BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

Universitas Bina Nusantara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

3 BAB III LANDASAN TEORI

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

BAB IV METODE PENELITIAN

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN PENCEGAHAN OPTIMAL KOMPONEN SISTEM PRINTING UNIT U41 MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI. oleh Ng, Erwin Wiyono

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal PASTI Volume IX No 2,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA DEPARTEMEN MAINTENANCE PT. DIAN SWASTATIKA SENTOSA SKRIPSI

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MESIN INDUSTRI

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

JADWAL PERAWATAN OVERHEAD CRANE DENGAN MENGGUNAKAN PROPORTIONAL HAZARDS MODEL DAN TOTAL TIME ON TEST PLOTTING DI PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA *

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

KEBIJAKAN OPTIMAL PENGGANTIAN KOMPONEN BERBASIS UMUR UNTUK PREVENTIVE MAINTENANCE PADA CNC PLATE CUTTING

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

BAB 4 ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

Kata Kunci :Breakdown, Delay, Downtime, Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectivenss (OEE)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X

JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES*

Penentuan interval penggantian komponen secara preventif untuk meminimumkan total biaya penggantian akibat kerusakan mesin

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan memelihara fasilitas / peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan operasi sesuai dengan yang telah direncanakan. 2.2 Tujuan Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa tujuan utama dari proses pemeliharaan (maintenance) dalam menunjang aktivitas proses produksi adalah (Ariani, 2008): A. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. B. Menjaga kualitas produksi pada tingkat yang tepat dan mengusahakan agar kegiatan produksi tidak terganggu. C. Memaksimalkan umur kegunaan alat atau fasilitas. D. Mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin melalui pelaksanaan kegiatan maintenance dengan baik. 2.3 Jenis Pemeliharaan Sistem pemeliharaan (maintenance) dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu corrective maintenance (pemeliharaan korektif) dan preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan) (O Connor, 2004, p.401). A. Corrective Maintenance (Pemeliharaan Korektif) Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance) mencakup semua kegiatan untuk mengembalikan sistem dari status rusak ke status beroperasi (O Connor, 2004, p.401). Pemeliharaan perbaikan mencakup beberapa aktivitas, yang dibagi menjadi tiga kategori (O Connor, 2004, p.401): Waktu persiapan (preparation time): waktu yang dibutuhkan untuk mencari operator untuk pekerjaan, peralatan dan perlengkapan. Waktu dari perbaikan (active maintenance time): waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Waktu keterlambatan (delay time): waktu yang dibutuhkan untuk menunggu suku cadang, ketika kegiatan perbaikan sudah mulai dilakukan. B. Preventive Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan) Ebeling (1997, hal. 189) dalam bukunya yang berjudul Reliability and Maintainability Engineering mendefinisikan preventive maintenance sebagai pemeliharaan yang terjadwal, yang umumnya dilakukan secara periodik, dimana sejumlah pekerjaan seperti inspeksi dan perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan serta penyesuaian dilakukan. Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas routine maintenance dan 4

periodic maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu bulan sekali (Ariani, 2008). 2.4 Diagram Pareto Diagram pareto (pareto chart) adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia bernama Vilfredo Pareto pada abad XIX (Nasution, 2004). Analisis pareto didasarkan pada aturan pareto 80-20 (Kolarik, 1995, dikutip oleh Shahin, Arabzad, & Ghorbani, 2010). Menurut Juan dan Gryna (1988), 20 persen dari penyebab menyumbang 80 persen dari kegagalan kualitas (Shahin, Arabzad, & Ghorbani, 2010). Diagram pareto digunakan untuk menampilkan hubungan yang penting dari suatu masalah atau situasi dan memisahkan hasil penting yang kecil dan besar, ketika perhatian ditekankan pada usaha dan sumber daya (Shahin, Arabzad, & Ghorbani, 2010). 2.5 Konsep Keandalan (Reliability) Keandalan (reliability) didefinisikan sebagai probabilitas bahwa komponen atau sistem akan melakukan fungsi yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu ketika digunakan dibawah kondisi operasi yang telah ditetapkan (Ebeling, p.5). 2.6 Konsep Perawatan (Maintainability) Perawatan (maintainability) didefinisikan sebagai probabilitas bahwa komponen atau sistem yang rusak akan diperbaiki kembali pada kondisi yang telah ditentukan selama jangka waktu tertentu, ketika dilakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang ada (Ebeling, p.6). 2.7 Konsep Ketersediaan (Availability) Ketersediaan (availability) didefinisikan sebagai probabilitas bahwa komponen atau sistem beroperasi sesuai dengan fungsi yang diperlukan pada titik waktu tertentu ketika digunakan dibawah kondisi operasi yang telah ditetapkan (Ebeling, p.6). 2.8 Nilai Rata-rata Waktu Kerusakan (Mean Time to Failure) Mean time to Failure (MTTF) adalah nilai rata-rata atau waktu ratarata terjadinya kerusakan (Ebeling, 1997, p.26). Perhitungan nilai MTTF untuk masing-masing distribusi yaitu: Distribusi Weibull MTTF =...(2.1) = scale parameter yang mempengaruhi nilai tengah dari pola data (Ebeling, 1997, p.59) = shape parameter yang mempengaruhi laju kerusakan (Ebeling, 1997, p.59) Nilai didapat dari tabel fungsi Gamma 5

6 Distribusi Exponential MTTF =...(2.2) = rata-rata kedatangan kerusakan yang terjadi (Ebeling, 1997, p.42) Distribusi Normal MTTF =...(2.3) = nilai tengah (Ebeling, 1997, p.69) Distribusi Lognormal MTTF =...(2.4) = parameter lokasi (nilai tengah dari suatu distribusi kerusakan) = parameter bentuk (shape parameter) (Ebeling, 1997, p.73) 2.9 Nilai Rata-rata Waktu Perbaikan (Mean Time to Repair) Mean time to Repair (MTTR) adalah nilai rata-rata atau waktu ratarata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan terhadap suatu komponen yang mengalami kerusakan (breakdown) (Ebeling, 1997, p.192). Perhitungan nilai MTTR untuk masing-masing distribusi yaitu: Distribusi Weibull MTTR =...(2.5) = scale parameter = shape parameter Nilai Distribusi Exponential didapat dari tabel fungsi Gamma MTTR =...(2.6) = failure rate (Ebeling, 1997, p.207) Distribusi Lognormal dan Normal MTTR =...(2.7) = nilai tengah (median) waktu perbaikan = parameter bentuk (shape parameter) (Ebeling, 1997, p.193) 2.10 Penentuan Selang Waktu Optimal Penggantian Pencegahan Penentuan selang waktu optimal dilakukan dengan tujuan untuk menentukan waktu terbaik dalam melakukan penggantian pencegahan komponen yang rusak untuk meminimalkan total downtime dan menghindari terhentinya kegiatan produksi akibat kerusakan mesin. Penentuan selang waktu optimal penggantian pencegahan dapat dimodelkan sebagai berikut (Jardine, 2001, p.95):

7 T f = downtime yang dibutuhkan untuk melakukan penggantian kerusakan. T p = downtime yang dibutuhkan untuk melakukan penggantian pencegahan. f(t) = fungsi kepadatan probabilitas waktu kerusakan. 2.10.1 Block Replacement Dalam block replacement, tindakan penggantian dilakukan pada suatu interval yang tetap. Cara ini diterapkan dengan melakukan penggantian kerusakan yang terjadi pada interval (0, t p ) dengan mengabaikan adanya penggantian yang terjadi selama selang waktu tersebut, serta melakukan penggantian pencegahan pada setiap selang waktu t p secara konstan (Jardine, 2001, p.95). Block replacement memungkinkan terjadinya penggantian dalam kurun waktu yang berdekatan, dimana komponen yang baru dipasang setelah penggantian kerusakan harus mengalami penggantian kembali pada saat tiba waktu penggantian pencegahan (t p )....(2.8) t p = interval waktu penggantian pencegahan D(t p ) = downtime persatuan waktu H(t p ) = ekspektasi jumlah kerusakan pada interval (0,t) T f = downtime yang terjadi karena penggantian kerusakan = downtime yang terjadi karena penggantian pencegahan T p 2.10.2 Age Replacement Dalam age replacement, tindakan penggantian pencegahan dilakukan berdasarkan pada umur pakai komponen (t p ). Jika pada selang waktu t p tidak terdapat kerusakan, maka tetap dilakukan penggantian sebagai tindakan pencegahan (preventive). Total downtime per unit waktu untuk penggantian pencegahan pada saat t p didenotasikan dengan D(t p ) yaitu (Jardine, 2001, p.96): D(tp) D(tp)min A(tp) Total Ekspektasi downtime per siklus (EDS) EDS = Tp.R(tp) + Tf. (1-R(tp)) Ekspektasi panjang siklus (EPS) EPS = (tp + Tp). R(tp) + (M(tp) + Tf).(1-R(tp)) Sehingga dapat diformulasikan menjadi,...(2.9) dan A(tp) = 1 D(tp)min...(2.10) = downtime per satuan waktu = downtime terkecial per satuan waktu = nilai tingkat ketersediaan (availability)

8 tp Tf Tp F(t) R(tp) M(tp) = interval waktu penggantian pencegahan = downtime yang terjadi karena penggantian kerusakan = downtime yang terjadi karena penggantian pencegahan = fungsi distribusi interval antar kerusakan yang terjadi = probabilitas terjadinya penggantian pencegahan pada saat tp = waktu rata-rata terjadinya kerusakan jikan penggantian pencegahan dilakukan pada tp 2.11 Perhitungan Biaya Kerusakan (Failure Cost), Biaya Pemeliharaan (Preventive Cost) dan Biaya Total (Total Cost) Biaya kerusakan (failure cost) merupakan biaya yang timbul karena terjadi kerusakan di luar perkiraan yang menyebabkan mesin produksi terhenti ketika waktu produksi sedang berjalan. Biaya pemeliharaan (preventive cost) merupakan biaya yang timbul karena adanya perawatan mesin yang memang sudah dijadwalkan dan direncanakan. Perhitungan biaya failure, biaya preventive dan biaya total dapat dilakukan menggunakan rumus (Anggono, 2005, p.65): Biaya Siklus Failure (C f ) C f = ((biaya tenaga kerja/jam + biaya kehilangan produksi) x t f ) + biaya komponen...(2.11) t f = waktu standar perbaikan kerusakan / MTTR (mean time to repair) Biaya kehilangan produksi = (biaya bahan baku/jam + biaya listrik/jam + biaya operator/jam) Biaya Siklus Preventive (C p ) C p = (biaya tenaga kerja/jam x t p ) + biaya komponen...(2.12) t p = interval waktu preventive = T = Age replacement Total Biaya Failure Tc(t f )...(2.13) C f = biaya failure dan t f = nilai MTTF Total Biaya Preventive Tc(t p) Cp = biaya preventive Cf = biaya failure t p = interval waktu preventive t f = nilai MTTF R = nilai reliability saat R(tp)...(2.14) 2.12 Perancangan Sistem Informasi 2.12.1 Pengertian Data dan Informasi Data dapat didefinisikan sebagai dasar pendeskripsian dari benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi dan disimpan, namun tidak diorganisir untuk menyampaikan makna tertentu (Jr. & Cegieiski, 2010, p.10).

Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diorganisir, sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya (Jr. & Cegieiski, 2010, p.10). 9 2.12.2 Pengertian Sistem Informasi Dalam bukunya Jr. & Cegieiski (2010, p.38) mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari people, prosedur, hardware, software, jaringan dan database yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. 2.12.3 Komponen Sistem Informasi Dalam sistem informasi, terdapat enam komponen yang saling terintegrasi satu dengan yang lainnya, antara lain (Jr. & Cegieiski, 2010, p.40) : Hardware, peralatan seperti prosesor, monitor, keyboard dan printer yang secara bersama-sama menerima, memproses dan menampilan data dan informasi. Software, sekumpulan program yang memungkinkan hardware dalam memproses data. Database, kumpulan dari berkas atau dokumen yang terakit atau tabel yang berisi data. Network, menghubungkan sistem yang memberi izin komputer yang berbeda untuk saling bertukar informasi. Procedures, sekumpulan instruksi tentang bagaimana menggabungkan komponen-komponen di atas (hardware, software, database, network) untuk memproses informasi dan menghasilkan output yang diinginkan. People, sekumpulan individu yang menggunakan hardware dan software atau menggunakan hasil dari output. 2.12.4 Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dengan menggunakan UML, analis dan end user mampu menggambarkan dan mengerti berbagai diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan suatu sistem (Satzinger, 2010, p.61). A. Activity Diagram Menurut Satzinger (2005, p.144), activity diagram adalah suatu diagram aliran kerja yang mendeskripsikan berbagai aktivitas dari user (atau sistem), aktor yang melakukan setiap aktivitas dan aliran sekuensial dari aktivitas tersebut. B. Use Case Diagram Use case diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran dari user dan bagaimana para user tersebut berinteraksi dengan sistem (Satzinger, 2005, p.213). C. Domain Model Class Diagram

Merupakan diagram UML yang digunakan untuk mendefinisikan semua class yang penting di dalam problem domain, sebagai contoh sistem user (Satzinger, 2005, p.184). 10 D. System Sequence Diagram Menurut Satzinger (2005, p.226), system sequence diagram digunakan untuk mendeskripsikan aliran informasi dalam mendokumentasikan input dan output serta mengidentifikasi interaksi antara aktor dengan sistem. E. User Interface Menurut Satzinger (2005, p.442), terdapat tiga aspek yang berhubungan dengan user interface, yaitu : Aspek fisik dari user interface, termasuk pengguna yang benar-benar menyentuh perangkat, termasuk keyboard, mouse, layar sentuh atau tombol. Aspek persepsi dari user interface, mencakup semua pengguna akhir, melihat, mendengar atau menyentuh (diluar perangkat fisik). Aspek konseptual dari user interface, termasuk semua pengguna yang mengerti penggunaan sistem, semua masalah domain yang dimanipulasi oleh pengguna, dan sistem operasi yang dilakukan.