada kota Tangerang dalam pencarian data, karena Tangerang merupakan kota yang sedang berkembang dalam segi pembangunan, dimana hal tersebut menjadi sejajar dengan tingkat perkembangan pelanggan listrik. Namun, tanpa menutup kemungkinan perancangan media kampanye ini dapat digunakan untuk daerah lainnya karena bagian distribusi PT PLN kota Tangerang sendiri berhubungan dengan kota Jakarta. 2. Demografis sasaran kampanye ini berumur 17 tahun keatas karena dianggap sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang merupakan salah satu syarat berlangganan listrik prabayar. Berstatus ekonomi menengah, karena pada status ekonomi menengah pelanggan mempunyai kesempatan lebih besar untuk bersikap boros dalam pemakaian listrik, dibandingkan dengan ekonomi 4

kelas bawah dan ekonomi kelas atas yang tidak mempunyai masalah dengan jumlah tagihan listrik. 3. Psikografis sasaran kampanye ini adalah pelanggan listrik paskabayar yang kurang tahu akan kelebihan listrik prabayar dengan kebiasan pemakaian listrik yang tidak terkontrol. 4. Jenis media kampanye yang digunakan adalah media lini bawah sebagai media utama seperti flyer, brosur, dan poster, selain itu juga menggunakan media lini atas seperti iklan di koran dan tabloid sebagai media pendukung penyebaran informasi kampanye. 1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan utama dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Merancang media kampanye listrik prabayar PLN yang efektif untuk pelanggan listrik paskabayar di daerah Jabodetabek `1.5. Manfaat Tugas Akhir Manfaat dengan adanya perancangan ini adalah: 1. Masyarakat Jabodetabek menjadi lebih tahu akan keuntungan dan kelebihan listrik prabayar. Masyarakat juga diharapkan dapat lebih paham akan prosedur berlangganan listrik yang baik dan benar. 5

2. Mahasiswa DKV dapat menambah pengetahuan mengenai proses perancangan media kampanye listrik prabayar. 3. Menambah pemahaman penulis akan listrik prabayar, juga menambah pengetahuan mengenai perancangan media kampanye listrik prabayar. 1.6. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan penulis untuk perancangan ini adalah metode kualitatif. Pendekatan metode kualitatif digunakan karena dapat membahas informasi lebih mendalam mengenai fakta, fenomena dan masalah sosial. Melalui pendekatan kualitatif penulis membuat gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang sebenarnya ( Cresswell, 1998, hal. 15 ). Bogdan dan Taylor ( Darmadi, 2013, hal. 286 ) mengemukakan bahwa metode kualitatif merupakan metode yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan yang didapat dari pengamatan pada orangorang dan perilaku yang benar-benar terjadi. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data menurut Darmadi ( 2013, hal. 289 ) adalah: 1.6.1. Data Primer 1. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan informan atau narasumber, dimana orang yang 6

diwawancarai terlibat langsung dengan topik perancangan. Target wawancaranya ialah perwakilan PT. PLN distribusi Jakarta dan Tangerang. 2. Observasi Observasi dilakukan untuk memberikan gambaran realistik suatu perilaku atau kejadian pada suatu masalah dengan melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu seperti, ruang (tempat), pelaku, kegiatan objek, perbuatan, kejadian, dan perasaan. Melihat secara langsung target lokasi kampanye dan kondisi disekitarnya. 3. Survei Survei dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada para pelanggan listrik untuk mendapatkan data mengenai media kampanye yang sebelumnya telah dilakukan oleh pihak PT. PLN. Sehingga penulis dapat mengetahui pendapat dan keinginan umum mengenai perancangan media kampanye ini. 1.6.2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan untuk melengkapi dan mendukung data primer. Sejumlah besar fakta pada data sekunder berbentuk dokumentasi yang berasal dari buku, ebook, jurnal ilmiah, atau website resmi, yang kemudian akan digabungkan dan diteliti kembali bersama dengan data primer. 7

1.7. Metode Perancangan Landasan metode perancangan yang digunakan penulis adalah berasal dari teori Ryan Hembree pada buku The Complete Graphic Designer yang menjelaskan proses awal terbentuknya sebuah desain ( 2006, hal. 39 ). 1. Research (Perumusan Masalah) Mengamati fenomena dan masalah-masalah berupa riset mengenai hal yang sedang terjadi pada suatu lingkungan atau orang-orang sekitar, hingga ditemukan permasalahan yang cukup jelas dan pasti sebagai dasar tujuan perancangan dengan batasan masalah yang telah ditentukan. 2. Creative Brief Proses ini merupakan proses memecahkan masalah pada suatu perancangan dengan mempertimbangkan hal hal seperti, budget, organisasi yang berkaitan, pendekatan visual, target, kompetisi, bentuk, dan tujuan perancangan. 3. Concept Development (Brainstroming) Proses pembuatan mind mapping dan menggabungkan data primer dan sekunder yang telah didapat, yang kemudian dijadikan sebagai landasan brainstroming atau pengembangan ide perancangan. 4. Sketsa Proses sketsa dilakukan untuk memberikan gambaran kasar mengenai desain yang dihasilkan dari brainstroming. Tidak sebatas pada hasil 8

konsep brainstroming, proses sketsa juga tidak menutup kemungkinan untuk mengeksplorasi konsep lain sebagai desain alternatif. 5. Executing the Concept (Visualisasi) Setelah konsep dari hasil riset didapat dan dijadikan sketsa, proses visualiasi dilakukan untuk menciptakan desain dan menerapkannya menjadi suatu karya desain yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan perancangan. 9

1.8. Skematika Perancangan 10