INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S. , P.Total, S.Total, H 2. , Al 2.

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BENER MERIAH DAN KABUPATEN ACEH TENGAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA

PROVINSI MALUKU UTARA

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI SULAWESI UTARA

3. HASIL PENYELIDIKAN

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR S A R I

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

PENYELIDIKAN LOGAM EMAS KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSATENGGARA BARAT

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DENGAN OUTCROP DRILLING DAERAH MUARA SELAYA, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SELATAN, PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB II TINJAUAN UMUM

EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH PAINAN, KABUPATEN PAINAN PROPINSI SUMATERA BARAT

KETERDAPATAN MINERALISASI EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KECAMATAN RAROWATU KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

lajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian mineral logam. Secara umum daerah Pegunungan Selatan ini

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT (PAPUA BARAT)

termineralisasi dan tanah, akan tetapi tidak semua unsur dibahas dalam makalah ini karena tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTAMBANGAN DAN GALIAN KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

Neraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Pajak dan Investasi

3. HASIL PENYELIDIKAN

PENDATAAN SEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN GUNUNG PANI DAN SEKITARNYA KABUPATEN POHUWATO, PROVINSI GORONTALO

SURVEI POLARISASI TERIMBAS (IP) DAN GEOMAGNET DAERAH TELUK SANTONG UTARA, KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM DI DAERAH KABUPATEN PASAMAN DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT PROPINSI SUMATERA BARAT. Oleh : Hotma Simangunsong

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BURU, PROVINSI MALUKU

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

EVALUASI SUMBER DAYA/CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL, DAERAH PULAU LOMBOK, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Oleh : Rudy Gunradi

EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN PASIR BESI DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN. PROVINSI SULAWESI UTARA

PENELITIAN SEBARAN MERKURI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT, KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA S A R I

SURVEI GEOKIMIA TANAH LANJUTAN DAERAH GUNUNG SENYANG KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin

Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

PENELITIAN MINERAL IKUTAN PADA LAPANGAN PANAS BUMI DAERAH DIENG, KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH

PENDATAAN PENYEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN CIBALIUNG, KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

EKEPLORASI UMUM BESI PRIMER DI KECAMATAN RAO, KABUPATEN PASAMAN, PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN DAN KOTA TIDORE MALUKU UTARA

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM DI DAERAH KABUPATEN DONGGALA DAN TOLITOLI PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur. Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai Cimadur

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. resolusi tinggi, metode geokimia yang dapat menganalisa unsur unsur dalam

BAB II GEOLOGI REGIONAL

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

MINERALISASI BIJIH BESI DI KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENYELIDIKAN POTENSI BAHAN GALIAN PADA TAILING PT FREEPORT INDONESIA DI KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH LUBUK JAMBI DAN SEKITARNYA, KABUPATEN INDRAGIRI HULU, PROPINSI RIAU

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI SUMBER DAYA/CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DAERAH S. DAUN, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT SARI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PEMBUATAN PROFIL INVESTASI DI JATENG SERTA PENINGKATAN KERJASAMA DAN PROMOSI PERTAMBANGAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

Transkripsi:

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral logam telah dilakukan di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data sebelumnya, Kabupaten Limapuluh Kota memiliki indikasi logam dasar dan perak di sekitar Hulu Batang Umbilin dan mangan di Desa Hulu Air (Kecamatan Harau). Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung memiliki indikasi logam dasar dan logam mulia di Tanjung Gadang (G.Salo). Disamping indikasi logam, kedua kabupaten ini juga memiliki indikasi bahan galian lain. Dengan adanya indikasi tersebut maka dilakukan pengumpulan data sekunder dikedua wilayah kabupaten dan pendataan primer (uji petik) di Desa Hulu Air dan Tanjung Gadang. Kondisi geologi daerah uji petik di Desa Hulu Air (Kabupaten Limapuluh Kota) secara umum terdiri dari batuan gunungapi (lava dan tufa), serpih dan konglomerat yang mengalami pensesaran normal berarah timur laut-barat daya. Dijumpai ubahan secara setempat namun tidak ditemukan mineralisasi mangan sehingga tidak terbukti adanya indikasi potensi mangan sebagaimana ditunjukkan pada basis data Dinas Pertambangan setempat. Berdasarkan data geokimia batuan, tanah dan endapan sungai aktif, tidak ditemukan kandungan mangan yang signifikan di daerah ini. Daerah uji petik Tanjung Gadang umumnya terdiri dari batuan metamorf (kuarsit, filit dan batusabak), granit dan kuarsa porfir yang mengalami struktur (sesar naik) berarah tenggarabarat laut. Ditemukan adanya indikasi endapan besi berupa bongkahan dan anomali tembaga dari geokimia batuan di sebelah timur daerah Tanjung Gadang. Daerah G. Salo yang diharapkan mengandung mineralisasi logam, tidak terbukti di lapangan. Berdasarkan pengumpulan data sekunder, kedua wilayah kabupaten memiliki potensi bahan galian non logam seperti batugamping, tanah liat, marmer dan granit yang dapat diusahakan karena cadangannya sangat besar dan memungkinkan diolah secara skala kecil. Disamping itu kedua kabupaten juga memiliki cadangan batubara yang cukup besar dengan mutu yang bagus sehingga dapat diusahakan secara skala besar. Indikasi logam yang dikumpulkan diantaranya: besi, mangan dan emas, namun masih perlu diteliti potensinya. Keterdapatan potensi bahan galian ini diharapkan bisa dipromosikan guna menarik minat investor menanamkan modalnya di kedua wilayah kabupaten ini. Pendahuluan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral telah melakukan kegiatan inventarisasi sumber daya mineral secara sistematis per kabupaten yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tahun 2001 melalui Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia. Dalam Tahun Anggaran 2005, pelaksanaan kegiatan inventarisasi diantaranya dilakukan di Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (gambar 1). Kegiatan meliputi pendataan sekunder dan primer atau uji petik. Geologi Regional Wilayah Kabupaten Limapuluh Kota dan Sawahlunto/Sijunjung secara regional termasuk bagian dari sistem Sesar Semangko, dimana mineralisasi dari berbagai jenis dapat ditemukan dan terjadi. Berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu, mineralisasi ditemukan dalam batuan berumur tua (Perm Karbon) hingga batuan berumur Tersier (Eosen Miosen Akhir) di kedua kabupaten ini. 1

Pengumpulan data Berdasarkan data yang ada di Dinas Pertambangan Kabupaten Limapuluh Kota, ditunjukkan adanya indikasi endapan mangan di Desa Uluair, Kecamatan Harau. Atas, atas dasar ini dilakukan uji petik di daerah ini untuk memastikan ada tidaknya endapan mangan tersebut. Sedangkan lokasi uji petik di Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung ditetapkan mencakup wilayah Kecamatan Tanjung Gadang, sekitar bagian selatan Gunung Salo. Penentuan daerah uji petik ini didasarkan atas pertimbangan adanya anomali geokimia logam Cu, Pb, Zn, dan As serta unsur lainnya (Au dan Ag) dalam batuan malihan, granit dan porfir kuarsa (Sumartono dkk., 1994). Dari hasil pendataan sekunder yang dilakukan, kedua wilayah kabupaten ternyata memiliki potensi sumber daya mineral yang cukup beragam dan memiliki cadangan yang besar. Kabupaten Limapuluh Kota memiliki berbagai bahan galian non logam yang dapat dikembangkan, diantaranya: andesit, granit, batugamping, kuarsit, tanah liat, pasir kuarsa dan sirtu. Sedangkan bahan galian logam yang cukup prospek untuk dikembangkan adalah emas, mangan, timah hitam dan perak. Disamping itu, kabupaten ini juga mengandung potensi batubara yang cukup besar (12 juta ton) dengan nilai kalori 5000 hingga 7600 kal/gr, berlokasi di Galugur, Kecamatan Kapur Sembilan, Tanjung Pati dan Nagari Ketinggian Kecamatan Harau (lihat peta potensi bahan galian pada gambar 2). Berdasarkan pendataan sekunder, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung memiliki potensi bahan galian logam, non logam dan batubara yang cukup besar (lihat peta pada gambar 3). Diantara bahan non logam yang dianggap memiliki cadangan cukup besar adalah: andesit, granit, batugamping, tanah liat, marmer dan dolomit. Bahan galian logam yang dianggap prospek untuk dikembangkan diantaranya: emas, bijih besi dan air raksa. Bahan galian batubara juga memiliki cadangan yang cukup besar (28 juta ton) dengan nilai kalori berkisar dari 4000 hingga 6000 kal/gr. Geologi daerah uji petik Berdasarkan pengamatan geologi di daerah uji petik Uluair, ubahan kaolin dijumpai pada batuan gunungapi dan konglomerat, propilit bersama pirit dijumpai dibagian barat laut pada batuan lava andesit (lihat peta geologi dan mineralisasi pada gambar 4). Dari hasil penyelidikan geokimia tanah, batuan dan endapan sungai aktif, secara umum tidak ditemukan kandungan unsur logam yang signifikan. Kecuali unsur Zn (140 204 ppm) dalam batuan namun hanya pada satu lokasi di bagian tengah pada daerah ubahan kaolin (lihat peta Lampiran. dan Mn dalam soil (800 980 ppm) pada dua lokasi (lihat peta Lampiran) serta Mn dalam endapan sungai (1100-1250 ppm) pada dua lokasi conto (lihat peta Lampiran). Dengan demikian Mn memiliki anomali cukup kontras dibandingkan nilai latarbelakang kondisi normal. Sementara pengamatan yang dilakukan di lokasi uji petik Tanjung Gadang menunjukkan adanya beberapa lokasi yang mengindikasikan keterdapatan endapan logam seperti ubahan silisifikasi bersama sulfida dan urat-urat limonit bersama ubahan kaolin. Ubahan tersebut terjadi pada litologi granit, kuarsit dan batusabak (lihat peta geologi, ubahan dan mineralisasi pada gambar 5). Pada aliran sungai di bagian utara daerah penyelidikan dijumpai banyak bongkahan besi yang diduga berasal dari endapan primer di hulu sungai. Hasil analisis kimia terhadap beberapa contoh bongkahan besi menunjukkan kandungan Fe total sebesar 42 % hingga 47 %. Berdasarkan analisis kimia unsur terhadap conto batuan lain menunjukkan sejumlah unsur memiliki kandungan cukup tinggi, seperti Cu dalam batuan ( 2800 ppm 4310 ppm) pada satu lokasi di bagian utara (gambar 6) dan Fe sebesar 38,5 % - 47%, Pb sebesar 590 ppm 939 ppm dan Mn sebesar 2000 ppm 2730 ppm, Zn sebesar 500 ppm 675 ppm Au sebesar 27 ppb 30 ppb, terletak di zona ubahan kaolin/urat-urat limonit pada lokasi yang sama dengan Cu. Dari hasil ini diduga bagian batuan granit yang mengalami ubahan kaolin/limonit menunjukkan indikasi adanya endapan logam. Adanya indikasi endapan logam di Daerah Uji Petik Tanjung Gadang, juga didukung dengan nilai kandungan unsur dalam tanah maupun endapan sungai aktif. Kandungan Au dalam tanah berkisar 15 19 ppb, Cu dalam tanah berkisar 80 101 ppm, Pb dalam tanah 90 115 ppm, Zn 210 226 ppm, dan Au dalam endapan sungai sebesar 5 hingga 10 ppb. Dengan demikian lokasi indikasi endapan logam yang memerlukan penyelidikan tindak lanjut adalah sekitar daerah ubahan kaolin/limonitik pada batuan granit di sebelah utara daerah uji petik Tanjung Gadang. 2

Daftar Pustaka Bemmelen, R. W. van, 1949, The geology of Indonesia, v. 1A, 732 p., Martinus Nijhoff, The Haque. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Limapulu Kota, 2004, Informasi Potensi Bahan Galian/Sumber Daya Mineral. Dinas Pertambangan Sumatera Barat, 2001, Sumberdaya Bahan Galian Propinsi Sumatera Barat. Gambar 1 : Peta Lokasi daerah penyelidikan 3

Gambar 2. Peta Lokasi komoditi bahan galian 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Gambar 3. Peta Sebaran Bahan Galian Daerah Kab. Sawahunto Sijunjung, Prov. Sumatera Barat 4

Gambar 4. Peta geologi dan mineralisasi daerah Uluair, Kec. Marau, Kab. Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Gambar 5. Peta geologi Daerah Tanjung Gadang, Kab. Sawhlunto Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. 5

Gambar 6. Peta sebaran Cu dalam Batuan, Daerah Tanjung Gadang, Kab. Sawhlunto Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. 6