Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta. digunakan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

Owner (Pemilik Proyek)

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN


TINJAUAN STANDAR/SISTIM KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL (AIA, FIDIC, JCT, SIA) (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BID EVALUATION SYSTEM

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

DASAR-DASAR PELELANGAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ALTERNATIVES KONTRAK HARGA PASTI DAN METODE MULTIPLE ALTERNATIVES KONTRAK HARGA POKOK

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

PEMBANGUNAN GUDANG 07 LAYDOWN

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BODY OF KNOWLEDGE PROJECT MANAJEMEN ( PM BOK )

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

II. KEGIATAN PENGAWASAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS AKHIR PRE CONTRACT DAN POST CONTRACT STUDI KASUS PROYEK AD-PREMIER OFFICE JAKARTA

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2

BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Pengertian manajemen secara umum

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

MANAJEMEN PENGADAAN PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.


BAB II PROSES BISNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PENGADAAN DALAM PROYEK. Chapter 12

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BERITA ACARA SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI (PHO)

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BENTUK-BENTUK KONTRAK KONSTRUKSI (RINGKASAN) Oleh: Ir. H. Nazarkhan Yasin

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Variation Order. Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang

KEBUTUHAN TIM PENDAMPING DI BIDANG TEKNIS BAGI PENGELOLA PROYEK INTERIOR KANTOR BUMN/BUMD

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

ADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

Transkripsi:

Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI Halaman 1 dari pertemuan kedua 2.1 Peserta Manajemen konstruksi memerlukan kerjasama yang erat dari ketiga pelaku pembangunan yaitu owner (pemberi tugas), konsultan (perencana) dan kontraktor (pemborong/pelaksana) untuk keberhasilan dalam mewujudkan proyek. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta Sasaran Konsultan Kontraktor Jadwal Cepat selesai, agar Cepat selesai, Cepat selesai, Penyelesaian hasil dapat segera minimal sesuai minimal sesuai Biaya proyek Mutu pekerjaan digunakan. Harga terendah memenuhi persyaratan teknik Minimal tidak melewati anggaran. Berfungsi sesuai harapan, minimal sesuai spesifikasi kontrak. Mendapat keuntungan sebaik mungkin Memenuhi kriteria dan spesifikasi dalam kontrak kontrak Mendapat keuntungan sebanyak mungkin Memenuhi kriteria dan spesifikasi dalam kontrak 2.3 Peranan a. Pada tahap Konseptual: Peranan pemberi tugas adalah menyediakan: - Tujuan dan keperluan penyelenggaraan proyek. - Tingkat kwalitas yang diinginkan. - Dana yang dialokasikan. - Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan (Required Schedule). - Pedoman secara umum. Hal-hal tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk T.O.R (Terms Of Reference) yang selanjutnya akan disusun oleh konsultan. TOR dapat digunakan sebagai dasar menyusun analisis pendahuluan dan studi kelayakan.

Halaman 2 dari pertemuan kedua b. Pada tahap PP/Definisi Setelah dilakukan studi kelayakan terlihat proyek layak, maka pemilik melanjutkan kegiatan sebagai berikut: Meletakkan batasan atau definisi lingkup proyek Filosopi desain Menentukan alokasi pembagian lingkup kerja Menyusun strategi penyelenggaraan Menyiapkan paket lelang (RFP) dan rancangan kontrak Mengadakan lelang (tender), menerima proposal, negosiasi dan menandatangani kontrak. c. Pada tahap Implementasi Peranan pemilik pada tahap implementasi fisik adalah sebagai berikut: Pengelolaan terhadap pekerjaan kontraktor maupun terhadap paket kerja yang ditangani sendiri Mengelola keuangan proyek Administrasi kontrak Contoh: dari proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung adalah Perkumpulan Perhimpunan Santo Boromeus (PPSB). Dalam pelaksanaannya, pemilik membentuk panitia khusus yang disebut dengan Tim Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf. Tugas dan wewenang dari pemilik adalah sebagai berikut: o Memberikan gagasan pembangunan proyek kepada konsultan serta memberikan persetujuan atas rencana yang telah dibuat. o Menyediakan dana, informasi dan bantuan kerjasama yang diperlukan pemborong dalam pelaksanaan pernbangunan ini. Mengurus dan membiayai perizinan, misalnya: Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). o Menunjuk kontraktor melalui surat perintah kerja agar melaksanakan proyek. o Berhak menghentikan pekerjaan sebagian atau, seluruhnya bila pemborong tidak mampu memperbaiki pekerjaan yang kurang sempurna atau terus menerus gagal mengadakan bahan-bahan dan alat-alat sesuai dengan dokumen kontrak. o Menunjuk konsultan pengawas untuk mengawasi dan melaporkan jalannya pembangunan, serta membayarnya.

Halaman 3 dari pertemuan kedua o Menerima hasil pembangunan proyek setelah selesai dan disetujui pada saat penyerahan dari kontrakor baik pada saat penyerahan pertama bangunan fisik (100% selesai) maupun masa pemeliharaan 365 hari. 2.4 Peranan Konsultan Berdasarkan T.O.R konsultan perencana harus mengembangkannya menjadi : - Dokumen kontrak. - Dana yang diperlukan (R.A.B). - Tingkat kualitas pekerjaan. - Rencana jadwal pelaksanaan (Time Schedule). - Layak bangun (Constructable). Contoh: Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung adalah pihak yang ditunjuk khusus oleh pemilik untuk melaksanakan pengawasan atas jalannya pelaksanaan dokumen kontrak. Direksi Lapangan ini merupakan wakil dari pemilik selama pelaksanaan kontrak sampai pembayaran terakhir dilaksanakan hingga segala instuksi dari pemilik kepada pemborong dilakukan melalui direksi lapangan. Tugas dan wewenang dari direksi lapangan proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung adalah: o Mengkaji kembali kebenaran dokumen kontrak ( spesifikasi, gambar dan hitungan ) serta mengevaluasi kembali sesuai dengan biaya, waktu dan mutu. o Melakukan pengawasan dan mengendalikan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak antara lain: RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat), gambar desain dan detail, Rencana Anggaran Biaya, serta time schedule. o Wajib melaporkan jalannya pekerjaan kepada pemilik dan menjaga kepentingan-kepentingan pemilik dan menjaga kepentingan pemilik akan kemungkinan yang merugikan akibat kesalahan atau ketidaksempumaan pelaksanaan. o Keputusan yang diambil oleh direksi lapangan adalah sesuai dengan isi dan maksud dari dokumen kontrak dan berlaku adil dan jujur terhadap kepentingan semua pihak. o Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang perlu dipersiapkan kontraktor dan memberikan gambar-gambar penjelasan yang dibutuhkan kontraktor.

Halaman 4 dari pertemuan kedua o Berhak melakukan perubahan-perubahan yang perlu atas pekerjaan dan menerbitkan berita acara perubahan dengan seijin dari pemberi tugas. Konsultan perencana Perencana (Konsultan Perencana) proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung adalah pihak konsultan yang ditunjuk oleh pemilik untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan penyusunan dokumen pelelangan dan melaksanakan peninjauan berkala atas pelaksanaan isi dokumen kontrak. Tugas dan wewenang dari perencana proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung adalah: o Wajib melakukan peninjauan ke lapangan untuk memeriksa kesesuaian pelaksanaan dengan gambar kerja, RKS dan perubahan-perubahannya. o Wajib memberitahukan perbaikan bila terdapat ketidaksesuaian pelaksanaan dengan dokumen kontrak kepada direksi lapangan yang kemudian akan memerintahkan pemborong untuk memperbaiki ketidaksesuaian tersebut. o Memeriksa contoh bahan yang diserahkan oleh pemborong agar bahan yang dipakai sesuai dengan bahan yang telah direncanakan. 2.5 Peranan Kontraktor Secara umum peranan kontraktor adalah mengatur secara efisien pelaksanaan fisik bangunan (proyek) sesuai dengan dokumen kontrak. Contoh: Pemborong atau kontraktor adalah pihak perusahaan yang ditunjuk pemilik melalui proses tender untuk melaksanakan pembangunan, dan telah menandatangani surat perjanjian pemborongan dan karenanya terikat untuk melaksanakan kewajibannya seperti yang tercanturn dalam dokumen kontrak. Adapun peranan dari kontraktor proyek Pembangunan Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung yaitu: o menyiapkan time schedule. o menyediakan / memobilisasikan surnber daya. o melaksanakan pekedaan sesuai dengan dokumen kontrak. o membuat laporan kemajuan pekedaan. o melaksanakan pengetesan bahan / konstruksi. o menyiapkan shop drawings dan as built drawings. o menyerahkan pekerjaan ( proyek ). o menerima pernbayaran sesuai dengan dokumen kontrak. o Demobilisasi.

Halaman 5 dari pertemuan kedua 2.6 Model Hubungan Kerja Peserta Proyek Konstruksi Dari sudut kontraktual, ada beberapa bentuk hubungan antara ketiga peserta dalam menyelenggarakan pelaksanaan proyek. a. Menggunakan Kontraktor Utama Dalam hubungan kerja semacam ini tanggung jawab pekerjaan. implementasi fisik diserahkan kepada kontraktor utama, dengan kontrak harga tetap ataupun harga tidak tetap. Sedangkan tanggung jawab mempersiapkan paket-paket kerja seperti arsitektur dan engineering diserahkan kepada konsultan-konsultan yang bersangkutan. Konsultan Arsitek, Engineering, dll. Kontraktor Utama hubungan kontrak hubungan koordinasi atau operasional Subkontraktor Supplier b. Kontraktor Utama Merancang dan Membangun Dalam hubungan kerja semacam ini, kontraktor mempunyai tanggung jawab keseluruhan atas desain, engineering, pengadaan material, pabrikasi sampai kepada konstruksi dan instalasi. Sering kah juga melibatkan konsultan (arsitek dan engineering), subkontraktor dan rekanan, tetapi tanggung jawab penuh dipegang oleh kontraktor. Subkontraktor Arsitek & Engineering Kontraktor Utama Supplier c. Force Account Dalam hal ini, pemilik terlibat langsung dalarn pekerjaan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyelenggaraan proyek. dapat menggunakan. jasa subkontraktor atau konsultan yang Organisasi Organisasi Organisasi

Halaman 6 dari pertemuan kedua melapor langsung kepada pemilik. d. Menggunakan Manajemen Konstruksi atau Konsultan Manajemen Proyek Di sini, selain adanya peserta yang lain, pemilik menunjuk CM atau konsultan manajemen proyek sebagai wakil atau agen untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatankegiatan proyek. CM/ KMP hubungan kontrak hubungan koordinasi atau operasional Konsultan Arsitek, Engineering, dll. Subkontraktor Kontraktor Multikontraktor Supplier Model yang sering dipraktekkan di Indonesia yaitu menggunakan jasa kontraktor dan konsultan, seperti pada gambar model a. Kontraktor melaksanakan, kegiatan implementasi fisik berdasarkan kontrak lump-sum. hanya memiliki staf proyek berukuran kecil, dan menyerahkan bermacam-macam paket kerja dan studi kepada sejumlah konsultan. Berdasarkan model di atas, kegiatan utama pemilik dan peserta yang lain (konsultan dan kontraktor), selama siklus proyek terlihat pada tabel 1.

Halaman 7 dari pertemuan kedua Tabel 1 Lingkup kerja proyek KONSEPTUAL PP / DEFINISI IMPLEMENTASI 1. Formulasi gagasan 2. Evaluasi hasil studi kelayakan 3. Tujuan dasar 4. Indikasi lingkup kerja, jadwal, biaya, dan mutu 5. Pendanaan 1. Studi kelayakan 2. AMDAL Konsultan 1. Menentukan strategi 2. Menetapkan sasaran biaya, jadwal, dan mutu lingkup kerja 3. Rencana sumber daya dana, SDM, material. 4. Menyiapkan perangkat peserta RFP dan MIS Kontraktor, konsultan 5. Mengkaji proposal 6. Negosiasi dan tanda tangan kontrak 1. AMDAL 2. Arsitektur 3. Engineering 4. Pendanaan 5. Rekayasa nilai 1. Membuat proposal 2. Negosiasi dan tanda tangan kontrak Kontraktor 1. Mengelola implementasi fisik monitor kemajuan review laporan koordinasi peserta change order inspeksi dan tes 2. Mengelola administrasi keuangan: administrasi kontrak akuntansi kontrak administrasi pinjaman kontrol pembayaran asset record persiapan audit 1. Engineering 2. Arsitektur 3. Inspeksi 4. Dan lain-lain 1. Mengelola atau mengerjakan implementasi fisik: mobilisasi sumber daya perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian engineering, pembelian, pabrikasi, konstruksi tes, inspeksi uji coba, praoperasi 2. Administrasi kontrak dan keuangan

Halaman 8 dari pertemuan kedua Phases Of Project Owner's Need for Project Request for Engineering Study Conseptual configurations and alternatives for technical feasibility. Development of cost and schedule for each alternative. Review by Owner Economic analysis for rate of return. Payback period, capital recovery or Benefit / Cost ratios. Owner Request for Further Study of Project Owner Authorizes Project Owner Abandons Project Final design of project detailed drawing, written specifications, and preparation of contract documents Procurement of bulk materials, special equipments, construction contracts Construction contractors administration of contracts for physical work in place Project close out system testing, final inspection, as-built drawings

Halaman 9 dari pertemuan kedua 2.7 Interaksi Antara dan Kontraktor Kontrak yang lazim dipakai dalam proyek engineering konstruksi, dikenal sebagai kontrak engineering, pengadaan dan konstruksi (EPK). Suatu kontrak EPK adalah dokumen yang memuat persetujuan bersama secara sukarela, yang mempunyai kekuatan hukum, dimana pihak kesatu berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan material untuk membangun proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kedua berjanji untuk membayar sejumlah uang sebagai imbalan untuk jasa dan material yang telah digunakan. Pada dasarnya, setiap kontrak harus bersifat wajar (fair) terhadap kedua belah pihak dan tidak bermaksud untuk mengambil keuntungan sepihak dengan cara merugikan pihak lain. Suatu kontrak pembangunan proyek yang lengkap, akan mengandung hal-hal sebagai berikut : Adanya pasal yang melindungi kepentingan pemilik terhadap kemungkinan tidak tercapainya sasaran proyek. Adanya pasal yang memperhatikan hak-hak kontraktor. Memberikan keleluasaan kepada pemilik untuk dapat meyakini tercapainya sasaran-sasaran proyek tanpa mencampuri tanggung jawab kontraktor. Hal ini dijelaskan dengan memberikan kesempatan pemantauan dan pengawasan yang luas sewaktu proyek sedang berjalan seperti laporan berkala, pengetesan, uji coba, dan lain-lain. Penjabaran yang jelas akan segala sesuatu yang diingini penilik. Misalnya definisi lingkup kerja, spesifikasi material, dan peralatan. Demikian pula syarat dan kondisi aspek komersial. 2.8 Perlindungan terhadap Resiko Bertitik tolak dari pemikiran bahwa akan banyak dijumpai permasalahan, persoalan, dan kesulitan dalam proses pelaksanaan kegiatan proyek, yang berarti akan mempertinggi risiko, maka dalam suatu kontrak perlu dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk menghadapi dan mengendalikannya. Untuk pemilik mekanisme ini meliputi : Jaminan pelaksanaan (Performance Bond). Garansi dan pertanggungan (Warranty). Pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan (Progress Payment). Hak untuk mengadakan inspeksi dan test. Hak mendapatkan laporan berkala. Hak melaksanakan penjaminan mutu (Quality Control).

Halaman 10 dari pertemuan kedua 2.9 Penyusunan dan Pengelolaan Kontrak Sistematika tahap penyusunan dan pengelolaan kontrak menurut R.D Gilbreath (1992). Pelaksanaan Kontrak (Contract Perencanaan Penyusunan Execution) dan Strategi Kontrak Komersial Teknis 1. Strategi kontrak 2. Jenis kontrak 3. Kelengkapan proyek 4. Kondisi lokal 5. Kepentingan spesifik proyek 1. Rancangan kontrak 2. Prakualifikasi 3. Menyusun paket lelang 4. Membuat proposal 5. Negosiasi 6. Tanda tangan kontrak 1. Prosedur pembayaran 2. Klaim 3. Chance order 4. Back charge 5. Penutupan kontrak 1. Program QA/QC 2. Inspeksi 3. Testing 4. Jaminan 5. Laporan Urutan kegiatan pelaksanaan kontrak : A. Strategi dan perencanaan kontrak. B. membentuk panitia tender. C. Kriteria seleksi. D. Mengumpulkan daftar panjang rekanan. E. Prakualifikasi untuk mendapatkan daftar pendek. F. Menyusun rancangan kontrak. G. Menyusun paket lelang. H. Mengirim paket lelang kepada para peserta. I. Peserta lelang membuat proposal. J. Panitia menerima proposal, evaluasi rangking atau pemenang. K. Negosiasi dan tanda tangan kontrak. 3.0 Rancangan Kontrak Rancangan kontrak adalah dokumen yang setelah ditandatangani menjadi kontrak resmi mengikat kedua belah pihak. Sesudah dipersiapkan dan disusun oleh pemilik, rancangan tersebut ditambah dengan surat atau dokumen lain akan menjadi paket lelang atau disebut juga Request For Proposal (RFP). Bila dalam proses lelang atau selama proses pelaksanaan terjadi perubahan yang dianggap substansial terhadap isi atau materi rancangan kontrak/kontrak, hal ini akan ditampung sebagai Adendum, yang akan menjadi bagian dari kontrak resmi.

Halaman 11 dari pertemuan kedua Komponen rancangan kontrak sebagai berikut : 1. Komponen I : pokok-pokok persetujuan (Article of Agreement). Memuat materi pokok rencana persetujuan antara pemilik dan kontraktor. Bila telah ditandatangani, akan menjadi inti dari dokumen kontrak. Masalah Komersial dimuat dalam komponen ini. o Harga kontrak. o Tanggal mulai berlaku (effective date). o Jadwal penyelesaian pembangunan secara mekanikal (mechanical completion) o Jaminan (bond) dan pertanggungan (guaranties and warranty), perihal: - performance atau kinerja; - jadwal penyelesaian proyek; - mutu pekerjaan dan peralatan. Pajak, asuransi dan royalti. o Penghentian pekerjaan (terminasi). o Pengurangan dan penambahan pekerjaan. o Keadaan force majeure. o Pengaturan hak kepemilikan. o Persengketaan, arbitrasi. Komponen II : syarat-syarat umum (General Condition). Memuat syarat-syarat umum yang memberikan definisi bagaimana pekerjaan harus dilaksanakan (project's procedures). Termasuk penjelasan, petunjuk dan tata cara penyelenggaraan proyek. Demikian juga mengenai garis wewenang dan tanggung jawab pihak-pihak yang bersangkutan. Petunjuk dan prosedur meliputi hal-hal berikut: o Desain engineering. o Pengadaan material dan jasa. o Konstruksi dan subkontrak. o Perencanaan, pengendalian biaya dan jadwal. o Pengendalian mutu. o Laporan kemajuan proyek. o Korespondensi dan sistem arsip. o Prosedur persetujuan, keuangan, dan pembayaran. o Penyelesaian dan penutupan proyek. Komponen III : syarat-syarat khusus (Special Condition.) Memuat syarat-syarat khusus seperti berikut ini: o Pengadaan material dan jasa yang ditanggung oleh pemilik. o Lingkup kerja khusus seperti pelatihan (training).

Halaman 12 dari pertemuan kedua o Fasilitas sementara. Komponen IV : uraian lingkup kerja, spesifikasi teknik dan gambar desain engineering. Memuat uraian perincian lingkup kerja proyek secara menyeluruh (project's scope of works), termasuk kriteria dan spesifikasi. Dalam spesifikasi, dijelaskan segala sesuatu yang tidak dapat ditunjukkan dalam bentuk gambar, misalnya mutu peralatan yang diinginkan, kriteria kerja yang dipakai, dan lain-lain, yang merupakan kelengkapan dari gambar spesifikasi terdiri dari bagian berikut ini: o Rincian lingkup pekerjaan, seperti: - unit utama; - unit utiliti; - unit off-site; - instrumen dan pusat pengendalian (control room). o Lingkup kerja desain dan engineering. Spesifikasi material dan peralatan, metode dan kriteria kerja. o o Standar, kode (code) dan satuan ukuran. Gambar serta keterangan singkat seperti: - gambar denah (lay-out); - gambar peralatan dan asesori; - gambar isometrik dan lain-lain. Paket Lelang (RFP) = Dokumen lelang + Rancangan Kontrak Dokumen Lelang 1. Undangan untuk ikut lelang 2. Petunjuk lelang 3. Proposal Rancangan Kontrak 4. Pokok-pokok persetujuan 5. Syarat-syarat umum 6. Syarat-syarat khusus 7. Lingkup proyek, spesifikasi dan kriteria 8. Gambar-gambar desain dan engineer 9. Adendum, muncul pada waktu negosiasi Catatan: - Komponen 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8 dipersiapkan oleh pemilik proyek - Komponen 3 dipersiapkan oleh pemilik, diisi dan diselesaikan oleh peserta lelang - Komponen 9 adalah hasil interaksi antara pemilik dan peserta sebelum penandatanganan kontrak

Halaman 13 dari pertemuan kedua 3.1 Jenis Kontrak Kontrak dengan Harga Tetap : 1. Harga tetap dengan eskalasi terdapat ketentuan bahwa harga kontrak dapat disesuaikan naik atau turun, yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yang disetujui bersama. 2. Harga tetap dengan perangsang dalam hal ini kontraktor akan mendapat tambahan harga yang telah disetujui formulanya sebagai Perangsang. Misalnya bila kontraktor dapat menyelesaikan proyek lebih awal dari rencana. 3. Kontrak dengan harga satuan tetap (Unit price) kontrak ini sering dijumpai dalam keadaan dimana jenis pekerjaan dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan, sedangkan jumlah atau besarnya pekerjaan belum diketahui secara tepat. Kontrak dengan Harga tidak Tetap : Pada kontrak ini, pemilik membayar semua biaya (jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yang diatur dalam kontrak ditambah dengan sejumlah uang dalam bentuk upah (Fee). 1. Harga tidak tetap dengan upah tetap (Cost Plus Fixed Fee CFF). membayar kembali semua biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang jumlahnya tetap. 2. Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum membayar semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek ditambah upah, sampai pada suatu batas maksimum. Pengeluaran diatas batas maksimum menjadi tanggungan kontraktor. 3. Harga tidak tetap dengan risiko ditanggung bersama. Disini jumlah upah akan naik sesuai penghematan yang dihasilkan, tetapi akan didenda jika biaya melebihi biaya rencana. 4. Harga tidak tetap dengan upah berubah-ubah : R.A.B ditentukan terlebih dahulu secara bersama-sama oleh pemilik dan kontraktor. Apabila pada akhir proyek ternyata biaya proyek sesungguhnya kurang dari R.A.B, kontraktor mendapat bonus, demikian pula sebaliknya. Pada jenis kontrak ini pemilik akan membayar semua biaya proyek, risiko kontrak hanya pada pengurangan fee-nya.