BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

ABSTRAK. Kata kunci: work-family conflict, kelelahan emosional, intention to leave.

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik kurang lebih entitas. Total

BAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). SDM senantiasa melekat pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

Judul : Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Komitmen Organisasional dan Turnover Intention

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dewasa ini, perusahaan semakin berorientasi pada pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan perasaan positif tentang pekerjaan seseorang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di bidang pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan karyawan yang memiliki loyalitas pada organisasi tempat mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. independen sebagai pihak ketiga yaitu akuntan publik. eksistensinya dari waktu ke waktu semakin diakui oleh masyarakat bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor bisnis adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tekanan karyawan. Menurut Greenberg dalam Mauladi dan Dihan

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kinerja karyawan dibutuhkan setiap organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala bidang, diantaranya politik, sosial, ekonomi, teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wanita yang bekerja. Bahkan ada banyak perusahaan, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawabnya di rumah sakit perawat harus dihadapkan pada pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peringkat manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, suatu perusahaan akan memiliki peluang yang relatif kecil untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. pernah melihat wanita sebagai penerbang, tetapi kini Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. Keterbukaan ekonomi dan politik, perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah maupun swasta saling bersaing, dengan persaingan yang berfokus pada kepuasan konsumen dituntut untuk dapat menyempurnakan mutu pelayanan pada masyarakat dan pemberi jasa kesehatan. Masyarakat sekarang dengan tingkat ekonomi serta tingkat pendidikan yang semakin baik juga semakin kritis dalam memilih Rumah Sakit dengan pelayanan tenaga kesehatan terutama perawat yang bersikap ramah disamping juga peralatan kedokteran yang canggih dan lengkap pada rumah sakit tersebut. Perawat diharapkan harus ramah, baik, bertabiat halus/lembut,jujur, dapat dipercaya, cerdas, cakap, terampil, dan mempunyai tanggung jawab moral yang baik. Perawat harus berprilaku yang dapat dihargai oleh orang lain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat yangdd perilakunya akan mempengaruhimpasien, teman, keluarga, dan masyarakat. Apabila perilakunya tidak diterima, dia akan dikritik oleh teman sejawat atau masyarakat. Namun sangat disayangkan terdapat fakta saat ini mutu pelayanan kesehatan dan mutu perawatan di Indonesia masih tergolong rendah. Kelemahan tersebut terindikasi dari masih banyaknya keluhan terhadap pelayanan tenaga keperawatan. Fransis (2002) menyatakan bahwa perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang masih banyak dibutuhkan dan sedang ditingkatkan kualitas 1

keprofesionalannya. Dapat juga diartikan bahwa dunia keperawatan memerlukan profesionalisme yang meliputi kode etik dan konsep-konsep keilmuannya. Dalam keperawatan, merupakan perilaku yang tidak benar apabila membahayakan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. Kadang-kadang ada perbedaan anggapan tentang perilaku yang baik, tetapi profesi yang akan membawa dirinya dalam situasi professional. Keberhasilan perawatan dalam keperawatan bergantung pada konsep diri dan tujuannya menjadi perawat. Kemampuan intelektual perawat sangat penting. Kemampuan ini diukur dengan berbagai cara perawat memenuhi tanggung jawab keperawatannya. Integrasi pribadi sangat penting dalam keperawatan, semua orang harus jujur kepada dirinya sendiri. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak lepas dari mutu pelayanan keperawatan Rumah Sakit tersebut, bahwa perawat sebagai tenaga pelaksanaan dalam unit pelayanan keperawatan, dapat pula dikatakan perawat memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan. Menurut Gunarsa (1999) perawat adalah individu yang telah disiapkan melalui pendidikan untuk turur serta dalam penyembuhan dan perawatan pasien, usaha-usaha rehabilitas dan pencegahan penyakit, baik yang ditangani sendiri maupun yang dibawah pengawasan dokter serta kepala perawat sehingga tugasnya perawat memerlukan lingkungan kerja yang mendukung kondisi yang terkait dengan hubungan antar perawat, perawat dengan pasien, dan perawat dengan atasannya. 2

Selain itu dalam rangka pencapaian tujuan Rumah Sakit secara efektif dan efisien, organisasi membutuhkan perawat dengan tingkat loyalitas dan partisipasi yang tinggi, dan tingkat loyalitas dan partisipasi yang tinggi tersebut yang dinamakan komitmen. Komitmen merupakan hal yang berlaku umum, tanpa memandang umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, gaji, status sosial, dan lainlain. Komitmen organisasional merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu sendiri (Robbins,2001). Komitmen organisasional mencerminkan bagaimana seorang individu mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Komitmen komitmen yang berhubungan dengan pekerjaan telah dikemukakan dalam beberapa bentuk seperti pekerjaan, karir, professional, organisasi, dan lain-lain. Walaupun komitmen memegang peranan yang penting dalam pencapaian tujuan organisasi, intensitas komitmen antara karyawan yang satu dengan lainnya terhadap organisasinya adalah berbeda-beda karena adanya pengaruh dari berbagai sumber. Didalam suatu organisasi atau perusahaan yang sering menjadi permasalahan adalah apabila anggota atau karyawannya memiliki intensitas komitmen yang rendah terhadap organisasi perusahaannya, dan apabila komitmen organisasi berbenturan dengan komitmen profesi maka akan menyebabkan turunnya intensitas komitmen yang nantinya akan menimbulkan munculnya suatu konflik dari seorang profesional. Konflik ini bisa muncul karena selain sebagai anggota organisasi, seorang karyawan professional juga merupakan anggota suatu profesi yang diatur oleh kode etik dan standar kinerja profesi. Sedangkan sebagai anggota organisasi, ia harus patuh pada norma dan peraturan yang berlaku, 3

memiliki kesetiaan kepada organisasi, serta tunduk pada wewenang dan pengawasan hirarkis. Konflik merupakan suatu proses yang diawali ketika satu pihak lain telah mempangaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama. Komitmen organisasional akan dipengaruhi oleh konflik kerja-keluarga. Konflik kerja-keluarga semakin banyak diperbincangkan mengingat meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Partisipasi perempuan dalam dunia kerja meningkat dari tahun ke tahun disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Rantika dan Sunjoyo (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa konflik kerja-keluarga berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Konflik kerja merupakan merupakan konflik yang muncul ketika peran seseorang dalam keluarga mengganggu peran pekerjaan. Contohnya adalah ketika seorang perempuan karir yang merasa pekerjaannya terganggu karena harus mengantar anaknya pergi sekolah. Sedangkan konflik keluarga adalah konflik yang muncul ketika peran pekerjaaan mengganggu peran seseorang dalam keluarga. Contohnya adalah ketika seorang perempuan karir yang juga seorang ibu, merasa pekerjaannya sebagai perawat menghalanginya untuk dapat menghabiskan waktu dengan anak-anaknya seperti membantu membimbing anaknya saat mengerjakan pekerjaan rumah. Hubungan kerja dalam tim kerja perawat berpengaruh menjadi sumber kepuasan serta dukungan kerja. Kurang baiknya hubungan kerja dan dukungan kerja dapat menimbulkan konflik dan stres kerja.menurut Wenday, at.all (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahawa penyebab terjadinya konflik kerjakeluarga dalam suatu organisasi adalah adanya tuntutan pekerajaan dan tuntutan 4

dalam keluarga yang tidak bisa disejajarkan dalam beberapa hal. Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu, seperti oekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru dan deadline. Sedangkan tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan utuk menangani tugas-tugas rumah tangga dan menjaga anak. Teori dukungan organisasi yang dipaparkan oleh Eisenberger et al. (1986) dan Shore & Tetrick (1991) dapat menjelaskan adanya komitmen secara emosional dari karyawan kepada organisasinya, yang mana pendekatan ini mengasumsikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan emosi sosial dan untuk menilai kesiapan organisasi untuk memberi penghargaan terhadap peningkatan usaha, karyawan akan membentuk sebuah kepercayaan dasar mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi karyawan dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan, definisi inilah yang membentuk persepsi dukungan organisasi atau Perceived Organizational Support (POS) (Rhoades, Eisenberger, & Armeli, 2001). Apabila seorang karyawan dalam sebuah organisasi, dapat merasakan adanya dukungan dari organisasi yang sesuai dengan norma, keinginan, harapan yang dimiliki karyawan, maka dengan sendirinya akan terbentuk sebuah komitmen dari karyawan untuk memenuhi kewajib-annya kepada organisasi, dan tidak akan pernah meninggalkan organisasi, karena karyawan telah memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap organisasinya (Kartika, 2011). Menurut Rhoades, Eisenberger, & Armeli (2001) Perceived Organizational Support (POS) akan meningkatkan komitmen afektif karyawan dengan menciptakan sebuah kewajiban untuk peduli terhadap kesejahteraan organisasi, 5

dan berdasarkan norma timbal balik organisasi juga wajib untuk memperhati-kan kesejahteraan karyawannya. Pengalaman yang muncul dari karyawan sebagai hasil dari proses timbal balik yang berkelanjutan dengan organisasi, akan mengarahkan kepada kepuasan karyawan atas ke-sejahteraan organisasi. Dengan perasaan karyawan itu sendiri dan secara emosional akan muncul keterikatan dengan organisasi. Dalam penelitian Jaewon dan Riccardo (2006) menyatakan adanya hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan komitmen organisasional afektif. Faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional adalah stres kerja. Karyawan yang mengalami stress kerja yang relatif sering dapat mengakibatkan jenuh bekerja atau bahkan berniat untuk meninggalkan perusahaannya. Hal ini dapat menurunkan komitmen terhadap perusahaannya. Robbins (2007) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi yang dinamis di mana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, hambatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya ternyata tidak pasti. Stres kerja merupakan suatu kondisi dimana seorang karyawan mengalami gangguan psikologis maupun fisik dalam menghadapi suatu permasalahan atau pekerjaan yang berakibat merusak kinerja karyawan pada tingkat stres yang tinggi namun, pada tingkat tertentu dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dalam konteks industri jasa kesehatan seperti RSUP M. Djamil Padang adanya pengaruh konflik-kerja keluarga, persepsi dukungan organisasi, dan stres kerja terhadap komitmen organisasional. Oleh sebab itu perawat selain dituntut untuk bekerja keras juga dituntut bekerja sebagai satu tim. Hubungan kerja dalam 6

tim kerja perawat berpengaruh menjadi sumber kepuasan dan dukungan kerja. Kurang baiknya hubungan kerja akan menimbulkan konflik kerja-keluarga. Kurang baiknya dukungan organisasi yang dirasakan perawat juga akan mempengaruhi kinerja dari perawat sendiri. Hal-hal tersebut merupakan faktorfaktor potensial untuk memicu terjadinya stres kerja pada perawat. RSUP DR. M. DJAMIL merupakan rumah sakit pemerintah yang terbesar diwilayah Sumatra Barat Memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Rumah sakit yang memiliki kurang lebih 715 perawat diseluruh instalasi, dimana 715adalah perawat wanita dan 80% perawat sudah berkeluarga. RSUP M. Djamil melayani semua lapisan masyarakat. Banyaknya pasien yang datang kerumah sakit ini mengharuskan karyawan terutama perawat untuk bekerja dengan baik sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai perawat wanita.pada umumnya perawat di rumah sakit ini dominasi oleh tenaga kerja wanita. Wanita dalam hal perannya pada dua dasawarsa terakhir telah mengalami perubahan. Berbeda dengan zaman dahulu dimana kaum wanita hanya berperan sebagai pengurus rumah tangga, saat ini seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern telah memberikan kesempatan pada kaum wanita untuk juga memiliki peran di dunia kerja sehingga memicu timbulnya fenomena bertambahnya jumlah wanita yang bekerja bahkan sudah mulai banyak wanita yang berhasil memasuki jenis-jenis pekerjaan yang selama ini jarang bahkan sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. Pembagian peran antara sebagai ibu rumah tangga dan pekerja menimbulkan problematika pada para ibu yang bekerja di RSUP DR. M.Djamil banyak diantara 7

mereka yang merasa bersalah ketika harus bekerja. Perasaan bersalah ditambah dengan tuntutan dari dua sisi, yaitu pekerjaan dan ekonomi rumah tangga sangat berpotensi menimbulkan konflik kerja dan keluarga serta menurunnya komitmen karyawan terhadap organisasi. Pada kenyataannya banyak perawat wanita yang tidak cukup mampu mengatasi hambatan itu, sekalipun dia punya kemampuan teknis cukup tinggi. Karenanya, jika wanita tidak pandai-pandai menyeimbangkan peran ganda tersebut akirnya mereka akan kesusuhan dalam pekerjaannya. Hal ini potensial menimbulkan konflik antara dua peranan atau disebut dengan konflik pekerjaan-keluarga (Work Family Conflict). Timbulnya sebuah konflik biasanya terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk memenuhi tuntutan keluarganya, atau sebaliknya, di mana pemenuhan tuntutan peran dalam keluarga dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam memenuhi tuntutan pekerjaannya. Selain timbulnya konflik pada seorang karyawan, karyawan juga dapat mengalami stress kerja yang akan mempengaruhi kinerja dan komitmen terhadap perusahaan. Pada prakteknya jika stres yang dialami oleh perawat tidak segera teratasi maka akan berdampak buruk terhadap perawat tersebut. Perawat yang berada dalam kondisi stres akan memicu terjadinya burn out yang merupakan kondisi awal kemunculan kelelahan emosional. Dari kondisi yang telah diuraikan di atas, Penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas mengenai analisis pengaruh konflik kerja-keluarga, persepsi dukungan organisasi dan stress kerja terhadap komitmen organisasional yang terjadi pada perawat wanita di RSUP DR. M.Djamil Padang dengan jumlah 8

perawat wanita 715 orang. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka Penulis melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KONFLIK KERJA-KELUARGA, PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA PERAWAT WANITA DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh Konflik Kerja-Keluarga terhadap Komitmen Organisasional pada perawat wanita di RSUP DR.M.Djamil Padang 2. Bagaimana pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Organisasional pada perawat wanita di RSUP DR. M. Djamil Padang. 3. Bagaimana pengaruh Stress Kerja terhadap Komitmen Organisasional pada perawat wanita di RSUP DR.M.Djamil Padang. 4. Faktor apa yang lebih dominan mempengaruhi Komitmen Organisasional perawat wanita di RSUP DR. M. Djamil Padang. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Konflik Kerja-Keluarga terhadap Komitmen Organisasional pada perawat di RSUP DR.M.Djamil Padang 9

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap komitmen organisasional pada perawat wanita di RSUP DR.M.Djamil Padang 3. Untuk mengetahui pengaruh stress kerja terhadap komitmen organisasional pada perawat wanita dirsup DR.M.Djamil Padang 4. Untuk mengetahui faktor mana yang lebih dominan mempengaruhi komitmen organisasional di RSUP DR.M.Djamil Padang 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen sumber daya manusia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referansi untuk pengembangan penelitian kedepannya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan terkait dengan konflik kerja-keluarga, persepsi dukungan organisasi, stres kerja terhadap komitmen organisasional di RSUP DR. M.DJamil Padang. 10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Instalasi Ambun Pagi di RSUP DR.M. Djamil Padang untuk melihat pengaruh konflik kerja-keluarga, persepsi dukungan organisasi,dan stres kerja terhadap komitmen organisasional.. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Terdiri atas kerangka penelitian yang relevan dengan penelitian yaitu konsep konflik, konsep konflik kerja-keluarga, konsep persepsi dukungan organisasi, konsep stres kerja, konsep komitmen organisasional, tinjauan penelitian terdahulu disertai hipotesis dan kerangka konsep. BAB III METODE PENELITIAN Terdiri atas desain penelitian, populasi dan sampel, jenis dan teknik pengumpulan data, definisi operasional, pengukuran variabel dan teknik analisa data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Terdiri dari uraian mengenai gambaran umum perusahaan, hasil yang diteliti, analisa, dan implikasi penelitian. BAB V PENUTUP 11

Terdiri dari kesimpulan, batasan penelitian dan saran-saran yang dianggap perlu. 12